Perjudian melanggar hukum dan pancasila

TUGAS MAKALAH KELOMPOK
PENDIDIKAN PANCASILA

MASALAH YANG BERASAL DARI
DILEMA NILAI-NILAI PANCASILA
(PERJUDIAN)
OLEH KELOMPOK 7
Nama

Fadlaini

(A1B214002)

Agsellia

(A1B214005)

Raju Kurniawan

(A1B214007)


Retno Trivanni

(A1B214009)

Ika

(A1B214015)

Yola Dwi Nina Rahayu

(A1B214016)

Weni Oktia Putri

(A1B214019)

M. Shoqibullah

(A1B214025)


Dosen Pengampu

Drs. Salam., M.Si

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014-2015

1

Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................4
BAB II Pembahasan
2.1 Definisi Perjudian.......................................................................................5

2.2 Jenis-Jenis Perjudian...................................................................................6
2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perjudian..............................................7
2.4 Perjudian dilihat dari Segi Hukum..............................................................8
2.5 Perjudian dilihat dari Segi Nilai-Nilai Pancasila........................................10
2.6 Usaha-Usaha Penanggulangan Perjudian
Yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum...................................................11
2.7 Kasus Perjudian di Indonesia......................................................................12
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................15
3.2 Saran...........................................................................................................15
Daftar Pustaka............................................................................................................16

2

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam karena berkat
rahmat dan hidayat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kelompok di mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Adapun tugas ini diberikan oleh Dosen Pengampu Pendidikan Pancasila yaitu Bapak
Drs. Salam. M,Si serta assisten dosennya yaitu Bapak Rafdzan

Semoga makalah yang kami buat dapat diterima dan dimaklumi segala kekurangan
serta dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Mendalo, 27 April 2015
Penulis

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Judi merupakan permainan yang mempertaruhkan sesuatu, baik berupa uang, benda,
dan lain sebagainya. Judi biasanya dipermainkan oleh satu orang atau lebih dan ada juga
bandar yang berperan, tetapi ada juga judi yang tidak mempunyai bandar. Contoh judi seperti
blackjack, taruhan, poker, dan lain sebagainya.
Indonesia adalah negara yang berasaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi,
serta sebagai falsafah, filsafat, dan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila mengandung lima
sila. Dalam lima sila nilai ketuhanan menjadi pondasi bagi sila-sila lainya. Nilai Ketuhanan
menjadi bagian penting dari bangsa ini sesuai dengan pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pada alinea ke 3.
Judi melanggar norma-norma yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia terutama

norma agama. Dalam hukum Indonesia, judi juga dilarang sebagai implementasi dari
Pancasila sebagai dasar negara yang selanjutnya akan dibahas pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perjudian?
2. Apa saja jenis-jenis perjudian?
3. Bagaimana pandangan hukum tentang perjudian?
4. Bagaimana pandangan dari segi Pancasila tentang perjudian?
5. Bagaimana kasus perjudian di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan.
1. Untuk menyelasaikan tugas kuliah Pendidikan Pancasila
2. Untuk mengerti definisi tentang perjudian
3. Untuk mengetahui jenis-jenis perjudian
4. Untuk dapat mengerti hukum tentang perjudian
5. Untuk dapat mengerti pandangan Pancasila dalam perjudian
1.4 Manfaat Penulisan
1. Untuk dapat mengerti definisi tentang perjudian
2. Untuk dapat mengetahuijenis-jenis perjudian
3. Untuk dapat mengerti serta memahami tentang perjudian
4. Untuk dapat mengerti serta memahami tentang perjudian


4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perjudian
Berikut adalah definisi-definisi tentang perjudian:
1. Ayat 3 Pasal 303 KUHP
Permainan judi adalah tiap-tiap permainan yang kemungkinan akan menang
yang bergantung pada untung-untungan saja. Main judi meliputi juga segala
perjanjian, pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak
diadaan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu.
Berdasarkan rumusan ayat 3 suatu permainan dapat dinyatakan sebagai
permainan judi, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Penentuan kemenangan tergantung pada untung-untungan, yang berarti,
bahwa terdapat spekulasi dari para pelaku;
 Hasil kemenangan yang bergantung pada untung-untungan itu akan
bertambah besar karena orang-orang bermain dalam permainan itu lebih
pandai, lebih cakap dan lebih terampil.
2. Menurut Brig. Jen. Pol. Drs. H.A.K. Moch. Anwar S.H.
Moch Anwar berpendapat dalam bukunya Hukum Pidana Bagian Khusus,

bahwa perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya tergantung
pada untung-untungan saja. Permainan adalah cara bermain dimana para pihak turut
serta secara aktif, sedangkan pertaruhan adalah menentukan segala sesuatu hadiah
atas kebenaran suatu perkiraan atau terkaan yang disangkal dan tetap.
3. Dra. Kartini Kartono
Judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau
sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan
tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadiankejadian yang tidak / belum pasti hasilnya.1
4. Ensiklopedia Indonesia
Judi diartikan sebagai suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh
keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya
tidak dapat diduga sebelumnya.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia
1

Kartini Kartono, Pantologi Sosial, CV Rajawali, Jakarta, 1983, hlm. 56

5

Judi adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan(seperti main

dadu, kartu): - 2dilarang agama.3
6. Wikipedia Bahasa Indonesia
Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan
menjadi pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada
si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan
dimulai.4
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah permainanan yang hanya
untung-untungan saja, dimana taruhannya secara umum adalah uang yang hanya akan
dimenangkan oleh orang yang cakap dan terampil dalam hal berjudi, sehingga
merugikan pemain yang tidak cakap atau tidak pandai.
2.2 Jenis-Jenis Perjudian
Dalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian, Pasal 1 ayat (1), disebutkan beberapa macam perjudian yaitu:
1. Di Kasino, antara lain terdiri dari : Roulette, Blackjack, Bacarat, Creps, Keno,
Tombala, Super Ping-Pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji
Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Cluck, Lempar paser/bulu ayam pada sasaran atau
papan,


Yang berputar (Paseran), Pachinko, Poker, Twenty One, HwaHwe,

Kiu-Kiu.
2. Perjudian di tempat-tempat keramaian, antara lain terdiri dari perjudian
dengan:Lempar paser atau bulu ayam pada papan atau sasaran yang tidak
bergerak, Lempar

gelang, Lempat uang (coin), Koin, Pancingan, Menebak

sasaran yang tidak berputar,

Lempar bola, Adu ayam, Adu kerbau, Adu

kambing atau domba, Pacu kuda, Kerapan

sapi,

Pacu

anjing,


Hailai,

Mayong/Macak, Erek-erek.
2

Memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Timur, 2011, hlm.
201
4
“Perjudian,”< http://id.wikipedia.org/wiki/Perjudian> 24/04/15
3

6

3. Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain antara lain perjudian yang
dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan: Adu ayam, Adu sapi, Adu kerbau,
Pacu kuda, Karapan sapi, Adu domba atau kambing, Adu burung merpati.

Dalam penjelasan di atas, dikatakan bahwa bentuk perjudian yang terdapat
dalam angka 3, seperti adu ayam, karapan sapi dan sebagainya itu tidak termasuk
perjudian apabila kebiasaan-kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara
keagamaan dan sepanjang kebiasaan itu tidak merupakan perjudian. Ketentuan pasal
ini mencakup pula bentuk dan jenis perjudian yang mungkin timbul dimasa yang akan
datang sepanjang termasuk katagori perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi : “Yang
dikatakan main judi yaitu permainan yang mendasarkan pengharapan buat menang
pada umumnya bergantung pada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan
itu jadi bertambah besar karena kepintaran atau kebiasaan pemain. Yang juga
terhitung masuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau
permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain,
demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain”.

2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perjudian
a. Faktor Sosial & Ekonomi
Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian
seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
b. Faktor Situasional
Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranyaadalah
tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi
dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola
perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika
tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode
pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu
mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada
calon penjudi bahwa

kemenangan dalam perjudian adalah suatu yang biasa,

mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan
menang sangatlah kecil).

7

c. Faktor Belajar
Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap
perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang
pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus
tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah
yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan
bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat atau diulangi bilamana diikuti
oleh pemberian hadiah atau sesuatu yang menyenangkan.
d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan
Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi
terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian.
Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki
persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya
merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada
kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah
suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau
kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu
tertanam pikiran: "kalau sekarang belum menang pasti di kesempatan berikutnya
akan menang, begitu seterusnya”.
2.4 Perjudian di lihat dari Segi Hukum
Sampai saat ini di Indonesia masalah judi diatur dalam Pasal 303 dan 303 bis.
KUHP atau UU No. 1 tahun 1946 yang diberlakukan melalui UU No. 73 tahun 1958
mulai tanggal 29 September 1958. UU nomor 7 tahun 1974 tanggal 6 November 1974
tentang Penertiban Perjudian dan PP Nomor 9 tahun 1981 tanggal 14 Maret 1981
tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian (Haryanto, 2003; 52)
Perjudian menurut Pasal 1 UU No 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban
Perjudian adalah kejahatan. Sehingga judi merupakan suatu perbuatan yang dilarang
di negeri ini diperkuat penjelasan PP 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan UU No 7
Tahun 1974 Tentang Penetiban Perjudian bahwa pada hakekatnya perjudian

8

bertentangan dengan Agama, Kesusilaan dan Moral Pancasila, serta membahayakan
penghidupan dan kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara.
Ganjaran bagi pelaku judi sesuai dengan pasal 303
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak
dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:
1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi

dan

menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan
untuk itu;
2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak

umum

untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan
tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu

syarat

atau

dipenuhinya sesuatu tata-cara;

3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian
(2) Kalau

yang

bersalah

melakukan

kejahatan

tersebut

dalam

mejalakan

pencariannya,maka dapat dicabut hak nya untuk menjalankan pencarian itu.
(3) Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya
kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena
pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang
keputusan perlombaan atau permainanlain-lainnya. Yang tidak diadakan antara
mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.
Pasal 303 bis
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak sepuluh juta rupiah:
1. barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan
melanggar ketentuan Pasal 303;
2. barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau di pinggir jalan umum
atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali kalau ada izin dari
penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan
perjudian itu.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada pemidanaan
yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana

9

penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima belas juta
rupiah.

Undang-Undang No 7 Tahun 1974 tentang penertiban Perjudian bahwa
pemberatan ancaman pidana terhadap bandar judi dan pemain yang ikut judi
(berniat). Yang membuat peraturan per UU tersebut adalah pemerintah, jadi sudah
jelas Pemerintah melarang perjudian
Melihat rumusan hukum pidana tersebut berarti sudah jelas bahwa perjudian
di larang oleh norma hukum karena telah memenuhi rumusan yang di maksud ,
untuk itu dapatdikenai sanski pidana bagi pelaku.
2.5 Perjudian dari Segi Nilai-Nilai Pancasila
Judi merupakan kegiatan yang melanggar nilai sila-sila pancasila, adapun ke 5
sila yang dilanggar dalam kegiatan judi adalah
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Oleh karena itu segalah hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik
negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara,
kebebasan HAM harus dijiwai nila-nilai Ketuhanan.
Permainan judi merupakan contoh dari perilaku yang melanggar aturan agama,
karena di setiap agama di Indonesia melarang melakukan kegiatan judi. Jadi sangat
jelas, bahwa permainan judi melanggar sila pertama
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnyaa baik terhadap diri
sendiri,terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
Kegiatan judi bukan hanya melanggar sila pertama namun kegiatan judi tidak
jarang mengganggu kegiatan dalam bermasyarakat, seperti keributan karena
permainan judi tidak jarang diselingin dengan pertengkaran serta perkelahian.

10

3. Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai-nilai bahwa negara adalah
sebagai sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Perjudian merupakan kegiatan yang berkaitan dengan orang lain, namun
kegiatan sosialnya jauh dari kata moral yang baik, karena ketika bersosial/
berinteraksi dengan orang lain judi sangat sering merugikan orang lain.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
Nilai Filosofis yang terkandung yang didalamnya adalah bahwa hakikat
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama
adalah meliputi:
1. Keadilan Distributif : hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam
arti pihak negara lah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan
membagi, dalalm bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam
hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban
2. Keadilan Legal(keadilan bertaat) : suatu hubungan keadilan antara warga negara
terhadap negara dan dalam masalah ini, pihak wargalah yang wajib memenuhi
dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
negara.
3. Keadilan Komutatif : suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya
secara timbal balik.
Perjudian merupakan kegiatan yang menggambarkan warga negara yang tidak
memenuhi kewajibannya sebagai warga negara, karena pemain judi melanggar
peraturan negara yang jelas-jelas dilarang.
2.6 Usaha-Usaha yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum.
Dalam melakukan upaya pencegahan terhadap perjudian Aparat Penagak Hukum
menjalankan beberapa kegiatan antara lain : patroli, pemantauan, penyuluhan,
penangkapan serta memberikan sanksi yang berat bagi pelaku perjudian.
a. Penyuluhan

11

Penyuluhan Aparat Kepolisian misalnya melakukan penyuluhan pengetahuan dan
pendidikan sosial, pendidikan moral, agama dan sebagainya, guna mengembangkan
tanggung jawab warga masyarakat terhadap kejahatan.
b. Patroli
Patroli Aparat Kepolisian mengontrol semua aktivitas kegiatan masyarakat.
c. Melakukan Penyelidikan
Melakukan penyidikan untuk mencari informasi suatu peristiwa atau barang bukti
perjudian.
d. Melakukan Penyidikan
Melakukan penyidikan serangkaian tugas penyelidikan.
e. Operasi Khusus
Operasi Khusus adalah Aparat Kepolisian melakukan razia mencari barang-barang
bukti atau secara terang-terangan.
f. Melakukan Penangkapan
Melakukan penangkapan, aparat kepolisian melakukan penangkapan penjual togel.
g. Melakukan Penahanan
Melakukan penahanan sesudah melakukan penangkapan, Aparat Kepolisian melakukan
penahanan.

2.7 Contoh Kasus Perjudian di Indonesia
Berikut adalah contoh kasus dalam perjudian dalam kehidupan bermasyarakat
Lagi Asyik Judi, Gusti Randa Ditangkap Polisi
Liputan6.com, Bandung - Gusti Randa (23), pria yang sehari-hari bekerja
sebagai penjual baju di sentra pakaian bekas Cimol, ditangkap anggota Polsekta
Bojongloa Kaler. Ia bersama 4 orang rekannya, Afrizal (29), Andriano (28), Doni S
(22) dan Marcos (28) ditangkap ketika tengah asyik bermain judi jenis domino di
indekosnya di kawasan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota
Bandung. Kapolsekta Bojongloa Kaler, Kompol Ina Doan mengatakan, penangkapan
para tersangka berawal dari laporan masyarakat yang terganggu dengan aktifitas Gusti
Randa.
"Masyarakat mengeluh kepada kita karena sering ribut dan terjadi

12

pertengkaran di indekos. Sudah diperingatkan oleh warga setempat tapi tidak
digubris tapi tidak tahu ada yang lagi judi," kata Ina saat ditemui di Mapolsekta,
Bojongloa Kaler, Minggu (30/11/2014)
Oleh karena itu, anggota yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian langsung
menuju indekos Gusti. "Saat kita datangi, ternyata lagi asyik main judi sama minuman
beralkohol. Pakai taruhannya Rp 5 ribu sampai Rp 50 ribu. Jelas ini melanggar," tegas
dia.
Dari kasus di atas maka penulis, mengambil sampel yaitu Gusti Randa cs.
Kasus tersebut penulis dapatkan dari Liputan 6 SCTV, kejadian tersebut terjadi di
Bojolali Kaler, Minggu 30 Nopember 2014.
Dari peristiwa penangkapan Gusti Randa cs itu telah menunjukan bahwa judi
memang dilarang tegas oleh Pemerintah, selama mereka bermain dengan
mempertaruhkan sesuatu baik itu barang maaupun uang, walaupun nominal uang nya
kecil tetap saja dilarang. Sesuai dengan pengertian perjudian Ayat 3 Pasal 303 KUHP
“Permainan judi adalah tiap-tiap permainan yang kemungkinan akan menang yang
bergantung pada untung-untungan saja. Main judi meliputi juga segala perjanjian,
pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan
oleh mereka yang turut berlomba atau main itu”.
Dalam UU No 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian Pasal 1
menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan.
Dengan ketentuan pasal ini, maka pasal 542 (2) menjadi kejahatan.
Pasal 2 (1)
Ancaman hukuman dalam pasal 303 (1) KUHP di ubah menjadi hukuman penjara
selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-sebanyaknya lima belas juta
rupiah.
Pasal 2 (2)
Ancaman hukuman dalam pasal 542 (2) KUHP menjadi hukuman penjara setinggitingginya enam tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.
Perbuatan yang dilakukan oleh Gusti Randa cs sangat merugikan diri mereka
sendiri, karena sanksi hukuman yang mereka terima cukup berat, bukan hanya
melanggar hukum tetapi juga melanggar nilai-nilai Pancasila.
Dalam hal perjudian melanggar sila pertama yaitu permainan judi merupakan
contoh dari perilaku yang melanggar aturan agama, karena di setiap agama di

13

Indonesia melarang melakukan kegiatan judi. Jadi sangat jelas, bahwa permainan judi
melanggar sila pertama.
Sila yang ke dua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dari peristiwa
tersebut di gambarkan akibat dari perbuatan Gusti cs maka masyarakat menjadi risih
dan tergangu, sedangkan dalam hal pancasila yang ke dua yaitu kemanusian yang adil
dan beradab, jika seseorang telah mengganggu ketenangan bahkan kenyamanan
beberapa kelompok bisakah kita mengatakan bahwa orang tersebut beradab jika
mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sila yang ketiga yaitu persatuan Indonesia, dari nilai tersebut kita pasti sudah
bisa menemukan sesuatu ide yaitu “bersatu”, dalam hal perjudian membuat hubungan
satu dengan yang lain kurang harmonis, karena dari kasus tersebut kita mendapat
informasi bahwa mereka sering berkelahi dan bertengkar gara- gara judi. Maka jika
ini terusdi biarkan, maka mereka akan saling beradu satu sama lain, tidak ada
persatuannya, hanya karena mempertaruhkan sesuatu yang dapat merusak hubungan
dengan yang lain.
Sila ke empat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dalam sila ini jelas sekali terlihat bahwa
kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan, jika telah melakukan perjudian
berarti kita tidak taat pada aturan Pemerintah, karena sudah jelas-jelas Pemerintah
melarang perjudian, maka warga negara yang melakukan perjudian berarti tidak taat
kepada Pemerintah
Sila ke lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan
terbagi menjadi tiga yaitu Distributif (hubungan keadilan antara negara terhadap
warganya, dalam arti pihak negara lah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
keadilan membagi, dalalm bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan
dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban), Keadilan Legal (suatu
hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini, pihak
wargalah yang wajib memenuhi dalam bentuk mentaati peraturan perundangundangan yang berlaku dalam negara) dan terakhir Keadilan Komutatif (suatu
hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik). Disini
terdapat 2 pelanggaran nilai keadilan yaitu keadilan legal, dimana dari kasus tersebut
pelaku (Gusti cs) telah melakukan pelanggaran keadilan legal yaitu tidak menjadi
warga negara yang baik, karena menantang Hukum yang berlaku di Indonesia, dan

14

yang terakhir melanggar keadilan komutatif yaitu atas tindakannya membuat tidak
nyaman orang disekitarnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari makalah penulis serta kasus yang penulis angkat, maka penulis
menyimpulkan bahwa perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya
tergantung pada untungan-untungan saja.
Permainan judi dilarang di dalam hukum sesuai dengan UU KUHP 303 ayat 1, ayat 2,
dan ayat 3, dan dalam UU No 7 tahun 1974 Tentang Penertiban Judi, selain melanggar
hukum, perjudian juga melanggar nilai-nilai pancasila, karena permainan judi

melenceng

dari nilai agama, sosial serta hidup bernegara.
3.2 Saran
Perjudian tidak ada untungnya untuk diri sendiri, tetapi justru memberi kerugian
terhadap diri sendiri dan orang lain, perjudian juga bisa mengganggu kenyamanan bahkan
ketentraman orang lain, akibat dari perjudian membuat seseorang bisa ketagihan untuk terus
berjudi dengan harapan menang, namun permainan judi adalah permainan untung-untungan
saja, jika kalah bisa memberi efek yang sangat negatif, membuat kekacauan, berkelahi, dan
keributan. Dan juga sudah jelas bahwa perjudian dilarang dan akan di beri ganjaran hukuman,
bukan hanya dari sanksi hukuman tertulis saja, tapi juga moral dan sosial karena telah
melanggar nilai-nilai Pancasila.Maka jangan pernah mencoba untuk berjudi.

15

DAFTAR PUSTAKA
Prodjodikoro, Wirjono.,1986, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia,Rosda Offset,
Bandung.
Anwar, H.A.K. Moch., 1982, Hukuman pidana bagian khusus (KUHP buku II) jilid 2,Offset
Alumni, Bandung.
Kaelan dan Zubaidi, Achmad.,2010. Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma.Yogyakarta
Kaelan.,2010, Pendidikan Pancasila,Paradigma.Yogyakarta.

16