PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

  Tujuan: Membuat asam salisilat dari minyak gandapura Menentukan titik leleh asam salisilat

Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu’nisah Awaliyah,

Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

  

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  

ABSTRAK

Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup

potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri

makanan, minuman, farmasi dan kosmetik Minyak gandapura dimanfaatkan untuk membuat Asam salisilat. Asam salisilat

bermanfaat dalam bidang kesehatan untuk obat. Asam salisilat digunakan sebagai obat karena

pka nya 3, yang berarti asam lemah. Kebanyakan obat-obatan ialah asam lemah atau basa lemah.

  Kata kunci : asam salisilat, gandapura, titik leleh asam salisilat

I. PENDAHULUAN

  Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik (Hernani, 2004).

  Asam salisilat dapat diproduksi dengan beberapa cara sebagai berikut: Proses pembuatan asam salisilat dari Gandapura dengan steam distillation Gandapura (Gaultheria fragrantissima) dikenal juga sebagai oil of wintergreen, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak gandapura memiliki kandungan asam salisilat tinggi, mencapai 93%-98%. Tanaman gandapura tumbuh pada dataran tinggi, 1300- 3300 dpl (Tantia, dkk, dalam Hernani, 2004).

  Pengambilan minyak gandapura dilakukan dengan proses steam distillation yang umumnya beroperasi secara batch. Steam akan membawa minyak gandapura dan saat campuran ini dilewatkan suatu condenser, akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas yang lebih ringan berupa minyak gandapura dan lapisan bawah yang lebih berat berupa air.

  Kelebihan proses: lapisan minyak atsiri bersifat immiscible dari lapisan air stillation, energi yang diperlukan relatif lebih sedikit karena tidak memerlukan proses pemisahan lebih lanjut

  Kekurangan proses: umlah bahan baku fluktuatif dan terbatas, bergantung pada persediaan tanaman gandapura yang tumbuh hanya pada daerah tertentu kukan secara batch sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan kapasitas yang besar

  Asam salisilat banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama sebagai aspirin. Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah yang biasanya dalam larutan terdapat dalam bentuk ion dan bentuk non ion. Molekul obat dalam bentuk non ion biasanya larut dalam lipid dan akan mudah berdifusi pasif melalui membran. Pka adalah pH ynag diperlukan agar suatu obat terionisasi sebesar 50 %,. Asam salisilat dimanfaat untuk pH karena pH nya rendah yaitu 3.00 dan bersifat tidak terlalu asam (Staf Pengajar Departemen Farmakologi, 2004).

  Asam salisilat adalah turunan dari asam karboksilat. Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -COH. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah hidroksil: antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial. Aspirin adalah sebuah asam karboksilat, seperti juga asam oleat. Sifat kimia yang paling menonjol (dari) asam karboksilat ialah keasamaanya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO (pka sekitar 1 atau lebih rendah).

  3 Asam karboksilat adalah asam lemah (pka yang khas adalah sekitar 5) (Fessenden, 1986: 64- 65).

  Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 158 C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15).

II. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

  ALAT DAN BAHAN JUMLAH Corong 1 buah Statif

  1 buah Ring 2 buah Ice bath 1 buah

  Batang pengaduk 1 buah Bunsen 1 buah Batu didih Indikator universal 1 buah

  Kertas saring 1 buah Cawan petri 1 buah Batang pengaduk 1 buah Gelas kimia 2 buah Minyak gandapura 100 % 5 ml NaOH 6M 15 ml Es batu Kaki tiga dan kawat kasa 2 buah H

  2 SO

  4 15 ml Socklet Seperangkat

  H O 13 ml

  2 H

  2 O 90 C 25,7 ml Termometer alkohol 1 buah Termometer raksa 1 buah Kaleng susu yang berisi minyak goreng

  

Langkah kerja:

  1) Masukkan 5 ml minyak gandapura ke dalam labu, tambahkan NaOH 6 M 15 ml dan tambahkan batu didih. Panaskan sampai endapan melarut.

  2) Diamkan sampai dingin, pindahkan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath), kemudian tambahkan H

  2 SO 4 15 ml.

  3) Ukur pH pada sampel. Rentang pH 1-2. 4)

  2 O. Setelah residu dicuci masukkan

  Saringlah sampel, dan cuci residu dengan 13 ml H residu ke dalam gelas kimia dan tambahkan 25,7 ml H O hangat.

  2

  5) Diamkan larutan di dalam ice bath selama 10 menit. 6) Saring dan simpan residu untuk menguji titik lelehnya. 7) Ambil pipa kapiler, masukkan asam salisilat yang sudah dibuat ke dalam pipa kapiler. 8)

  Pipa kapiler diikat dengan termometer raksa, panaskan di dalam kaleng yang berisi minyak goreng untuk menguji titik lelehnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Langkah Kerja Pengamatan 5 ml minyak gandapura + 15 ml NaOH Terbentuk endapan putih Panaskan 5 ml minyak gandapura + 15 ml Endapan melarut NaOH Uji pH pH= 1

  Ditambahkan 15 ml H

  2 SO

  4 Terbentuk endapan putih

  Pengukuran Titik leleh 157 C Asam salisilat dibuat dari minyak gandapura dengan konsentrasi 100 %. Minyak gandapura di reaksikan dengan NaOH 6 M membentuk endapan berwarna putih. Kemudian dipanaskan agar endapan melarut dengan alat yang bernama socklet. Setelah terbentuk endapan, diamkan sampai dingin, pindahkan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath), kemudian tambahkan H

  2 SO 4 15 ml. Setelah penambahan H

  2 SO 4 mengukur pH pada sampel.

  pH yang didapat yaitu 1, pH yang baik yaitu pada nilai 2.

  Berdasarkan teori, pka asam salisilat adalah 3 karena menunjukkan keasamannya yang lemah. Sedangkan saat pembuatan pH nya 1, oleh karena itu apabila dalam pembuatan asam salisilat ph yang baik adalah 2, karena tingkat keasamannya tidak terlalu tinggi.

  Kemudian setelah mengukur pH, menyaring sampel dan mencuci residu dengan 13 ml H

2 O. Setelah mencuci residu, residui masukkan ke dalam gelas kimia dan tambahkan 25,7 ml

  H O hangat. Diamkan larutan di dalam ice bath selama 10 menit dan melakukan penyaringan

  2

  kembali sampel untuk mendaptkan asam salisilat. Residu atau endapan yang terbentuk yaitu berwarna putih, bila di pegang tekstur seperti bubuk bedak, atau obat dalam bentuk serbuk.

  Asam salisilat telah selesai dibuat, dan segera di uji titik lelehnya. Menguji titik leleh asam salisilat dilakukan dengan cara yaitu, menggunakanl pipa kapiler dan asam salisilat dimasukkan pipa kapiler setinggi 0,5 cm. Pipa kapiler diikat dengan termometer raksa, dan dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi minyak goreng untuk menguji titik lelehnya. Didapatlah titik leleh metil salisiat yang dibuat yaitu 157 C

  Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 158 C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15).

  Perbedaannya hanya sedikit, presentase kesalahan sebesar 0,6 %. Presentase kesalahan di dapatkan dari = 0,6 % IV.

   KESIMPULAN

  Dengan demikian, berdasarkan data hasil percobaan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Asam salisilat dapat dibuat dari minyak gandapura yang konsentrasinya 100 %.

  2) Asam salisilat atau asam salisilat digunakan untuk obat yaitu aspirin karena pH nya yang rendah karena kebaanyakan obat adalah asam lemah atau basa lemah.

  3) Titik leleh asam salisilat 157 C.

V. DAFTAR PUSTAKA

  Fessenden & Fessenden. 1986. KIMIA ORGANIK Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

  Pujaatmaka, Hadyana A, dkk. 1993. KIMIA PANGAN. Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Staf pengajar departemen farmakologi fakultas kedokteran universitas sriwijaya.2004. KUMPULAN KULIAH FARMAKOLOGI, Ed 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

  Hernani.2004. GANDAPURA :PENGOLAHAN, FITOKIMIA, MINYAK ATSIRI DAN DAYA HERBISIDA.

  kses 15 April 2014.

  Tantia, dkk. 2004. Prarancangan Pabrik Asam salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun.

  

.

  diakses 15 April 2014.