Observasi koperasi dan ukm apbd

“Tugas Observasi”
Observasi Koperasi BMT Al-Jibaal
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Koperasi Dan UMKM

Dosen pembimbing:

Disusun oleh :
Syauqi Jazuli
1112053000037
Nazar Rudiansyah
1112053000039

Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014

BAB I


PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak koperasi yang berkembang di masyarakat, banyaknya koperasi
yang ada di masyarakat tentunya akan terjadi persaingan yang ketat antara satu koperasi
dengan koperasi yang lain.
Koperasi BMT Al-Jibaal merupakan juga salah satu jenis koperasi di tanggerang
selatan yang telah berkembang saat ini, tentunya seiring dengan Berjalannya koperasi BMT
Al-Jibaal telah menemui gendala dan permasalahan yang di hadapi. Melihat permasalahan di
atas tentunya hanya koperasi yang menerapkan manajemen yang baik yang bisa bersaing
dengan koperasi-koperasi lainnya.
Menurut mohammad hatta (1980 : 14) Koperasi adalah sebuah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan atas asas tolong menolong. Jika kita
melihat definisi koperasi di atas maka disana kita melihat nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya.
Dalam koperasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya bersifat universal dan
merakyat maka tidaklah heran jika koperasi menjadi salah satu badan usaha yang merakyat
karena memang ada unsur kekeluargaan yang melekat. Ekonomi kerakyatan yang
dimanisfestasikan melalui koperasi memiliki pijakan konstitusional yang kuat dan bergayut

langsung dengan nadi kehidupan rakyat kecil.

1.2

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis memberikan rumusan masalah antara lain yaitu sebagai
berikut ini:
1) Jelaskan Sejarah dari BMT Al-Jibaal dan kenapa berdiri?
2) Dari mana saja sumber modal koprasi BMT Al-Jibaal?
3) Apa saja unit-unit usaha yang sedang berjalan dan mana yang lebih menonjol?
4) Bagaimana Sistem Pemasaran yang di terapkan di Koperasi BMT Al-Jibaal dan masalah
yang dihadapi baik internal maupun eksternal?
1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1) Untuk mengetahui Sejarah dari koperasi BMT Al-Jibaal dan kenapa berdiri?
2) Untuk mengetahui sumber modal awal koprasi BMT Al-Jibaal?
3) Untuk mengetahui unit-unit usaha yang sedang berjalan dan mana yang lebih menonjol?

4) Untuk mengetahui Sistem Pemasaran yang di terapkan di Koperasi BMT Al-Jibaal dan
masalah yang dihadapi baik internal maupun eksternal?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Koperasi BMT Al-Jibaal
Sejarah berdirinya koperasi BMT AL-JIBAAL bermula ada seorang Ustadz yang
mengetahui bahwa yayasan amanat ummat yaitu yayasan milik departemen keuangan pada
waktu itu menteri keuangan adalah Bpk Marjin Muhammad dan pada waktu itu wakil
presiden Bpk Habibie melihat kondisi rakyat indonesia yang mayoritas muslim akan tetapi
Ekonomi masyarakat masih rendah maka direncana untuk mengataskan itu perlu adanya
pendirian Baitul Maal Wattamwil (BMT), pada tanggal 7 desember 1985 itu dicanangkan
yayasan oleh pemberdayaan Budaya (pembud) dan dari yayasan amanah ummah dan bekerja
sama dengan pembud mendirikan kopersi, perusahaan kecil dan mengadakan pelatihan untuk
pengelolahan BMT dari dua pengajian yaitu Pengajian AL HUDA dan Pengajian KHUSUS
BANGKOK, dari masing – masing pengajian mengutus dua orang untuk mengikuti pelatihan
dicisaat Sukabumi selama kurang lebih 15 hari dan pelatihan ada 30 orang yang hadir karena
ada 1 orang yang berhalangan hadir maka jumlah peserta menjadi 29 orang saja.
Dalam pelatihan tersebut peserta dibiayai dan semua fasilitas gratis, dari masingmasing perwakilan pelatihan diberikan uang modal 5 juta rupiah untuk dijadikan modal awal

untuk membina kesejahteraan masyarakat di daearah masing-masing jadi karena yang diutus
dari satu daerah atau kampung disini setelah pulang lalu berdiskusi dengan masyarakat dan
tokoh masyarakat yang ada di kampung gunung, akhirnya membentuk BMT dan diberi nama
BMT AL-JIBAAL karena disini bernama kampung gunung. Setelah dua bulan tepat pada
tanggal 1 september 1997 terbentuklah Koperasi BMT Al-Jibaal dan lokasi awal koperasi ini
ada diteras rumah Bapak Wahyudi Sasmito selaku pendiri koperasi dan pada akhirnya
berpindah tempat menyewa ruko untuk tempat baru koprasi BMT al-jibaal.
Pada tahun pertama memberikan keuntungan 5 juta rupiah tetapi lima juta tersebut
oleh pengurus dibelikan sembako untuk memperingati ulang tahun pertama koperasi BMT
AL-JIBAAL dan ditambah donatur jadi totalnya ada 28 paket. Dan pengurus hanya 4 orang
yang berlatar belakang pensiunan akan tetapi tidak bertahan lama , dan pada tahun 2003
bapak Wahyudi Sasmito menjalankan seorang diri selama 10 tahun dari tahun 2003 sampai
tahun 2012 dan program yang direncanakan tetap berjalan secara manual. Anggota semakin
bertambah menjadi 29 orang tetapi tidak mencapai korm. Pada tanggal 30 desember 2012
mengadakan rapat yang luar biasa dan dan banyak yang hadir sampai melebihi RAT (Rapat
Anggota Tahunan) yang ditentukan lalu dibentuk organisasi koperasi yang berjalan hingga
saat ini, BMT AL-JIBAAL dalah koperasi yang berprestasi se-tanggerang selatan.

B. Sumber Modal Koperasi BMT Al-Jibaal
Sumber modal dari koperasi BMT Al-jibaal pertama kali diberikan oleh kementrian

keuangan yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- dari modal awal itu dibentuklah Koperasi BMT
al-jibaal.
Ada dua sumber modal yang dapat dijadiakn modal usaha koperasi yaitu :
a. Secara Langsung Dalam mendapatkan modal secara langsung ini ada tiga cara klasik
yang dapat dilakukan oleh para pengurus koperasi,yaitu :
1) Mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai dengan besar kecil penggunaan
volume penggunaan jasa pelayanan koperasi yang dimanfaatkan oleh anggota
tersebut.
2) mengaktifkan pengumpulan tabungan para anggota
3) mencari pinjaman dari pihak bank atau non-bank dalam menunjang kelancaran
operasional koperasi.
b. Secara tidak langsung
Modal yang didapat dari cara ini bukan merupakan modal yang langsung digunakan
oleh koperasi tetapi mengambil manfaat dari kemampuan koperasi itu sendiri dalam
rangka menekan biaya,caranya antara lain :
1) Menunda Pembayaran yang seharusnya dikeluarkan
2) Memupuk dana cadangan
3) Melakukan Kerja Sama-Usaha
4) Mendirikan Badan-Badan Bersubsidi
1. Sumber-Sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967)

1.1.Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi
oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok
tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih
tercatat menjadi anggota koperasi. Simpanan Pokok di Koperasi Al-jibaal yakni sebesar
Rp.50.000,1.2.Simpanan Wajib
Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi
yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana
yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan
mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan

menjalankan usaha koperasi. Simpanan Wajib di Koperasi Al-jibaal yakni sebesar
Rp.15.000,1.3.Simpanan SukaRela
Adalah simpanan yang besarnya tidak di tentukan, tetapi bergantung kepada
kemampuan anggota. Simpanan sukarela dapat di setorkan dan diambil setiap saat.
1.4.Modal sendiri
Adalah modal yang berasal dari dana simpanan pokok,simpanan wajib, dan dana
cadangan. Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang
tidak dibagikan kepada anggota. tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat
digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau

menutup kerugian dalam usaha. Fungsi cadangan: Menjaga Kemungkinan rugi dan
memperkuat kedudukan finansial koperasi terhadap pihak luar (kreditor).
2. Sumber-Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992)
2.1.Modal Sendiri (Equity Capital)
Terdiri dari modal anggota, baik yang bersumber dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan-simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan
pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, dana cadangan, dan SHU
yang belum dibagi.
2.2. Modal Pinjaman (Debt capital)
a) Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan
simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari
nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman,
koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal
dari anggota.
b) Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama
badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk
dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup
yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.

c) Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi
mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi

sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan
untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d) Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar
anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang
tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
e) Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana
yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
C. Unit Usaha yang Sedang Berjalan di Koperasi BMT Al-Jibaal
Unit usaha yang berjalan di Koperasi BMT Al-Jibaal yaitu Koperasi Simpan pinjam.
Adapun instrument yang dipakai unit usaha di Koperasi BMT Al-Jibaal sebagai berikut:
1) Murabahah ( jual beli )
2) Mudharabah ( bagi hasil )
3) Ijarah ( Sewa )

4) Musyarakah
5) Ijarah Multijasa
Dan Unit Usaha yang menonjol yakni di bidang simpan pinjam/tabungan, antara lain:
1) Simp. Wadiah/titipan
2) Simp. Idul fitri
3) Simp. Qurban
4) Simp. Nikah
5) Simp. Pendidikan dan kesehatan (bungkesmas)
6) Simp. Haji dan Umrah
7) Simp. Berjangka ( deposito )
D. Sistem pemasaran dan masalah yang dihadapi
Sistem pemasaran yang digunakan Koperasi BMT Al-Jibaal melalu Selembaran
brosur dan dari masyarakat sekitar yang ikut BMT Al-jibaal memberitahu masyarakat
bahwa ada koperasi BTM Al-Jibaal di Jl. Gunung .
Dari sistem pemasaran tersebut banyak kendala yang dihadapi baik internal maupun
eksternal. Adapun kendala dari internal yaitu:

1) Keanggotaan dalam Koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah
anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi

yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau
dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a) Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah
b) Keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c) Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka
sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa
koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya
dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai
penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran
yang benar.
d) Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus
ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan
(RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusankeputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang
mengikat.
e) Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga
memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang
ada dikoperasi semakin berkurang.
2) Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama.

masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus
adalah :
a) Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih
belum memadai
b) Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c) Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini
berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum
berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d) Pengurus kadang-kadang tidak jujur

e) Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk
menigkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilannya.

Kursus-kursus

yang

diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f) Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian
tugas yang jelas.
g) Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh
masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya
terhadap koperasi berkurang.
h) Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer,
pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3) Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di
disebabkan oleh :
a) Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika
dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b) Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap
untuk diperiksa.
c) Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor
koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota
pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang
mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Adapun kendala dari eksternal yaitu:
1) Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak
anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
2) Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan
koperasi.
3) Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak strategi yang

digunakan untuk mengembangkan koperasi di Indonesia yaitu melalui dari diri sendiri untuk
memajukan koperasi
Untuk memulai usaha koperasi haruslah mempunya pondasi awal yang kuat dan
kokoh, karena di zaman seperti ini koperasi sudah cenderung tenggelam karena era
globalisasi dan karena dominasi usaha – usaha yang dimiliki oleh perusahaan swasta yang
biasanya membuat usaha kecil seperti koperasi menjadi berkurang. Maka untuk itulah
koperasi harus mempunyai menejemen yang kuat didalamnya agar dapat bersaing oleh
perusahaan besar/kecil lainnya.