PENGARUH POSISI ELEVASI TERHADAP EDEMA TUNGKAI BAWAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS “A” KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MAL

  

GAMBARAN POSISI ELEVASI PADA KEJADIAN

EDEMA TUNGKAI BAWAH

PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTIK SWASTA “A”

  

KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Rani Safitri

  Staf Pengajar Prodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen

  

ABSTRAK

Pendahuluan : Perlu diwaspadai adanya sesuatu kelainan/komplikasi yang

  menyertai pada kehamilan. Saat pemeriksaan antenatal ada beberapa keluhan- keluhan fisiologis yang sering dialami oleh ibu hamil, dan salah satunya adalah edema pada tungkai bawah. Edema pada tungkai bawah ini di sebabkan karena peredaran aliran darah dari kaki ke jantung terhambat, maka dilakukan posisi

  

°

  elevasi yaitu posisi kaki di tinggikan 30 lebih tinggi dari kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran posisi elevasi pada kejadian edema tungkai bawah ibu hamil trimester III di Bidan Praktik Swasta

  “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang berjumlah 7 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling dan instrumen penelitian ini adalah lembar observasi. Analisis data yang dilakukan dengan tahap-tahap editing, coding, skoring dan tabulating.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui tingkat derajat edema sebelum melakukan posisi elevasi 2 orang (28,6%) mengalami tingkat derajat edema ringan, 3 orang (42,9%) mengalami tingkat derajat edema sedang, dan 2 orang (28,6 %) mengalami tingkat derajat edema berat. Kemudian setelah melakukan posisi elevasi 5 orang (71,4%) menjadi tingkat derajat edema ringan dan 2 responden (28,6%) mengalami tingkat derajat edema sedang. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar mengalami tingkat edema ringan sebanyak 5 orang (71,4%) dan sebagian kecil mengalami tingkat derajat edema sedang sebanyak 2 orang (28,6%). Diharapkan bagi ibu hamil dapat melakukan posisi elevasi setelah melakukan aktifitas sehari-hari.

  Kata kunci: Posisi Elevasi, Edema Pada Tungkai Bawah

ABSTRACT

Introduction We need to be aware of any accompanying abnormalities or

  complications day pregnancy. During antenatal examination there are several physiological complaints that are often experienced by pregnant women, and one of them is edema in the lower leg. Edema in the lower leg is caused because the circulation of blood flow from the legs to the heart is inhibited, then done elevation position that is the position of the legs at height 30° higher than the head. This study aims to determine the description of the elevation position on the incidence of lower limb edema of pregnant women in third trimester Private Midwife Practice "A" Bantur District Malang Regency. Methods This study used pre experimental design, using Pretest-posttest design, with samples of trimester

  III pregnant women who experienced physiological leg-edema. The sampling technique used is accidental sampling. Results Based on the result of this research, it is known that the level of edema degree before undergoing the position of 2 people (28,6%) experiencing mild edema degree, 3 people (42,9%) experiencing moderate edema and 2 people (28,6%) experienced of severe edema. Undergoing the elevation position, 5 people (71,4%) become level of degree of light edema and 2 respondents (28,6%) experience degree of moderate edema degree. Conclution from this research, it is concluded that most of them have mild edema level of 5 people (71,4%) and some of them have moderate degree of edema 2 people (28,6%). It is expected that pregnant women can perform elevation position after doing daily activities.

  Keywords : Edema On Lower Limbs, Elevation Position PENDAHULUAN

  Perlu diwaspadai adanya sesuatu kelainan/komplikasi yang menyertai pada kehamilan. Dengan adanya perubahan yang cukup kompleks pada ibu hamil baik yang berhubungan dengan keadaan fisiologis maupun psikologis, bidan harus mampu menyadari dan memberikan asuhan dan perhatian khusus kepada ibu hamil dalam menghadapi berbagai perubahan tersebut. Agar tidak terjadi komplikasi dalam kehamilan, perlu diperhatikan suatu asuhan dalam bentuk konseling mengenai health edukasi yang meliputi tanda-tanda kehamilan, ketidaknyamanan serta pola nutrisi yang baik (Sarwono, 2002).

  Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Syaifudin Abdul, 2006 : 89).

  Untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya penyulitan dalam kehamilan, dianjurkan pada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan teratur. Dengan pemeriksaan yang teratur, ibu hamil dapat memperoleh informasi mengenai kebutuhan yang sesuai untuk diri sendiri dan janinnya. Juga mendapatkan penanganan segera jika terdapat komplikasi kehamilan.

  Saat pemeriksaan antenatal ada beberapa keluhan-keluhan fisiologis yang sering dialami oleh ibu hamil, dan salah satunya adalah edema pada tungkai bawah. Edema ini sangat tidak menyenangkan dan membuat ibu hamil tidak nyaman. Diperkirakan bahwa sekitar 75% wanita akan mengalami akumulasi cairan yang berlebihan di sekitar kaki dan pergelangan kaki di beberapa titik selama kehamilan.

  Edema adalah penimbunan cairan berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh (Robbins dan kumar 1995). Edema lokal disebut juga edema

  pitting . Sedangkan edema umum di

  sebut edema anasarka (Asmadi, 2008:54).

  Posisi elevasi kaki merupakan pengaturan posisi dimana anggota gerak bagian bawah diatur pada posisi lebih tinggi dari jantung sehingga darah balik ke jantung akan meningkat dan penumpukan darah pada anggota gerak bawah tidak terjadi (Hamlin, 2009). dengan cara melakukan elevasi tungkai sesering mungkin pada ibu hamil, terutama setelah kegiatan berjalan- jalan dimana elevasi dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari jantung akan menjadikan aliran darah vena lancar dan dilatasi vena tungkai yang berkelok-kelok menjadi tampak mengempis dan melengkuk.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 14 maret 2012 di Bidan Praktek Swasta “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, didapatkan data ibu hamil yang mengalami edema tungkai bawah sebanyak 5 orang, dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran posisi elevasi pada kejadian edema tungkai bawah pada ibu hamil trimester III.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran posisi elevasi pada kejadian edema pada tungkai bawah ibu hamil trimester III di Bidan Praktik Swasta

  “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

  METODE

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dimana penulis ingin mengetahui gambaran posisi elevasi pada kejadian edema tungkai bawah ibu hamil trimester III di Bidan Praktek Swasta “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang mengalami edema tungkai bawah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang mengalami edema di

  Bidan Praktek Swasta “A”

  Kecamatan Bantur Kabupaten Malang bulan Januari-Maret 2018 sebanyak 7 orang. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Di dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat berupa lembar observasi. Peneliti melakukan penilaian derajat tingkat edema dengan cara melakukan pitting yaitu edema di tekan dengan jari telunjuk untuk mengetahui tingkat derajat edema. Kemudian responden diberikan perlakuan yaitu dijelaskan tentang posisi elevasi yaitu meninggikan kaki selama ± 1 jam dan responden diminta untuk melakukannya. Kemudian peneliti akan menilai kembali intensitas tingkat derajat edema tungkai bawah setelah responden selesai melakukan posisi elevasi. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tahapan editing, coding, scoring dan tabulating.

  HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Posisi Elevasi pada Kejadian Edema Tungkai Bawah Ibu Hamil Trimester III di Bidan Praktek Swasta “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang

  Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan jumlah 7 orang ibu hamil yang mengalami edema tungkai bawah yang menjadi sampel dalam penelitian ini, sebelum dilakukan posisi elevasi terdapat

  • –tiap responden, frekuensi terbesar berada pada tingkat derajat edema ringan(71,4%) dan sebagian kecil berada pada tingkat derajat edema sedang (28,6%).

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di BPS “A” Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, maka dapat disimpulkan terdapat tingkat edema yang ringan yaitu 2 orang (28,6%), tingkat derajat edema sedang 3 orang (42,9%) dan terdapat tingkat derajat edema berat 2 orang (28,6%). Setelah dilakukan posisi elevasi selama ± 1 jam pada tiap

  orang (28,6%), tingkat derajat edema sedang 3 orang (42,9%) dan terdapat tingkat derajat edema berat 2 orang (28,6%). Setelah dilakukan posisi elevasi selama ± 1 jam pada tiap

  PEMBAHASAN Gambaran posisi elevasi pada kejadian edema tungkai bawah pada ibu hamil trimester III

  Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas setelah dilakukan posisi elevasi di dapatkan hasil bahwa setelah dilakukan posisi elevasi, ibu hamil yang mengalami edema ringan 5 orang (71,4%) dan tingkat derajat edema sedang 2 orang (28,6%).

  Bagi sebagian ibu hamil yang bekerja menurut (Varney, 2006) edema disebabkan karena tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul wanita yang duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada pada posisi terlentang. Sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sebelah kiri, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi dan untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior ) dibagian belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan aliran darah ke tubuh bagian bawah ke jantung. yang juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan.

  Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah didapatkan, dapat diidentifikasi bahwa secara umum dengan pemberian posisi elevasi terhadap edema tungkai bawah dapat menurunkan tingkat derajat edema, atau dengan kata lain posisi elevasi berpengaruh terhadap edema tungkai bawah pada ibu hamil trimester III.

  KESIMPULAN

  • –tiap responden, frekuensi terbesar berada pada tingkat derajat edema ringan (71,4%) dan sebagian kecil berada pada tingkat derajat edema sedang (28,6%).

DAFTAR PUSTAKA

  Metode penurunan tingkat derajat edema tungkai bawah ibu hamil trimester III adalah melakukan posisi elevasi yaitu kaki di tinggikan 30º lebih tinggi dari pada kepala menurut (Brunnerand Sudadart, 2002).

  Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

  Asmadi. (2008). Teknik Prosedural

  Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

  Jakarta: Salemba Medika. Bobak, Irene, dkk. (2003). Maternity

  Nursing (4 th ed). Wijayarini, Maria.

  (2004). Jakarta: EGC. Hamlin, R. Richardson, M. Davies, M.

  2009. Perioperative Nursing and Introductory Text. Victoria :

  Elsivier

  Arikunto, S. 2006. Prosedur Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik .

  Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Aziz Alimul. (2009).

  Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

  Asuhan Kebidanan . Jakarta :

  Jakarta : EGC. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar

  Varney’s Midwifery (4

th

ed). Lusiyana, Ana. (2007) (Alih bahasa).

  Varney, Helen, dkk. (2006).

  Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC.

  Jakarta: Salemba Medika. Salmah, dkk. (2006). Asuhan

  Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan

  Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba

  Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

  Notoatmojo, Soekidjo. 2002.

  Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC

  Salemba Medika. Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010).

  Metodologi Penelitian dan Tenik Analisa Kebidanan. Jakarta:

  Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2010).

  EGC

Dokumen yang terkait

SENAM YOPHYTTA DALAM UPAYA PERBAIKAN INSOMNIA, KELELAHAN DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL BERBASIS TEORI ROY Yophytta Exercise Improvement Efforts In Insomnia, Fatigue And Blood Pressure Of Pregnant Women Based On The Roy’s Theor

0 0 16

Kata kunci: akupunktur, nyeri lambung, intensitas nyeri PENDAHULUAN - PENGARUH AKUPUNKTUR PADA TITIK PC 6, CV 12, DAN ST 36 PADA NYERI LAMBUNG DI LABORATORIUM KLINIK AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN RS DR. SOEPRAOEN MALANG

1 1 5

LITERATURE REVIEW STRATEGI MENJAGA HIGH QUALITY CPR (HQCPR) PADA SETTING PRE, INTRA, DAN POST ATTEMPTS

0 0 7

PENGARUH PEER GROUP EDUCATION TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI SMAN 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 8

PERBEDAAN PERCEPATAN PENYEMBUHAN ROBEKAN PERINEUM MENGGUNAKAN CHLORHEXITIDINE GLUCONATE DAN TRYCLOSAN PADA TINDAKAN VULVA HYGIENE DI BPM “S.A” KECAMATAN TUMP

0 0 5

PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) UNTUK MENGATASI DIAPER RASH (RUAM POPOK) PADA BAYI USIA 1-12 BULAN

0 0 6

STUDI KORELASIONAL PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN TB PARU PADA ANAK DI POLI ANAK RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN

0 0 8

45 SHOCK INDEX (SI) DAN MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) SEBAGAI PREDIKTOR KEMATIAN PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON

0 0 15

PENGARUH LINGKUNGAN, CITRA PERGURUAN TINGGI, MOTIVASI DAN PROSPEK TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH KULIAH DI POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN MALANG

0 0 9

NILAI SKOR GLASGOW COMA SCALE, AGE, SYSTOLIC BLOOD PRESSURE (GAP SCORE) DAN SATURASI OKSIGEN SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS PASIEN CIDERA KEPALA DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

0 0 16