KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PEDOM

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN SOSIALISASI

PUSAT ANALISIS DAN LAYANAN INFORMASI
2015

Kata Pengantar

Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap proses dan keputusan pengadilan
seolah menjadi gambaran bagaimana praktik penegakan hukum di Indonesia saat ini. Tidak
hanya sebatas itu saja, publik juga menyoroti sistem dan praktik penegakan hukum di bidang
peradilan, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas hakim. Ketidakpercayaan
publik terhadap kinerja lembaga peradilan menjatuhkan kredibilitas hakim dalam menjaga
martabatnya sebagai wakil Tuhan.

Apa yang disuarakan oleh public dalam pelaksnaan penegakan hukum masih berjalan memihak,
diskriminatif, dan tidak menghormati hak asasi manusia bisa jadi disebabkan karena masyarakat
belum seluruhnya mengerti proses peradilan, mentaati hukum dan menghormati putusan hakim,
atau disisi lainnya disebabkan oleh faktor buruknya perilaku dari penegak hukum itu sendiri
yang bertentangan dengan Kode Etik Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) sehingga opini publik
(public opinion) yang terbentuk selama ini cenderung menyudutkan dan memperburuk citra

Pengadilan.

Komisi Yudisial lahir dari tuntutan reformasi yang menghendaki adanya perubahan dan
penegakan hukum yang fair, tidak diskriminatif, dan menjamin hak asasi manusia. Lembaga
Negara ini hadir sebagai konsekuensi politik dari adanya amandemen konstitusi yang ditujukan
untuk membangun sistem checks and balances di dalam sistem dan struktur kekuasaan
kehakiman, termasuk di dalamnya pada sub-sistem kekuasaan kehakiman. Hadirnya Komisi
Yudisial berperan untuk memperbaiki kondisi peradilan dengan berfokus pada hakim.

Dalam menjalankan wewenangnya untuk menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim, maka Komisi Yudisial perlu melakukan upaya-upaya
pencegahan terhadap pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Salah satu upaya
tersebut misalnya melalui kegiatan sosialisasi.

Menyadarai akan pentingnya gerakan untuk meng-edukasi masyarakat khususnya terkait
dengan tugas dan wewenang Komisi Yudisial, maka Pusat Analisis dan Layanan Informasi
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

2


menra perlu untuk menerbitkan Buku Pedomanan Pelaksanaan Sosialisasi. Panduan sederhana
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan sebagai Pedoman Umum Pelaksanaan
Sosialisasi di Lingkup Komisi Yudisial dan Penghubung Komisi Yudisial dalam menlaksanakan
tugas sosialisasi pada umumnya dan sekaligus meng-edukasi agar masyarakat dapat mengenal,
mengerti dan memahami yang pada akhirnya tumbuh gerakan peradilan yang fair.
Akhir kata semoga buku pedoman ini yang sangat sederhana ini bermanfaat.

Sekjen Komisi Yudisial

Danang Wijayanto

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

3

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………... 3
BAB I


Pendahuluan........................................................................................................ 5

BAB II

Jenis Sosialisasi................................................................................................... 9

BAB III

Bahan Publikasi Sosialisasi................................................................................. 15

BAB IV

Standard Operational Procedure (SOP) Makro Sosialisasi................................. 18

BAB V

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi............................................................ 28

BAB VI


Penutup............................................................................................................... 33

BAB VII Lampiran............................................................................................................. 34

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

4

BAB I
PENDAHULUAN

Komisi Yudisial lahir sebagai anak kandung reformasi. Kelahiranya diiringi oleh
tingginya Ekspektasi masyarakat yang membuncah dan selama ini resah terhadap carut marutnya
wajah peradilan di Indonesia. Selain itu, kelahiran Komisi Yudisial juga dipicu oleh fakta bahwa
pengawasan internal yang selama ini dilakukan oleh Mahkamah Agung dianggap tidak cukup
optimal dan tidak cukup memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas, independensi dan transaparansi.
Dalam konsepsi Negara hukum, kelahiran Komisi Yudisial didasarkan pada lima
argumentasi yaitu : (1) Komisi Yudisial dibentuk agar dapat melakukan monitoring yang intensif
terhadap kekuasaan kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat dalam spektrum

yang seluas-luasnya dan bukan hanya monitoring secara internal saja, (2) Komisi Yudisial
menjadi perantara (mediator) atau penghubung antara kekuasaan pemerintah (executive power)
dan kekuasaan kehakiman (judicial power) yang tujuan utamanya adalah untuk menjamin
kemandirian kekuasaan kehakiman dari pengaruh kekuasaan apapun juga khususnya kekuasaan
pemerintah, (3) Dengan adanya Komisi Yudisial, tingkat efisiensi dan efektivitas kekuasaan
kehakiman (judicial power) akan semakin tinggi dalam banyak hal, baik yang menyangkut
rekruitmen dan monitoring hakim agung maupun pengelolaan kekuangan kekuasaan kehakiman,
(4) Terjaganya konsistensi putusan lembaga pengadilan, karena setiap putusan memperoleh
penilaian dan pengawasan yang ketat dari sebuah lembaga khusus (Komisi Yudisial), dan (5)
Dengan adanya Komisi Yudisial, kemandirian kekuasaan kehakiman (judicial power) dapat terus
terjaga, karena politisasi terhadap perekrutan hakim agung dapat diminimalisasi dengan adanya
Komisi Yudisial yang bukan merupakan lembaga politik, sehingga diasumsikan tidak
mempunyai kepentingan politik.
Komisi Yudisial lahir melalui amandemen ke-tiga UUD 1945 yang berlangsung pada
bulan September 1999. Melalui Pasal 24B UUD 1945 Komisi Yudisial diberi wewenang untuk
mengusulkan calon Hakim Agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
keluhuran maratabat serta perilaku hakim.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi


5

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Yudisial berlandaskan pada
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Perubahan terhadap UU No 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial. Dalam undang-undang aquo, Komisi Yudisial mempunyai wewenang:
a. mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung
kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
c. menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-sama dengan
Mahkamah Agung; dan
d. menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim.

Kewenangan di atas menunjukkan betapa sentral dan strategisnya peran Komisi Yudisial
dalam mendorong perwujudan peradilan bersih. Mulai dari hulu, yaitu seleksi hakim sampai ke
hilir, yaitu rekomendasi pemberian sangsi, KY berperan penting. Rekomendasi pemberian sangsi
merupakan output dari kewenangan Komisi Yudisial dalam melakukan fungsi pengawasan
eksternal.
Peran pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Komisi Yudisial mencakup
pengawasan preventif dan represif dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. ‘Menjaga’ bersifat preventif, sedangkan ‘menegakkan’

bermakna korektif atau represif.

Jika ditelusuri lebih jauh, pengertian preventif dan represif dalam kewenangan KY
pertama kali muncul dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006. Dalam
bagian menimbang, disebutkan elaborasi atas ketentuan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 yang bila
diperbandingkan dengan pasal-pasal yang terkait dengan pengawasan dalam Undang-Undang
Komisi Yudisial, maka akan tampak hal-hal sebagai berikut:
(i)

“Wewenang lain dalam rangka” menjaga kehormatan, keluhuran martabat, dan
perilaku hakim;

(ii)

“Wewenang lain dalam rangka” menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan
perilaku hakim.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

6


Dengan demikian, maksud dari Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 di atas adalah seluruhnya
merujuk pada pelaksanaan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Bedanya adalah kata
“menjaga” bersifat preventif, sedangkan kata menegakkan bersifat korektif dalam bentuk
kewenangan untuk mengajukan rekomendasi kepada Mahkamah Agung. Sehingga jelas bahwa
ada perbedaan antara konsep preventif dan represif menyangkut wewenang dan tugas Komisi
Yudisial.
Dalam semangat “menjaga”, serta menumbuhkan kepercayaan publik Komisi Yudisial
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada hakim. Selain itu, Komisi Yudisial melakukan
sosialisasi dan edukasi publik kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Komisi Yudisial
menganggap bahwa tugas menciptakan peradilan bersih adalah tanggungjawab semua pihak,
termasuk masyarakat. Masyarakat ditempatkan sebagai pihak yang sama pentingnya dalam
mendorong lahirnya peradilan bersih.

Dalam konteks sosialisasi dan edukasi public itu pula, Agar dapat dilaksanakan dengan
sistematis, koordinatif, dan tepat sasaran, maka perlu adanya Pedoman Umum Pelaksanaan
Sosialisasi dan edukasi publik. Pedoman ini merupakan pijakan/panduan yang akan digunakan
Komisi Yudisial dan Penghubung Komisi Yudisial dalam menjalankan tugasnya khususnya
dalam men-gedukasi dan sekaligus menyebarluarkan informasi apa, mengapa dan bagimana
tugas wewenang Lembaga dalam rangka mencegah penyimpangan kode etik dan perilaku hakim

serta menumbuhkan kepercayaan publik kepada Institusi Pengadilan.

Secara umum dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi dan edukasi public ini
terdiri dari dua jenis, yaitu Sosialisasi Kelembagaan yang digunakan untuk pengenalan fungsi,
tugas dan kewenangan kelembagaan secara umum,

dan Sosialisasi Tugas dan Wewenang

Komisi Yudisial yang digunakan lebih tertuju pada pengenalan program, peraturan dan tujuan
dari Komisi Yudisial. Adapun kelompok sasaran sosialisasi diantaranya kepada Masyarakat,
Pers/Media, Pelajar atau Mahasiswa, dan Aparat Penegak Hukum.
Adapun instrument dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini memuat beberapa
materi tentang tujuan diadakannya sosialisasi, tema dan materi sosialisasi, kelompok sasaran
sosialisasi, metode dan media sosialisasi, bentuk kegiatan sosialisasi, serta mekanisme
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

7

sosialisasi. Di dalam Pedoman ini juga dilengkapi dengan Petunjuk Teknis Sosialisasi agar di
dalam pelaksanaan sosialisasi dapat berlangsung secara sistematis, koordinatif, efektif dan

efisien.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini juga disusun dalam upaya pengenalan
lembaga, serta program dari tugas dan wewenangnya dalam misi menjaga dan menegakkan
kehormatan perilaku dan martabat Hakim, sehingga Pedoman ini dapat mengarahkan agar
kegiatan sosialisasi dapat berjalan optimal dan berimplikasi terhadap meningkatnya kesadaran
masyarakat serta berkurangnya pelanggaran kode etik dan perilaku hakim.

Kami menyadari Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini masih banyak kekurangan.
Namun, kami berharap agar Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi dapat dipergunakan secara
maksimal di lingkungan Komisi Yudisial dan Penghubung Komisi Yudisial. Tak lupa kami
memberikan apresiasi kepada para pihak yang banyak memberikan masukan sehingga Pedoman
ini bisa tersusun. Akhir kata, semoga Pedoman ini bermanfaat.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

8

BAB II
Jenis Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi
Komisi Yudisial adalah kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Yudisial, dalam upaya
menanamkan atau mentransfer pemahaman seputar kelembagaan serta Tugas dan Wewenang
Komisi Yudisial. Adapun sosialisasi yang dilakukan Penghubung Komisi Yudisial adalah
transfer informasi yang berkaitan kelembagaan sertra Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial
kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing penghubung.
Berdasarkan definisi tersebut selanjutnya dalam pedoman sosialisasi ini, dari sisi muatan
materi yang akan disampaikan, maka Sosialisasi secara garis besar terbagi atas 2 (dua) jenis,
yaitu
1. Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial; dan
2. Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudsial.
Pembagian tersebut dimaksudkan agar, informasi yang diberikan kepada publik dapat dibedakan
serta diberikan secara bertahap mengingat latar belakang masyarakat dan daya tangkap yang
berbeda, dilihat dari sisi kedudukan, pendidikan, dan usia. Adapun secara terinci dari pembagian
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial
Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial, yaitu Sosialisasi primer merupakan tahap awal
penjajakan pengenalan terhadap kedudukan Lembaga Komisi Yudisial, baik kewenangan,
tugas dan fungsi dari lembaga tersebut, secara umum. Dikatakan sebagai Sosialisasi primer,
karena muatan informasi yang disampaikan kepada audience adalah informasi-informasi
yang masih bersifat mendasar dari lembaga Komisi Yudisial, dapat dikatakan sebagai
bentuk pengantar atau pengenalan kepada Audience.
II.a.1. Sasaran Sosialisasi Kelembagaan
Sasaran Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial adalah masyarakat umum, yang bisa
digolongkan antara lain:
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

9

a.

Masyarakat Marjinal

b.

Pelajar/Mahasiswa

c.

Akademisi

d.

Organisasi Massa

II.a.2 Materi Sosialisasi Kelembagaan
Materi yang dapat diberikan pada sasaran dari Sosialisasi Kelembagaan adalah sebagai
berikut:
a.

UUD 1945 Pasal 24B;

b.

Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang perubahan menjadi
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011;

c.

Sejarah terbentuknya kelembagaan Komisi Yudisial;

d.

Struktur organisasi Lembaga 8 (delapan) Negara

e.

Tugas, Kewenangan, dan fungsi dari Komisi Yudisial.

f.

Syarat dan ketentuan anggota Komisi Yudisial

g.

Nama-nama dan periodisasi Anggota Komisi Yudisial

II.a.3 Pelaksana Sosialisasi Kelembagaan
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi maka, pelaksana dari sosialisasi kelembagaan yaitu:
a.

Bidang Data dan Layanan Informasi

b.

Penghubung Komisi Yudisial

II.a.4 Tujuan Materi Sosialisasi Kelembagaan
Tujuan materi sosialisasi kelembagaan secara umum untuk menanamkan pemahaman
seputar kedudukan serta esksistensi kelembagaan Komisi Yudisial dalam Konstitusi Negara
Republik Indonesia.
II.a.5 Bentuk dan Waktu Kegiatan
Bentuk Kegiatan dan Waktu kegiatan sosialisasi kelembagaan dilakukan secara rutin dan
bersifat formil, seperti:
a. Audiensi Komisi Yudisial;
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

10

b. Media Visit;
c. Sosialisasi Kelembagaan Daerah;
d. Pameran;
e. Talkshow TV dan Radio
f. Seminar
g. Focus Group Discussion
II.a.6 Bahan Publikasi Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial
Bahan publikasi atau alat dalam sosialisasi kelembagaan menyesuaikan dengan ketersediaan
anggaran dan audiensnya, beberapa yang dapat digunakan adalah:
a. Film Dokumentasi
b. Slide Presentasi Kelembagaan Komisi Yudisial
c. Buku Saku Komisi Yudisial
d. Buku Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
e. Banner/Spanduk
f. Leaflet
g. Kaos
h. Sticker
i. Flyer
j. Mug
k. Dll.
II.a.7 Anggaran
Untuk anggaran pada Sosialisasi Kelembagaan serta semua biaya yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan tersebut dibebankan pada RKA-KL/DIPA KY RI Tahun Anggaran
2015, kegiatan Bidang Data dan Layanan Informasi, dan Kegiatan Penghubung Komisi
Yudisial RI.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

11

II.b Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Sosialisasi Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial, adalah sosialisasi sekunder atau lanjutan
yang ditujukan kepada publik tertentu, terkait dengan program-program Lembaga Komisi
Yudisial serta tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam upaya menjaga dan menegakkan
kehormatan keluhuran dan martabat hakim. Dalam pelaksanaan Sosialisasi Tugas dan
Kewenangan, secara mekanisme cenderung melibatkan unit kerja teknis lain terkait dengan
program-program pencegahan yang akan dijalankannya.
II.b.1. Sasaran Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Sasaran Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial adalah publik khusus, yang
bisa digolongkan antara lain:
a.

Aparat Penegak Hukum

b.

Dosen Akademisi

c.

Praktisi Hukum

d.

Media Massa

II.b.2 Materi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Secara umum materi yang dapat diberikan pada publik tertentu pada Sosialisasi tugas dan
kewenangan yaitu:
a. UUD 1945 Pasal 24B;
b. Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang perubahan menjadi
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011;
c. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Rekrutmen Hakim Agung;
d. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Analisis Putusan Hakim;
e. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Peningkatan Kapasitas Hakim;
f. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Advokasi Hakim;
g. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Pemantauan Persidangan

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

12

II.b.3 Pelaksana Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Pelaksana dari sosialisasi tugas dan kewenangan yaitu seluruh unit kerja terkait dengan
tugas dan kewenangan KomisiYudisial, Pusat Analisis dan Layanan Informasi serta
Penghubung Komisi Yudisial.
II.b.4 Tujuan Materi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Tujuan materi sosialisasi Tugas dan Kewenangan secara umum untuk menanamkan
pemahaman seputar Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial secara mendalam,
menumbuhkan kesadaran hukum dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
Hakim dan Institusi Pengadilan.
II.b.5 Bentuk dan Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan sosialisasi Tugas dan Kewenangan dilakukan secara temporer mengikuti
jadwal kesiapan dari program yang hendak dijalankan unit kerja terkait. Adapun
penyampaian dapat diagendakan secara khusus dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
formil, seperti:
a. Media Visit;
b. Sosialisasi Tugas dan Kewenangan di Daerah;
c. Talkshow TV dan Radio;
d. Seminar publik;
e. Focus Group Discussion;
f. Kuliah umum.

II.b.6 Bahan Publikasi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial
Alat atau tools dalam sosialisasi tugas dan kewenangan menyesuaikan dengan ketersediaan
anggaran dan audiensnya, beberapa yang dapat digunakan adalah:
a. Film Dokumentasi
b. Slide Presentasi Program Komisi Yudisial
c. Kliping Koran
d. Banner/Spanduk
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

13

e. Leaflet
f. Kaos
g. Sticker
h. Flyer
i. Mug
j. Dll.
II.b.7 Anggaran
Untuk anggaran pada Sosialisasi Tugas dan Kewenangan serta semua biaya yang terkait
dengan pelaksanaan kegiatan tersebut dibebankan pada RKA-KL/DIPA KY RI Tahun
Anggaran 2015, program kegiatan unit kerja terkait.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

14

BAB III
Bahan Publikasi Sosialisasi
Pada Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini yang dimaksud dengan bahan sosialisasi yaitu,
bahan publikasi sebagai medium dalam penyampaian materi yang diberikan oleh narasumber
atau pemateri dalam kegiatan sosialisasi, dimana tema, tag-line (isu), serta substansinya
disesuaikan dengan tujuan dan maksud pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Dapat dikatakan bahan
sosialisasi adalah media iklan (advertising) dalam penyelenggaraan sosialisasi, atau bisa juga
dikatakan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi sosialisasi.
Jenis dari bahan publikasi sosialisasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: bahan rekaman, dan
bahan cetak. Untuk bahan rekaman yang umum berupa video dan film dokumenter, sedangkan
bahan cetak cenderung lebih beragam, diantaranya: buku, majalah, press release, booklet, leaflet,
flyer, spanduk, banner, kliping media, dll. Dari kedua macam bahan tersebut, bisa dilakukan
sendiri, ataupun menggunakan bantuan dari pihak-3.
Adapun terdapat 3 (tiga) indikator atau kriteria umum dalam bahan publikasi sosialisasi Komisi
Yudisial, yaitu:
1) Memuat unsur atau berpedoman pada Visi dan Misi lembaga Komisi Yudisial.
2) Mendukung Tugas, Kewenangan dan Fungsi lembaga Komisi Yudisial.
3) Bersifat edukatif, terarah dan terukur serta dapat memberikan pencerahan kepada publik
dan stake holder Komisi Yudisial.
Hal lain yaitu beberapa catatan dalam pembuatan bahan sosialisasi yang perlu diperhatikan
secara teknis dari sisi tahapan pembuatannya, yaitu: pra-produksi, produksi dan pasca-produksi.
Dalam pedoman ini ke-3 unsur tersebut dibakukan sehingga memudahkan penerapannya
dikemudian hari. Adapun seluruh bahan sosialisasi perlu disahkan sebagai produk lembaga oleh
pejabat esselon yang berwenang atau penanggung jawab kegiatan pelaksanaan sosialisasi.
III.1 Tahapan Pra-Produksi
Tahapan pra-produksi merupakan tahapan perencanaan pembuatan bahan sosialisasi, dimana
perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan perintah pejabat esselon yang berwenang atau
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

15

penanggung jawab kegiatan pelaksanaan sosialisasi. Perencanaan tersebut dituliskan kedalam
sebuah rumusan konsep (draft) atau kerangka (outline) agar mudah dipahami. Berikut adalah
beberapa point penting dalam pembuatan draft / outline bahan sosialisasi.
1) Pelaksana kegiatan membaca Term of References (TOR) atau Kerangka Acuan Kegiatan
(KAK) sosialisasi, serta referensi dari literatur lain yang berkaitan dengan kegiatan yang
akan diselenggarakan.
2) Pelaksana kegiatan membuat jadwal pembuatan bahan sosialisasi, serta membuat
beberapa alternatif pembuatan bahan sosialisasi.
3) Pelaksana kegiatan membuat draft / outline yang telah berisi jadwal pembuatan bahan
sosialisasi tersebut, lalu meminta persetujuan dari pejabat esselon atau penanggung jawab
kegiatan untuk ditandatangani atau disahkan.
III.2 Tahapan Produksi
Tahapan produksi adalah tahapan pembuatan bahan sosialisasi yang dilakukan oleh pelaksana
kegiatan atau bantuan dari pihak-3 pelaksana kegiatan sosialisasi. Beberapa point penting dalam
tahapan ini adalah:
1) Pelaksana kegiatan melakukan pembuatan bahan sosialisasi dengan memperhatikan
unsur penulisan baik substansi maupun editorial, ke-ajegan terhadap tema, serta kualitas
dari bahan sosialisasi tersebut.
2) Pelaksana kegiatan melalukan koreksi dan revisi sendiri terhadap produk yang sedang
digarap, untuk memastikan unsur kualitas.
III.3 Tahapan Pasca-Produksi
Tahapan pasca-produksi adalah tahapan final atau dummy. Tahapan ini merupakan tahapan
review serta penyuntingan terhadap produk yang tengah digarap. Tahapan ini berupa tahapan
penyempurnaan yang dilakukan dengan menerima masukan serta arahan dari berbagai pihak, hal
tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas produk sehingga tepat pada sasaran. Beberapa point
yang perlu diperhatikan pada tahapan pasca-produksi adalah:
1) Pelaksana menyerahkan dummy bahan sosialisasi / produk kepada pejabat esselon atau
penanggung jawab kegiatan untuk di-review, lalu dimintai catatan. Bila dummy telah
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

16

sesuai dengan kriteria lembaga serta tujuan dari kegiatan penyelenggaraan sosialisasi
maka dummy tersebut akan disahkan untuk dicetak, atau diperbanyak.
2) Pelaksana melakukan kontrol terhadap cetakan, atau pembuatan dummy menjadi barang
jadi yang telah disiapkan untuk kegiatan sosialisasi.
3) Pelaksana menyimpan bahan tersebut untuk didokumentasikan sebagai bahan sosialisasi.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

17

BAB IV
Standard Operational Procedure (SOP) Makro Sosialisasi
Penyelenggaraan Sosialisasi terbagi atas 2 (dua) kategori, rutin dan penugasan khusus. Pada
Sosialisasi Kelembagaan dikategorikan sebagai penugasan rutin, sedangkan untuk Sosialisasi
Tugas dan Wewenang merupakan penugasan khusus, dimana tahapan dalam penyelenggaraan
melibatkan beberapa unit kerja. Berikut adalah identifikasi langkah dan flowchart SOP
Sosialisasi yang dapat dilihat secara makro (besaran), karena mengingat bentuk-bentuk
sosialisasi beraneka ragam seperti; Audiensi, Talkshow, Seminar, Diskusi ,dll, maka SOP
administrasi (mikro) dan SOP Teknis, dibuat secara terpisah dari Pedoman ini.
IV.a.1 Identifikasi Langkah Sosialisasi Kelembagaan (Pusat)
1) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk
menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.
2) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep
sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.
3) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah
sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan
Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan
Informasi untuk diperbaiki.
4) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi,
jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan dan membentuk Tim untuk
melakukan penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan
kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.
5) Tim Sosialisasi menghubungi panitia lokal atau pihak terkait penyelenggara untuk
melakukan koordinasi terkait perencanaan jadwal, dan biaya penyelenggaraan
sosialisasi.
6) Tim Sosialisasi menghubungi media lokal.
7) Tim Sosialisasi menghubungi narasumber.
8) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil
sosialisasi kepada Staf Layanan Informasi.
9) Tim Sosialisasi membuat pemberitaan sosialisasi kelembagaan.
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

18

10) Tim Sosialisasi mendokumentasikan hasil sosialisasi kelembagaan
IV.a.2 Flowchart SOP Sosialisasi Kelembagaan (Pusat)

1
2

3
4

5
6
7
8

9
10
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

19

IV.a.3 Identifikasi Langkah Sosialisasi Kelembagaan (Melalui Penghubung KY)
1) Kasubbag. Penghubung menugaskan Penghubung menyusun TOR/KAK sosialisasi
kelembagaan.
2) Penghubung menggali kebutuhan, dan menyusun TOR/KAK pelaksanaan Sosialisasi
Kelembagaan Komisi Yudisial, lalu menyerahkan TOR/KAK tersebut kepada
Kasubbag. Penghubung untuk ditelaah.
3) Kasubbag. Penghubung menelaah TOR/KAK pelaksanaan sosialisasi kelembagaan,
apabila telah sesuai TOR/KAK tersebut diserahkan kepada Kabag. Penghubung dan
Hubungan antar Lembaga untuk diperiksa, jika belum sesuai TOR/KAK tersebut
dikembalikan.
4) Kabag. Penghubung dan Hubungan Antar Lembaga menelaah TOR/KAK
pelaksanaan sosialisasi kelembagaan, apabila telah sesuai TOR/KAK tersebut
diserahkan kepada Kepala Biro Umum untuk diperiksa, jika belum sesuai TOR/KAK
tersebut dikembalikan.
5) Kepala Biro Umum menelaah TOR/KAK pelaksanaan sosialisasi kelembagaan,
apabila telah sesuai Kepala Biro Umum membuat Nota Dinas kepada Kepala Pusat
Analisis dan Layanan Informasi untuk dibuatkan bahan publikasi sosialisasi, apabila
belum sesuai TOR/KAK tersebut dikembalikan.
6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menerima Nota Dinas tersebut dan
meneruskannya kepada Kabid. Data dan Layanan Informasi untuk dilaksanakan.
7) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk
menyiapkan bahan-bahan publikasi sosialisasi kelembagaan.
8) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep
sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.
9) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal konsep dan bahan sosialisasi.
Jika telah sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis
dan Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan
Informasi untuk diperbaiki.
10) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir konsep dan bahan
sosialisasi, jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan memerintahkan Staf
Layanan Informasi untuk menyerahkan draft tersebut kepada Kepala Biro Umum.
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

20

Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid Data dan Layanan
Informasi.
11) Kepala Biro Umum menerima draf akhir konsep dan bahan sosialisasi, draf tersebut
ditandatangani dan memerintahkan Kepala Bagian Penghubung dan Hubungan Antar
Lembaga untuk dijalankan.
12) Kepala Bagian Penghubung dan Hubungan Antar Lembaga menerima draf akhir
konsep dan bahan sosialisasi, kemudian memerintahkan Kasubbag. Penghubung
untuk menyelenggarakan sosialisasi.
13) Kasubbag. Penghubung memerintahkan Penghubung untuk menyelenggarakan
sosialisasi.
14) Penghubung menyelenggarakan sosialisasi/seminar/diskusi
15) Penghubung membuat pemberitaan sosialisasi kelembagaan.
16) Penghubung

mendokumentasikan

hasil

sosialisasi

kelembagaan,

kemudian

menyerahkannya kepada Kassubag. Penghubung.
17) Kasubbag. Penghubung menyerahkan hasil sosialisasi kelembagaan Kepala Bidang
Data dan Layanan Informasi.
18) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi
sosialisasi kelembagaan tersebut kepada Staf Layanan Informasi.
19) Staf Layanan Informasi mendokumentasikan kegiatan sosialisasi kelembagaan

.
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

21

IV.a.4 Flowchart SOP Sosialisasi Kelembagaan (Melalui Penghubung)

1
2

3

4
5
6

7
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

22

IV.a.5 Identifikasi Langkah Sosialisasi Tugas dan Wewenang (Pusat)
1) Kepala Biro terkait memberikan Nota Dinas permintaan Sosialisasi Tugas dan
Wewenang kepada Kepala Pusat Analisis dan LI.
2) Kepala Pusat Analisis menerima Nota Dinas dan mendisposisikannya kepada Kepala
Bidang Data dan LI.
3) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk
menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.
4) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep
sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.
5) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah
sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan
Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan
Informasi untuk diperbaiki.
6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi,
jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan membentuk Tim untuk melakukan
penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid
Data dan Layanan Informasi.
7) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi memberikan draf bahan sosialisasi
kepada Biro terkait untuk dapat ditindaklanjuti.
8) Kepala Biro Terkait memerintahkan Kasubag Biro Terkait untuk berkoordinasi
dengan Tim untuk penyelenggaraan sosialisasi.
9) Kasubag menyusun jadwal perencanaan jadwal, dan biaya penyelenggaraan
sosialisasi, lalu memerintahkan Tim Sosialisasi Bidang Data dan LI untuk
menyelenggarakan sosialisasi.
10) Tim Sosialisasi menghubungi panitia lokal atau pihak terkait penyelenggara untuk
melakukan koordinasi.
11) Tim Sosialisasi menghubungi media lokal.
12) Tim Sosialisasi menghubungi narasumber.
13) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil
sosialisasi kepada Staf Layanan Informasi.
14) Tim Sosialisasi membuat pemberitaan sosialisasi Tugas dan Wewenang.
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

23

15) Tim Sosialisasi mendokumentasikan hasil sosialisasi Tugas dan Wewenang.
IV.a.6 Flowchart SOP Sosialisasi Tugas dan Kewenangan (Pusat)
1

2

3

4

5

6
7

8

9

10

11

12

13

14
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

24
15

IV.a.7 Identifikasi Langkah Sosialisasi Tugas dan Wewenang (Melalui Penghubung KY)
1) Kepala Biro terkait memberikan Nota Dinas permintaan Sosialisasi Tugas dan
Wewenang kepada Kepala Pusat Analisis dan LI.
2) Kepala Pusat Analisis menerima Nota Dinas dan mendisposisikannya kepada Kepala
Bidang Data dan LI.
3) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk
menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.
4) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep
sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.
5) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah
sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan
Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan
Informasi untuk diperbaiki.
6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi,
jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan membentuk Tim untuk melakukan
penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid
Data dan Layanan Informasi.
7) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi memberikan Nota Dinas berisi draf
bahan sosialisasi Tugas dan Wewenang kepada Biro Umum untuk dapat
ditindaklanjuti.
8) Kepala Biro Umum meneruskan kepada Kepala bagian hubungan lembaga dan
penghubung untuk ditindaklanjuti.
9) Kepala Bagian hubla dan penghubung memerintahkan kasubag. Penghubung untuk
menyelenggarakan sosialisasi.
10) Kasubag penghubung memerintahkan penghubung untuk melaksanakan sosialisasi
Tugas dan Wewenang
11) Penghubung menghubungi media lokal.
12) Penghubung menghubungi narasumber.
13) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil
sosialisasi kepada Penghubung.
14) Penghubung membuat pemberitaan sosialisasi Tugas dan Wewenang.
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

25

15) Penghubung mendokumentasikan hasil sosialisasi Tugas dan Wewenang kemudian
menyerahkannya kepada Kassubag. Penghubung.
16) Kasubbag. Penghubung menyerahkan hasil sosialisasi kelembagaan Kepala Bidang
Data dan Layanan Informasi.
17) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi
sosialisasi kelembagaan tersebut kepada Kepala Biro Terkait.
18) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi
sosialisasi kelembagaan tersebut Staf Layanan Informasi untuk didokumentasikan.
19) Staf Layanan Informasi mendokumentasikan kegiatan sosialisasi Tugas dan
Wewenang.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

26

IV.a.8 Flowchart SOP Sosialisasi Tugas dan Kewenangan (Melalui Penghubung)
1
2
3
4

5
6
7
8

9

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

27

BAB V
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
V.a Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi Kelembagaan
Waktu : 90 Menit
Tema : Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial
Tujuan umum:
Untuk memberikan penjelasan umum mengenai Kelembagaan Komisi Yudisial
Tujuan Instruksional Khusus:
Pada akhir diskusi / seminar, peserta dapat memahami:
1. Gambaran umum kedudukan Komisi Yudisial dalam Konstitusi Negara RI
2. Mengerti tentang setruktur ke-tatanegaraan.
3. Mengerti Tugas dan Wewenang Lembaga Komisi Yudisial
4. Mengerti Fungsi lembaga Komisi Yudisial
5. Memiliki komitmen membantu Tugas dan Kewenangan KY
6. Memiliki kesadaran untuk mewujudkan peradilan bersih
Total Sesi : 90 Menit
Waktu
Kegiatan
5 Menit
Pengantar

30 Menit

Penyampaian
materi utama

5 Menit

Break Session

40 Menit

Sesi Tanya-

Uraian
Moderator membuka sesi dan
memperkenalkan narasumber, membaca
CV, serta memandu jalannya acara.
Narasumber mengawali :
- Pemutaran film (video) profil
lembaga
- Stimulasi peserta untuk film profil
tersebut dilanjuti dengan
pembicaraan mengenai isu masalah
hukum terkini.
- Memberikan gambaran tentang
perangkat penegak hukum dan
fungsinya secara global
- Dilanjutkan dengan penjelasan ttg
struktur ketatanegaraan
- Menjelaskan ttg tugas dan wewenang
KY secara detail
- Mengajak/menghimbau/menegakkan
peradilan bersih.
Moderator menyampaikan /
mengingatkan waktu penyampaian
materi utama sudah mencukupi
dilanjutkan dengan sesi Tanya-jawab /
dialog.
- Moderator memandu jalannya sesi

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

Materi
- Susunan acara
- CV Narasumber
- Video Profil
Lembaga
- Kliping kasus
hukum terkini,
- Laporan
pengaduan
masyarakat dari
daerah tempat
acara sebagai
pembanding,
- Hand out
mengenal lebih
dekat KY, alat
peraga yang
dibutuhkan
- Jadwal acara

- Kertas Kosong
28

Jawab/Dialog
(Dibagi menjadi 2
Sesi, masingmasing untuk 3
pertanyaan)

-

10 menit

Kesimpulan

-

-

Materi Bacaan :

Tanya-jawab/dialog dengan mencatat
dan bulpoint.
nama audiens dan pertanyaan.
Moderator mengarahkan kepada
narasumber untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari audiens.
Narasumber menjawab pertanyaan
dari audiens sesuai sesi yang dipandu
oleh moderator.
Catatan hasil TanyaModerator menyimpulkan hasil
jawab/dialog
sosialisasi (Review catatan) yang
telah dilaksanakan.
Moderator menyerahkan menutup
sesi diskusi sosialisasi dan
menyerahkan kepada MC.

Buku saku Komisi Yudisial
Hands Out mengenal lebih dekat Komisi Yudisial

Materi AV

:

PSA Komisi Yudisial

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

29

V.b Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi Tugas dan Wewenang

Waktu
: 90 Menit
Tema
: Tugas dan Wewenang Lembaga Komisi Yudisial
Tujuan umum:
Untuk memberikan pemahaman terhadap program serta Tugas Pokok dan Fungsi
Lembaga Komisi Yudisial.
Tujuan Instruksional Khusus:
Pada akhir diskusi / seminar, peserta dapat memahami:
1. Hakikat dan fungsi Lembaga Komisi Yudisial
2. Mengerti tentang tugas masing-masing penegak hukum
3. Memahami pentingnya Penegakkan Hukum yang fair dan independent
4. Memahami pentingnya kemandirian dan profesionalitas pengadilan dalam
mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat.
5. Memiliki komitmen untuk menjaga institusi pengadilan dari tindakan yang
merendahkan keluhuran martabat dan kehormatan hakim.
6. Memiliki kesadaran untuk mewujudkan peradilan bersih.
Total Sesi : 90 Menit
Waktu
Kegiatan
5 Menit Pengantar

30
Menit

Penyampaian
materi utama

Uraian
Moderator membuka sesi dan
memperkenalkan narasumber, membaca CV,
serta memandu jalannya acara.

Materi
- Susunan acara
- CV
Narasumber

Narasumber mengawali :

- Grafik tentang
penegak hukum
yang
melanggar
hukum
pada
tahun tersebut
- Kliping kasuskasus
yang
menimpa
penegak hukum
- Laporan
mengenai gaji
penegak hukum
pada
tahun
terkini
- Laporan
pengaduan
masyarakat dari
daerah tempat
acara sebagai

- Pembicaraan dengan mengambil headline
surat kabar terkini tentang bagaimana
aparat penegak hukum tertangkap tangan
oleh KPK, karena ketahuan sedang disuap
atau meminta untuk imbalan (pemerasan),
pembicara juga menjelaskan betapa moral
aparat penegak hukum sudah sebegitu
bobroknya sehingga ada adagium yang
menyatakan KUHP (kasih uang habis
perkara) dan itu berlaku di semua jajaran
penegak hukum dengan modus yang
berbeda beda.
- Menjelaskan tentang fungsi aparat penegak
hukum
- Menjelaskan tentang pola-pola
pelanggaran yang sering dilakukan oleh
para penegak hukum (hakim,polisi dan
jaksa) dan menstimulasi peserta untuk
Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

30

5 Menit

Break Session

40
Menit

Sesi TanyaJawab/Dialog
(Dibagi menjadi
2 Sesi, masingmasing untuk 3
pertanyaan)

lebih professional dalam menjalankan
tugasnya.
- Menjelaskan secara umum mengapa itu
masih saja terjadi, apa yang menjadi
pemicu aparat penegak hukum bisa
sedemikian koruptifnya
- Memberikan pencerahan bagaimana
seharusnya menjadi aparat penegak hukum
yang baik
- Menghimbau untuk saling bekerjasama
antar penegak hukum demi terwujudnya
peradilan yang berkeadilan social.
- Mengajak/menghimbau/menegakkan
peradilan bersih.
Moderator menyampaikan / mengingatkan
waktu penyampaian materi utama sudah
mencukupi dilanjutkan dengan sesi Tanyajawab / dialog.
- Moderator memandu jalannya sesi Tanyajawab/dialog dengan mencatat nama
audiens dan pertanyaan.
- Moderator mengarahkan kepada
narasumber untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dari audiens.
- Narasumber menjawab pertanyaan dari
audiens sesuai sesi yang dipandu oleh
moderator.
- Moderator menyimpulkan hasil sosialisasi
(Review catatan) yang telah dilaksanakan.
- Moderator menyerahkan menutup sesi
diskusi sosialisasi dan menyerahkan
kepada MC.

10
menit

Kesimpulan

5 Menit

Pengantar
Diskusi
kelompok studi
kasus untuk
hakim

30
Menit

Presentasi hasil Moderator mengumumkan kepada para peserta
diskusi
diskusi bahwa waktu untuk berdiskusi
kelompok telah berakhir dan mempersilahkan

Moderator membuka sesi dan
memperkenalkan narasumber, memandu
jalannya diskusi kelompok

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

pembanding,
- Hand
out
program pada
Tusi Unit kerja
terkait.

- Jadwal acara

- Kertas Kosong
dan bulpoint.

Catatan
hasil
Tanyajawab/dialog

- Daftar nama
Pembagian
kelompok
- Soal studi
kasus
- Buku saku
Kode etik dan
pedoman
perilaku hakim
- Handout
diskusi

hasil

31

perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil studi kasus yang telah
mereka diskusikan di depan. Setelah masingmasing peserta selesai memrepsesntasikan
hasil diskusinya, narasumber memberikan
tanggapan untuk setiap kasus yang
disimpulkan oleh masing-masing kelompok,
serta menjelaskan bahwa setiap kesimpulan
yang berbeda beda merupakan dinamika yang
lazim terjadi pada setiap proses pengambilan
keputusan pada sebuah majelis siding di
pengadilan, asalkan itu didasarkan pada faktafakta yang ada di persidangan dan hati nurani
yang jujur, setiap pengambilan keputusan oleh
hakim adalah sah dan itu merupakan bentuk
independensi hakim itu sendiri.

Materi Bacaan:

Buku saku Profil Komisi Yudisial
Hands Out mengenal lebih dekat Komisi Yudisial
Buku saku KEPPH
Handsout kode etik dan pedoman perilaku hakim

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

32

BAB VI
Penutup

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

33

BAB VII
Lampiran

-

Materi sosialisasi

-

Kuesioner

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi

34