KATA PENGANTAR - Panduan Pengembangan Media Pembelajaran PAUD

KATA PENGANTAR

  Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran

bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat

mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara tutor

dalam melaksanakan pembelajaran.

  Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di

Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada tutor, yaitu

tutor lebih banyak bercerita atau berceramah. Peserta didik tidak

banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, tutor tidak/jarang

menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma

lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada tutor harus mulai

ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada

peserta didik dengan cara tutor menjadi fasilitator dengan

menyediakan media.

  Dengan menjadi fasilitator, tutor akan dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di

mana seorang tutor harus dapat menciptakan suasana yang

sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,

mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya.

  Keaktifan peserta didik ini sangat penting untuk membentuk

generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga tutor harus dapat

membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta DAFTAR PUSTAKA didik dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya.

  Arief S. Sadiman, dkk, MEDIA PENDIDIKAN Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta Rajawali Press 2009

  Hal ini membutuhkan kreativitas tutor untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah- membosankan bagi para peserta didiknya. pengembangan-media.html 4/6/2014 Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press

  Semarang, Mei 2014 Kepala Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2007 Pedoman Pengembangan Media Video , UPI Bandung Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Dr.H. AdeKusmiadi, M.Pd.

  Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group NIP. 195512291983 1001 Yusuf hadi Miarso, 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.

  Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Pustekkom Diknas dan Prenada Media

  dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang DAFTAR ISI dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang Halaman Sampul

disampaikan melalui media tersebut. KATA PENGANTAR .......................................................................

  DAFTAR ISI .................................................................................... PENDAHULUAN ............................................................................

  1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik ....................................................................................... 2

  2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional Objective) dengan operasional dan khas ............................... 4 3.

  Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan ............................................. 6

  4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan ...................... 7 5.

  Menulis naskah media ........................................................... 9 6. Mengadakan tes dan revisi .................................................. 30

  Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui PENDAHULUAN tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang Secara garis besar kegiatan pengembangan media dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi Peserta pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, Didik yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam tidak dikatakan baik. pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui sebagai berikut: perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui 1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang

  Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah sesungguhnya dengan menggunakan media yang kesenjangan antara apa yang dimiliki Peserta Didik dengan dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan Peserta memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan Didik dapat menjadi orang tua yang baik dan benar, maka perbaikan atas hasil dari tes. mereka harus mengetahui juga baigaimana merawat Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan kehamilan, mendidik anak, tumbuh kembang anak dan lain- telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka lain. langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk Setelah kita menganalisis kebutuhan Peserta Didik, maka kita diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan juga perlu menganalisis karakteristik Peserta Didiknya, baik produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian yang telah dimiliki Peserta Didik sebelumnya. Cara medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya.

  Keranjang Koran Bekas Modal = M Total Belanja Bahan = B Upah Tenaga = U Laba = L (%) Harga Jual Total = HT Harga Jual = H Jumlah hasil = J M = B + U HT = M + ( M x 20%) S/I Jika laba diharapkan : 20% Kerabat Kerja: Produser Sutradara Penulis Skenario Kamerawan Soundman Ligtting Ass.Lihting Unit Lapangan Art Director Property Editor Driver

9. Insert-insert hasil kerajinan

  • – Modal, ditambah 20% modal Contoh tersebut merupakan perhitungan, jika laba yang diharapkan adalah 20% Tempat-tempat penjualan dapat di distro, pedagang kaki lima, took alat tulis atau took serba ada. MUSIK

  PRODUKSI PP-PAUDNI REGIONAL II

  SEMARANG 2014 penghasilan, maka dapat menggunakan rumus sbb: Jika diketahui, bhwa: Modal adalah = M Total belanja Bahan = B Upah Tenaga = U Laba = L (dalam %) Harga Jual Total = HT Jumlah Hasil = J Maka: Modal, sama dengan Total Belanja Bahan, ditambah Upah Tenaga Sehinga: Harga Jual

  6. Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik: Peserta Didik diklat keorangtuaan diharapkan dapat memahami tentang tugas dan fungsi dari masing-masing baik sebagai suami maupun sebagai isteri. Namun kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap dan pengetahuan Peserta Didik dalam kehidupan berumah tangga.

  Adanya kebutuhan tersebut sebaiknya menjadi dasar pijakan dalam membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. dan media yang digunakan Peserta Didik, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki Peserta Didik.

  2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional Objective) dengan operasional dan khas Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu: a. Tujuan instruksional harus berorientasi kepada Peserta Didik. Artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya prilaku Peserta Didik yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.

  b. Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur. Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:

  Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional Mengidentifikasikan

  Menyebutkan Menunjukkan Memilih Menjelaskan Menguraikan Merumuskan Menyimpulkan Mendemostrasikan Membuat Menghitung Menunjukkan Menemukan Membedakan, dll Mengerti

  Memahami Menghargai Menyukai Mempercayai Dan lain-lain

  Rapihkan tiang-tiang lintingan yang masih tegak berdiri dengan proses menggunting lalu sisipkan ke dalam sisi-sisi keranjang Langkah 5 : Untuk mempermanis karya, dapat mengkombinasikan kreasi dengan teknik menganyam seperti ini.

  8. INT. TEMPAT PEMBUATAN

  KERANJANG DARI KORAN BEKAS S/I Analisis Bisnis

  MUSIK NARASI Untuk mengembangkan ketrampilan ini sebagai usaha untuk mencari MCU. TAMPAK DARI SAMPING MCU Keranjang sudah jadi yang dikombinasi

  Teruskan teknik in-out secara melingkar berlawanan arah jarum jam ke arah atas, bentuk keranjang sudah mulai dapat terlihat.

  Teknik in-out secara

  bersilangan dapat terus dilanjutkan untuk membuat sisi keranjang.

  Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut: A =

  Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung

  C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya D = Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.

  Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran: Setelah mengikuti diklat keorangtuaan (C), Peserta (A) dapat memahami dan mempraktekkan (B) kesetaraan gender dalam rumah tangga dengan benar (D).

  Peserta Diklat Keorangtuaan (A) dapat Menyebutkan (B) hak dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga dengan benar (D). ilustrasi bilangan jam :

3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang

  dimulai dari angka 6 mendukung tercapainya Tujuan. melewati 5,4,3...dst ). Lanjutkan putaran hingga

  Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat

  membentuk lingkaran bertumpuk sebagai dasar

  dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan

  keranjang. Semakin banyak lingkaran yang terbentuk,

  dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang

  akan semakin besar pula keranjang yang akan dibuat.

  disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang

  Dalam menyambung diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. gerakan lintingan secara memutar, gunakan lem untuk menyatukan lintingan

  Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah

  yang satu dengan lintingan

  selanjutnya adalah membuatnya dari yang sederhana sampai yang lain. kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.

  Langkah 4 : Apabila kumpulan lingkaran sebagai

  Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan

  dasar keranjang sudah

  Pembelajaran di atas:

  MS. TIANG-TIANG LINTINGAN DI dirasa cukup, langkah berikutnya adalah TEGAK(BERDIRI) LALU DISISIPKAN

  1. Kesetaraan Gender

  membangunkan sisi-sisi

  2. Hak dan Kewajiban Suami Isteri dalam Rumah keranjang ke arah atas.

  Tangga

  4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan Teknik in-out secara

  bersilangan dapat terus

  terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat

  dilanjutkan untuk membuat sisi keranjang.

  pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang

  MCU. TAMPAK KERANJANG OVAL DARI ATAS CUT TO: MS. MEMBENTUK DASAR KERANJANG MELINGKAR LS. TAMPAK MEMBUAT TEKNIK- OUT SECARA MELINGKAR

  Langkah 2 : Membentuk Dasar Lingkaran Keranjang Oval Mengikuti Arah Mata Angin Ambil 8 buah lintingan bulat.

  Susunlah membentuk lingkaran mata angin.

  Langkah 3 : Teknik membentuk dasar keranjang oval dimulai dari cara menyusun bentuk lingkaran seperti ini.

  Gerakan memutar diawali di sisi bagian selatan (arah angka 6 bila mengacu pada bilangan jam). Lintingan diputar ke arah kiri secara bersilangan (teknik in-out ,

  disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.

  Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka Peserta Didik nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah Peserta Didik menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka Peserta Didik dimintai tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.

  Sebagai salah satu contoh tentang alat pengukur keberhasilan dari media yang dikembangkan oleh Pendidik adalah sebagai berikut:

  Rumusan Tujuan Rumusan Materi Alat Pengukur (Tes)

  Peserta Diklat Keorangtuaan dapat memahami dan mempraktekkan kesetaraan gender dalam rumah tangganya dengan benar

  Kesetaraan Gender Dalam Rumah Tangga Pilihlah mana yang termasuk kesetaraan gender dan yang tidak: Mencuci, menyapu, menyetrika, melahirkan, mengasuh anak, mencari nafkah dll Peserta Diklat

  Keorangtuaan dapat Menyebutkan (hak dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga dengan benar

  Hak dan Kewajiban Suami Isteri ฀ Sebutkan yang termasuk hak dan kewajiban suami isteri

  Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan alat ukur keberhasilannya harus berdasar dari rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui media pembelajaran tersebut.

  5. Menulis Naskah Media Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media,

  CUT TO : MCU : BENTUK KERTAS

  LINTINGAN DG KAYU BULAT CU. MEMBENTUK SUSUNAN LINGKRAN MATA ANGIN pembuatannya Bu ?!! Pembuat tas: Baik, cara menganyam Keranjang........ini tidak pakai Mal.Coba perhatikan mbak Dewi dan mbak Ani yaitu : Langkah 1 : Dari selembar halaman kertas koran, bagilah menjadi 3 atau 4 potong bagian yang sama besar.

  Langkah Linting selembar potongan kertas Koran dengan bantuan Lidi. Gulung dan rekatkan ujungnya dengan lem. Buat sepuluh batang. Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.

  Sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan isi medianya. Bentuk dan cara menyusun rancangan isi media dapat dilihat sebagaimana diagram dan format berikut ini: Contoh: Garis-garis Program Media (GBPM)

  Pembuat Tas Bentuknya bisa macam- macam yaitu : Bentuk bulat/pipih, Bentuk panjang dan Kotak Dewi Kemudian Desain/Modelnya Bu ?!! Pembuat Tas:

  maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.

  6.

  Vas bunga, Tas belanja, Keranjang pakaian, Rak buku CUT TO: LS.TAMPAK POTONGAN KERTAS

  • Kalau kecil sebagai

  Vas bunga, Tatak gelas/teko,

  • Sedang sebagai tas belanja
  • Besar untuk

  Kernjang pakaian kotor atau tas belanja

  • Susun untuk Rak buku

  Dewi: Tadi, bahan sudah, alat sudah dan bentuk dan model sudah......lalu Ani: Yang belum cara pembuatan keranjang yang belum. Nah bagaimana cara

  No Topik Tujuan Umum Tujuan Khusus Pokok- pokok Materi

  Keteranga n

  1 Kesetaraan Gender dalam Rumah Tangga Peserta Diklat

  Keorangtuaan dapat memahami dan mempraktekkan kesetaraan gender dalam rumah tangganya dengan benar

   Peserta Didik dpt menjelaskan apa pengertian kesetaraan gender

  2. Peserta Didik dpt mengidentifik asi praktek kesetaraan gender dalam Rumah Tangga

  1. Pengertia n gender

  2. Perilaku Gender dan kodrati Penyimpa ngan Gender 1.

   Sumber: Modul Diklat Keorangtu aan 2. Internet 2.

7. MCU

  Ya Benar mbak !!

  Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide dan gagasan yang disesuaikan

  CAT TO CUT Dewi MCU Saya ingin tahu bagaimana

  dengan tujuan pembelajaran. selanjutnya pengumpulan data

  Bahan-bahan pembuatan tas cara membuat Tas keranjang: keranjaang .....Bu ?!!

  dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan

  Koran bekas, Kawat, Lem dan Dan Bahan.bahannya apa

  naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah

  Vernis saja.....?

  sampai naskah siap diproduksi. Tahapan tersebut sebagaimana

  MS Pembuat Tas DEWI Bahan pembuatan Tas

  flowchart berikut:

  Keranjang dari :

  Ada beberapa macam bentuk naskah program media,

  CUT TO CUT Koran bekas, Kawat, MCU Lem,dan Vernis,

  namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu

  Alat-alat yang digunakankan: Cater,Gunting,Meteran,Tang, Dewi

  sebagai penuntun dan usaha memproduksi media

  Palu, Jarum, Mal, Batang Kayu Oh.....lalu alat-alat yang pembelajaran. bulat(lidi) dan Kayu pipih digunakan apa saja?

  Naskah program media terdiri dari urutan gambar,

  Pembuat Tas Alat-alat yang digunakan

  caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera dan 4.

  LS adalah: suara atau bunyi yang diambil dengan alat perekam suara.

  Cater dan Gunting untuk

  memotong kertas

  Lembaran naskah tersebut dibagi menjadi dua kolom, di sebelah Meteran untuk mengukur

  panjang kertas/ kawat

  kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis. Sedangkan di Tang untuk memotong sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang dibaca narator

  kawat

  Palu untuk merapikan atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan. Jarum untuk merapikan 5. Mal untuk mengemal

  Petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi:

  barang yang akan dibut 1.

   Tulisan singkat, padat dan sederhana Batang kayu bulat(Lidi)/

  MCU 2.

   Tulisan seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, Pipih untuk bentuk batang berirama dan mudah diingat yang bulat atau pipih.

3. Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap

  Dewi 4.

   Pikirkan frase yang dapat melengkapi visual dan tuntun

  Lalu motif anyamannya

  Peserta Didik kepada hal-hal yang penting

  berbentuk apa saja 5.

   Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan

  Tak lama kemudian Dewi muncul dari dalam rumah menemui Ani di teras Ani mengiyakan Two shot Akhirnya Dewi sudah selesai dandan lalu keluar menemui Ani MS Rumah pembuat kerajinan tas dari Koran bekas

  Dewi: Hai....Ani, silahkan duduk sebentar aku tak dadan sebentar yaa...........

  Ani Oke dak pakai lama ya.........Wik Dewi: Ya.........

  Ani: Ayo.......kita jalan ke tempat pembuatan Anyaman tas Dewi: An.....Yang mana rumahnya pembuat kerajinan tas keranjang itu Ani: Nah Itu!, ayo!!............kita tanyakan saja pada Bu......itu ! Dewi Selamat pagi ! Pembuat Tas: Selamat pagi ! Dewi Maaf Bu !. Ibu sedang membuat Tas kerjang dari bahan Koran Ya Bu...?!! Pembuat Tas:

  atau digambarkan 6. Tulisan dalam kalimat aktif 7.

   Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. diperkirakan dalam setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang dari 10 detik

  8. setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras

  9. Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya

  ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM NASKAH MEDIA SIMBOL PENJELASAN

  ANNOUNCER (ANN) Pihak yang member informasi tentang suatu acara akan disampaikan. dapat juga dikatakan bahwa Announcer berfungsi untuk membuka sebuah program audio NARRATOR Fungsinya hampir sama dengan fungsi Announcer, namun kalau narator menginformasikan sajian materi. jadi narator sudah berada dalam program. apa yang disampaikan oleh narator sudah menjadi bagian dari isi program audio MUSIK Music perlu dituliskan dalam naskah, yang menunjukkan bahwa pada adegan tersebut perlu disisipkan music yang sesuai SOUND EFFECT (FX) Adalah suara-suara yang terdapat dalam program audio untuk mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. Sound Effect dapat berupa suara alamiah, atau sengaja dibuat dengan manipulasi tertentu. seperti suara binatang, suara letusan, dan sebagainya

  FADE IN DAN FADE OUT Adalah simbol yang artinya bahwa pada adegan tersebut music masuk secara perlahan (Fade IN) dan jika music sedang berjalan maka hilangnya pun secara perlahan (fade out) OFF MIKE Situasi dimana suara yang ditimbulkan seolah-olah dari kejauhan. untuk menimbulkan efek ini sumber suara harus menjauhi mike

  IN-UP-DOWN-UNDER-OUT Simbol ini menjelaskan bahwa music masuk secara perlahan (IN), kemudian naik (UP) setelah music naik secara optimal maka diperlukan untuk kembali turun secara cepat (DOWN), kemudian music perlahan rendah dan terus bertahan rendah selama bebefrapa menit (UNDER) sampai akhirnya music perlahan hilang (OUT) LONG SHOT (LS) Pengambilan yang memperlihatkan latar secara keseluruhan dalam segala dimensibdan pernbandingannya

  MEDIUM SHOT (MS) Pengambilan gambar yang memperlihatkan pokok sasarannya secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar belakang maupun detail yang kurang perlu CLOSE-UP (CU) Pengambilan gambar yang memfokuskan pada subjeknya atau bagian tertentu. lainnya dikesampingkan supaya perhatian tertuju kea rah itu

  memegang tas yang dijijinjing Dewi MS Dewi melepaskan tas yang dijijing lalu diberikan kepada Ani Two Shot Ani dan Dewi bercakap-cakap sambil berjalan bersama MCU Dewi sambil tersenyum menjawab pertanyaan Ani.

  Akhirnya keduanya berpisah F/O-F/I

  !

  Dewi:

  Aku beli ditetangga, disana (sambil menunjuk kesuatu arah tertentu), dia memproduksi bermacam- macam Tas Keranjang seperti ini

  Ani:

  Wi, ..... Aku boleh ndak ya ...untuk melihat cara pebuatan tas itu (sambikl menunjuk kearah tas).

  Dewi:

  Ya boleh saja, kebetulan besok kan pas liburan, nanti saya antar kerumahnya. Ani Besuk pagi, saya tunggu dirumahku Dewi Oke

  4. EXT. RUMAH DEWI-PAGI

  Tampak Ani berjalan memasuki halaman rumah dewi sambil mengucapkan salam Dewi menjawab dari dalam

  Ani: Asssalammualikum......! Dewi (OS): Walaikum salam........!

2 TEASER/MONTAGE:

  Contoh Membuat Naskah Media Grafis

  MUSIK DINAMIS

  Media grafis (seperti gambar, poster, grafik, diagram,

  FS-PAN/CU TUMPUKAN KORAN BEKAS

  karikatur, komik) adalah media yang dihasilkan dengan cara

  LS/MS/CU PENGRAJIN KERANJANG DARI

  dicetak melalui teknik manual atau dibuat dengan cara

  KORAN BEKAS

  menggambarkan atau melukis, teknik printing, sablon, atau

  DISSOLVE ; CUT TO CUT MACAM-MACAM

  offset, sehingga media ini disebut juga sebagai printed material

  • BENTUK MAL atau bahan-bahan yang tercetak.

MOTIF ANYAMAN

  • MACAM DESAIN/MODEL
  • Prosedur umum dalam merancang media grafis dapat
  • DIGUNAKAN

PERALATAN YANG

  dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

  • KERANJANG

PENGRAJIN MEMBUAT

  Pertama, mengidentifikasi program, dalam hal ini tentukanlah:

  S/I JUDUL

  Nama mata pelajaran, pokok bahasan, dan sub pokok

  “MENGANYAM KERANJANG DARI BAHAN KORAN BEKAS”

  bahasan, tujuan pembelajaran, atau kompetensi yang

  S/I PENULIS

  diharapkan, dan sasaran (Peserta Didik yang akan

  S/I PENANGGUNG JAWAB S/I SUTRADARA

  menggunajan: kelas, semester) Kedua, mengkaji literature, dalam membuat media cetak ini

  Pendidik selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan pada kedua media tersebut. perlu diketahui

  EXT. JALAN KAMPUNG. PAGI 3.

  bahwa menentukan isi yang akan disajikan pada media

  HARI

  cetak dann media presentasi bukan memindahkan

  MLS. Dewi berjalan dengan menjijing tas diperhatikan

  semua isi dalam buku teks, namun perlu dikemas temannya. sedemikian rupa sehingga materi dapat divisualisasikan

  FS Ani: Ani berlari-lari kecil lalu Dewi, .....Wah bagus mendekati Dewi, sambil ya....tasmu, beli mana kamu lebih tepat, merangkum materi yang disampaikan, jelas Contoh: Naskah Video Pembelajaran

SCENARIO VIDEO PEMBELAJARAN

  dan menarik minat dan perhatian Peserta Didik

UNTUK WARGA BELAJAR KELOMPOK BELAJAR

  Ketiga, membuat naskah. naskah untuk media grafis berisi sketsa visual yang akan ditampilkan berisi objek

  Program Ketrampilan : Ketrampilan Judul : Keranjang dari bahan Koran bekas gambar, grafik, diagram, objek foto dan isi pesan visual

  Penulis : Sudaryoko dalam bentuk teks. naskah untuk media presentasi

  Durasi : Produksi : berupa storyboard dengan format double kolom berisi

  Tahun : kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dan

  SCN

  VISUAL AUDIO

  bentuk visual dan kolom audio SEGMEN 1

  Keempat, Kegiatan Produksi. media cetak dapat dibuat secara

  1. FADE IN

  manual atau menggunakan computer. cara manual

  OPENING LOGO TUNE PEMBUKA

  berarti diperlukan keterampilan khusus untuk

  PUSAT PENGEMBANGAN

  menggambar, melukis atau membuat dekorasi objek

  PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORAL

  grafis. bahan-bahan yang diperlukan seperti

  REGIONAL II SEMARANG

  kanvas/kertas, cat air, kuas, minyak, spon, berbagai

  MEMPERSEMBAHKAN

  bentuk hahan, dan lain-lain. cara kedua menggunakan

  DISS TO

  computer grafis menggunakan software aplikasi penggunaan gambar dan dicetak dengan printer warna

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data - Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa di smp it al-hijrah-2 Kec. Percut sei tuan medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 4 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN - Repository UIN Sumatera U

0 0 19

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 22

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum 1. Sejarah Berdiri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI

0 5 157

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Fokus Penelitian 1. Hakikat Pendidikan Agama Islam - Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 13

Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 7

Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 3 31

BAB II LANDASAN TEORI A. Gaya Belajar Mahasiswa Tahfidz AlQuran 1. Pengertian Gaya Belajar - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository U

1 2 41

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum 1. Sejarah Berdirinya PAI - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository UIN Sumater

1 13 36