PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN KERUPUK

(1)

by:

DWI KURNIAWAN

Home business industry is the existence of micro enterprises in Indonesia is increasingly gaining the attention of the government and society so that the number is increasing. To get a product that has a good quality of the industrial system or operating system in the manufacture of crackers need to be addressed, in addition to keeping the engine can work optimally we need to hold a care and maintenance of the machines used for the production of crackers.

In making the cracker dough mixing machine used materials are: iron plate, angle steel, and stainless steel plate. Where the iron plate and angle iron used to make the frame and the motor holder, while the stainless steel plate is used to make dough crackers tank. The first step in making this machine is making an image, followed by the cutting of materials that have been measured. Once all the ingredients are available, switching performed at each section to be formed into a framework. Furthermore assembly process to attach the parts of the device. Total cost to make this machine is Rp. 3.300.000, -


(2)

ABSTRAK

PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN KERUPUK Oleh:

DWI KURNIAWAN

Usaha home industri merupakan usaha mikro yang keberadaannya di Indonesia

semakin mendapatkan perhatian pemerintah dan masyarakat sehingga jumlahnya semakin banyak. Untuk mendapatkan produk yang memiliki kualitas yang baik maka sistem industri atau sistem operasional dalam pembuatan kerupuk perlu dibenahi, selain itu untuk menjaga agar mesin bisa bekerja secara optimal maka perlu diadakan suatu perawatan dan pemeliharaan terhadap mesin yang digunakan untuk produksi kerupuk.

Dalam membuat mesin pengaduk adonan kerupuk bahan yang digunakan ialah:

besi plat, besi siku, dan plat stainless steel. Besi plat dan besi siku digunakan

untuk membuat kerangka dan dudukan motor penggerak, sedangkan plat stainless

steel digunakan untuk membuat bak penampung adonan kerupuk. Langkah pertama dalam membuat mesin ini adalah pembuatan gambar, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan bahan yang telah diukur. Setelah semua bahan tersedia, dilakukan penyambungan pada tiap-tiap bagian untuk dibentuk menjadi kerangka. Selanjutnya adalah proses perakitan bagian-bagian dari alat tersebut.

Total biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin ini adalah

Rp. 3.300.000,-


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini banyak pelaku usaha kecil menengah dibidang pembuatan kerupuk yang mulai gulung tikar karena mereka tidak mampu memenuhi biaya oprasional yang tinggi untuk membeli mesin pengaduk adonan kerupuk dengan kapasitas besar, sedangkan pesanan para pelanggan semakin banyak dengan batas waktu pengerjaan yang singkat. Untuk membantu para pengusaha kerupuk tersebut, maka dibuat mesin pengaduk adonan kerupuk yang harganya terjangkau. Pembuatan mesin didesain dengan bentuk yang lebih sederhana dan perawatannya lebih mudah, sehingga pengusaha kerupuk dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan untung yang besar.

Dengan melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk merancang dan membuat mesin pengaduk adonan kerupuk. Mesin ini dirancang menggunakan

motor listrik dengan kapasitas 1/2 Hp sebagai penggeraknya dan stainless steel

sebagai bak penampung dan porosnya. Putaran dari motor listrik ditransmisikan ke gear box melalui bantuan pulley dan sabuk V-belt. Putaran tersebut diteruskan ke poros pengaduk dengan menggunakan kopel.


(4)

Sebelum pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini dilakukan, langkah pertama yang dikerjakan adalah membuat gambar mesin pengaduk adonan

kerupuk dengan program Autocad. Dengan adanya gambar mesin maka

pembuatan mesin ini akan semakin mudah.

B. Tujuan Proyek Akhir

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam proyek akhir ini adalah :

1. Membuat mesin pengaduk adonan kerupuk.

2. Mengetahui cara kerja dari mesin pengaduk adonan kerupuk.

C. Batasan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan masalah teknologi, maka proyek akhir ini hanya membahas tentang pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk.

D. Sistematika penulisan

Penulisan proyek akhir ini dibagi dalam lima bab, yaitu :

I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan latar belakang, tujuan proyek akhir, batasan masalah dan sistematika penulisan.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan teori-teori yang diperlukan dalam penyusunan laporan proyek akhir ini.


(5)

III. METODOLOGI PEMBUATAN

Dalam bab ini berisikan tentang waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan, prosedur pembuatan, serta alur kerja proyek akhir.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk dari tahap awal sampai akhir.

V.PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA


(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kerupuk

Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di Indonesia adalah Kerupuk udang dan kerupuk ikan. Kerupuk kulit adalah kerupuk yang tidak dibuat dari adonan tepung tapioka, melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan. Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk kulit dan Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng karena krupuk perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.


(7)

Gambar 1. Kerupuk.

B. Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk

Mesin ini digunakan untuk mengaduk adonan kerupuk seperti : tepung, bumbu, air, dan sebagainya sehingga tercampur merata dan siap dicetak dengan baik.

Mesin yang penulis gambar ini lebih mengutamakan aspek kesederhanaan dan bentuk yang ringkas sehingga pembuatan dan operasional mesin tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan dapat dijangkau para pedagang kecil menengah.

Cara kerja mesin pengaduk adonan kerupuk adalah sebagai berikut :

Pada saat motor dihidupkan motor akan berputar sesuai dengan putaran motor,

yang kemudian putaran pada motor tersebut ditransmisikan ke gear box melalui

bantuan pulley dan sabuk V-belt dimana gear box tersebut akan memutar poros


(8)

dihubungkan dengan menggunakan kopel. Mesin pengaduk adonan kerupuk ini dibuat menggunakan penggerak motor listrik berkapasitas 1/2 Hp.

Dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk menggunakan beberapa komponen elemen mesin yang sangat berpengaruh dalam pembuatan mesin ini, semua elemen mesin ini bisa didapatkan di toko-toko peralatan mesin. Beberapa komponen elemen mesin tersebut antara lain (Zainudin Ahmad, 2006).

B.1. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.

Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

B.2. Transmisi

Transmisi yang digunakan yaitu :

Gear Box atau reducer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan dari putaran motor penggerak atau mesin penggerak. Momen yang


(9)

dihasilkan oleh motor penggerak atau mesin mendekati tetap, sementara tenaga bertambah sesuai dengan putaran mesin. Untuk mengurangi beban langsung

terhadap penggerak makadiperlukan gear box untuk mengatasi hal ini, dengan

cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi). Ada banyak jenis perbandingan kecepatan putarnya, diantaranya: 1 : 10, 1 : 20, 1 : 30 dan masih banyak perbandingan lainnya. Maksud dari 1 : 10 adalah 10 kali putaran poros pada

penggerak (motor) diubah menjadi 1 kali putaran pada poros gear box (reducer).

B.3. Poros

Poros merupakan bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Dalam hal ini poros dibedakan menjadi:

B.3.1. Poros Dukung

Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros berhenti dan poros

berputar. Elemen mesin berputar seperti cakera tali dan pulley sabuk mesin,

piringan kabel, teromol kabel, roda jalan dan roda gigi dipasang berputar terhadap poros dukung tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Pada umumnya poros dukung itu tetap pada salah satu ujungnya atau kedua ujungnya ditumpu dan sering ditahan terhadap perputaran. Poros dukung umumnya dibuat

dari baja bukan paduan (Fe 490) terkadang dari baja paduan misalnya baja nikel


(10)

B.3.2. Poros Transmisi

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

B.3.3. Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

B.3.4. Spindel

Poros Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya adalah beban puntiran atau yang biasa disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

B.3.5. Macam-macam poros menurut bentuknya Menurut bentuknya poros dapat dibedakan atas:

 Poros luar umum

 Poros engkol sebagai poros utama

 Poros luwes untuk transmisi yang kecil

B.3.6. Macam-macam poros menurut pembebanan


(11)

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban.

 Poros dengan beban puntir

Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.

 Poros dengan pembebanan lentur murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.

B.3.7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah poros

 Kekuatan poros

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur

(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.

Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.

 Material poros

Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada

umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit


(12)

baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

 Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan

mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)

dan suara (noise).

Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

B.4. Bantalan

Tempat sebuah poros ditumpu, dinamakan tap-poros atau leher poros (journal),

elemen yang menumpu dinamakan bantalan. Bantalan ini dapat dipasang di dalam mesin dimana poros termasuk atau dalam suatu elemen yang terpisah yang dipondasikan yang dinamakan blok bantalan, blok atau dengan singkat bantalan. Dalam bantalan umumnya bekerja gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan bantalan radial. Kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu dinamakan bantalan aksial. Pada poros vertikal nama yang diberikan adalah bantalaan pivot. Juga terdapat kombinasi gaya aksial dan gaya radial.


(13)

Gambar 2. Bantalan.

C. Proses Produksi

C.1. Pemotongan

Pemotongan dilakukan terhadap besi siku yang digunakan sebagai kerangka mesin. Untuk pemotongan pelat kita menggunakan gerinda potong, gergaji besi, gunting pelat dan terkadang menggunakan mesin las asitilin.

C.2. Pengelasan

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah atau lebih logam dasar (base

metal) dengan cara pencairan material tersebut melalui masukan panas (het input). C.2.1. Las listrik

Elektroda-elektroda yang digunakan untuk menekan benda kerja dengan tekanan yang cukup arus listrik akan mencairkan benda kerja sehingga membentuk paduan yang kokoh. Bentuk hasil pengelasan ditentukan oleh bentuk-bentuk elektroda. Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan


(14)

pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: (Daryanto, 1987).

a. Mesin las arus searah (DC)

Pesawat las arus searah (DC) dapat berupa pesawat transformator rectifier,

pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin maupun pesawat pembangkit

lstrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Mesin las DC ada dua macam, yaitu las stasioner dan mesin las portable. Mesin

las stasioner biasanya digunakan pada tempat-tempat atau bengkel yang

mempunyai jaringan listrik permanen. Adapun mesin las portable yang

mempunyai bentuk relatif lebih kecil biasanya digunakan untuk proses pada tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik.

b. Mesin las arus bolak balik (AC)

Mesin las arus AC meperoleh busur nyala dari transformator dimana di dalam

pesawat ini arus dari jaring-jaring listrik diubah menjadi arus bolak-balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas sehingga

mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Mesin las ini mempunyai dua

buah kumparan primer dililit oleh kawat tembaga berukuran lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit dan di dalam transformator terdapat sebuah inti besi yang dapat digerakkan untuk mengatur besarnya arus listrik dalam pengelasan.

C.2.2. Las Oksi Asitilin

Pengelasan dengan oksi asitilin adalah proses secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas


(15)

asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam

pengisi. Proses penyambungannya dapat dilakukan dengan tekanan. Pembakaran

gas C2H2 oleh oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi

sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang

baik perlu melakukan pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2

ditambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari suhu titik lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Oleh karena itu las ini sangat baik untuk memotong logam. Namun, pemotongan dengan las ini tidak baik untuk

memotong baja paduan misalnya steinless steel yang sangat peka terhadap

oksidasi.

C.2.3. Teknik Pengelasan

Sebelum proses pengelasan dilaksanakan sebaiknya mengetahui tentang teknik-teknik pengelasan untuk mengurangi tingkat kegagalan pada proses pengelasan. Dalam mengelas pelat tipis, teknik-teknik ini sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang harus diketahui tentang teknik pengelasan antara lain :

a. Menentukan arus tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan yang

diatur sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dikarenakan penggunaan tegangan tidak boleh terlalu tinggi hanya sekitar 55 volt sampai 85 volt. Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las. Tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan tinggi. Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung-ujung terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt, tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila


(16)

nyala busur listrk sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt, tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Semakin besar diameter elektoda maka semakin besar pula arus yang terjadi.

b. Menyalakan dan mematikan elektroda

Untuk menyalakan atau membuat busur listrik perlu diperhatikan jenis mesin las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan adalah mesin las AC, maka cara menyalakan dengan mengggoreskan elektroda yang terjepit pada penjepit elektroda pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massa. Adapun cara menyalakan mesin las arus DC dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun. Elektroda digerakkan lurus ke bawah sampai menyentuh benda kerja kemudian diangkat setinggi diameter elektroda.

C.3. Penggerindaan

Penggerindaan adalah proses menghaluskan permukaan material yang dilakukan oleh betu gerinda dengan jumlah mata potongan yang tak terhitung yang

merupakan serbuk abrasifdi permukaannya.

Pada dasarnya mesin gerinda berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata dan halus, khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin perkakas. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang berdiri serta ada gerinda tangan. Yang dimaksud mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang pemasangannya diikat dengan baut pada bangku kerja, sedangkan mesin gerinda berdiri adalah mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi.


(17)

C.4. Pengeboran (Drilling)

Pengeboran (drilling) dilakukan pada kerangka mesin bertujuan sebagai tempat

dudukan baut. Pengeboran dilakukan agar komponen mesin dapat dibongkar pasang saat terjadi kerusakan sehingga dapat diganti dengan hanya melepas komponen yang rusak saja.


(18)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil proses pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah alat yang digunakan untuk

mencampur semua bahan-bahan pembuat adonan kerupuk, alat ini memakai mesin penggerak motor listrik berkapasitas ½ Hp.

2. Pada proses pembuatan kerangka mesin ini, bahan yang digunakan adalah

besi siku dengan tebal 4 mm dan lebar 4 cm. Proses penyambungan kerangka ini menggunakan cara pengelasan.

3. Setelah dilakukan pengujian, mesin pengaduk adonan ini mampu

menghasilkan maksimal 15 kg adonan kerupuk dalam waktu 50 menit.

4. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin pengaduk adonan kerupuk

ini adalah Rp. 3.300.000,- apabila dibandingkan dengan mesin pengaduk adonan kerupuk yang sudah ada dipasaran dengan kapasitas yang sama, mesin ini relatif lebih murah karena harga mesin yang ada dipasaran berkisar Rp. 10.000.000,-


(19)

B. Saran

Dari hasil proses pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini, penulis memberikan beberapa saran yaitu :

1. Sebaiknya bak pengadukan diberi tutup agar pada saat proses pengadukan

dilakukan kotoran tidak masuk kedalam bak.

2. Pembuatan dudukan motor listrik dan gear box pada kerangka harus

sejajar atau lurus agar pada saat perakitan komponen lebih mudah.

3. Sebaiknya celah antara poros pengaduk dengan dinding bak penampung

dibuat lebih rapat, hal ini dilakukan untuk mengurangi adonan yang menempel pada dinding bak penampung pada saat dilakukan pengadukan.


(20)

(Laporan Proyek Akhir)

Oleh:

DWI KURNIAWAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Ahli Madya (A.Md.)

Pada

Program Studi Diploma III Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(21)

III. METODE PEMBUATAN

A. Waktu dan Tempat

Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini membutuhkan waktu 1 bulan 12 hari, terhitung dari tanggal 1 November 2012 sampai tanggal 13 Desember 2012.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah sebagai berikut :

B.1. Alat

Adapun beberapa alat yang digunakan untuk proses pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini, antara lain yaitu :

B.1.1. Mistar siku

Mistar siku digunakan untuk mengukur besi siku dalam pembuatan kerangka mesin dan lain-lain.


(22)

Gambar 3. Mistar siku.

B.1.2. Gergaji besi

Gergaji besi digunakan untuk memotong besi siku yang telah diukur.

Gambar 4. Gergaji besi.

B.1.3. Gerinda

Gerinda ini digunakan untuk meratakan bagian-bagian yang sudah dipotong dan dilas.


(23)

Gambar 5. Gerinda.

B.1.4. Mesin las listrik

Mesin las digunakan untuk menyambung besi siku yang akan disatukan untuk membuat desain yang telah ditentukan.

Gambar 6. Mesin las listrik.

B.1.5. Mesin bor tangan

Mesin bor tangan digunakan untuk melubangi bagian-bagian yang akan diinginkan untuk pemasangan sebuah baut dan bagian lainnya sebagai pengikat.


(24)

Gambar 7. Mesin bor tangan.

B.1.6. Kunci pas

Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut dan mur pada bearing, motor

penggerak, dan gear box.

Gambar 8. Kunci pas.

B.1.7. Meteran


(25)

Gambar 9. Meteran.

B.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah sebagai berikut :

Table 1. Bahan dan material mesin pengaduk adonan kerupuk.

No Bahan Dimensi Jumlah Keterangan

Pembelian Pembuatan

1 Pulley

PulleyGear

Box,D = 10 cm 1 Pcs Beli jadi Siap pasang

Pulley motor listrik,

D = 5 cm 1 Pcs Beli jadi Siap pasang

2 Motor listrik ½ Hp 1 unit Beli jadi Siap pasang

3 Gear Box 1:50 1 Pcs Beli jadi Siap pasang


(26)

5 Poros

D= 1 inchi

D= 10 mm 2 pcs Beli jadi Dipotong

6

Plat stainles

steel

400x300x5

mm 2 pcs Beli jadi Dipotong

7

Plat stainles

steel

1500x400x2

mm 1 pcs Beli jadi Dipotong

8 Bearing UCP 205 2 pcs Beli jadi Siap pakai

9 Plat baja 2 pcs Beli jadi Dipotong

10 Bearing UCF 205 2 pcs Beli jadi Siap pakai

11 Kuas I pcs Beli jadi Siap pakai

12 Cat 1 kaleng Beli jadi Siap pakai

13 Kawat las 2 pcs Beli jadi Siap pakai

14 V-Belt A-35 1 pcs Beli jadi Siap pakai

15 Mur dan

baut

12 dan 14 mm 18 pcs Beli jadi Siap pakai

C. Prosedur Pembuatan

Langkah-langkah pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah sebagai berikut :


(27)

C.1. Tahap membuat gambar

Dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini, tahap kerja utama yang dilakukan adalah membuat gambar mesin. Tujuan pembuatan gambar ini untuk mempermudah pembuatan sesuai dengan keinginan dan langkah kerja.

C.2. Tahap pembuatan

Setelah tahap membuat gambar selesai langkah selanjutnya adalah membuat mesin pengaduk adonan kerupuk. Adapun tahap pembuatannya meliputi :

a. Proses pemotongan. b. Proses pengelasan. c. Proses pengeboran.

a. Proses Pemotongan.

1. Memotong besi siku sebanyak 2 batang dengan ukuran 84 cm, 2

batang dengan ukuran 60 cm, dan 2 batang dengan ukuran 48 cm untuk ketinggian kerangka.

2. Memotong besi siku sebanyak 5 batang dengan ukuran 64 cm, untuk

panjang kerangka.

3. Memotong besi siku sebanyak 2 batang untuk bagian atas dan 2 batang

untuk bagian bawah dengan ukuran 40 cm, untuk panjang kerangka

pada dudukan motor listrik dan gear box.

4. Memotong 2 batang besi siku dengan ukuran 40 cm, untuk dudukan


(28)

5. Memotong 2 batang besi siku dengan ukuran 40 cm, untuk dudukan

gear box.

6. Memotong 10 batang besi siku dengan ukuran 50 cm untuk lebar

kerangka.

7. Memotong plat stainless steel dengan ukuran 1500 x 400 x 2 mm dan

400 x 300 x 5 mm untuk bak pengaduk.

Gambar 10. Kerangka Mesin.

b. Proses Pengelasan.

Setelah semua besi siku terpotong barulah melakukan penyambungan untuk dijadikan suatu kerangka, proses penyambungan kerangka tersebut

menggunakan las listrik. Kemudian plat stainless steel di las untuk


(29)

c. Proses Pengeboran.

Setelah menjadi sebuah kerangka mesin, baru dilakukan pengeboran untuk

dudukan baut-baut mesin. Pengeboran dilakukan agar komponen mesin

dapat dibongkar pasang saat terjadi kerusakan sehingga dapat diganti dengan hanya melepas komponen yang rusak saja. Proses pengeboran ini hanya menggunakan mata bor 12 dan 14 mm.

C.3. Tahap perakitan

Tahap perakitan merupakan tahap pemasangan bagian-bagian mesin yang dibuat menjadi satu kesatuan. Adapun tahap perakitannya meliputi :

C.3.1. Pemasangan bearing pada poros

Pemasangan bearing pada poros ini dilakukan agar poros dapat berputar dengan

baik.

C.3.2. Pemasangan pulley pada gear box dan motor listrik.

Pemasangan pulley pada gear box dan motor listrik ini dilakukan untuk

mentransmisikan putaran yang dihasilkan oleh motor listrik ke gear box

selanjutnya diteruskan ke poros.

C.3.3. Pemasangan kopel.

Pemasangan kopel ini dilakukan untuk meneruskan putaran dari gear box ke

poros.


(30)

C.3.4. Pemasangan menjadi satu antaraporos dan bak penampung adonan.

Pemasangan poros dilakukan dengan melubangi bak penampung adonan terlebih dahulu, kemudian poros dimasukkan kedalam bak penampung. Setelah itu dilakukan pengelasan poros pengaduk adonan pada poros.

C.3.5. Pemasangan gear box dan motor listrik pada kerangka.

Pemasangan gear box dan motor listrik ini dilakukan untuk meneruskan putaran

yang dihasilkan oleh motor listrik ke gear box dengan bantuan sabuk v-belt dan

pulley, kemudian putaran tersebut diteruskan ke poros.

C.4. Finishing

Setelah semua bagian mesin selesai dirakit, mulai dari pembuatan kerangka sampai pemasangan komponen mesin, sehingga menjadi suatu alat pengaduk

adonan kerupuk yang sempurna. Pada tahap finishing ini yang dilakukan adalah

penggerindaan pada bagian yang tidak rata dari hasil proses pemotongan dan pengelasan, kemudian melakukan proses pengamplasan, setelah diamplas kerangka tersebut dibersihkan, kemudian melakukan proses selanjutnya yaitu proses pengecatan sebagai hasil akhir.

C.5. Tahap pengujian

Setelah semua komponen-komponen mesin tersebut terpasang dan menjadi suatu mesin pengaduk adonan kerupuk yang sempurna, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian. Pengujian mesin ini dilakukan dengan mengaduk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerupuk.


(31)

Pembuatan Laporan Persiapan alat dan bahan

Pengujian mesin

Pengumpulan komponen-komponen mesin

Pembuatan Mesin

Pengambilan Data D. Diagram Alur Proyek Akhir

Adapun proses pengerjaan proyek akhir ini terlampir didalam diagram alur berikut ini :

Gambar 11. Alur Kerja proyek akhir. Mulai

Selesai


(32)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerupuk ... 5

2. Bantalan ... 11

3. Mistar Siku ... 17

4. Gergaji Besi ... 17

5. Gerinda ... 18

6. Mesin Las Listrik ... 18

7. Mesin Bor Tangan ... 19

8. Kunci Pas ... 19

9. Meteran ... 20

10.Kerangka Mesin ... 23

11.Alur Kerja Proyek Akhir...26

12.Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk...27

13.Gambar Autocad Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk...28


(33)

KERUPUK

(Laporan Proyek Akhir)

Oleh:

DWI KURNIAWAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(34)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MENGESAHKAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv


(35)

B. Tujuan Proyek Akhir ... 2

C. Batasan Masalah... 2

D. Sistematika Penulisan ... 2

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk ... 4

B. Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ... 5

B.1. Motor Listrik... 6

B.2. Transmisi... 6

B.3. Poros... 7

B.4. Bantalan... 10

C. Proses Produksi... 11

C.1. Pemotongan ... 11

C.2. Pengelasan ... 11

C.2.1. Las listrik... 11

C.2.2. Las Oksi Asitilin... 12

C.2.3. Teknik Pengelasan... 13

C.3. Penggerindaan ... 14

C.4. Pengeboran (Drilling) ... 15

III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat ... 16


(36)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembuatan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ... 27

B. Pembahasan ... 32 C. Perawatan ... 34

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z. 2006. Elemen Mesin I. Refika Aditama. Bandung.

Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkel. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugianto. 2013. Pengujian Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk. Universitas


(38)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bahan dan Material Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ... 20

2. SpesifikasiMesin pengaduk Adonan Kerupuk... 29

3. Perencanaan Dimensi Pembuatan Kerangka ... 31


(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua Penguji : Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Jorfri Boyke S. S.T., M.T. ...

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

Dr. Ir. Lusmelia Afriani, D.E.A NIP 19650510 199303 2 008


(40)

Judul Proyek Akhir : PEMBUATAN MESIN PENGADUK

ADONAN KERUPUK

Nama Mahasiswa :

DWI KURNIAWAN

Nomor Pokok Mahasiswa : 0905101008

Program Studi : DIII Teknik Mesin

Jurusan : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI

Ketua Program Studi

Diploma III Teknik Mesin Dosen Pembimbing

Zulhanif, S.T., M.T. Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T

NIP.197304022000031002 NIP. 196405062000031001

MENGETAHUI Ketua Jurusan Teknik Mesin

Harmen Burhanuddin, S.T., M.T. NIP. 196906202000031001


(41)

MOTTO

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya

Malam dan siang terdapat tanda-

tanda bagi orang yang berakal.”

( QS. Ali-Imran, 190 )

” Sesungguhnya orang yang d

idalam hatinga tak ada lagi secuil

cahaya al-

quran, niscaya ia ibarat rumah kosong yang roboh.”

( HR. Tarmidzi )

Jangan pernah menyakiti hati dan perasaan orang lain, jika

Hati dan perasaan kita tidak ingin disakiti.

( Dwi Kurniawan )

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

( Dwi Kurniawan )


(42)

Dengan kerendahan hati Dan

Harapan meraih ridho illahi robbi Ku persembahkan karya kucil ini untuk

Kedua orang tuaku tercinta

Yang telah memberikan kasih sayang kepadaku, Selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik untukku.

Kakakku

Yang telah memberikan kasih sayang, canda tawa dan semangat Agar menjadi adik yang bijaksana.

Keluarga besar

Yang turut mensuport juga membantu, baik suka maupun duka dan juga kawan – kawan seperjuangan angkatan 2009 D3 Teknik Mesin.

Almamater Tercinta

Dimana tempat ku belajar dan menimba ilmu sungguh proses yang sangat berharga. Inilah saaya dengan hasil sementara masih jauh dari kata sempurna


(43)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Kurniawan, lahir di Bandar Lampung, pada hari sabtu 30 Maret 1991, sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Dari pasangan Ayahanda Y. Jaka Purwanto dan Ibunda Sugiyati

Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan sekolah dasar di SDN 2 Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama di SLTPN 1 Gedong Tataan, Pesawaran dan menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Auotomotif di SMK 2 Mei Bandar Lampung pada tahun 2008.

Tahun 2009 penulis diterima menjadi mahasiswa DIII Teknik Mesin Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Non Reguler. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM). Pada tanggal 01 Juli 2011 penulis

melakukan Kerja Praktek (KP) di PT. Great Giant Livestock, dengan metode

“Perawatan Mesin Chopper Pencacah Rumput”. Pada bulan november 2012

Penulis melaksanakan tugas akhir (TA) dengan metode “ Pembuatan Mesin


(44)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW beserta para sahabat dari dulu hingga akhir nanti..

Hal yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul “Pembuatan mesin

pengaduk adonan kerupuk”. Tugas Akhir (TA) ini selain memang merupakan syarat akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) pada program studi Diploma D3 Teknik Mesin Universitas Lampung, mahasiswa juga dapat memperoleh pengalaman dan penguasaan teknik proses pembuatan mesin tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis selama melaksanakan Tugas Akhir (TA) diantaranya :


(45)

1. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

2. Bapak Harmen Burhanuddin, S.T., M.T., Sebagai Ketua Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

3. Bapak Zulhanif, S.T., M.T., Ketua Program Diploma III Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T., Selaku pembimbing Tugas

Akhir (TA) ini.

5. Bapak Jorfri Boyke Sinaga, S.T., M.T., Selaku penguji Tugas Akhit (TA)

ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin yang telah membimbing

dan memberikan ilmunya sehingga Tugas Akhir (TA) ini dapat terselesaikan.

7. Kedua Orang Tua beserta Keluarga yang saya cintai yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

8. Rizky Triani terima kasih atas do’a dan semangatnya.

9. Sugianto selaku teman dalam melaksanakan Tugas Akhir (TA) ini.

10.Irsyad (bandot) dan Sepri (curut) yang turut membantu pikiran serta tenaga

dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini.

11.Kak Agus selaku pemilik bengkel las dan bubut terima kasih atas

bantuannya.


(46)

13.Teman-teman angkatan 2009 yang banyak memberikan motivasi dalam terselesaikannya Tugas Akhir (TA) ini.

14.Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam pembuatan Tugas Akir ini.

Penulis menyadari bahwa isi laporan Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan Tugas Akhir (TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis, Universitas, dan orang lain. Amin!!!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,

Dwi Kurniawan NPM.0905101008


(1)

MOTTO

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya

Malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.”

( QS. Ali-Imran, 190 )

” Sesungguhnya orang yang d

idalam hatinga tak ada lagi secuil

cahaya al-

quran, niscaya ia ibarat rumah kosong yang roboh.”

( HR. Tarmidzi )

Jangan pernah menyakiti hati dan perasaan orang lain, jika

Hati dan perasaan kita tidak ingin disakiti.

( Dwi Kurniawan )

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

( Dwi Kurniawan )


(2)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati Dan

Harapan meraih ridho illahi robbi Ku persembahkan karya kucil ini untuk

Kedua orang tuaku tercinta

Yang telah memberikan kasih sayang kepadaku, Selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik untukku.

Kakakku

Yang telah memberikan kasih sayang, canda tawa dan semangat Agar menjadi adik yang bijaksana.

Keluarga besar

Yang turut mensuport juga membantu, baik suka maupun duka dan juga kawan – kawan seperjuangan angkatan 2009 D3 Teknik Mesin.

Almamater Tercinta

Dimana tempat ku belajar dan menimba ilmu sungguh proses yang sangat berharga. Inilah saaya dengan hasil sementara masih jauh dari kata sempurna


(3)

v

RIWAYAT HIDUP

Dwi Kurniawan, lahir di Bandar Lampung, pada hari sabtu 30 Maret 1991, sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Dari pasangan Ayahanda Y. Jaka Purwanto dan Ibunda Sugiyati

Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan sekolah dasar di SDN 2 Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama di SLTPN 1 Gedong Tataan, Pesawaran dan menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Auotomotif di SMK 2 Mei Bandar Lampung pada tahun 2008.

Tahun 2009 penulis diterima menjadi mahasiswa DIII Teknik Mesin Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Non Reguler. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM). Pada tanggal 01 Juli 2011 penulis melakukan Kerja Praktek (KP) di PT. Great Giant Livestock, dengan metode “Perawatan Mesin Chopper Pencacah Rumput”. Pada bulan november 2012 Penulis melaksanakan tugas akhir (TA) dengan metode “ Pembuatan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk”.


(4)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW beserta para sahabat dari dulu hingga akhir nanti..

Hal yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul “Pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk”. Tugas Akhir (TA) ini selain memang merupakan syarat akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) pada program studi Diploma D3 Teknik Mesin Universitas Lampung, mahasiswa juga dapat memperoleh pengalaman dan penguasaan teknik proses pembuatan mesin tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis selama melaksanakan Tugas Akhir (TA) diantaranya :


(5)

1. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

2. Bapak Harmen Burhanuddin, S.T., M.T., Sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

3. Bapak Zulhanif, S.T., M.T., Ketua Program Diploma III Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T., Selaku pembimbing Tugas Akhir (TA) ini.

5. Bapak Jorfri Boyke Sinaga, S.T., M.T., Selaku penguji Tugas Akhit (TA)

ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin yang telah membimbing dan memberikan ilmunya sehingga Tugas Akhir (TA) ini dapat terselesaikan.

7. Kedua Orang Tua beserta Keluarga yang saya cintai yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

8. Rizky Triani terima kasih atas do’a dan semangatnya.

9. Sugianto selaku teman dalam melaksanakan Tugas Akhir (TA) ini.

10.Irsyad (bandot) dan Sepri (curut) yang turut membantu pikiran serta tenaga dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini.

11.Kak Agus selaku pemilik bengkel las dan bubut terima kasih atas bantuannya.


(6)

13.Teman-teman angkatan 2009 yang banyak memberikan motivasi dalam terselesaikannya Tugas Akhir (TA) ini.

14.Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam pembuatan Tugas Akir ini.

Penulis menyadari bahwa isi laporan Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan Tugas Akhir (TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis, Universitas, dan orang lain. Amin!!!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,

Dwi Kurniawan NPM.0905101008