TUGAS GEOGRAFI TRANSPORTASI CRITICAL REV

TUGAS
GEOGRAFI TRANSPORTASI
CRITICAL REVIEW

Disusun Oleh :
Nama :

Mochammad

Fadzhil Zhafran
NIM :
14/365903/GE/07847
Program Studi
Geografi

dan

Ilmu

:


Lingkungan
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

“Studi tentang struktur kota system transformasi dan mobiitas penduduk di Kota Purwokerto”
Ditulis oleh: Awal Wibowo
Jurnal tersebut menjelaskan tentang system transportasi yang dalam manfaatnya dapat
meningkatkan mobilitas penduduk di Kota Purwokerto. Jurnal tersebut menjelaskan bagaimana
transportasi menjadi pendukung dari adanya mobilitas penduduk hingga meningkatkan ekonomi
masyarakat daerah tersebut. Struktur tersebut. Pemukiman sering disebut perumahan dan atau
sebaliknya. Perumahan memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana
lingkungannya. Perumahan menitikberatkan pada fisik, atau benda mati yaitu houses dan land
settlement. Pemukiman yang berasal dari kata „to settle‟ atau berarti menempati atau mendiami

ini berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu pemukiman tidak menetap,
semi menetap dengan pemukiman sementara atau musiman. Perumahan didefinisikan pula
sebagai satu ciri rumah yang disatukan di sebuah kawasan petempatan. Di dalam satu unsur
perumahan terdapat beberapa sub unsur rumah-rumah dengan segala kemudahan fizikal seperti

kedaikedai, sekolah dan lain-lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok
danbersosialisasi antara satu sama yang lain. (Sumaryono, 2006).
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya.
Mereka melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya.
Alasan tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan ekonomi. Perbedaan karakteristik
ruang dan sumber daya yang dimiliki pada berbagai wilayah di Indonesia mendorong penduduk
untuk melakukan mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakan sumber
daya berupa barang atau komoditas antar ruang.

Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen.
Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara disebut mobilitas penduduk non permanen. Pada
dasarnya penduduk yang melakukan mobilitas dari wailayah satu ke wilayah lainnya bertujuan
untuk menetap di wilayah yang dikunjunginya. Ada kalanya mereka berpindah untuk sementara
waktu baik dalam waktu harian, mingguan, bulanan, atau mungkin lebih lama lagi. Mobilitas
penduduk semacam ini disebut mobilitas penduduk non permanen.
Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan mobilitas penduduk non permanen
dibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi.

a. Komutasi
Komutasi atau komuter adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara pada hari

yang sama. Bentuk mobilitas penduduk ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau ulang-alik atau
pergi-pulang. Orang yang melakukan komutasi disebut komuter atau penglaju. Biasanya pada
pagi hari banyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat
kota untuk bekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang. Pada mobilitas

komutasi tanpa menginap di tempat yang dituju atau dengan kata lain waktu yang digunakan
kurang dari 24 jam.
Pagi hari mereka berangkat ke tempat yang dituju dan pada sore atau malam hari, mereka
pulang kembali ke rumah masing-masing. Sebagai contoh banyak penduduk dari daerah sekitar
Jakarta tinggal di wilayah sekitar Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Pada
pagi hari penduduk dari wilayah sekitar Jakarta berangkat bekerja ke Jakarta dan sore atau
malam harinya mereka kembali.
b. Sirkulasi
Sirkulasi adalah mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan
menginap di tempat tujuan atau sering disebut mobilitas non permanen musiman. Orang yang
melakukan sirkulasi disebut sirkuler. Waktu yang dibutuhkan untuk sirkulasi berbeda-beda, ada
yang hanya beberapa hari, dan ada yang memakan waktu lama.Mereka tidak pulang pada hari
yang sama tetapi harus menginap di tempat tujuan. Hal ini dilakukan umumnya karena jauhnya
jarak untuk pulang ke daerah asalnya dan atau untuk menghemat biaya perjalanan dan sejumlah
alasan lainnya. Banyak penduduk desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama

tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
c. Migrasi Penduduk
Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi
internal adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara.
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antar negara. Migrasi internal yang terjadi di
Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi dan transmigrasi.

Analisis yang digunakan menggunakan analisis deskriptif kualitatif ,statistic deskriptif,
dan analisa GIS( geography information system). stem Informasi Geografi (SIG) atau
Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain

suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang
bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja Sedangkan menurut
Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan
antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di
bumi Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan

sistem otomatis yang berbasis digital komputer. Perbedaan yang paling mendasar terletak pada
cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti
peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan
laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual
dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan
komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa
citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta
dasar terdigitasi .
Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau
geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan
teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem
berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan
analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986
mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali
data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan
pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam
4


komponen

utama

yaitu:

perangkat

keras

(digitizer, scanner, Central

Procesing

Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak, organisasi (manajemen) dan pemakai
(user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan
suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki
refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan

dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan .Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan
tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam
Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data
dasar yang belum dispesifikasi.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut
dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan
analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang
umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi
menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan
bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan
memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang
dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data
raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi
empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang
direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon).
Kelebihan dari jurnal tersebut dapat disajiikan dalam bentuk yang mudah untuk
dipahami. Karena permodelan yang ditunjukan dapat menunjukan model transportasi yang
terjadi di Purwokerto. Sistem

transportasi

adalah tatanan transportasi yang terorganisasi

secara kesisteman yang terdiri dari jaringan transportasi, jaringan pelayanan, jaringan
prasarana, ruang lalulintas, simpul transportasi, dan
terwujudnya transporatsi

yang

efektif

dan

moda transportasi


efesien dalam

menunjang

dengan tujuan
dan

sekaligus

mengerakan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa,
serta mendukung pengembangan wilayah.
Pertumbuhan Kota Purwokerto sangat pesat disegala bidang, seperti pusat pendidikan,
pusat kesehatan, perdagangan, pusat perbelanjaan, perbankan dan jasa. Meskipun belum
terdapat spesifikasi arah kebijakan pengembangan kawasan pertumbuhan tersebut secara
khusus, hal ini didukung dengan fakta di lapangan hasil data observasi bahwa belum
terdapat aglomerasi zone/kawasan pertumbuhan atau dengan kata lain pusat pertumbuhan
masih menyebar ke segala arah di wilayah Kota Purwokerto, meskipun ada beberapa zona
yang


sudah

terjadi

aglomerasi

pusat pertumbuhan. Semakin berkembangnya kebutuhan

masyarakat, memicu berkembangnya pergerakanorang, barang dan jasa yang tentunya juga
berimplikasi pada kebutuhan transportasi. Dalammenyikapi hal ini, pemerintah menyediakan
sarana transportasi umum yang dinilai dapatmenjawab kebutuhan perpindahan dari suatu tempat
ke tempat tujuan secara massal. Namun,solusi yang disediakan pemerintah tidak sepenuhnya
menjawab kebutuhan akan transportasimasyarakat. Melainkan, fakta yang terjadi di lapangan
menunjukkan bahwa penggunaantransportasi umum dinilai tidak efektif, sehingga masyarakat
cenderung menggunakan kendaraan pribadi. Model SIG digunakan untuk mensimulasikan
sistem pelayanan angkutanumum yang sesuai dengan karakteristik daerah suburban sudah tepat,
namunpenggunaan input data yang digunakan kurang lengkap. Seperti variabelbesaran bangkitan
dan tarikan pergerakan, panjang jalan, matrix asal, aruspada jaringan jalan seharusnya digunakan
untuk memberikan analisapemodelan SIG yang lebih dalam dan tepat.
Hal yang menjadi kekurangan dari jurnal tersebut adalah kurang terperincinya data yang

dimiliki.

Hingga

mungkin

bisa

lebih

memperjelas

hasil

yang

digunakan.

Apabila dalam permasalahan transportasi terkait dengan pelayananangkutan umum di lokasi
studi yang tidak efisien dari segi jumlah moda,namun efisien dari segi pelayanan karena dapat
melayani hingga ke titikpada pemukiman, maka bentuk pengembangan yang paling tepat
untukdaerah dengan rute angkutan umum yang padat, adalah reduksi trayekdiikuti dengan
konversi moda berkapasitas lebih besar.

Daftar pustaka
Giyarsih, S. R. (2003). Perankoridorperkotaanterhadappembangunanwilayahperdesaan:
studitransformasistrukturwilayahperdesaan di koridorperkotaan Yogyakarta-SoloSemarang: laporanpenelitianhibahbersaing XI/1 perguruantinggi, tahunanggaran 2003.
LembagaPenelitian, UniversitasGadjahMada.
Giyarsih, S. R. (2011). IDENTIFIKASI TIPOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN
PRASARANA DAN SARANA DASAR PEKERJAAN UMUM DI PROPINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA. JurnalPerencanaan Wilayah dan Kota, 11(3), 115-124.
Giyarsih, S. R. (2012). DAMPAK TRANSFORMASI WILAYAH TERHADAP KONDISI
KULTURAL PENDUDUK (TINJAUAN PERSPEKTIF GEOGRAFIS).
Giyarsih, S. R. (2012). PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG JOGOYUDAN DAN
RATMAKAN DI BANTARAN SUNGAI CODE KOTA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation,
UniversitasGadjahMada).
Giyarsih, S. R., &Alfana, M. A. F. (2013).The Role of Urban Area as the Determinant Factor of
Population Growth. Indonesian Journal of Geography,45(1).
Giyarsih, S. R., &Kurniawan, A. (2011).Regionalisasi Wilayah KabupatenBantul (Suatu Kajian
untuk Kepentingan Perencanaan Pengembangan Wilayah). JurnalPerencanaan Wilayah
dan Kota, 12(4), 189-199.
Giyarsih, S.R, L. Muta’ali, R.W.D. Pramono. 2003. PeranKoridorPerkotaanDalam Pembangunan
Wilayah Perdesaan di Koridor Segitiga Pertumbuhan Joglosemar .Laporan Penelitian
Hibah Bersaing XI. Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional UGM. Yogyakarta
(Tidakdipublikasikan).
Giyarsih,

S.R.

2003.TransportasidanAksesibilitasPerdesaan,

NasionalGeografiPerdesaanPeluangdanTantangan
Desember 2003

Pembangunan

Prosiding
di

Seminar

Indonesia.

15

Giyarsih, S.R. 2010a.PolaSpasialTransformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta-Surakarta
dimuatdalamJurnal Forum Geografi, FakultasGeografi UMS, 24(1) : 28-38.
Giyarsih, S.R. 2010b. Urban Sprawl of The City of Yogyakarta, Special Reference to The Stage
of Spatial Transformation, Indonesian Journal of Geography, 42 (1) : 49-60.
Giyarsih, S.R. 2010c. PemetaanKelembagaandalamKajianLingkunganHidupStrategis DAS
Bengawan Solo Hulu, JurnalSainsdanTeknologiLingkunganUniversitas Islam Indonesia, 2
(2): 90-96.
Giyarsih, S.R. 2011. Regional Transformation in the Yogyakarta-Surakarta Corridor,
International Conference on the Future of Urban and Peri-Urban Area, Yogyakarta, July
11th – 12th
Giyarsih,

S.R.

2012a.SinergismeSpasialdanSinergismeFungsionalSebagaiBagianPentingUntukKerjasama
Antar

Daerah

di

KoridorAntar

Kota,

Prosiding,

Seminar

Nasional,

InformasiGeospasialuntukKajianKebencanaandalamMendukungPelaksanaan Pembangunan
BerkelanjutandanPengembanganKecerdasanSpasial

(Spatial

Thinking)

Masyarakat,

Surakarta 22 Maret 2012.
Giyarsih, S.R. 2012b.KoridorAntar Kota sebagaiPenentuSinergismeSpasial :KajianGeografi
yang SemakinPenting, Jurnal Tata Loka,. 1(2): 90-97.
Giyarsih, S.R. 2012c. DampakTransformasi Wilayah TerhadapKondisiKulturalPenduduk
(TinjauanPerspektifGeografis) dimuatdalamJurnal Forum Geografi, 26 (2) : 120-131.
Giyarsih, S.R., Z. Abdi, S. Ma’mun, S. Hasanati, L. L. Sitohang, I. A. Junaidi. 2011.
AnalisisKarakteristikSosialEkonomidanSinergismeKelembagaanSebagaiBentukPengelolaa
n DAS TerpadudalamPotensidanPermasalahanLingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
dan Wilayah Pesisir, Biro PenerbitanFakultasGeografi UGM.
Gyarsih, S. R., &Listyaningsih, U. (2002).DAMPAK NON EKONOMI MIGRASI TENAGA
KERJA WANITA KE LUAR NEGERI DI DAERAH ASAL.text.

Ma’mun, S., Giyarsih, S. R., &Marfai, M. A. PARTICIPATION OF COASTAL COMMUNITIES
IN MANGROVE FORESTS CONSERVATION IN PASEKAN SUB DISTRICT,
INDRAMAYU DISTRICT.PERKOTAAN, P. D. P., CEKUNGAN, D. D. L. D. K., JALAN,
P. P. P., HULU, P. D. G., VAN, S. T. R. K. R., PIJL, D., ... & DAN, I. K. TATALOKA VOL.
14 NO. 2 HALAMAN 90-170.
RIDWAN, U. H., &Giyarsih, S. R.
(2010). KajiankualitaslingkunganpermukimanmasyaraaktpesisirSukuBajo di
KabupatenMunaProvinsi Sulawesi Tenggara (Doctoral dissertation,
UniversitasGadjahMada).
Ridwan, U. H., &Giyarsih, S. R. (2012).KualitasLingkunganPermukimanMasyarakatSukuBajo
di Daerah yang BerkarakterPinggiran Kota dan Daerah BerkarakterPedesaan di
KabupatenMuna. JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA, 8(2), 118-125.
Sumiyati, S., &Giyarsih, S. R. MODEL SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) UNTUK
LOKASI TUTORIAL DAN UJIAN MAHASISWA DENGAN GOOGLE MAP (KAJIAN
DI UNIT PROGRAM BELAJAR JARAH JAUH UNIVERSITAS TERBUKA-SERANG).