MAKALAH RESUME ETIKA KOMUNIKASI ISLAM

MAKALAH RESUME ETIKA KOMUNIKASI ISLAM
Di susun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah etika komuniksi
islam jurusan komunikasi dan penyiaran islam

Dosen pembimbing :
Drs.H.M.Sufi Abd.Muthalib M.Pd

Oleh :
Asrul Mahfud

(160401023)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN AR-RANIRY
2016

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

A.

Pengertian Etika dan Komunikasi Islam................................................................ 1

B.

Hubungan Etika dengan Komunikasi..................................................................... 2

C.

Faktor Faktor Pendukung Etika Komunikasi Islam............................................. 3

D.

Penampilan Komunikator dan Komunikan Dalam Berkomunikasi.................... 5

E.

Penggunaan Kata dan Kalimat Dalam Berkomunikasi ........................................ 7


F.

Penggunaan Gaya dan Intonasi Dalam Berkomunikasi........................................ 8

G.

Penggunaan Bahasa Verbal dan Non-verbal Dalam Berkomunikasi ................. 9

H.

Etika Dalam Berkomunikasi Media..................................................................... 10

I.

Prinsip Prinsip Dalam Berkomunikasi ................................................................. 11

J.

Tujuan Dalam Komunikasi Islam ......................................................................... 13


K.

Demensi Akhlak Dalam Etika Komunikasi.......................................................... 13

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Berkat limpahan
rahmat, karunia dan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah
resume etika komunkasi. Shalawat beserta salam juga disanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat dari alam kebodohan kepada alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah etika
komunikasi yang diasuh oleh Drs.H.M.Sufi Abd.Muthalib M.Pd.
Dalam

menyelesaikan

makalah


ini,

penulis

melakukan

metode

pengumpulan materi yang telah di pelajari dan dari bahan bacaan media lainnya.
Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
disadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena itu, diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaannya dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak. AamiinYa Rabbal ’Alamin.

Darussalam, Desember 2016

Zulkarnaini


ii

A. Pengertian Etika dan Komunikasi Islam

Etika berasal dari kata ethikus (latin) dan dalam bahasa Yunani
disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidahkaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi,etika
komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam
kegiatan komunikasi di suatu masyarakat. Etika dalam berkomunikasi
merupakan hal yang wajib adanya, yaitu adanya rasa pemahaman dan rasa
penghargaan maka komunikasi akan terjalin lebih mudah,dan jika
komunikasi telah terjalin dengan mudah maka proses komunikasi antar
manusia pun akan mudah.
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan
keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam.
Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada
unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how),
dalam

hal


ini

tentang

gaya

bicara

dan

penggunaan

bahasa

(retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi
Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah
(Islam), dan akhlak (ihsan).Mengenai cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan
Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan
baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip,
atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.

Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan
panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam
komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari,
berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain

1

B. Hubungan Etika dengan Komunikasi

Pada dasarnya etika dengan komunikasi saling berkaitan, dalam setiap
komunikasi harus ada etika didalamnya agar tercipta suatu komunikasi yang
lancar dan etis. Karena jika orang melakukan komunikasi tanpa dilengkapi dengan
etika maka bisa jadi pesan yang disampaikan tidak akan berjalan mulus dan bisa
jadi menimbulkan dampak yang berbeda dari lawan bicaranya.
Dalam setiap pembicaraan yang kita lakukan kepada lawan bicara kita,
kita harus memperhatikan beberapa hal atau etika berkomunikasi untuk menjaga
perasaan, kepercayaan dan harga diri seseorang yang menjadi lawan bicara kita.
Menurut johanessen, dari konteks hubungan antara etika dengan
komunikasi maka dapat disimpulkan bahwa konsep etika komunikasi memiliki
makna sebagai standar perilaku yang baik dan benar, yang memungkinkan

menjalankan aktivitas komunikasi secara etis dalam konteks budaya serta
moralitas tertentu. Oleh karenanya ada beberapa prinsip dalam etika komunikasi,
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Kejujuran dalam Pesan
a. Pesan harus sungguh-sungguh menyatakan realitas yang sebenarbenarnya.
b. Menghindari upaya manipulasi dengan motif apapun
2. Prinsip Manusia sebagai Pribadi
a. Relasi / Interaksi yang dilakukan dan isi pesan yang disampaikan
harus menghormati manusia sebagai pribadi
b. Menghormati hak dan tanggung jawab terhadap pemilihan pesan
yang dibutuhkan.
c. Pesan komunikasi tidak menjebak manusia dalam kondisi
bertindak Irasional
3. Prinsip Tanggung jawab social
a. Setiap proses komunikasi akan selalu mengakibatkan dampak pada
aspek kognitif, afektif dan konasi. Dampak yang ditimbulkan
tersebut bisat bersifat positif dan negatif.

2


b. Prinsip tanggung jawab sosial lebih menekankan pada minimalisasi
dampak negatif disamping juga diperuntukkan sebagai cara untuk
melakukan kontrol sosial.

C. Faktor Faktor Pendukung Etika Komunikasi Islam

a. Faktor-Faktor Pendukung Etika Komunikasi Islam

1. Penguasaan Bahasa
Baik komunikator maupun audience (penerima informasi) harus
menguasai bahasa yang digunakan dalam suatu proses komunikasi
agar pesan yang disampaikan bisa dimegerti dan mendapatkan
respon sesuai yang diharapkan.
2. Sarana Komunikasi
Sarana yang dimaksud di sini adalah suatu alat penunjang dalam
berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
3. Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir (kecerdasan) pelaku komunikasi baik
komunikator maupun audience sangat mempengaruhi kelancaran
komunikasi. Jika intelektualitas si pemberi pesan lebih tinggi dari

pada penerima pesan, maka si pemberi pesan harus berusaha
menjelaskan. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir yang baik
agar proses komunikasi bisa menjadi lebih baik dan efektif serta
mengena pada tujuan yang diharapkan.
4. Lingkungan yang Baik
Lingkungan yang baik juga menjadi salah satu factor penunjang
dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan di suatu
lingkungan yang tenang bisa lebih dipahami dengan baik
dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan di tempat
bising/berisik.

3

b. Faktor-Faktor Penghambat Etika Komunikasi Islam

1. Hambatan sosio-antro-psikologis


Hambatan sosiologis
Seorang


sosiolog

jerman

bernama

Ferdinand

Tonnies

mengklasifikasikan kehidupan masyarakat menjadi dua jenis,
yaitu;
1) Gemeinschaft, pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis,
dan rasional,
2) gesellschaft. pergaulan hidup yang bersifat pribadi,
dinamis, dan rasional.
kehidupan masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan
lapisan, menimbulkan perbedaan status social, agama,
ideologi,

tingkat

pendidikan,

tingkat

kekayaan,

dan

sebagainya, semua itu menjadi hambatan dalam berkomunikasi
dan inilah yang termaksud dalam hambatan sosiologis.


Hambatan antropologis
Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya
sebagai makhluk “homo sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda
dalam banyak hal. Komunikasi berjalan lancar jika suatu pesan
yang disampaikan komunikator diterima olehg komunikan
secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau
secara inderawi, dan dalam pengertian accepted atau rohani.



Hambatan psikologis
Factor

psikologis

sering

menjadi

hambatan

dalam

berkomunikasi. Hal ini umunnya disebabkan sikomunikator
dalam melancarkan komunikasinya tidak terlebih dahulu
mengkaji si komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil
apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa

4

kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psikologi lainnya; juga
jika komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator.

2. Hambatan semantis
Factor

semantis

menyangkut

bahasa

yang

dipergunakan

komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan. Agar proses komunikasi itu
berjalan denga baik seorang komunikator hareus benar-benar
memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah mengucap atau
salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir,
yang pada gilirannya bisa ,menimbulkan salah komunikasi.

3. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contohnya: suara telepon yang kurang
jelas, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya,
gambar yang kurang jelas pada pesawat televise dan lain-lain.

4. Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi oleh gangguan lingkungan terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya adalah suara riuh
(bising) orang-orang atau lalu lintas, suara hujan atau petir, suara
pesawat terbang dan lain-lain.

D. Penampilan Komunikator dan Komunikan Dalam Berkomunikasi

a. Dari Segi Komunikator
1. Kepandaian mengirim pesan
Komunikator yang menguasai teknik bicara, dapat membangkitkan
minat pendengar dan memberikan keterangan-keterangan secara
sistematis secara mudah ditangkap. Untuk itu, perlu adanya
kesamaan reference antara komunikator dan komunikan agar dalam

5

proses komunikasi berjalan lancar. Sebagaimana diungkapkan oleh
teori Ogdem dan Richard bahwa reference diperlukan untuk
menerjemahkan lambang dengan kenyataan atau wujud yang
sebenarnya.
2. Sikap komunikator
Komunikator yang bersikap sombong dan angkuh menyebabkan
pendengar tidak senang dan menolak uraian dari komunikator.
3. Pengetahuan komunikator
Komunikator yang berpengetahuan dan menguasai materi yang
akan di sampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian.
Selain itu, juga akan mudah menemukan contoh-contoh sehingga
komunikasi akan lebih berhasil.
4. Lahiriah komunikator yang normal
Suara yang mantap, ucapan yang jelas, sikap yang baik serta
gerakan tangan yang tepat dapat mendukung pembicaraan.
5. Cara berpakaian
Cara berpakaian komunikator sangat mempengaruhi suasana
komunikasi agar komunikan tetap merasa nyaman dan bisa
menerima pesan yang disampaikan dengan baik.

b. Dari Segi Komunikan
1. Kecakapan berkomunikasi komunikan
Walaupun komunikator memenuhi persyaratan, jika komunikan
kurang cakap mendengarkan dan membaca, maka hasil komunikasi
kurang baik.
2. Sikap komunikan
Kadang-kadang komunikan telah curiga terhadap pembaca atau
kadang-kadang bersikap apriori dan sebagainya.
3. Pengetahuan komunikan
Dengan pengetahuan yang luas pendengar akan cepat menangkap
pembicaraan

karena

ia

mudah

menafsirkan

maksud

dari

komunikator.

6

4. Sistem sosial
Komunikan harus membiasakan diri dengan kebiassaan-kebiasaan
komunikator. Dengan kata lain komunikan harus menyesuaikan
diri dengan sistem sosial komunikator.
5. Keadaan lahiriah komunikan
Pendengaran, penglihatan, dan indra lain harus sempurna, indra
yang tidak sempurna akan menyebabkan tanggapan yang kurang
jelas.

E. Penggunaan Kata dan Kalimat Dalam Berkomunikasi
• Pengertian kata
Kata adalah suatu bentuk satuan dari suatu bahasa yang memiliki
makna (arti) dan terdiri satu atau lebih makna. Menggunakan kata,
bentuk kata maupun ungkapan harus santun dan sesuai dengan situasi
dan keadaan agar menciptakan kelangsungan dan kenyamanan
saat berkomunikasi.


Pengertian kalimat
Kalimat adalah bahasa berupa rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna secara lengkap. Untuk mencapai komunikasi
yang baik dan lancar, kalimat yang disampaikan harus efektif dan
komunikatif.
Kalimat komunikasi yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
2. Logis atau dapat diterima nalar
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Saat berkomunikasi kita harus melihat kondisi dan situasi dalam

berbahasa yang baik dan santun dan jauhakan kalimat atau kata-kata yang
tidak baik (kasar), yang dapat menyinggung perasaan pihak lawan bicara

7

kita. Dalam berkomunikasi situasi atau kondisi apapun, yang paling
penting adalah dapat menciptakan keadaan berkomunikasi yang baik
(efektif) dan nyaman.

F. Penggunaan Gaya dan Intonasi Dalam Berkomunikasi

Pada dasarnya gaya dan intonasi dalam berkomunikasi sudah ada
pada manusia itu sendiri. Sehingga ketika melakukan komunikasi dengan
orang lain itu akan muncul, pengalaman membuktikan bahwa komunikator
yang menyampaikan dengan cara dan gaya bahasa yang baik adalah sangat
penting dan bermanfaat, hal ini akan memperlancar proses komunikasi dan
akan menciptakan komunikasi yang harmonis. Dengan demikian juga
cara penyampaian suatu pesan yang memiliki suatu intonasi kepada
khalayak yang menerima pesan yang bersumber dari komunikator.
• Gaya
Pada etika komunikasi, berkomunikasi itu memiliki enam gaya yaitu :
1. The Controlling Style
2. Equalitarian Style
3. The Structuring
4. The Dynamic Style
5. The Relinguishing Style
6. The Withdrawal Style


Intonasi

Intonasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam etika
komunikasi karena dengan memerhatikan intonasi ketika berkomunikasi
maka pesan yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti dan dipahami.
Dengan menggunakan intonasi yang jelas, kemungkinan untuk terjadi miss
communication akan semakin kecil. Berikut ini adalah beberapa macam
yang harus dipehatikan dalam intonasi berkomunikasi :

8

1. Cara Berbicara
2. Vokalik

G. Penggunaan Bahasa Verbal dan Non-verbal Dalam Berkomunikasi



Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal ialah suatu bentuk kegiatan percakapan atau

penyampaian pesan maupun informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain,baik itu dilakukan secara lisan maupun dengan cara tertulis.
Pengertian lainnya dari komunikasi verbal ialah suatu bentuk komunikasi
yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan secara tertulis (written)
ataupun lisan (oral). Pada komunikasi verbal ini pada penyampaian pesannya
selain memakai simbol-simbol yang menggunakan satu kata atau lebih sebagai
medianya,

biasanya

menggunakan

media

bahasa,

sebab

bahasa

bisa

menerjemahkan pikiran yang dimiliki oleh seseorang kepada orang lainnya.
Sedangkan komunikasi lisan dapat di sampaikan kepada komunikan atau
penerima informasi dengan menggunakan media seperti contohnya: memberikan
informasi lewat telepon. Dan komunikasi verbal yang melewati tulisan dapat
dilakukan dengan cara tidak langsung antara orang yang menyampaikan informasi
atau komunikator dengan penerima informasi atau komunikan, contoh komunikasi
yang dilakukan dengan memakai media surat-menyurat.
Contoh Komunikasi Verbal Adalah Sebagai Berikut:


Surat-menyurat



Berbicara melalui telepon



Presentasi tugas di depan kelas kepada teman



Membaca koran



Membaca majalah



Menonton televisi



Mendengarkan siaran radio



Dan lain sebagainya

9



Pengertian Komunikasi Non Verbal
Sedangkan komunikasi non verbal ialah merupakan kebalikan dari

komunikasi verbal yakni suatu proses komunikasi atau penyampaian pesan
maupun informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain tanpa
adanya suatu ucapan atau kata-kata, akan tetapi caranya menggunakan gerakan
atau isyarat.
Komunikasi non verbal banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari
dibandingkan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal ini hampir secara
otomatis digunakan setiap hari. Sebab komunikasi non verbal ini mempunyai sifat
yang tetap dan selalu ada. Pada komunikasi non verbal ini terbilang sangat jujur
dalam hal mengungkapkan apa-apa yang akan di ungkapkannya sebab komunikasi
ini terjadi secara spontan.
Berikut Ini Contoh-Contoh Komunikasi Non Verbal:


Memakai bahasa tubuh, seperti mengangguk-anggukkan kepala dan lain
sebagainya.



Dengan ekspresi wajah, seperti dengan senyuman, tertawa dan lain
sebagainya.



Memakai simbol atau lambang-lambang, seperti pada pakaian yang sedang
dipakainya memberikan petunjuk identitas pemakainya.

H. Etika Dalam Berkomunikasi Media

Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial
media, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita
temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di media
sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan
komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun
sosial media yang kita miliki. Berikut hal-hal yang harus di perhatikan dalam
berkomunikasi bermedia :

10

1. Jangan mengumbar informasi pribadi anda
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Hindari penyabaran SARA dan Pornografi
4. Jangan ikut-ikutan berkomentar
5. Hindari sosial media jika sedang emosi

I. Prinsip Prinsip Dalam Berkomunikasi
1. Prinsip Qaulan Baligha (‫ ) ﻗَ ﻮْ ً ﻻ ﺑَﻠِﯿﻐًﺎ‬/ Perkataan yang membekas pada jiwa

‫ﻈ ُﮭ ْﻢ وَ ﻗُﻞْ َﻟ ُﮭ ْﻢ ﻓِﻲ أَ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﮭ ْﻢ ﻗَﻮْ ًﻻ‬
ْ ‫ﻋ ْﻨ ُﮭ ْﻢ وَ ِﻋ‬
َ ‫ض‬
ْ ‫أ ُوﻟَﺌِﻚَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ ﱠ ُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮ ِﺑ ِﮭ ْﻢ ﻓَﺄَﻋ ِْﺮ‬
‫ﺑَﻠِﯿﻐًﺎ‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui
apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan
berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
membekas pada jiwanya.” (Q.s. an-Nisa: 63).

2.

Prinsip Qaulan Qarima (‫ )ﻗَﻮْ ًﻻ ﻛَﺮِ ﯾﻤًﺎ‬/ Perkataan yang mulia

ْ‫وَ ﻗَﻀَﻰ رَ ﺑﱡﻚَ أ ﱠَﻻ ﺗَ ْﻌﺒُﺪُوا إ ﱠِﻻ إِﯾﱠﺎهُ وَ ﺑِﺎﻟْﻮَ ا ِﻟﺪَﯾْﻦِ إِﺣْ ﺴَﺎﻧًﺎ إِﻣﱠﺎ ﯾَ ْﺒﻠُﻐَﻦﱠ ِﻋ ْﻨﺪَكَ ا ْﻟ ِﻜﺒَﺮَ أ َ َﺣﺪ ُ ُھ َ ﻤ ﺎ أ َ و‬
‫ُف وَ َﻻ ﺗَ ْﻨﮭَﺮْ ُھﻤَﺎ وَ ﻗُﻞْ ﻟَ ُﮭﻤَﺎ ﻗَﻮْ ًﻻ ﻛ َِﺮﯾﻤًﺎ‬
ٍ ّ ‫ﻛ َِﻼ ُھﻤَﺎ ﻓ ََﻼ ﺗَﻘُﻞْ ﻟَ ُﮭﻤَﺎ أ‬
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara

keduanya

atau

kedua-duanya

sampai

berusia

lanjut

dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Q.s. al-Isra'/17: 23).

11

3.

Prinsip Qaulan Maysura (‫ )ﻗَﻮْ ًﻻ َﻣ ْﯿﺴُﻮرً ا‬/ Perkataan yang ringan

‫وَ إِﻣﱠﺎ ﺗُﻌ ِْﺮﺿَﻦﱠ َﻋ ْﻨ ُﮭ ُﻢ ا ْﺑﺘِﻐَﺎ َء رَ ﺣْ َﻤ ٍﺔ ﻣِ ﻦْ رَ ﺑِّﻚَ ﺗ َﺮْ ﺟُﻮھَﺎ ﻓَﻘُﻞْ ﻟَ ُﮭ ْﻢ ﻗَﻮْ ًﻻ َﻣ ْﯿﺴُﻮرً ا‬
"Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang
lemah lembut." (Q.s. al-Isra: 28).

4.

Prinsip Qaulan Ma’rufa (‫ ) ﻗَ ﻮْ ً ﻻ َ ﻣ ْﻌ ﺮُ و ﻓً ﺎ‬/ Perkataan yang baik

ُ‫وَ إِذَا َﺣﻀَﺮَ ا ْﻟ ِﻘ ْﺴ َﻤﺔَ أ ُوﻟُﻮ ا ْﻟﻘُﺮْ ﺑَﻰ وَ ا ْﻟﯿَﺘ َﺎﻣَﻰ وَ ا ْﻟ َﻤﺴَﺎﻛِﯿﻦُ ﻓَﺎرْ زُ ﻗُﻮ ُھ ْﻢ ﻣِ ْﻨﮫ‬
‫وَ ﻗُﻮﻟُﻮا ﻟَ ُﮭ ْﻢ ﻗَﻮْ ًﻻ َﻣﻌْﺮُ وﻓًﺎ‬
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik.” (an-Nisa': 8).

5.

Prinsip Qaulan Layyina (‫ )ﻗَﻮْ ًﻻ ﻟَﯿِّﻨًﺎ‬/ Perkataan yang lembut

‫ُﻮﻻ ﻟَ ۥﮫُ ﻗ َۡﻮ ٗﻻ ﻟﱠﯿِّﻨٗ ﺎ ﻟﱠﻌَﻠﱠﮫۥُ ﯾَﺘَﺬَﻛﱠﺮُ أ َۡو ﯾ َۡﺨﺸ َٰﻰ‬
َ ‫طﻐ َٰﻰ ﻓَﻘ‬
َ ُ‫ٱذۡ َھﺒَﺎ ٓ إِﻟ َٰﻰ ﻓ ِۡﺮﻋ َۡﻮنَ إِﻧﱠﮫۥ‬
“Pergilah kamu bedua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia benar-benar
telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun)
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau
takut." (Q.s. Thaha: 44-43).
6.

Prinsip Qaulan Sadida (‫ﺳﺪِﯾﺪًا‬
َ ‫)ﻗَﻮْ ًﻻ‬

َ ‫ﻋﻠَ ْﯿ ِﮭ ْﻢ ﻓَ ْﻠ َﯿﺘﱠﻘُﻮا ﱠ‬
َ ‫ﺿﻌَﺎﻓًﺎ ﺧَﺎﻓُﻮا‬
ِ ً‫ﺶ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻟَﻮْ ﺗ َﺮَ ﻛُﻮا ﻣِ ﻦْ َﺧ ْﻠ ِﻔ ِﮭ ْﻢ ذ ِ ُّرﯾﱠﺔ‬
َ ْ‫وَ ْﻟﯿَﺨ‬
‫ﺳﺪِﯾﺪًا‬
َ ‫وَ ْﻟﯿَﻘُﻮﻟُﻮا ﻗَﻮْ ًﻻ‬
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka
yang mereka khawatir atas (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,

12

hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar." (Q.s. al-Nisa: 9)

J. Tujuan Dalam Komunikasi Islam

Tujuan komunikasi disini menunjuk kepada suatu harapan atau keinginan
yang dituju oleh pelaku komunikasi. Secar umum Harold D Lasswel menyebutkan
bahwa tujuan komunikasi ada empat, yaitu :
1. Social Change (Perubahan Sosial). Seseorang mengadakan komunikasi
dengan orang lain, di harapkan adanya perubahan sosial dalam
kehidupannya, seperti halnya kehidupannya akan lebih baik dari sebelum
berkomunikasi.
2. Attitude Change (Perubahan Sikap). Seseorang berkomunikasi juga ingin
mengadakan perubahan sikap.
3. Opinion Change (Perubahan Pendapat). Seseorang dalam berkomunikasi
mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat.
4. Behavior Change (Perubahan Perilaku). Seseorang berkomunikasi juga
ingin mengadakan perubahan perilaku.
Pendapat lain mengatakan bahwa secara umum akibat atau hasil
komunikasi dapat mencakup tiga aspek, yakni:
1. Aspek Kognitif, yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
2. Aspek Afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan atau emosi.
3. Aspek Konatif, yaitu menyangkut perilaku atau melakukan sesuatu.

13

K. Demensi Akhlak Dalam Etika Komunikasi

1. Akhlaq terhadap Allah SWT
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul “Membina
Moral dan Akhlak” bahwa akhlaq terhadap Allah, itu antara lain :
• Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT
• Berbaik sangka kepada Allah SWT
• Rela terhadap qadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah
SWT
• Bersyukur atas nikmat Allah SWT
• Bertawakal/berserah diri kepada Allah SWT
• Senantiasa mengingat Allah SWT
• Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
• Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
2. Akhlaq Dalam Keluarga
Kedudukan anak menurut agama, anak sebagai perhiasan kehidupan
dunia, anak sebagai ujian bagi orang tua, anak sebagai penghibur hati.


Akhlak orang tua terhadap anak : memberi nama yang baik untuk
anaknya, memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya, dan
memberikan makan, minum, pakaian dan kebutuhan sehari-hari
anak dari harta yang halal.



Akhlak anak kepada orang tua : selalu memuliakan orang tua dan
menghormatinya, tidak menghardik orang tua dan menjawab
panggilannya dengan kasar.

14