HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Intellectual Pr

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
(Intellectual Property Right)
A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual
Berdasarkan substansinya,Hak Kekayaan Intelektual (IHK) berhubungan
erat dengan benda tidak berwujud serta melindungi karya intelektual yang lahir
dari cipta, rasa dan karsa manusia (Tommi Suryo Utomo, 2009:1). Definisi yang
bersifat lebih umum dikemukakan oleh Jill Mc Keogh dan Abdrew Steward
(dalam Tommy Suruo Utomo,2009:2) yang mendefinisikan HKI adalah
sekumpulan hak yang di berikan oleh hukum untuk melindungi investasi
ekonomi dari usaha-usaha yang kreatif.
Unsur-unsur HKI menurut para ahli maupun lembaga-lembaga:
a. Mengandung hak eksklusif yang di berikan oleh hukum
b. Hak tersebut di berkaitan dengan usaha manusia yang di sasarkan pada
kemampuan intelektual
c. Kemampuan intelektual tersebut memiliki nilai ekonomi.
B. Hak Kekayaan Intelektual dan Pembangunan Ekonomi
Pada hal ini hubungan antara keduanya sangat erat. Contohnya Amerika
Serikat, misalnya mendapatkan keuntungan ekonomi dalam jumlah yang besar
dari produk-produk HKI.Sebagai ilustrasi negara adi daya ini memperoleh
pemasukan sebesar lebih dari US S 8 Milyar pertahun melalui pembayaran
Royalti (Robert W. Kastemeier dan David Beier, 1989:286).

C. Cabang-Cabang Hak Kekayaan Intelektual
1.HAK CIPTA (COPYRIGHT)
Dasar Hukum dan Pengertian Hak Cipta
Di atur dalam Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
(Undang-Undang HC). Hak Cipta adalah hak eklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbayak Ciptaanya untuk

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan-peraturan yang berlaku.
Sifat Kebendaan Hak Cipta
Hak Cipta termasuk dalam golongan benda bergerak tak berwujud.Hak
Cipta tidak dapatdi lakukan secara lisan, tetapi harus di lakukan secara tertulis
baik dengan maupun tanpa akta notaris.
Ciptaan Yang dilindungi
Dalam pasal 12 ayat (1) Undang-Undang HC secara rinci di sebutkan
berbagai ciptaan yang di lindungi yaitu ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra.
Suatu ciptaan untuk bisa mendapatkan perlindungan hukum dari Negara
harus memenuhi 2 (dua) syarat yaitu material form dan originality.
Pembatasan Hak Cipta

1. Tidak ada Hak Cipta
2. Tidak di anggap pelanggaran Hak Cipta
3. Tidak di anggap pelanggaran Hak Cipta dengan syarat bahwa sumbernya
harus di sebutkan atau di umumkan.
Pencipta
Yang dianggap pencipta atas suatu ciptaan adalah:
a. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada
Direktorat Jenderal HKI; atau
b. Orang yang namanya di sebut dalam ciptaan atau di umumkan sebagai
pencipta pada suatu ciptaan.
Hak Pencipta
Terdapat dua macam, yaitu:
1. Hak Ekonomi (economic right),
2. Hak Moral (moral right)
Moral Right mengandung dua macam hak, yaitu:
a. The right to protect the integrity of Work,
b. Attributation atau authorship Right.

Masa Berlaku Hak Cipta
1. Hak Cipta atas Ciptaan yang berupa:

a. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain;
b. Drama atau drama musikal, tari, koreografi;
c. Segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni
patung;
d. Seni batik;
e. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
f. Arsitektur;
g. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lain;
h. Alat peraga;
i. Peta;
j. Terjemahan, tafsir, seduran, dan bunga rampa, berlaku selama hidup
pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah
pencipta meninggal dunia.
2. Hak Cipta atas Ciptaan:
a. Program computer;
b. Sinematografi;
c. Fotografi;
d. Database;
e. Karyo hasolpengalihwujudan;
f. Perwajahan karya tulis yang di terbitkan berlaku selama 50 (lima

puluh) tahun sejak pertama kali di umumkan.
Pendaftaran Hak Cipta
Pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu kewajiban atau keharusan bagi
pencipta atau Pengarang Hak Cipta, untuk mendapatkan perlidungan.

Sanksi Pidana
1. Barang siapa memperbanyak atau mengumumkan suatu ciptaan tanpa
izin Pencipta atau Pemegang hak Ciptanya di pidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
3. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan
untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Beberapa Prinsip Utama Hak Cipta
Dari uraian tersebut di atas sebagaimana di atur dalam Undang-Undang
HC yang terdiri dari 78 pasal, dapat di simpulkan bahwa Undang-Undang HC
mengandung 7 prinsip utama, (Tommy Suryo Utomo, 2009:70) yaitu:
1. Hak Cipta melindungi perwujudan ide, bukan ide itu sendiri.
2. Hak

Cipta

tidak

memerlukan

pendaftaran

untuk

mendapatkan


perlindungan hukum.
3. Hak Cipta bersifat original dan pribadi.
4. Ada pemisahan antara kepemilikan fisik dengan hak yang terkandung
dalam suatu benda.
5. Jangka waktu perlindugan Hak Cipta bersifat terbatas.
6. Pasal-Pasal pidana di dalam Undang-Undang HC bersifat delik biasa.
7. Perlindungan Hak Cipta berlaku terhadap Warga Negara asing yang
terlibat dalam perjanjian yang sama.

2.PATEN (PATENT)
Sejarah Hukum Paten Indonesia
Menurut Tommy Suryo Utomo (2009:99), perkembangan hukum Paten di
Indonesia dapat di bagi ke dalam 3 periode, yaitu:
1. Periode Kepentingan Umum vs Tekanan Internasional (1989-1996).
2. Periode Tunduk Kepada Perjanjian TRIPS (1997-2000).
3. Periode Peningkatan Penegakan Hukum (2001-2005).
Dasar Hukum
Terletak pada Undang-Undang No. 14 tahun 2001 tentang Paten.
Pertimbangan.
Pengertian

Yang di maksud Paten adalah Hak eksklusif yang di berikan oleh Negara
kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan
persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakanya.
Invensi Yang Dapat Diberi Paten
Suatu invensi atau penemuan dapat diberi Paten apabila invensi tersebut
mengandung unsur:
1. Novalty (kebaruan)
2. Inventive steps (langkah-langkah inventif)
3. Industrial applicable (dapat diterpakan dalam industri).
Invensi Yang Tidak Dapat Diberikan Paten
Paten tidak diberikan untuk investasi tentang:
a. Proses

atau

produk

yang


pengumuman

dan

penggunaan

atau

pelaksanaanya bertentangan dengan peeraturan perundang-undangan
yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
terapkan terhadap manusia dan/atau hewan;
c. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; dan
d. i. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik;

ii. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau
hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikrobiologis.
Paten Sederhana
Objek Paten Sederhana dibatasi:
a. pada hal- hal yang bersifat kasat mata (tangible)

b. bukan yang tidak kasat mata (intangible)
Objek Paten Sederhana tidak mencakup:
a. proses
b. penggunaan
c. komposisi
d. produk yang merupakan product by process
Jangka Waktu Panjang
Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat di perpanjang.
Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak Tanggal Penerimaandan jangka waktu itu tidak dapat di
perpanjang.
Subjek Paten
Yang berhak memperoleh Paten adalah Invetor atau yang menerima lebih
lanjut hak Inventor yang bersangkutan.
Kewajiban Pemegang Paten
1. Pemegang Paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang
diberikan Paten di Indonesia,
2. Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana disebutkan pada angka 1
diatas, apabila pembuatan produk atau penggunaan proses tersebut hanya

layak di lakukan secara regional.
Pengalihan dan Lisensi Paten
Paten dapat beralih atau di alihkan baik seluruhnya maupun sebagian
karena:
a. Pewarisan;
b. Hibah;

c. Wasiat;
d. Perjanjian tertulis; atau
e. Sebab lain yang di benarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Sanksi Pidana
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Hak Pemegang
Paten dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
2. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Hak Pemegang
Paten Sederhana dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).
3.MEREK (TRADEMARK)
Dasar Hukum

Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek merupakan dasar
hukum yang terbaru tentang perlindungan Merek di Indonesia.
Pengertian
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Merek dirumuskan bahwa Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Jenis Merek
1. Merek Dagang
2. Merek Jasa,
3. Selain kedua jenis Merek diatas, dalam Undang-Undang Merek juga di
kenal dengan adanya Merek Kolektif (collective marks).
Pendaftaran Merek
Pemilik suatu Merek akan mendapatkan perlindungan hukum sebagai
Pemilik Hak atas Merek apabila Merek tersebut telah didaftarkan di Direktorat
Jenderal HKI Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Indikasi Geografis
Indikasi-Geografis adalah suatu indikasi atau identitas dari suatu barang
yang berassal dari suatu tempat, daerah atau wilayah tertentu yang menunjukan
adanya kualitas, reputasi dan karakteristik termasuk faktor alam dan faktor
manusia yang di jadikan atribut dari barang tersebut.
Jangka Waktu Perlindungan
Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan Pendaftaran dan jangka waktu
perlindungan itu dapat di perpanjang.
Pengalihan Hak Atas Merek Terdaftar
Hak atas Merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan dengan karena:
a. Pewarisan,
b. Wasiat,
c. Hibah,
d. Perjanjan,atau
e. Sebab-sebab lain yang di nearkan peraturan perundang-undangan.
Lisensi
Pemilik terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima Lisensi akan menggunakan Merek tersebut untuk
sebagian atau seluruh jenis barang atau jasa.
Sanksi Pidana
1. Barang siapa tanpa sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang
sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang di produksi dan/atau diperdagangkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang
sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapn ratus juta rupiah).

4.DESAIN INDUSTRI
Pengertian
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisigaris atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis
yang dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapatdi
pakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,

komoditasindustri, atau

kerajinan tangan.
Jangka Waktu Perlindungan Desain Industri
Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.
Subjek Desain Industri
Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau yang
menerima hak tersebut dari pendesain.
Lingkup Hak
Pemegang hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan
Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengeksor, dan/atau
mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
Pengalihan Hak Dan Lisensi
Pengalihan
Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara:
a. Pewarisan,
b. Hibah,
c. Wasiat,
d. perjanjian tertulis, atau
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Lisensi
Pemegang Hak Desain Industri berhak memberikan Lisensi kepada pihak
lain

berdasarkan

perjanjian

Lisensi

untuk

melaksanakan

PemegangHak Desain Industri kecuali jika perjanjian lain.

semua

hak

Ketentuan Pidana
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan yang
melanggar Hak eksklusif Pemegang Hak Desain Industri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
5.DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU (INTEGRATED
CIRCUIT LAYOUT DESAIGN)
Dasar Hukum
Undang-undang No. 32 tahun 2000 merupakan dasar hukum yang pertama
di Indonesia terhadap Perlidungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(selanjutnya disebut undang-undang DTLST).
Pengertian
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang DTLST memberikan definisi Hak Tata
Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
Desain Tata Letak Surkuit Terpadu Yang Mendapat Perlindungan
DTLST bisa mendapat perlindungan hukum apabila memenuhi dua syarat,
yaitu:
1. Orisinil (Originality)
2. Baru (Novelty)
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Yang Tidak Mendapat Perlindungan
Meskipun suatu DTLST mmemenuhi syarat baru dan orisinil, bukan berarti
desain tersebut secara otomatis dilindungi oleh undang-undang DTLST.
Jangka Waktu Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Perlidungan terhadap Hak DTLST diberikan kepada Pemegang Hak sejak
pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial dimanapun, atau
sejak Tanggal Penerimaan.

Subjek Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Yang berhak memperoleh Hak DTLST adalah Pendesain atau yang
menerima hak tersebut dari Pendesain.
Lingkup Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Pemegang Hak memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan DTLST yang
dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang
yang didalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi
DTLST.
6.RAHASIA DAGANG (TRADE SECRET)
Dasar Hukum
Dasar Hukum Rahasia Dagang di Indonesia adalah Undang-Undang No.
30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang Undang-Undang Rahasia Dagang ini
merupakan undang-undang yang pertama kali di Indonesia mengenai Rahasia
Dagang.
Pengertian
Rahasia Dagang adalah informasi yangtidak diketahui oleh umum dibidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh Pemilik Rahasia Dagang.
Rahasia Dagang Yang bisa Mendapat Perlindungan
Rahasia Dagang bisa mendapat perlindungan hukum apabila informasi
tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya
melalui upaya sebagaimana mestinya.
Hak Pemilik Rahasia Dagang
Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk:
a. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
b. Memberikan

Lisensi

kepada

atau

melarang

pihak

lain

untuk

menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu
kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.

Pengalihan Hak Rahasia Dagang
Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan:
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian tertulis;atau
e. Sebab-sebablain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Lisensi
Pemegang Hak Rahasia Dagang berhak memberikan Lisensi kepada pihak
lain berdasarkan perjanjian Lisensi untuk melaksanakan Rahasia Dagang,
kecuali jika diperjanjika lain.
Pelanggaran Rahasia Dagang
Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untu menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan.
Ketentuan Pidana
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia
Dagang pihak lain atau dengan sengaja mengungkap Rahasia Dagang, atau
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dipidaa dengan pidana
penjara palng lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
7.PERLINDUNGAN VARITAS TANAMAN (PLANT VARIETIES
PROTECTION)
Dasar Hukum dan Pengertian
Perlindungan atas Varietas Tanaman di Indonesia bersumber pada
Undang-Undang No. 29 tentang Perlidungan Varitas Tanaman (Undng-Undang
PVT).Perlindungan Varitas Tanaman adalah perlindungan khusus yang dibeikan

negara, yang dalam halini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas
tanaman yangdihasilkan oleh pemulia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman
Jangka waktu Perlindungan Varietas Tanaman
a. 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim
b. 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan.
Subjek Perlindungan Varietas Tanaman
Pemegang hak PVt adalah pemulia atau badan atau orang hukum atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT sebelumnya.
Pengalihan Dan Lisensi Hak Perlindungan Varietas Tanaman
Hak PVT dapat beralih atau di aihkan dengan cara:
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian dalam bentuk akta notaris; atau
e. Sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.
Pemegang hak PVT berhak memberi Lisensi kepada orang atau badan
hukum lain berdasarkan surat perjanjian Lisensi. Kecuali jika diperjanjikan lain,
maka Pemegang hak PVT tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberikan
Lisensi kepada pihak ketiga lainya.
Sanksi Pidana
Barang siapa dengan sengaja melakukan salah satu kegiatan yang
merupakan hak Pemegang PVT tanpa persetujuan pemegang hak PVT, dipidana
dengan pidana penjara palng lama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp. 2.
500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Robert John Pope: UMM Miliki Intellectual Honesty

0 19 1

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI PERADILAN TINGKAT PERTAMA DAN TERAKHIR UNTUK MELINDUNGI HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA

1 26 17

KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN ADAT TERHADAP WANPRESTASI DALAM HAK NUMPANG KARANG (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 110

1 42 17

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT

0 10 2

PELAKSANAAN PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DI KOTA BANDARLAMPUNG

1 20 67

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN PELANGGARAN TATA TERTIB DI SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG

0 60 92