Pengantar Teori Ekonomi Makro

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

  _____________________________________________________________________

  Satuan Acara Perkuliahan 2 Tujuan kegiatan belajar ini adalah untuk membahas : Akar Ilmu Ekonomi Makro

  • Definisi Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro

  

Permasalahan Dalam Ekonomi Makro

Deskripsi Singkat :

  Bagian BAB ini adalah penjelasan lanjutan dari uraian BAB pendahuluan sebelumnya, dan bagian ini berisi tentang sejarah timbulnya ekonomi makro, perbedaan makro dan mikro serta permasalahan dalam ekonomi makro. Pendalaman tentang akar masalah ekonomi makro, perbedaan ekonomi makro dan mikro serta permasalahan dalam ekonomi makro merupakan pemahaman awal dalam mempelajari ekonomi makro. Pendahuluan ekonomi makro ini membantu dan untuk mempermudah kita dalam menggambarkan definisi ekonomi makro serta perbedaan ekonomi makro dan mikro.

  Kegiatan Belajar-Mengajar:

  1. Dosen menjelaskan pokok, sub pokok bahasan dan TIK pertemuan

  2. Dosen menjelaskan materi dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapi atau bertanya saat ada hal yang kurang dimengerti

  3. Di akhir perkuliahan mahasiswa diberi tugas dan/atau latihan

  Dengan membaca bab ini, pembaca diharapkan dapat : Memahami akar ekonomi makroMemahami Definisi Ekonomi Makro

  Memahami Perbedaan ekonomi makrodan ekonomi mikro

  Memahami Permasalahan DalamEkonomi Makro

2.1. AKAR ILMU EKONOMI MAKRO

  memicu sejumlah besr pemikiran tentang permasalahan perekonomian makro. Tahun 1920-anmerupakan tahun-tahun kemakmuran bagi kemakmuran perekonomian A.S. Sepertinya setiap saat orang yang menginginkan pekerjaan bisa mendapatkannya, pendapatan melonjak tajam, dan harga-harga stabil. Mulai akhir 1929, segala sesuatu tiba-tiba berubah menjadi jelek. Pada tahun 1929, 1,5 juta orang menganggur. Pada tahun 1933, pengangguran itu meningkat sampai 13 juta dari angakatan kerja yang berjumlah 51 juta. Pada tahun 1929, Amerika Serikat memproduksi $ 103 milyar barang dan jasa baru; pada tahun 1933, produksi itu merosot sampai $ 55 milyar, merosot hampir 50 persen. Pada bulan Oktober 1929, ketika harga saham Wall Street anjlok, milyaran dolar kekayaan pribadi hilang lenyap. Pengangguran tetap diatas 14 persen dari angkatan kerja sampai tahun 1940.

  • Model Klasik

  Sebelum Depresi Besar, para ahli ekonomi menerapkan model ekonomi mikro, yang kadang-kadang disebut sebagai “ Model Klasik ” , pada masalah-masalah perekonomian yang luas. ( Kata ilmu ekonomi makro tidak ditemukan sampai sesudah Perang Dunia II.) Sebagai contoh, analisis penawaran dan permintaan klasik mengasumsikan bahwa penawaran tenaga kerja yang berlebih akan menyebabkan turunnya upah ke tingkata keseimbangan baru; akibatnya, pengangguran tidak akan bertahan lama. Dengan kata lain, ahli ekonomi klasik yakin bahwa resesi (penurunan dalam ekonomi) memperbaiki dirinya sendiri. Ketika jumlah keluaran jatuh dan permintaan akan tenaga kerja bergeser ke kiri, argument itu berlaku, tingkat upah akan menurun, yang karenanya menaikan jumlah tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan yang ingin memperkerjakan lebih banyak karyawan dengan tingkat upah baru yang lebih rendah. (Grafikkan sendiri gerakan tersebut sepanjang kurva permintaan baru.).

  Akan tetapi, selama Depresi Besar tingkat pengangguran tetap sangat tinggi

  

  selama hampir 10 tahun. Dalam ukuran besar, kegagalan modelasik sderhana dalam menjelaskan pengangguran tinggi yang berkepanjangan memberikan dorongan bagi cikal bakal perkembangan ilmu ekonomi makro. Tidak heran bahwa apa yang sekarang

  • Revolusi Keynesian Salah satu karya paling penting dalam sejarah ekonomi, The General Theory of

  Employment, Interest and Money , oleh Jhon Maynard Keynes,diipublikasikan pada tahun 1936. Berdasarkan apa yang sudah dipahami tentang pasar dan perilakunya, Keynes mulai membangun teori yang akan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi yang membingungkan zaman itu.

  Sesudah Perang dunia II, dan khususnya ditahun 1950, pandangan Keynes mulai membawa pengaruh baik terhadap ahli ekonomi maupun atas pembuat kebijakan pemerintah. Pemerintaha akhirnya yakin bahwa mereka dapat campur tangan dalam perekonomian untuk mencapai sasaran peluang kerja dan keluaran ke tingkatan tertentu, dan mereka mulai menggunakan kekuasaaan mereka atas pajak dan pengeluaran, juga kemapuan mereka mempengaruhi tingkat suku bunga dan penawaran uang, yang tujuan ekplisitnya adalah mengontrol naik turunnya pereknomian. Pandangan atas kebijakan pemerintah seperti itu diterima dengan kuat di Amerika Serikat dengan dikeluarkannya Undang-undang Peluang Kerja tahun 1946 (Employment Act of 1946). Undang-undang itu membentuk President’s Council of Economic Advisors, satu kemlompok ahli ekonomi yang menasehati presiden tentang permasalahan ekonomi. Undang-undang itu juga mengikat pemerintah federal untuk melakukan intervensi dalam perekonomian untuk menghindari penurunan besar dalam keluaran dan peluang kerja.

  Penyesuaian Perekonomian secara Tepat pada tahun 1960-an

  Pendapat bahwa pemerintah dapat dan hendaknya, bertindak untuk menjaga supaya perekonomian makro tetap stabil mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1960-an. Selama tahun-tahun itu. Walter Heller, ketua Council of Economic Advisors 1 dibawah Presiden Kennedy maupun Presiden Johnson, menyebut penyesuaian

  

perekonomian secara tepat sebagai peran pemerintah dalam mengatur inflasi dan

  pengangguran. Selama tahun 1960-an, banyak ahli ekonomi pemerintah dapat menggunakan alat yang tersedia untuk memanipulasi tingkat pengangguran dan inflasi dengan sangat tepat.

  Sejak 1970-an perekonomian A.S. mengalami serangkaian fluktuasi besar dalam tingkat peluang kerja, keluaran, dan inflasi. Pada tahun 1974 sampai 1975 dan 1980 sampai 1982, Amerika Serikat mengalami resesi yang hebat. Walaupun bencananya tidak sehat Depresi Besar tahun 1930-an, resesi itu menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan dan mengakibatkan kerugian milyaran dolar karena kehilangan keluaran dan pendapatan.

  Pada tahun 1974 sampai 1975 dan pada tahun 1979 sampai 1981, Amerika Serikat menunjukkan inflasi yang sangat tinggi. Perekonomian A.S. jugaa mengalami resesi yang sedang pada tahun 1990 sampai 1991 dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat selama kira-kira dua tahun sesudah resesi. (Kita membahas peristiwa ini secara lebih rinci dalam bab-bab kemudian).

  Lebih dari itu, pada tahun 1970-an dapat disaksikan kelahiran stagflasi (stagnasi

  • inflasi). Stagflasi terjadi bila tingkat harga keseluruhan naik cepat (inflasi) selama periode resesi atau tingkat pengangguran yang tinggi dan lama (stagnasi). Sampai 1970- an, harga yang naik cepat dijumpai hanya dalam periode ketika perekonomian makmur dan pengangguran rendah (atau seekurang-kurangnya menurun). Masalah stagflasi itu menjengkelkan, baik bagi ahli teori ekonomi makro maupun bagi pmbuat kebijakan menyangkut kesehatan ekonomi.

  Jelas hingga tahun 1975 bahwa perekonomian makro itu lebih sulit dikontrol dibanding kata-kata Heller atau teori dalam buku pelajaran yang telah diyakini oleh ahl ekonomi. Peristiwa-peristiwa tahun 1970-an dan sesudahnya mempunyai pengaruh penting terhadap teori makro. Banyak dari keyakinan akan modek Keynsian yang sederhana dan “kebijaksanaan konvensional” tahun 1960-an yang kehilangan makna. Cara baruuntuk memahami perilaku perekonomian makro telah diusulkan, tetapi sampai sekarang tidak ada kesepakatan tentang pejelasan mana yang paling baik. Karena perubahan yang terus menerus dalam perekonomian makro seperti itulah maka timbul pengertian bahwa disiplin terbuka luas dan bahwa banyak permasalahan paling penting sekarang harus dipecahkan, dan itu membuat ilmu ekonomi makro begitu menyenangkan untuk dipelajari.

  Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat

  (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :

  Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan  ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut

  full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum

  dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang  moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut

   disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.

2.3. PERBEDAAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO

  Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

  Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi

  Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut :

Tabel 2.1. Perbedaan Ekonomi Makro dan Mikro Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro

  

Harga Harga ialah nilai dari suatu Harga adalah nilai dari komoditas

  komoditas (barang tertentu saja) secara agregat (keseluruhan)

  

Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan Pembahasan tentang kegiatan

ekonomi secara individual. ekonomisecara keseluruhan.

  Contohnya permintaan dan dan Contohnya pendapatan nasional, penawaran, perilaku konsumen, pertumbu8han ekonomi, inflasi, perilaku produsen, pasar, pengangguran, investasi dan penerimaan, biaya dan laba atau kebijakan ekonomi. rugi perusahaan

  

Tujuan Lebih memfokuskan pada analisis Lebih memfokuskan pada

analisis tentang cara mengalokasikan analisis tentang pengaruh

  sumber daya agar dapat dicapai kegiatan ekonomi terhadap kombinasi yang tepat. perekonomian secara keseluruhan

2.4. PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO

  Makro ekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian dengan melihat bagian bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Manakala makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gabaran kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Dari segi analisis teori ekonomi meliputi apa barang yang diproduksi, bagaimana cara memproduksi barang yang efisien dan untuk siapa barang diproduksi. Sedangkan analisis makro ekonomi meliputi masalah masalah utama yang dihadapi perekonomian Indonesia dan kebijakan apa yang digunakan pemerintah.

  Ahli – ahli ekonomi selalu mengamati prestasi kegiatan perekonomian dari waktu ke waktu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan data statistik yang tersebut dinamakan indikator makroekonomi. Terdapat banyak indikator diantaranya pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi dan neraca pembayaran.

  Salah satu masalah perekonomian yaitu pengangguran, Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penyebab terjadinya pengangguran yaitu : 1). Kekurangan pengeluaran agregat (pembelanjaan masyrakat terhadap barang dan jasa) 2). Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik, 3). Penggunaan alat produksi modern/ mesin – mesin, 4). Ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan ketrampilan yang diperlukan industri.

  Akibat buruk pengangguran :pengurangan pengeluaran konsumsinya, menganggu taraf kesehatan keluarga, menimbulkan efek psikologis yang buruk, timbulnya kriminalitas dan terjadi kekacauan politik, ekonomi dan sosial bagi negara.

  Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah – masalah ekonomi dibedakan kepada tiga bentuk tindakan : yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan segi penawaran. Dalam kebijakan fiskal akan dibuat perubahan dalam pengeluaran pemerintahan atau pajak untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat. Dalam kebijakan moneter yang dilakukan adalah membuata perubahan dalm penawaran suku bunga untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Kebijakan segi penawaran dilakukan dengan mengurangi pajak, mengurangi insentif fiskal, memberi subsidi, dan menyediakan infrastruktur yang baik untuk menaikkan efisiensi kegiatan perusahaan – perusahaan. Mengembangkan infrastruktur dan membuat peraturan yang kondusif kepada suasana usaha yang baik juga perlu dilakukan.

2.5. LATIHAN DAN/ATAU TUGAS

  Gunakan bacaan atau literatur lainnya untuk mendukung jawaban pertanyaan- pertanyaan di bawah ini :

  1. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi makro

  3. Mengapa kita harus mempelajari ilmu ekonomi makro?