laporan variasi sifat manusia (1)

Tanggal Praktikum

:

6 Oktober 2014

Nama Kelompok

:

Gamet

Nama Anggota

:

1. Dewi Masithoh
2. Arista Novihana Pratiwi
3. Ana Fatonah

(4401412127)

(4401412108)
(4401412096)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
VARIASI SIFAT PADA MANUSIA
A. TUJUAN
1. Mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik.

2. Mengetahui penyebaran sifat – sifat dan melihat persamaan sifat
terbanyak dalam populasi kelas.
B. PERMASALAHAN
1. Apa variasi sifat saudara berdasarkan indeks genetika yang saudara
peroleh? Adakah mahasiswa lain yang memperoleh indeks yang
sama dengan saudara ? (dalam kelompok dan dalam kelas) kalau
ada berapa orang yang memiliki indeks sama dengan saudara ? dan
apa artinya ?
2. Berapakah nomor indeks yang terbanyak pada mahasiswa putra?

Berapa yang terbanyak pada mahasiswi putri ? apa arti dari hasil
tersebut, berilah kesimpulan. Bandingkan nomor indeks genetika yang
terbanyak dari mahasiswa putra dan putri dan dicari persamaan dan
perbedaannya?
3. Berapa frekuensi dari indeks genetika kelas, setelah sebelumnya
setiap mahasiswa mengetahui indeks genetikanya masing – masing ?
4. Apabila 10 macam sifat atau ciri yang hendak diperbandingkan, maka
mencapai nomor berapakah paling sedikit cakram genetika itu?
5. Apabila seseorang memiliki indeks 100, candralah sifat sifatnya ?
C. LANDASAN TEORI
Variasi adalah keanekaragaman dalam satu spesies. Manusia
tergolong dalam satu spesies yaitu Homo sapiens. Tidak ada dua
manusia yang tepat sama. Individu satu dengan lainnya mempunyai
persamaan dan perbedaan sifat yang menurun baik sifat kualitatif
maupun sifat maupun sifat kuantitatif. Perbedaan yang ada diantara
individu satu dengan lainnya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Akibat adanaya pengaruh lingkungan maka individu yang
bergenotip sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda.
Adanya pewarisan sifat monogenik dan poligenik dan juga karena
adanaya berbagai pola pewarisan sifat dalam populasi dapat kita lihat

adanya berbagai pola pewarisan sifat dalam populasi dapat kita lihat
adanya sifat yang sangat bervariasi. Berbagai sifat yang diwariskan
secara poligenik variasinya sangat besar misalnya warna kulit, tinggi
badan, kecerdasan, sidik jari, refraksi mata dll. Sifat – sifat pada manusia
tersebar dengan penyebaran yang khas untuk populasi tertentu.
(Widianti, 2014).
Suatu hal yang tidak asing lagi bila semua manusia yang hidup
di dunia memiliki ciri-ciri, penampilan wajah maupun sifat-sifat yang

berbeda. Perbedaan sifat-sifat dengan saudara kandung sendiri ataupun
kembar siam manusia, abang, kakak, atau adik andapun tidak akan
mungkin persis sama dengan anda. Pada hewan juga sama halnya bila
anda perhatikan dan cermati dengan baik pada anak-anak marmut,
anjing, domba pada satu proses perkawinan dan kelahiran hewan
tersebut pun berbeda-beda, misalnya dapat anda amati pada tinggi tubuh,
warna bulu, dan panjang tubuh (Syamsuri, 2004).
Begitu juga pada tumbuhan di alam sekitar anda, terdapat di
dalam satu jenis tumbuhan yang sama, misalnya pada tanaman Durian,
kita tentunya akan menjumpai bentuk buah yang berbeda-beda, begitu
juga rasa dan warna kulitnya. Hal yang sama juga dijumpai pada tanaman

Kantung Semar adalah tanaman yang banyak digemari dan disukai
karena keindahan bunganya dan sekaligus dapat menikmati berbagai
bentuk dan warna bunga yang menawan, unik dan indah (Welsh, 1991).
Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu
ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. (Syamsuri,
2004).
Keragaman variasi di temukan hampir di semua karakter dari yang
paling gampang sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat atau
masa, volume, ukuran, bentuk dan tanggap terhadap faktor luar atau
lingkungan. Menurut tolak ukurnya variasi dibagi atas:
1. Variasi yang bersifat kuantitatif seperti: tinggi, berat, jumlah. Kuantitatif
bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis).
2. Variasi yang bersifat kualitatif seperti: golongan darah, warna kulit,
warna bunga, bentuk permukaan biji.
Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut deret
matematis). Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab
timbulnya variasi yaitu:
1. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan
(gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari

satu sel ke sel lainnya.
2. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh
faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH,
temperatur, kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke
keturunannya. ( Suryati, 2008 ).

Keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nuklo
tida penyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotip
suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang atau
mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara
umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena
adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen. (Campbell, 2002).
Tanpa variasi genetik, setiap perubahan lingkungan yang
mendadak

akan

memusnahkan

suatu


jenis

pada

habitat

alaminya.Keanekaragaman genetik alami, peranannya dalam evolusi, dan
berbagai sistem untuk koleksi, pengawetan, penyebarluasan dan
pemanfaatannya (Suryati, 2008).
Keragaman
menggunakan

atau

rumus

variasi
varians.


suatu

individu

dapat

dihitung

Karena

varians

adalah

ukuran

keberagaman data, maka semakin besar angka varians maka semakin
beragamlah data yang kita miliki dan semakin kecil nilai varians maka
semakin homogenlah data yang kita miliki (Yatim, 1986).
Pada manusia, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan

ovum) memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop cahaya, kromosomkromosom yang terkondensasi (kromosom mitorik) dapat dibedakan satu
dengan yang lain dari penampilannya. Masing-masing kromosom juga
memiliki suatu pola pita/garis tertentu ketika diberi zat warna tertentu.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke-46 kromosom manusia
memperlihatkan bahwa ada dua untuk setiap jenisnya. Hal ini terjadi jelas
pada saat kromosom-kromosom tersebut disusun berpasang-pasangan
dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan visualnya dinamakan
kariotipe. Kromosom membentuk pasangan yang mempunyai panjang,
posisi stromer, dan pola pewarnaan yang sama (Kromosom homolog).
Kedua

kromosom

dari

setiap

pasangan

membawa


gen

yang

mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh jika suatu
gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom
tertentu, maka homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki
sebuah gen yang menentukan warna mata pada lokus yang setara.

Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom
homolog ini untuk sel somatik manusia. Kedua kromosom yang unik ini
disebut sebagai X dan Y. Wanita memiliki sepasang kromosom homolog
X (XX), tetapi pria memiliki sebuah kromosom X dan Kromosom Y (XY).
Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka
kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks. Kromosom lainnya selain
kromosom seksual dinamakan autosom. Terjadinya pasangan kromosom
homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal usul seksual kita.
Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari
masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel

somatik sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23
kromosom. (Campbell, 2002).
Sel-sel semua makhluk hidup saat ini, tidak peduli dimana atau
bagaimana hidup mengandung sekitar 100.000 gen yang sama. Secara
kolektif, gen tersebut dikenal sebagai genom manusia, yang mengandung
semua informasi yang membedakan kita dengan spesies lain. Namun,
beberapa gen manusia dinyatakan sebagai sebagai alel yang berbeda.
Perbedaan fisik (seperti warna rambut dan mata) yang membantu kita
membedakan orang satu dengan yang lain. Masing-masing dari kita,
selain kembar identik, adalah individu unik, dikenal sebagai manusia tapi
berbeda dari manusia lain. Keanekaragaman genetik adalah suatu
tingkatan biodiversitas

yang merujuk pada jumlah total karakteristik

genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Ia berbeda dari variabilitas
genetik,

yang


menjelaskan

kecenderungan

karakteristik

genetik

bervariasi. Pada bidang akademik genetik populasi, terdapat beberapa
hipotesis dan teori mengenai keanekaragaman genetik. Teori netral
evolusi

mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari

akumulasi substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua
subpopulasi suatu spesies yang tinggal di lingkungan yang berbeda akan
menyeleksi alel-alel pada lokus tertentu yang berbeda pula. Hal ini dapat
terjadi, jika suatu spesies memiliki jangkauan yang luas relatif terhadap
mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut
frekuensi menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak
bugar alel tersebut. Hal ini dapat terlihat pada interaksi inang dengan
patogen, dimana frekuensi alel pertahanan yang tinggi pada inang dapat

mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat
mengatasi alel pertahanan tersebut.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman
genetika. Sebab-sebab hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan
juga telah dikaji dan diidentifikasi. Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh
National Science Foundation menemukan bahwa keanekaragaman
genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya,
bahwa keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga
keanekaragaman antarspesies. Keanekaragaman genetik memainkan
peran yang sangat penting dalam adaptabilitas suatu spesies, karena
ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil
diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies
yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada
populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi.
Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung memiliki risiko
lebih besar.
Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan
dengan

menggunakan

beberapa

pengukuran

sederhana,

yaitu

diantaranya : Keanekaragaman gen (proporsi lokus polimorfik di seluruh
genom),

Heterozigositas

polimorfik),

dan

alel

(jumlah
per

rata-rata

lokus.

individu

Untuk

dengan

melihat

lokus

bagaimana

keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang paling kecil,
tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat
yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin mitosin (C),
guanin(G), dan timidin(T). Bila asam amino terakhir diganti dengan
urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino
esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam
asam nukleat akan membentuk

asam amino. Kombinasi ini dikenal

dengan kode genetik . Apabila ada 4 macam asam nukleat

yang

membentuk asam amino, maka hanya diperoleh 16 kombinasi untuk 16
asam amino, sehingga tidak ditemukan 4 macam asam amino esensial
yang lain.
Secara umum, setiap satu asam amino dikode oleh sekitar 3
macam kombinasi asam amino, sedangkan asam amino yang lain dikode

oleh 6 macam kombinasi. Dengan demikian maka suatu asam amino
dapat dihasilkan lebih banyak kemungkinan. Keanekaragaman yang
terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap
individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi
sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan oleh
faktor genetiknya (genotip).

D. ALAT DAN BAHAN
- Alat tulis
- Pensil warna
- Cakram genetika
- Sifat – sifat yang dapat diamati pada diri
E. METODE KERJA
1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari
3 anggota.
2. Melakukan pencandraan sifat yang tampak pada setiap anggota
kelompok, sekurang – kurangnya 6 sifat.
3. Mencatat hasil pencandraan dan memasukkan ke dalam tabel yang
tersedia.
4. Menentukan kemungkinan genotip dari sifat – sifat yang diamati
dengan mengingat sifat dominan dan resesif.
5. Membuat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam
tabel. Mengusahakan setiap sifat diberi warna yang berbeda.
6. Cara menentukan atau menempatkan diri seseorang pada cakram
genetika di mulai dari lingkaran terdalam, kemudian seterusnya
menuju keluar sesuai dengan daerahnya.
7. Menetukan angka indeks untuk setiap anggota kelompok.
F. HASIL
1. Tabel Pengamatan Variasi Sifat Manusia (Kelas)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kelompok

Nama Mahasiswa

Indeks

Sentrosom

Ai Astuti
Amalina Indratun
Farida Hidayah

Genetika
36
54
20

Gamet

Ana Fatonah
Arista Novihana P
Dewi Masithoh

102
40
106

Metasentrik

Debbie Linda F
Nur Rohmiatun

110
38

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Elen Dining R

42

Alel

Ulfa Damayanti
Filda Syahfitri A
Agus Setiowati

90
98
22

DNA

Eramona Dahiya
Maya Puspita
Yessy Milda P

58
56
66

Kromosom

Temuningsih
Putri Wahyu S
Arni Purwaningtyas

114
64
32

Mendel

Septa Ariyani
Afifudin
Zumala Nilasari

58
9
10

Crossing Over

Rizky Amaliyah
M.Alifian
Nur Khikmah

56
107
64

Lokus

Rivetta Astri N
Shoimatun F
Joko Purwanto

Hemofilia

Wafak Bunaya
Idha Meiyasa
M. Shafi

16
34
51
102
102
66
119

2. Tabel Pengamatan Variasi Sifat Manusia (Kelompok)
No
1
2
3

I.

Kelompok
Gamet

Nama Mahasiswa

Indeks

Ana Fatonah
Arista Novihana P
Dewi Masithoh

Genetika
102
40
106

Analisis Data Kelompok
Dari data kelompok diatas diperoleh hasil bahwa nilai indeks
genetika yang didapat bervariasi. Nilai tersebut diperoleh dari
menggunakan 7 ciri-ciri sifat pada manusia. Keenam ciri diantaranya
dapat dilihat dari kenampakan yang ada diantaranya adalah jenis
kelamin, daun telinga, lekuk/lesung pipi, warna kulit, lidah dan Hand
clavting. Pengamatan ketujuh adalah pengamatan golongan darah

ABO. Dari ketujuh ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari masingmasing individu yang ada di dalam kelas. Ketujuh ciri-ciri yang akan
diamati adalah sebagai berikut:
1. Jenis kelamin ( laki – laki & perempuan )
2. Daun telinga ( K_, kk ) daun telinga bebas dominan terhadap yang
melekat.
3. Lekuk / lesung pipi ( L_, ll ) berlesung pipi dominan terhadap yang
tidak berlesung pipi.
4. Warna kulit ( T_, tt ) kulit gelap dominan terhadap yang terang.
5. Lidah (G_,gg) dapat menggulung dominan terhadap yang tidak dapat
menggulung.
6. Golongan darah (golongan darah A dan B dominan terhadap
golongan darah O, golongan darah A dan B tidak dominan
sesamanya)
7. Hand clavting (H_,hh) ibu jari kanan diatas dominan terhadap ibu jari
kiri diatas.
Dari tabel pengamatan ditemukan bahwa setiap individu memiliki ciri-ciri
yang berbeda, walaupun ada individu yang memiliki nomor indeks hampir
sama pada cakram genetika namun tetap ada perbedaan yang dapat
diamati dari fenotipnya.
a. Indeks keragaman nomor 102
Mahasiswa yang memiliki indeks keragaman nomor 102 adalah Ana
Fatonah. Ciri-ciri dari indeks keragaman nomor 102 adalah jenis
kelamin perempuan, memiliki daun telinga melekat, tidak berlesung
pipi, memiliki warna kulit gelap, lidah dapat menggulung, ibu jari kiri
diatas dan memiliki golongan darah B.
b. Indeks keragaman nomor 40
Mahasiswa yang memiliki indeks keragaman nomor 40 adalah Arista
Novihana. Ciri-ciri dari indeks keragaman nomor 40 adalah jenis
kelamin perempuan, memiliki daun telinga bebas, tidak berlesung pipi,
memiliki warna kulit terang, lidah tidak dapat menggulung, ibu jari
kanan diatas dan memiliki golongan darah A.

c. Indeks keragaman nomor 106
Mahasiswa yang memiliki indeks keragaman nomor 106 adalah Arista
Novihana. Ciri-ciri dari indeks keragaman nomor 106 adalah jenis
kelamin perempuan, memiliki daun telinga melekat, tidak berlesung
pipi, memiliki warna kulit gelap, lidah tidak dapat menggulung, ibu jari
kanan diatas dan memiliki golongan darah O.

G. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini bertujuan mengetahui variasi sifat
beda pada manusia dan penyebaran sifat – sifat serta melihat persamaan
sifat terbanyak. Dari tabel pengamatan ditemukan bahwa setiap individu
memiliki ciri-ciri yang berbeda, walaupun ada individu yang memiliki
nomor indeks sama pada cakram genetika namun tetap ada perbedaan
yang dapat diamati dari fenotipnya.
Keanekaragaman pada manusia tidak hanya dijumpai pada
manusia pada umumnya, tetapi juga untuk manusia kembar. Walaupun
kembar identik sekalipun, pasti kedua manusia tersebut memiliki
perbedaan yang dapat dilihat dari fenotip. Keanekaragaman merupakan
dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya keanekaragaman genetik
merupakan hasil dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan
mudah melalui fenotip atau penampilannya. Dengan bantuan cakram
genetika dapat melihat adanya keanekaragaman gen manusia melalui
tampilan fenotipnya. Dalam praktikum kali ini, variasi fenotip yang akan
diamati dari 30 mahasiswa meliputi.
a. jenis kelamin
b. daun telinga
c. lekuk/lesung pipi
d. warna kulit
e. lidah
f. golongan darah
g. hand clavting
Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami
seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan
oleh para ahli genetika melalui beberapa cara. Cakram genetika biasanya
menggunakan 7 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya dapat dilihat dari
kenampakan yang ada. Pengamatan keenam adalah pengamatan
golongan darah ABO. Dari keenam ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari

masing-masing individu yang ada di dalam kelas. Untuk pengamatan
keragaman variasi pada manusia, diwakilkan oleh Mahasiswa Pendidikan
Biologi angkatan 2012 Rombel 4 yang berjumlah 30 orang.
Pada sekitar tahun 1900-an K. Landsteiner menemukan bahwa
penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit
seseorang tercampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi ada
juga orang yang tidak mengalami penggumpalan darah ketika dilakukan
pencampuran antara darah dan serum darah. Berdasarkan reaksi tadi,
maka Landsteiner membagi orang menjadi 3 golongan, ialah A, B, dan
O. Golongan darah yang ke empat jarang sekali dijumpai, yaitu golongan
darah AB yang ditemukan oleh dua mahasiswa Landsteiner pada tahun
1902 yaitu A. V. von Decastello dan A. Sturli. Dikatakan bahwa antigen
atau aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit tertentu dapat mengadakan
reaksi dengan zat anti atau antibodi atau aglutinin yang dibawa oleh
serum darah. Dikenal dua macam antigen, yaitu antigen-A dan antigen-B.
Zat antinya dibedakan atas anti-A dan anti-B.
Keanekaragaman pada manusia terbentuk oleh sifat-sifat genetika
yang dibawa oleh gen dari orang tua. Sifat- sifat genetika meliputi sifat
dominan dan sifat resesif. Ujung daun telinga yang menggantung atau
bebas merupakan sifat dominan, sedangkan ujung daun telinga yang
melekat atau menempel merupakan sifat resesif. Dimana sifat cuping
telinga melekat ditentukan oleh gen resesif pada autosom. (Suryo, 1996) .
Lesung pipi merupakan sifat dominan terhadap yang tidak
berlesung pipi. Sedangkan warna kulit putih termasuk sifat resesif. Orang
yang memiliki warna kulit terang termasuk orang yang memiliki sifat gen
resesif (biasanya disimbolkan tt), sedangkan orang yang warna kulit gelap
memiliki sifat gen dominan. Lidah yang dapat digulungkan dominan
terhadap lidah yang tidak dapat digulung (gg). Golongan darah dibedakan
menjadi empat, yaitu golongan darah A, B,AB, dan O. Golongan O
biasanya disebut donor universal karena dapat mendonorkan darahnya
kepada orang yang bergolongan darah sama atau bergolongan darah
lain. Orang yang bergolongan darah O biasanya lebih banyak dijumpai
daripada orang yang bergolongan darah lainnya. Sedangkan Golongan
darah AB disebut resipien universal (golongan darah yang dapat
menerima donor dari gologan darah lainnya), golongan darah AB
biasanya lebih jarang dijumpai daripada golongan darah lainnya.

Melalui bantuan cakram genetika, data yang diperoleh tersebut
dianalisis

untuk

melihat

bagaimana

variasi

yang

terdapat

pada Mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2012 Rombel 4. Setelah
dianalisis, maka diketahui bahwa terdapat keragaman variasi pada
Mahasiswa Pendidikan Biologi Rombel 4. Adapun indeks genetika yang
didapat sangat bervariasi. Hal ini menandakan bahwa individu memiliki
keberagaman sifat yang berbeda-beda. Hal – hal yang memungkinkan
munculnya sifat dominan ini dikarenakan adanya persamaan ras maupun
suku. Sementara menurut Campbell (2002) keanekaragaman genetika
dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun DNA.
Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotip suatu organisme
yang dapat dipantau dengan mata telanjang atau mempengaruhi reaksi
individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman
genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi,
rekombinasi atau migrasi gen. Cakram genetika menggambarkan variasi
dan keragaman dari setiap individu, variasi tersebut dibedakan atas
awarna dari setiap individu yang diamati, cakram gentika memudahkan
pengamatan

dalam

menyimpulkan

variasi

yang

dihasilkan

dan

memudahkan dalam proses pembacaannya.
Adapun variasi dari sifat berdasarkan indeks genetika yang saya
(Dewi Masithoh) peroleh adalah 106 yang mana memiliki sifat diantaranya
jenis kelamin perempuan, memiliki daun telinga yang melekat tidak
memiliki lesung pipi, warna kulit gelap lidah tidak dapat menggulung, ibu
jari kanan diatas dan golongan darah O. Dalam data kelompok maupun
data kelas tidak ada yang memiliki nilai indeks genetika yang sama. Hal
ini menunjukkan bahwa keberagaman variasi sifat yang dimiliki sangat
berbeda- beda antara mahasiswa satu dengan yang lain. Semakin jauh
berbedaan nilai indeks semakin jauh pula kekerabatan yang dimiliki.
Nomor indeks yang terbanyak yang dimiliki oleh mahasiswa putra
adalah 119 (Muhammad Shafi) dan yang terbanyak yang dimiliki oleh
mahasiswi

putri

adalah 114

(Temuningsih).

Ilai

indeks

genetika

mahasiswa laki – laki 119 dan mahasiswi perempuan 114 memiliki
perbedaan nilai indeks yang tipis, hal ini menunjukkan kekerabatan yang
lumayan dekat. Adapun perbedaannya adalah dari jenis kelamin yang
berbeda yaitu laki – laki dan perempuan. Mahasiswa laki – laki memiliki
lesung pipi sedangkan mahasiswa putri tidak memiliki. Mahasiswa putri

memiliki warna kulit yang terang sedangkan mahasiswa laki – laki
memiliki warna kulit yang gelap. Persamaannya yakni memiliki bentuk
daun telinga yang sama – sama menempel. Memiliki golongan darah
yang sama yakni O.
Pada 10 macam sifat/ciri yang hendak dperbandingkan, untuk
mencapai nomor yang paling sedikit yakni. 2 x 2n. Nilai n adalah jumlah
sifat yang akan diperbandingkan. Jadi 2 x 2 10= 2048, nilai tersebut
merupakan jumlah nilai yang paling tinggi. Untuk nilai yang paling rendah
adalah 2 x 21= 4. Angka 4 adalah nomor yang paling sedikit dari cakram
genetika.
Seseorang yang memiliki nilai indeks 100 akan memiliki sifat – sifat
diantaranya jenis kelaminnya perempuan, daun telinga yang melekat,
tidak memiliki lesung pipi, warna kulit gelap, lidah dapat menggulung dan
golongan darahnya AB.
Hasil penyelidikan Mendel yang mengkawin silangkan terhadap
dua varietas menghasilkan hukum – hukum yang berlaku juga untuk
manusia. Dari silsilah orang, dapat kita tentukan kebenarannya melalui
hukum mendel berdasarkan keterangan – keteragan yang terkumpul.
Contoh silsilah keluarga dengan daun telinga melekat dan bebas. Faktor
yang membawakan daun telinga adalah gen dominan, sedangkan gen
resesif akan menampakkan daun telinga melekat. Gen sebenarnya
adalah serangkain DNA yang merepresentasikan sebuah unit cetak biru.
Gen untuk tinggi badan, atau sifat lain apapun, dapat ditentukan dalam
dua atau lebih bentuk alternatif yang dikenal sebagai alel, misalnya sifat
tinggi dan sifat pendek. Jika sepasang alel pada suatu individu itu disebut
homozygot bagi sifat tersebut. Suatu individu dengan sepasang faktor
yang berlawanan (berbeda) disebut heterozygot atau hibrid. Alel – alel
yang terdapat dalam genom merupakan penyusun genotip suatu individu.
Genotip berinteraksi dengan lingkungan unatuk menghasilkan fenotip
akhir. (George. Biologi.hal 70).
Keanekaragaman dalm spesies menyebabkan pada tiap anggota
spesies dapat dilihat adanya kedekatan kekerabatan satu sama lain.
Semakin banyak persamaan yang dimiliki semakin dekat kekerabatannya,
sebaliknya semakin sedikit persamaan dan ciri - ciri yang dimiliki makin
jauh kekerabatannya. Jadi melalui cakram genetika dapat dilihat
hubungan kekerabatan antara mahasiswa (yang memiliki angka indeks

yang hampir sama). Tetapi untuk nilai indeks yang berbeda - beda
persamaan yang dimiliki makin sedikit dan makin jauh kekerabatannya.

H. KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa variasi sifat genetik
yang digunakan adalah jenis kelamin, daun telinga, lesung pipi, warna
kulit, lidah, hand clavting dan golongan darah.
2. Penyebaran sifat sangat bervariasi berdasarkan data kelas, terbukti
dengan tidak adanya nilai indeks genetika yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa sifat yang dimiliki mahasiswa Biologi Rombel 4
sangat bervariasi.
I.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
George. 1998. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab.
Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika manusia. Yogyakarta : Gadjahmada Press
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga. Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Tarsito.
Widianti, T., Aini H.N. 2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang :
Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Yatim. 1986. Genetika. Bandung : Tarsito

LAMPIRAN

Keterangan Lingkaran

No
1
2

Sifat yang diamati
Jenis kelamin
Daun telinga

3

Lesung pipi

4

Warna kulit

5

Lidah

6

Golongan darah

7

Hand clavting

Keterangan
Laki-laki & perempuan
daun telinga bebas dominan terhadap yang
melekat.
Lekuk / lesung pipi berlesung pipi dominan
terhadap yang tidak berlesung pipi.
Warna kulit kulit gelap dominan terhadap
yang terang
Lidah dapat menggulung dominan terhadap
yang tidak dapat menggulung.
Golongan darah (golongan darah A dan B
dominan terhadap golongan darah O,
golongan darah A dan B tidak dominan
sesamanya)
ibu jari kanan diatas dominan terhadap ibu
jari kiri diatas.

Genotip
K_, kk
L_, ll
T_, tt
G_,gg
A, B, O,
AB
H_, hh