Meneguhkan Perlindungan dan Rasa Aman Ba

Meneguhkan Perlindungan dan Rasa Aman Bagi Semua
oleh Djuni Pristiyanto*

Mataram, 9 Oktober 2013
Sekretaris Jenderal Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia (MPBI) Periode 2013-2015, Dr. Eko Teguh Paripurno
M.T., menyampaikan, “Peringatan Hari Pengurangan Risiko
Bencana (HPRB) 2013 memiliki makna strategis sebagai
wahana terbentuknya budaya kolektif sedunia tentang
pengurangan risiko bencana. Kampanye HPRB ini penting untuk
meneguhkan bahwa perlindungan dan rasa aman bagi semua
termasuk yang berkebutuhan khusus terhadap ancaman
bencana adalah hak asasi rakyat.”
Eko Teguh Paripurno, biasa dipanggil Kang ET, menambahkan bahwa dalam kaitan itu,
Pemerintah Negara Republik Indonesia mempunyai mandat konstitusional untuk “...melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ...”.
Peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana (HPRB) Sedunia tahun ini jatuh pada hari
Minggu, 13 Oktober 2013, dan diperingati secara serentak di seluruh dunia. Di Indonesia tidak
hanya sehari untuk memperingati HPRB tapi menjadi satu bulan sehingga namanya Peringatan
Bulan Pengurangan Risiko Bencana. Pada tahun 2013 ini Peringatan Bulan PRB dipusatkan di
Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 7-11 Oktober 2013. Dalam acara tersebut

MPBI merupakan salah satu komponen pelaksana, dan komponen lainnya adalah Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana
(Planas PRB), Pemerintah Provinsi NTB, dll.
Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (2001) telah menetapkan bahwa setiap tanggal 13
Oktober diperingati sebagai Hari Pengurangan Risiko Bencana (HPRB). Selanjutnya, sejak saat
itu HPRB diperingati secara serentak di seluruh dunia, baik oleh pemerintah maupun kalangan
masyarakat sipil. Kegiatan-kegiatan peringatan seperti kampanye publik, lokakarya, perayaan
seni budaya, perlombaan, dsb., digelar di berbagai negara, sesuai tema tahunan yang
ditetapkan.


 

Hari Pengurangan Risiko Bencana (HPRB) 2013 mengangkat tema ”Living with Disability and
Disasters”. Ada 3 (tiga) bagian dari tema ini, yaitu: (1) planet yang berdaya tahan terhadap
bencana berarti setiap orang adalah bagian dari jalan keluar; (2) setiap kebijakan dan
keputusan yang mengurangi risiko bencana harus mencerminkan pemenuhan kebutuhan
penduduk dengan kebutuhan
khusus; dan (3) investasi dalam
pengurangan risiko bencana harus

memenuhi kebutuhan penduduk
yang berkebutuhan khusus.
Melalui peringatan HPRB 2013,
MPBI menekankan kembali bahwa
peran sebagai penanggungjawab utama penanganan bencana berada di tangan pemerintah,
sementara masyarakat sebagai pelaku terdepan penanganan bencana, termasuk penduduk
berkebutuhan khusus.
Ditambahkan Eko Teguh Paripurno, yang tidak kalah penting adalah untuk menguatkan
pemahaman bahwa penduduk berkebutuhan khusus, bukan lagi sekadar obyek tidak berdaya
dalam penanganan bencana yang meliputi mengenali dan memantau sebab-musabab bencana;
mengurangi dan menjinakkan ancaman bencana; menguatkan daya tangkal dan daya lenting
masayarakat terhadap bencana; meningkatkan kesiapan semua komponen bangsa terhadap
bencana; menanggulangi kedaruratan bencana; memulihkan diri dari dampaknya; serta
merehabilitasi dan membangun kembali masyarakat yang terdampak bencana.
Sejak tahun 2003 MPBI memperingati HPRB dengan menggelar suatu seminar nasional yang
berjudul: Terlalu Banyak ataupun Terlalu Sedikit Air: Sama-sama Berisiko Bencana (Too Much
Water or Too Little Water: A Risk). Kegiatan seperti ini diikuti dengan kegiatan-kegiatan tahun
berikutnya mengikuti tema-tema HPRB.
Tahun 2013, MPBI merencanakan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Rencana Kontinjensi Banjir bekerjasama dengan BPBD DKI Jakarta.

2. Diskusi mengenai “Amandemen” Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 di Mataram
hari Selasa, 8 Oktober 2013 – bekerja sama dengan BNPB di Hotel Lombok Raya,
Mataram. Kegiatan serupa didorong juga oleh MPBI untuk dilakukan oleh jejaring PRB
di kota-kota lain. Kegiatan ini juga akan dilaksanakan di Jakarta.

 

3. Diskusi mengenai “HFA2/Pasca Hyogo Framework for Action 2015” di Mataram, hari
Rabu, 9 Oktober 2013 bekerjasama dengan BNPB. Kegiatan serupa juga akan diadakan
di Jakarta.
4. MPBI mengajak semua komponen masyarakat untuk menanamkan kesadaran bahwa
perlindungan dan rasa aman adalah bagian dari hak asasi rakyat, termasuk untuk
penduduk berkebutuhan khususdan menggunakan Hari Pengurangan Risiko Bencana
Sedunia tahun ini sebagai momentum strategis untuk membudayakan keamanan dan
ketangguhan terhadap bencana.
--- dp --Dimuat di Website BNPB, 10 October 2013 08:40.
http://www.bnpb.go.id/news/read/1645/meneguhkan-perlindungan-dan-rasa-aman-bagi-semua

* Djuni Pristiyanto adalah pegiat di bidang kebencanaan dan lingkungan serta penulis dan editor
lepas. Djuni juga mengelola Milis Bencana

(https://groups.google.com/forum/?hl=id#!forum/bencana) yang merupakan milis kebencanaan
dengan jumlah anggota mencapai 4500 serta Milis Lingkungan
(http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/) dengan anggota mencapai 4300.
Kontak:
• Email: belink2006@yahoo.com.sg
• Facebook: https://www.facebook.com/djuni.pristiyanto
• Twitter: https://twitter.com/DjuniP
• Linkedin: http://id.linkedin.com/pub/djuni-pristiyanto/35/811/ab4