Analisis Kecacatan Produk dengan Metode (3)

2

tidak terdapat kesesuaian/kecocokan akan tujuan yang diinginkan dari
penggunaan barang tersebut, maka biasanya konsumen atau pembeli akan pindah
membeli barang merek lain di pasar.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tidak mungkin dan tidaklah ada
gunanya apabila si produsen merasa dirinya sebagai konsumen atau orang yang
dapat menentukan kehendak/keinginan konsumen, terutama dalam menentukan
tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkannya. Hal ini perlu diperhatikan oleh
si produsen, karena ia menjual barang kepada pelanggan atau konsumen dan tidak
pada dirinya sendiri. Dengan demikian sudah tentu si produsen tidaklah dapat
menentukan begitu saja mutu yang bagaimana yang dibutuhkan dan yang akan
dihasilkannya. Yang sudah jelas adalah bahwa keinginan/selera antara pembeli
juga berbeda-beda, yang mungkin disebabkan karena perbedaan sifat daerah
asalnya atau tingkat sosialnya atau sebab lainnya. Akibat keadaan ini akan lebih
menyulitkan bagi pengusaha/produsen untuk memilih atau menentukan faktor
kualitas yang diminta oleh pembeli atau pelanggan. Hendaknya para produsen
selalu mengingat bahwa yang menjual barang-barang kepada pelanggan atau
konsumen tidak hanya dia sendiri, tetapi masih terdapat banyak produsen lain.
Oleh karena itu perlu adanya suatu dasar atas kebijakan yang diambilnya.
Dalam dunia bisnis, kualitas dapat ditempatkan sebagai alat yang sangat

ampuh dalam usaha mempertahankan bisnis suatu perusahaan. Kualitas pada
industri manufaktur selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu
diperhatikan kualitas pada proses produksi. 2 Bahkan, yang terbaik adalah apabila
perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya
atau produk yang masih ada dalam proses (work in process), sehingga apabila
diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Seperti halnya dalam
PT Ocean Asia Industry, kecacatan produk diketahui ketika produk tersebut telah
selesai di produksi atau dalam keadaan sudah di selesaikan (finished good),
dengan ini kecacatan terkadang masih bisa diperbaiki dan adapula yang tidak bisa
diperbaiki atau c-grade. Jika produk yang dicek merupakan produk yang sudah
dalam keadaan siap kirim ( finished good) maka biaya produksi, waktu dan tenaga
2 Ibid, h. 216.

3

yang dihasilkan untuk melakukan rework akan lebih besar. Seharusnya produk
dapat diperhatikan dari mulai bahan baku atau sebelum produksi, ketika masih
dalam proses dan ketika finished good. Dengan demikian, produk akhir yang
dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan yang
harus dibayar mahal karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan

pengerjaan ulang. Hal ini dapat dicapai melalui penentuan metode-metode yang
dapat diterapkan, salah satunya adalah metode seven tools atau tujuh alat
perbaikan kualitas. Tujuh alat perbaikan kualitas (seven tools) merupakan
instrumen dari Total Quality Management untuk melengkapi usaha pencapaian
manajemen kualitas total (Total Quality Management). Alat perbaikan kualitas
tersebut diantaranya Rekaman Data(Check Sheet), Grafik antar Variabel (Scatter
Diagram), Diagram Tulang Ikan (Fishbone), Alur Proses (Flow Chart), Diagram
Pareto (Pareto Chart), Diagram Histogram (Histogram Chart), dan Peta Kendali
(Control Chart).
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik maka variasi yang
terjadi harus diperkecil. Untuk dapat menyelesaikan masalah cacat produk, tidak
semua

penyebab

dapat

di

atasi


sekaligus,

perusahaan

harus

mampu

mengidentifikasi masalah-masalah apa yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu.
Masalah kecacatan produk dalam PT Ocean Asia Industry merupakan hal yang
paling penting untuk diteliti, karena perusahaan tersebut sangat mendukung untuk
mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2015 yang merupakan sertifikat dalam sistem
manajemen kualitas. Pencapaian kesempurnaan kualitas perlu ditekankan di PT
Ocean Asia Industry. Banyak hal yang harus dipelajari oleh PT Ocean Asia
Industry mengenai pengendalian kualitas tersebut. Kepuasan pelanggan
merupakan hal yang diutamakan oleh perusahaan. Kepuasan pelanggan
merupakan salah satu tujuan perusahaan. Salah satu bentuk kepuasan pelanggan
adalah apabila kita dapat memberikan pelayanan terbaik salah satunya yaitu
kualitas terbaik. Kualitas terbaik yang diberikan merupakan produk tanpa

kecacatan (zero defect).
Pencapaian zero defect tidaklah mudah. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan, terutama akar permasalahan sebuah produk. Angka kecacatan di

4

PT Ocean Asia Industry masih dikatakan kurang dari sempurna dibandingkan
dengan produksi pada setiap bulannya. Angka kecacatan yang sangat besar dan
masih belum dikatakan sempurna, membuat penulis ingin meneliti lebih dalam
mengenai kecacatan produk yang terdapat di PT Ocean Asia Industry.
Sebagaimana diketahui pada tabel dibawah ini bahwa data kecacatan
selama satu tahun pada tahun 2015, kecacatan semakin meningkat. Jenis
kecacatan bervariasi, mulai dari kecacatan yang disebabkan oleh garis minyak
yang disebabkan oleh bagian perajutan, kecacatan yang disebabkan oleh warna,
kecacatan yang disebabkan oleh kualitas fisik kain yang tidak sesuai dengan
standar kualitas yang telah diberikan oleh pelanggan.
Tabel 1.1 Laporan Kecacatan Produk Tahun 2015

Dengan semakin meningkatnya tingkat kecacatan produk yang terjadi di
PT Ocean Asia Industry dalam setiap bulannya bahkan dalam setiap tahunnya,

serta dengan meningkatnya persaingan industri tekstil di mancanegara dan
kepuasan pelanggan yang sangat diutamakan dalam perusahaan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul Analisis Kecacatan
Produk dengan Metode Seven Tools di PT Ocean Asia Industry. Penelitian ini juga
dilakukan untuk membantu perusahaan dalam mencari penyebab kecacatan yang
sangat tinggi dalam setiap bulannya, mengetahui jenis kecacatan produk kain yang

5

ada di PT Ocean Asia Industry serta memberikan solusi terbaik atas permasalahan
yang ada. Analisis mencari penyebab kecacatan produk dilakukan dengan metode
seven tools.
Penulis memilih menggunakan metode tersebut karena metode tersebut
digunakan untuk menemukan suatu metode pengendalian kualitas yang tepat
untuk mengurangi kecacatan suatu produk dan untuk perbaikan kualitas, sesuai
dengan tujuan penelitian. Selain itu, metode seven tools juga memiliki langkahlangkah terstruktur mulai dari penentuan masalah hingga perencanaan rencana ke
depan dalam meningkatkan kualitas suatu produk.
1.2 Fokus dan Subfokus Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, maka peneliti dapat memutuskan mengenai fokus dan subfokus

penelitian yang akan dilakukan di PT Ocean Asia Industry mengenai kecacatan
produk. Penelitian ini difokuskan kedalam masalah kecacatan produk kain yang
terdapat di PT Ocean Asia Industry. Data yang akan dijadikan sumber penelitian
merupakan data kecacatan produk tahun 2015. Data tersebut dijadikan sumber
penelitian karena merupakan data terbaru mengenai kecacatan produk di PT
Ocean Asia Industry selama tahun 2015.
Berdasarkan fokus penelitian yang dituju, maka penulis menentukan
bahwa subfokus penelitian ini diantaranya :
1. Data kecacatan dari setiap bulannya untuk menganalisa seberapa besar tingkat
kecacatan yang terjadi di PT Ocean Asia Industry.
2. Jenis cacat yang terjadi pada pembuatan produk kain di PT Ocean Asia
Industry.
3. Jenis kecacatan terbanyak pada produk kain di PT Ocean Asia Industry.
4. Penyebab kecacatan sebuah produk kain di PT Ocean Asia Industry.
5. Solusi terbaik dari permasalahan kecacatan yang terjadi di PT Ocean Asia
Industry.

6

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari fokus dan subfokus diatas, dapat ditarik pertanyaan dalam sebuah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kecacatan produk yang terjadi di PT Ocean Asia Industry?
2. Ada berapakah golongan produk cacat pada kain di PT Ocean Asia Industry?
3. Jenis cacat manakah yang jumlahnya paling banyak?
4. Apa penyebab kecacatan sebuah produk kain di PT Ocean Asia Industry?
5. Bagaimana mengurangi angka kecacatan produk di PT Ocean Asia Industry?
Pertanyaan penelitian akan menjadi acuan bagi penentuan tujuan
penelitian, penyusunan teori, penggunaan metode penelitian, pembahasan hasil
penelitian dan simpulan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian mengenai kecacatan produk yang terjadi di PT
Ocean Asia Industry, penulis berharap penelitian tersebut dapat berguna dan
bermanfaat baik kepada penulis ataupun perusahaan. Kegunaan penelitian terbagi
menjadi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Kegunaan teoritis
merupakan bagaimana hasil penelitian menjadi bagian dari proses pengembangan
ilmu sedangkan kegunaan praktis adalah bagaimana hasil penelitian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan mengenai
kegunaan penelitian kecacatan produk yang terjadi di PT Ocean Asia Industry.

a. Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk membantu penulis untuk
menambah ilmu dan wawasan mengenai kecacatan yang terjadi di dalam
perusahaan. Dengan wawasan yang luas dan pengalaman yang baik maka
penulis dapat memiliki ilmu yang bermanfaat untuk dijadikan pedoman
dikemudian hari. Selain itu dengan melakukan penelitian tersebut, penulis
akan dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diutarakan di dalam skripsi

7

tersebut. Dengan melakukan penelitian pula, peneliti dapat memperluas
pergaulan dengan mengenal orang-orang disekitarnya.
b. Kegunaan praktis dalam penelitian ini yaitu penelitian ini dapat dijadikan

pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan khususnya dalam pengecekan
produk di perusahaan. Penelitian tersebut juga dapat menemukan jawaban
serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang sering terjadi di sebuah
perusahaan. Dengan hasil penelitian yang memuaskan, maka penelitian dapat
dijadikan pedoman perusahaan untuk melakukan perbaikan demi kemajuan
perusahaan.


Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5