Modul ini membahas tentang Negara dan si

MODUL PERKULIAHAN
KEWARGANEGARAAN
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

M od ul ini me mb ahas t e nt ang Ne g ar a d an s is t e m
p e me rint ah an d i Ind o nes ia

Fakultas
FIKOM

Program
Studi

Hubungan
Masyarakat

Tatap
Muka

01


Kode MK

Disusun Oleh

90003

Ahmad Gozali,SHI,MH.

Abstract

Kompetensi

Modul ini akan membahas tentang
Negara dan Pemerintahan

Diharapkan mahasiswa mengerti
tentang Negara dan sistem
Pemerintahan yang berlaku di Indonesia

Pembahasan

Pengertian Negara dan sistem pemerintahan
Negara adalahsuatu wilayah dipermukaan bumi yang

kekuasaannya

baik politik,militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur

oleh pemerintahan yang

berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu
sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat
pengakuan dari negara lain.
Kata "negara" dipakai beberapa ahli untuk merujuk pada negara berdaulat. Tidak ada
kesepakatan khusus mengenai jumlah negara di dunia, karena ada beberapa negara
yang masih diperdebatkan kedaulatannya. Ada total 206 negara, dengan 193 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 13 lainnya yang kedaulatannya diperdebatkan.
Meskipun bukan negara berdaulat, Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara (yang
tergabung dalam Britania Raya) adalah contoh entitas yang disepakati dan dirujuk sebagai

negara. Bekas negara lainnya seperti Bavaria (kini bagian dari Jerman) dan Piedmont (kini
bagian dari Italia) tidak akan dirujuk sebagai "negara" dalam kondisi normal, walaupun
mereka pernah menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri di masa lalu.
Sistem berasal dari bahasa inggris system berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Sedangkan pemerintahan awalnya
berasal dari kata pemerintah. Pemerintah merupakan alat negara yang dapat menetapkan
aturan serta memiliki kekuatan untuk memerintah.
Pemerintahan dalam arti luas adalah lembaga-lembaga Negara yang menjalankan
segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sedang dalam arti sempit, pemerintahan
adalah perbuatan memerintah yang dilakukan lembaga eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan yang terdiri dari komponen pemerintahan
yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan
dalam

suatu

Negara


menurut

Montesquieu

diklasifikasikan

menjadi

tiga,

yaitu

Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan, kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan membentuk
undang-undang, dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap
201
2

Kewarganegaraan


2

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis besar
meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,
menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan,
menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut
andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit
negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama
dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri
Unsur-unsur pembentukan Negara
Ada beberapa syarat minimal yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat disebut sebagai

negara. Syarat tersebut berlaku secara umum dan merupakan unsur yang penting . syaratsyarat tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur
konstitutif terbentuknya negara adalah unsur yang mutlak harus ada pada saat negara
didirikan. Unsur konstitutif ini meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat.
Adapun unsur deklaratif adalah unsur yang tidak mutlak ada pada saat negara berdiri, tetapi
unsur ini boleh dipenuhi atau menyusul dipenui setelah negara berdiri. Unsur deklaratif
adalah pengakuan dari negara lain.

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu Negara harus memenuhi syarat-syarat :
a. Rakyat yang bersatu
b. Daerah atau wilayah
c. Pemerintahan yang berdaulat
d. Pengakuan dari negara lain
Menurut

Konvensi

Montevideo

tahun


1933,

yang

merupakan

Konvensi

Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu :
a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk).
b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan.

201
2

Kewarganegaraan

3

Ahmad Gozali,SHI,MH.


PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Hukum

c.Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang
berdaulat.
d. Kesanggupan berhubungan dengan Negara-negara lain.

1.

Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara tidak akan berdiri tanpa
adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal ini menimbulkan pertanyaan,
berapakah jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa
untuk membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan minimal 5040 penduduk.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk.


1.

Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara
tertentu untuk jangka waktu yang lama.
2.
Bukan Penduduk adalah orang yang mereka yang berada di dalam suatu wilayah
Negara hanya untuk sementara waktu (tidak menetap)
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara.


Warga negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu negara,



Bukan warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing

(WNA).
2. Wilayah
Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibedakan
menjadi :

1.

Wilayah Daratan
Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa :


Batas Alamiah



Batas Buatan



Batas Secara geografis

2. Wilayah Lautan
Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan Negara yang memiliki
wilayah lautan dengan pulau-pulau disebut archipelagic state.


201
2

Kewarganegaraan

4

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Untuk menentukan batas wilayah lautan tidak semudah menetapkan batas wilayah daratan
sebab batas wilayah lautan lebih banyak permasalahannya dan bermacam-macam
peraturannya. Dalam hukum internasional belum terbentuk adanya keseragaman ketentuan
mengenai lebar laut teritorial setiap negara dan kebanyakan negara menentukan sendirisendiri batas laut teritorialnya, ada yang 3 mil (Indonesia sebelum Deklarasi Juanda), 12 mil
(seperti Saudi Arabia, RRC, Chile, dsb), 200 mil(El Savador), dan 600 mil (Brazilia)
Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara adalah
Hasil Konferensi Hukum laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang
diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Conference on The Law of the
Sea).
Batas Lautan :
1.
2.
3.
4.

Batas Laut Teritorial 12 mil dari bibir pantai ketika air surut
Batas Zona Bersebelahan 12 mil dari laut teritorial/24 mil dari bibir pantai
Batas Zona Ekonomi Ekslusif 200 mil dari pantai
Batas Landas Kontinen (LK) Pemerintah RI pada tanggal 17 Februari 1969, telah
mengeluarkan Deklarasi tentang “ Landas Kontinen” dengan kebiasaan praktik Negara
dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa suatu Negara pantai mempunyai
penguasaan dan yurisdiksi yang ekslusif atau kekayaan mineral dan kekayaan lainnya
dalam dasar laut dan tanah di dalamnya di landas kontinen. Contoh hasil perjanjian landasa
kontinen :
– Perjanjian RI – Malaysia tetang Penetapan garis Batas Landas Kontinen Kedua Negara (di
Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku 7
November 1969.
– Perjanjian RI – Thailand tentang Landas Kontinen Selat Malaka Bagian Utara dan Laut
Andaman,ditandatangani17 Desember 1971 dan mulai berlaku 7 April 1972.
– Persetujuan RI – Australia tentang Penetapan Atas Batas-Batas Dasar Laut Tertentu di
daerah Laut Timor dan laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei
1971, dan berlaku mulai 9 Oktober 1972.
e. Landas Benua
Landas benua lebih dari 200 Mil boleh menggandakan Eksplorasi-Eksploitasi asal bagi
keuntungan dengan masyarakat International
3. Wilayah Udara
Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan
eksplorasi dan eksploitasidii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit,
dan penerbangan. Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) : Setiap Negara mempunyai
kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya UU RI No. 20 tahun
201
2

Kewarganegaraan

5

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo- stationer adalah
setinggi35.671km.

4. Daerah Ekstrateritorial
Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum
Internasional, yang mengacu pada hasil Reglemen dalam Kongres Wina(1815) dan Kongres
Aachen (1818), “ perwakilan diplomatik suatu Negara di Negara lain merupakan daerah
ekstrateritorial”
.Daerah Ekstrateritorial , mencakup :
(1) Daerah perwakilan diplomatik suatu Negara
(2) Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu Negara

3. Pemerintah Yang Berdaulat
Unsur konstitutif yang ketiga dari negara ialah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah
adalah pemegang dan penentu kebijakan yang berkaitan dengan pembelaan negara.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan ke dalam dan ke luar. Kekuasaan ke
dalam berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat
dalam negara itu. Kekuasaan ke luar berarti bahwa kekuasaan pemerintahan itu dihormati
dan diakui oleh negara-negara lain. Masalah kedaulatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam suatu negara, karena kedaulatan merupakan sesuatu yang membedakan
antara negara yang satu dengan yang lain. Kedaulatan artinya kekuasaan tertinggi. Di
negara diktaktor, kedaulatan didasarkan atas kekuatan. Di negara-negara demokrasi
kedaulatan didasarkan atas persetujuan
4. Pengakuan Dari Negara lain
Pengakuan dari negara lain bukanlah merupakan unsur pembentuk negara, tetapi sifatnya
hanya menerangkan saja tentang adanya negara. Dengan kata lain pengakuan dari negara
lain hanya bersifat deklaratif saja. pengakuan dibagi menjadi dua, yaitu de facto dan de jure:
a. Pengakuan secara de facto
Diberikan jika suatu Negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif dan juga telah
menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan
tentang kenyataan (fakta) adanya suatu Negara.
Pengakuan de facto bersifat sementara


201
2

Kewarganegaraan

6

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pengakuan yang diberikan oleh suatu Negara melihat bertahan tidaknya Negara tersebut di
masa depan. Jika Negara baru tersebut kemudian jatuh atau hancur, Negara itu akan
menarik kembali pengakuannya.
Pengakuan de facto bersifat tetap



Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan di
bidang ekonomi dan perdagangan (konsul). Sedangkan dalam hubungan untuk tingkat Duta
belum dapat dilaksanakan.
b. Pengakuan secara de jure
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara
lain dengan segala konsekuensinya.
Pengakuan de jure bersifat tetap



Pengakuan dari Negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan
bahwa pemerintahan Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Pengakuan de jure secara penuh



Terjadinya hubungan antara Negara yang mengakui dan diakui meliputi hubungan dagang,
ekonomi, dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak menempatkan Konsuler atau
Kedutaan.

Klasifikasi Negara
Klasifikasi negara dimaksudkan penggolongan bentuk negara berdasarkan kriteria tertentu.
Secara umum klasifikasi negara dapat dikelompokkan ke dalam klasifikasi tradisional dan
klasifikasi yang lain. Dalam klasifikasi tradisional dikenal dua paham, yaitu paham klasifikasi
tri-bagian (tri-partite clasification) dan klasifikasi dwi-bagian (bi-partite clasification).
Klasifikasi tri-bagian terutama diajukan oleh Arsitoteles dengan kriteria kuantitatif (jumlah
penguasa) dan kualitatif (tujuan berkuasa untuk kesejahteraan rakyat atau pribadi/
kelompoknya). Dari kriteria ini dihasilkan tiga bentuk ideal dan pemerosotannya, yaitu
Monarchie bentuk merosotnya tirani, aristokrasi bentuk merosotnya Oligarkhi dan politea
bentuk merosotnya demokrasi.
Klasifikasi Arsitoteles ini kemudian juga dikembangkan oleh Polybios atau sering
dikenal dengan teori cycles Polybios. Perbedaan pendapat Aristoteles dengan Polybios
terutama pada bentuk pemerintahan/bentuk negara demokrasi. Jika Aristoteles memandang

201
2

Kewarganegaraan

7

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

demokrasi sebagai bentuk pemerosotan, tetapi bagi Polybios sebagai bentuk ideal yang
bentuk pemerosotannya adalah ochlocratie atau mobocratie.
Sedangkan klasifikasi dwi-bagian yang pertama-tama mengemukakan adalah Nicollo
Machiavelli yang menyatakan bentuk negara jika tidak Republik maka lainnya Monarchie.
Machiavelli tidak menjelaskan kriteria yang digunakan. George Jellinek dan Leon Duguit
kemudian melengkapi kriterianya. Kriteria yang diajukan Jellinek adalah "pembentukan
kemauan negara". Jika pembentukan kemauan negara ditentukan oleh seorang saja maka
terjadilah Monarchie, sebaliknya jika ditentukan oleh dewan (lebih dari seorang) maka
terjadilah republik. Sedangkan Duguit, mengajukan kriteria "cara penunjukan atau
pengangkatan kepala negaranya". Jika kepala negaranya diangkat berdasarkan turuntemurun, dinyatakan bentuknya monarchie, dan jika diangkat atas dasar pemilihan maka
bentuknya republik.
Dalam pandangan klasifikasi tradisional tri-bagian mengidentikan antara bentuk
negara dengan bentuk pemerintahan. Namun, akhir-akhir ini tampak kerancuan itu mulai
dapat dipecahkan. Oleh karena tampak ada kecenderungan bahwa bentuk pemerintahan
atau istilah lainnya sistem pemerintahan telah memperoleh penegasan klasifikasinya, yakni
sistem pemerintahan parlementer, sistem pemerintahan presidensiil dan sistem referendum.
Klasifikasi yang lain, di antaranya diajukan oleh Hans Kelsen dan Harold J. Laski. Kriteria
yang diajukan Kelsen adalah derajat pembatasan kebebasan dan keluasan mencampuri
perikehidupan warga negaranya., bersifat maksimum ataukah minimum. Atas dasar kriteria
ini kemudian dihasilkan bentuk negara heteronomi yang pembatasan kebebasan
maksimum, negara autonomi yang pembatasan kebebasannya minimum, negara totaliter
yang keluasan mencampuri perikehidupan warga negaranya maksimum, dan negara liberal
yang minimum dalam mencampuri perikehidupan warga negaranya. Sedangkan Laski
mengajukan kriteria "ada tidaknya wewenang ikut campur rakyat dalam membuat undangundang". Jika ada wewenang maka bentuk negara itu adalah demokrasi, sebaliknya jika
tidak ada wewenang rakyat ikut campur dalam pembuatan undang-undang maka bentuk
negara tersebut autokrasi.







Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari segala
ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari internal atau
eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan negara
Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan tertentu.
Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan
dan jabatan.
Fungsi Pengaturan dan Keadilan
201
2

Kewarganegaraan

8

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id



Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan kebijakan dengan
ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsan
dan juga bernegara.
Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
Sifat Negara
1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara memiliki
kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan
tidak ada tindakan anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal
seperti sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham
individu dan kelompok.
3. Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.
Tujuan Negara
Miriam Budiharjo(2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai asosiasi
manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat
dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka kebahagiaan bagi rakyatnya.
Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke empat; Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan
ketertiban dunia
Asal Mula Terjadinya Negara
Berdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :
Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki oleh sekelompok manusia
Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi wilayah daerah tertentu
kemudaia melepaskan diri
Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi satu
Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara baru
Berdasarkan teori, negara terjadi karena
Teori Ketuhanan, yaitu negara ada karena adanya kehendak Tuhan
Teori Perjanjian masyarakat, yaitu negara ada karena adanya perjanjian individu-individu
(contrac social)
Teori Kekuasaan, yaitu negara terbentuk karena adanya kekuasaan / kekuatan
Teori Hukum Alam, yaitu negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang bermacam-macam.
201
2

Kewarganegaraan

9

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

DaftarPustaka
Fokus Media.2004. Undang-undang Otonomi Daerah.Fokus Media.Bandung
Iskatrinah.2004. Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara dalam
Mewujudkan Pemerintahan yang Baik.Makalah
Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Pradnya Pramita. Jakarta
Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Gaya Media Pratama.
Jakarta
Manan bagir.2005. DPR,DPD, dan MPR dan MPR dan UUD 1945 Baru, UII Press
Yogyakarta

201
2

Kewarganegaraan

10

Ahmad Gozali,SHI,MH.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id