Evaluasi Beberapa Kultivar Padi Gogo Asal Kalimantan Timur untuk Ketahanan terhadap Aluminium Menggunakan Metode Kultur Hara Evaluation of Some Upla,!d Rice Cultivars from East Kalimantan for Resistence to Alumynium Using Nutrient Culture Method

~c'~~'i-

-

'c",,?{~~c'

"

Bul. Agron. (29) (3) 73 - 77 (2001)

Evaluasi Beberapa Kultivar Padi Gogo Asal Kalimantan Timur untuk Ketahanan
terhadap Aluminium Menggunakan Metode Kultur Hara
Evaluation of Some Upla,!d Rice Cultivarsfrom East Kalimantanfor Resistenceto
Alumynium UsingNutrient Culture Method

,

RusdiansyahINeni Rohaenr daDTrikoesoemaningtyas3
ABSTRACT
Twentyfour upland rice cultivarsfrom East Kalimantan and control cultivar were evaluatedfor tolerance to
aluminium using nutrient culture with two treatmentsof 0 ppm and 45 ppm AI. Result showedthat eight cultwars

(Pimping, Ketan Hitam, Mayas, Padi Bulu, Popot, Siam Kuning, Ketan Merah, Serai) have PAR> 0.5 and were
categorizedas tolerant cultwar, the other 16 cultivars were categorizedas suceptable.Three tolerant cultivars :
Pimping,Ketan Merah and Mayas.evenhavePAR higher than a control, Krowal.
Keywords: Rice,AI, PAR,Nutrient
PENDAHULUAN
Salah satu kendala produksi tanamanpadi gogo
adalah keracunan Aluminium (AI). Keracunan Al
umumnya terjadi pacta tanaman padi gogo yang
dibudidayakan pacta tanah mineral masam. Di
Indonesia,tanah mineral masamumumnya didominasi
oleh tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol) yang
luasnyadiperkirakanmencapai48.3juta ha atau29.7 %
daTitotalluas daratanIndonesia(Sujadi, 1984).
.
Selain keracunan AI, pengaruh buruk lain pacta
tanah mineral masam adalah pH tanah yang rendah,
keracunanMn, defisiensi hara N,P,K, Ca, Mg daDMo
serta laju penguraian bahan organik yang lambat
(Fageriaet aI., 1988;Baligar at aI., 1989;Marzuki et aI.,
1989). Keracunan Al terutama terjadi pacta tanah

denganpH ::: 5.0 daD secarajelas diekspresikanpacta
penghambatan
pertumbuhanakar serta tidak teramati
sebelumgejalapactaakarberkembang(Gupta, 1997).
Penghambatan
petumbuhanakar akibat keracunan
Al pactatanamanpadi telah banyakdilaporkan(Howeler
danCadavid,1976; Coronel et aI., 1990;Nasution daD
Suhartini,1991;SivagurudaDPaliwal, 1993;Khatiwada
et aI., 1996) daDpactabanyak tanamanlainnya. Akar
yang banyak mengalami keracunan Al umumnya
pendekgemuk (stubby) daD rapuh (Tan et al.,1993),
pembentukan akar lateral sedikit (Blum, 1988),

menurunnyaakumulasibahan kering daD serapanhara
N, P, K, Ca daD Mg (Hai et al.,1989), menurunnya
panjang akar relatif (Nelson, 1983; Nasution daD
Suhartini, 1991;Suwartoet aI., 1996). Oleh karenaitu,
penghambatan pertumbuhan akar ini sering kali
digunakan sebagai parameter untuk menilai ketenggangansuatutanamanterhadapkeracunanAl (Delhaize

daDRyan, 1995).
Salah satu metode yang efektif untuk mengevaluasi tingkat ketenggangantanaman terhadap AI
adalah dengan metode kultur hara pactastadia bibit.
Metode ini juga digunakanoleh Coronel et al. (1990),
Khatiwada et aI., (1996) daD Jagau (2000). Metode
kultur hara tersebut selanjutnyajuga digunakan pacta
penelitian ini untuk mengevaluasibeberapa kultivar
padi gogo asal Kalimantan Timur untuk sifat ketengganganterhadapAI.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakandi Laboratorium Terpadu
Pusat Studi Pemuliaan Tanaman daD rumah plastik
Kebun PercobaanIPB, Tajur mulai bulan Mei hingga
Agustus2000. Sebanyak26 kultivar padi gogo ditanam
pactalarutanharaYoshida(Yoshidaet aI., 1976)dengan
perlakuan0 ppm daD45 ppm Al yang berasaldaTiAICI3

1) Mahasiswa Program S 1 Jurusan BOP, Faperta IPB
Sl Jurusan BOP, Faperta IPB
') StafPengajar Jurusan BOP, Faperta IPB


1 Mahasiswa Program

73

.

---

'-c'

.
I

Bul. Agron.

,

.

(29) (3) 73


-

77 (2001)

H2O. Setiap dua hari dilakukan pengukuran pH larutan
hara clan dipertahankan pada pH 4.0 .:t 0,05 dengan HCI
0,1 N dan NaHCO3 0,1 N. Benih padi yang digunakan
dikecambahkan pada arang sekam dalam inkubator pada
suhu 30° C selama tiga hari. Kecambah yang seragam
dengan panjang akar.:t 2 cm selanjutnya diletakkan pada
kasa berbingkai styrofoam_daD diapungkan pada larutan
hara dalam pot plastik yang berisi 2 liter larutan hara.
Sertiap
pot
plastik
ditumbuhkan
3 kecambah.
Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok
dengan tiga ulangan.

Pengamatan dilakukan
pada
tanaman umur 14 hari setelah tanam daD peubah yang
diamati adalah panjang akar (cm), panjang tajuk (cm)
dan panjang akar relatif (PAR).
PAR dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

Pada kondisi ini, kemampuan akar menyerap hara lebih
rendah clan tanaman akan mengalami defisiensi hara.
Kultivar-kiltivar
yang peka, penurunan panjang akar ini
secara langsung juga berpengaruh pada nisbah panjang
tajuk/akar.
Hampir
sebagian besar kultivar
yang
mengalami penurunan panjang akar yang cukup drastis
menghasilkan
nisbah panjang tajuk/akar

yang juga
cukup besar (Tabel I). Hal ini mengindikasikan
bahwa
meskipun terjadi penurunan panjang akar yang cukup
signiftkan,
namun kultivar-kultivar
tersebut
masih
mampu membentuk tajuk yang relatif panjang dengan
memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat pada
endosperma.
Untuk mengelompokkan
kultivar yang tenggang
terhadap cekaman Al digunakan panjang akar relatif

PAR -

(PAR). PAR digunakan untuk menghilangkan pengaruh
perbedaan genetik dari kultivar-kultivar
yang diuji.

Berdasarkan nilai PAR kultivar-kultivar
yang memiliki

Panjang akar pada perlakuan 45 ppm Al
Panjang akar pada perlakuan 0 ppm AI

HASIL
Hasil

DAN PEMBAHASAN

pengamatan

memperlihatkan

bahwa

PAR> 0.5 dikategorikan sebagai tenggang terhadap AI
(Coronel et al., 1990; Khatiwada et al., 1996; Jagau,
2000).

Dari basil analisis diperoleh nilai PAR dari
kultivar
padi gogo yang dievaluasi
berkisar antara
' 0.196-0.663 (Tabel 2).

kehadiran Al memberikan pengaruh yang tidak sarna'
pada panjang tajuk dan akar dari semua kultivar padi
gogo yang dievaluasi.
Analisis memperlihatkan bahwa
kehadiran Al tidak begitu berpengaruh pada panjang
tajuk, namun untuk panjang akar memberilkan pengaruh
dan variasi yang besar antar kultivar padi gogo yang

Berdasarkan PAR, terdapat delapan kultivar yaitu
Pimping, Ketan Hitam, Mayas, Padi Buku, Popot, Siam
Kuning, Ketan Merah daD Serai memiliki
PAR>
0.5
dikategorikan t~nggang sedangkan 16 kultivar lainnya

dikategorikan peka terhadap keracunan AI.
Sebanyak
tiga kultivar dari delapan kultivar yang dikategorikan

l

dievaluasi.

tenggang

l

Kultivar
yang peka, kehadiran AI pada tingkat
yang meracuni akan menghambat pertumbuhan akar
yang ditandai
dengan menurunnya
panjang
akar.
Penurunan panjang akar ini terjadi karena terhambatnya


(PAR=0.589),dan
Mayas (PAR=0.576)
memiliki
PAR
lebih tinggi dari kultivar pembanding tenggang Krowal
(PAR = 0.546).
Namun bila dibandingkan
dengan
kultivar pembanding peka Jatiluhur (PAR = 0.190),

pembelahan
memendek,

akar
tidak

semua kultivar yang dievaluasi memiliki
PAR yang
lebih baik kecuali kultivar Layap (PAR = O. 196) yang

berfungsi dengan baik dalam menyerap hara. Menurut
Tan et al., (1993), tanaman yang mengalami keracunan
AI,
akar
yang
terbentuk
pendek-pendek
dan
menyebabkab
sistem perakaran
menjadi
abnormal.

memiliki PAR relatiftidak
berbeda. Dari basil evaluasi
di atas, kultivar-kultivar
yang dikategorikan
tenggang
dapat dipertimbangkan
sebagai sumber sifat ketenggangan Al pada program pemuliaan tanaman padi gogo.

(
I.

:
~.

!,
"

I
l

dan pemanjangan
sel, sehingga
menebal daD mudah putus serta

yaitu

Pimping

(PAR=0.663),

Ketan

Merah

,.

i
r
,.

t"

:
c
~
~
"

I;.

,."
,,'"

~;

~i

.

! ~!~
i

."
!:

.I

'

".

i!
~
~

,f,

74

lit

Rusdiansyah

Neni Rohaeni dan Trikoesoemaningtyas

11

.

I

11

I

"

"c,,~""

;',-,-:'!j~

.;~;
,""

j

""-~,c,=~-~

,

Bol. Agron. (29) (3) 73 - 77 (2001)

Tabel I.

Nisbah panjangtajuk/akarbeberapakultivar padi gogo asal KalimantanTimur umur 14 hari setelahtanam
dalam keadaantercekamAI (45 ppm AI)
K uItlvar
.

No.

,
..

~

1
2
3

4

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

PanJang
.
TaJu
. k (cm)

PanJang
. AKar (cm)

Pimping
Ketan Hitam
Mayas

22.48
23.69
14.59

20.36

11.73

1.74

Popot
Siamkuning
Ketan Merah
Serai
Salat
Geragai
Abuing
Kerubut
Sumping
Pulut Gambir
Adan
Polut Wajik
Padi Selasih
Lembuyau
Pait
Sudi
LekatanGunung

20.60
16.30
18.94
22.25
17.25
21.75
16.40
17.01
19.23
21.66
17.18
19.52
21.40
19.1~
18.09
13.65
23.45

12.52
11.80
12.15
9.82
12.23
9.29
10.72
9.05
10.78
9.86
9.06
10.43
7.23
9.70
8.27
6.98
7.84

1.65
1.38
1.58
2.30
1.42
2.39
1_54
1.94
1.79
2.22
1.92
1.88
2.99
2.01
2.25
1.98
3.06
4.40
4.23
5.26

PadiBuku

16.74
13.63
10.83

22

Ritan

15.82

4.73

23
24

Sepah
Layap
Pembanding:
Krowal
Jatiluhur

16.77
17.45

4.30
3.32

25
26

Nisbah
Tajuk/Panjang
Akar

19.08
16.00

9.50
4.04

1-.40
1.75
1.35

2.14
3.99

:
'.
0,

"

--'

,ji.
..'

:' .. ,-""J,::i,
u; '\;i., ')
'\..,;:,;j ,
:.".'1',;--;-, "' -~

.
l- :'

;..r:,,_;~;,
-':~, i
;,,0,;

Evaluasi
BeberapaKultivarPadi
Gogo...

.

i';: -' ;JI

"!",.,!!..,,:
;;:,!;

:
1;; 'i?

75

!f
~11ij

",1.1
I."
"'j
';;'1

":1:'

Bul. Agron.

-

(29) (3) 73 77 (2001)

~ii!
1:',
"

;,

Tabel2.
No.

Nilai panjangakarrelatif(PAR) kultivar padi gogo asalKalimantanTimur umur 14 hari setelahtanam
Nama Kultivar

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

PanjangAkar (cm)
0 ppm
45 ppm
25.51
16.74
23.42
13.63
18.83
10.83
22.27
11.73
23.56
12.52
22.73
11.80
23.32
12.15
19.51
9.82
25.47
12.23
20.37
9.29
22.08
10.72

Pimping
Ketan Hitam
Mayas
Padi Buku
Popot
Siam kuning
KetanMerah
Serai
Salat
Geragai
Abuing

0.663
0.598
0.576
0.536
0.531
0.531
0.520
0.515
0.494
0.493
0.490

Tenggang
Tenggang
Tenggang
Tenggang
Tenggang
Tenggang
Tenggang
Tenggang
Peka
Peka
Peka

12

Kerubut

19.35

9.05

0.482

Peka

Sumping
Pulut Gambir
Adan
Pulut Wajik
Padi Selasih
Lembuyau
Pait
Sudi
LekatanGunung
Ritan
Sepah
Layap
Pembanding:
Krowal
Jatiluhur

23.38
22.76
21.62
24.89
17.63
23.98
20.77
18.07
22.24
14.84
20.50
17.13

10.78
9.86
9.06
10.43
7.23
9.70
8.27
6.98
7.84
4.73
4.30
3.32

0.468
0.437
0.423
0.421
0.411
0.403
0.399
0.387
0.353
0.325
0.208
0.196

Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka
Peka

17.89
21.93

9.50
404

0.546
0.190

Tenggang
Peka

DAFT AR PUSTAKA

,

,.

I

;! I

'{'

I
!I
1
'Ii
fa
~,
I

solution. Comm. In Soil Sci. Plant. Anal. 19 (7 12) : 1133-1142.

Baligar, V. C., H. L. Dos Santos,G. V. E. Pitta, E. C.
Filho, C. A. Vasconcellos,and A. F. De Bahia
Filho. 1989. Aluminium effect on growth grain
yield and nutrient use efficiency ratio in sorghum
genotype. Plant Soil. 116:257-264.
Blum, A. 1988. Plant breedingfor stressenvironments.
CRC PressInc., Boca Ratton: 147- 156.
Coronel,V. P., S. Akita, S. Yoshida. 1990.Aluminium

l

Kriteria

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Ii!!

PAR

Gupta,U. S. 1997.'Crop ImprovementVol. 2. Sci. Publ.
Inc. 303 p.
Hai, T. V., T. T. Nga, H. Landelout. 1989. Effect of
aluminium on the mineral nutrition of rice. Plant
and Soil 114 : 173- 185.
Jagau,Y. 2000. Fisiologi PewarisanEfisiensi Nitrogen
dalam KeadaanCekamanAluminium pada Padi

toxicity tolerancein rice (Oryzasativa)seeding.

Gogo(OryzasativaL.). Disertasi S3PPS-IPB,

P. 357 - 363. In M. L. Van Beusichem(eds.).
PlantNutrition-Physilogy and Application. Kluwer
Acad. Publ. Netherlands.

Bogor.

Delhaize,E., P. R. Ryan. 1995.Aluminium toxicity and
tolerancein plant. Plan Physiol. 107 : 315 - 324.

Howeler, R. H., L. C. Cadavid. 1976. Screeningof rice
cultivar for tolerance to aI-toxicity in nutrient
solution as compared with a field screening
method. Agron. J. 68 : 551- 555.

I
J

Fageria, N. K., R. J. Wright, V. C. Baligar. 1988.
Cultivar

response

to

aluminium

in

nutrient

Khatiwada,S. P., D. Senandhira,A. L. Carpena,R. S.
Zeigler,

and

P.

G.

Fernandez.

1~9~.

Var~a?ili!y

~c:

and geneticsof tolerancefor aluminium toxiCity In

."
1;

76

RusdiansyahNeni RohaenidaDTrikoesoemaningtyas

.

j
~ :j

1

--'c,

Bul. Agron. (29) (3) 73 - 77 (2001)

rice (Oryza sativa L.). Theor. Appl. Genet. 93 :
738 - 744.

.

Sujadi, M.

.

et a/., (Eds.)

Ecology andManagementof ProblemSoil in Asia.
Food and Fertility Tech. Center for Asia and
ResearchCenter.Tsukuba,Japan.

Marzuki, R., L. Sukarno, Sumamo. 1989. Pengaruh
tingkat kejenuhan aluminium terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Seminarhasil penelitian
tanamanpangan,Balittan Bogor (I) : 162- 173.

,

1984. Problem soil in Indonesia their

management.In Pricarda.L.

Suwarto,Sunarto,
T. A. D. Haryanto,Darynto,N. Farid.
1996.
Seleksi tanaman padi gogo untuk
memperolehvarietasunggul toleran tanah masam

Nasution, I., T. Suhartini. 1992. Evaluasi metode uji
ketahanan kultivar padi gogo terhadap tanah
masam. P. 65 - 80. Dalam Machmud,M., M.
Kosim, dan L. Gunarto (eds.).
Prosiding
LokakaryaPenelitianKomoditasdan Studi Khusus
Puslitbangtan,Bogor.

dan hasil tinggi.

Purwokerto.

Tan, K., W. G. Keltjens, G. R. Findenegg. 1993.
Aluminium toxicity with sorghum genotypes in
nutrient solutions and its amelioration by
magnesium.J. PlantNutr. 155 : 81-86.

Nelson, L. E. 1983. Tolerance of 20 rice cultivar to
aExcessAI and Mn. Agron. J. 75: 134-138.
Sivaguru, M., K. Paliwal.
1993. Differential
aluminium tolerance in some tropical rice
cultivars. II. Mechanismof aluminium tolerance.J.
PlantNutr. 16 (9): 1717-1732.

Hibah IV/I Faperta Unsoed,

Yoshida, S., O. A. Forno, J. H. Cock, K. A. Gomez.
1976. Laboratorymanualfor physiologicalstudies
of rice, 3rded. IRRI, Los BanosPhilippines.
:
,
,

;

~,

j

~'-

,,'
:

Evaluasi
Beberapa
KultivarPadiGogo...

002'.",

77

.