Makalah praktek fitokimia asam kandis ne

TUGAS FITOKIMIA 1
ASAM KANDIS
(Garcinia parvifolia)

Kelompok 2 :
- Asteria Triwahyuni
- Feliks Antonius
- Tetty Riyanti

(1043050019)
(1043050074)
(1043050075)

Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2013

PENDAHULUAN
Asam Kandis merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah Sumatra dan Kalimantan.
Asam kandis merupakan salah satu tanaman rempah yang potensinya perlu dikembangkan.
Secara botani asam kandis masih kurang dikenal dan orang lebih banyak mengetahui asam

kandis dari buah yang sudah diiris tipis dan sudah dikeringkan yang digunakan untuk bumbu
masak dan sebagai obat tradisional.
Buah asam kandis dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari
Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh dan dapat dijadikan selai,
campuran kari, cuka, acar serta berkhasiat sebagai anti kolesterol dan pelangsing. Buah keringnya
digunakan untuk mengobati gangguan empedu.
Deskripsi tanamanAsam kandis (Garcinia parvifolia) merupakan tanaman yang berasal dari
India, sekerabat dengan manggis dan asam gelugur. Tinggi tanaman dapat mencapai sekitar
15 m. Di India tanaman ini disebut kokkam, di Malaysia disebut asam kandis, di Thailand
disebut mada-luang (Chia-ng Mai), mada, chakassa, di Kali-mantan disebut buran, di
Lampung disebut kunyi' talerang dan di Sumatera Barat disebut asam kandih.
Batang tanaman asam kandis beralur, terkelupas (sekerabat dengan manggis serta asam
gelugur), pendek dan lurus, kayunya berwarna cokelat kelabu, bergetah putih,lengket.
Tajuknya berbentuk seperti piramid, lebat dengan batang utama tegak dan cabang-cabang
tumbuh mendatar, seperti pohon manggis. Seluruh bagian tanaman tidak berbulu.
Daun lanset memanjang, sempit, panjang 12 - 24 cm dan lebar 4 – 7 cm. Daun muda
berwarna hijau muda, tulang utama menonjol dengan banyak tulang daun kecil-kecil pendek
letaknya sejajar, setelah tua daun berwarna hijau tua,lembaran atas berkilap, panjang tangkai
daun 1 - 2,5 cm.
Bunga berwarna putih, ada di ketiak daun berjumlah 4 - 10 kuntum, berdiameter sekitar 1 cm,

bunga betina mempunyai kepala putik bercuping 5, daun mahkota dan daun kelopak masingmasing terdiri dari 5 helai, panjang gagang bunga 2 - 3,5 cm.
Asam kandis merupakan tumbuhan hutan yang kulit buahnya seperti buah rambai tapi lebih
tebal, rasanya sangat asam, buahnya bergetah, berbentuk agak membulat, meruncing, dengan
diameter mencapai 9 cm. Di dalam buah terdapat biji 1 - 5 butir, dengan panjang sekitar 2,5
cm, berwarna cokelat terbungkus daging buah yang berwarna kuning-jingga dan menghasilkan minyak.

TEORI
Kajian kimia terperinci ke atas Garcinia parvifolia telah menghasilkan dua triterpinoid
1.

stigmasterol

2.

β sitosterol

3.

6 deoksijacareubin


4.

daphnifolin

5.

rubraxanton

6.

satu benzofenon

7.

isoxanthochymol

8.

dan satu alkaloid, kafein.


Struktur ini ditentukan dengan menggunakan eksperimen spekstroskopi seperti NMR, MS, IR
dan UV.

Secara Farmakologis :
Memiliki efek sitotoksik :
-

Ekstrak mentah heksan dan aseton pada Garcinia parvifolia juga dianggap aktif ke
atas sel CEM*SS dengan nilai IC50 kurang daripada 30 mikrogram/ml di mana
ekstrak mentah kloroform menunjukkan aktiviti yang kuat dengan nilai IC50 6.5
mikrogram/ml

Senyawa rubraxanthone dan isocowanol dari daging asam kandis :
-

Kedua senyawa itu terbukti bersifat antiplatelet sehingga mampu mencengah
penyempitan pembuluh darah karena menumpuknya keping darah atau trombosit
sebagai pencetus penyakit degeneratif seperti stroke.

Daunnya berkhasiat antibakteri :

-

Senyawa parvifoliquinone, parvifoliols B, C, E,
nigrolineaisoflavone A, dan mangostinone yang terkandung
melawan Staphylococcus aureus. Bakteri itu penyebab radang
alias radang selaput otak, osteomielitis atau infeksi tulang, dan
pada manusia

garcidepsidone B,
di dalamnya ampuh
paru-paru, meningitis
infeksi saluran kemih

Memiliki efek antiplasmodium :
-

Uji larva telah dijalankan dengan menggunakan larva jenis Aedes aegypti. Ekstrak
mentah Garcinia parvifolia menunjukkan aktivitis yang sederhana terhadap larva
dengan memberikan nilai LC50 kurang daripada 100 mikrogram/ml. Rubraxanthone
menunjukkan aktivitis yang kuat terhadap larva dengan nilai LC50 15,49 mikrogram/

ml.

-

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ekstrak n-heksana kulit batang G. parvifolia
(Miq) mengandung turunan senyawa ksanton yaitu 1,3,6-trihidroksi-2-(3-metilbut-2enil)-7-metoksi-8-(3-metilbut-2-enil)ksanten-9-o memiliki aktivitas antiplasmodium
pada kultur P. falciparum strain FCR-3 sebesar 9,368 ± 1,6 mg/mL untuk masa
inkubasi 24 jam, 3,005 ± 1,5 mg/mL untuk masa inkubasi 72 jam. Pada strain D10
dengan nilai IC50 sebesar 9,341 ± 1,5 mg/mL untuk masa inkubasi 24 jam dan 6,885
± 1,7 mg/mL untuk inkubasi 72 jam.

-

Hasil tes in vitro menunjukkan ekstrak metanol akar dan ekstrak n-heksana akar dan
kulit batang memiliki aktivitas antiplasmodium yang lebih kuat daripada ekstrak
bagian lain dari tanaman dengan IC50