agroklimatologi cuaca dan iklim .docx

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pertumbuhan suatu tanaman akan dipengaruhi oleh faktor biotik
dan faktor abiotik. Faktor biotik (hidup) adalah suatu organisme hidup yang bisa
mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain mikroorganisme, hewan
(meliputi hama dan penyakit) dan juga termasuk di dalamnya manusia.
Sedangkan faktor abiotik (tak hidup) merupakan lingkungan yang ada di sekitar
tanaman meliputi air, tanah dan udara yang berhubungan dengan iklim. Iklim
adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah tertentu dalam periode yang
cukup lama (sekitar 25-30 tahun secara berturut-turut). Sebagai faktor abiotik
tanaman, iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan. Unsur-unsur iklim antara lain
meliputi cuaca, radiasi matahari, suhu, tekanan udara, curah hujan, angin dan
kelembaban udara.
Perubahan iklim akan mempengaruhi produksi tanaman. Ilmu yang
mempelajari tentang iklim disebut dengan Klimatologi. Adapun ilmu yang
mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di atmosfer dengan
produksi pertanian dinamakan Agroklimatologi. Sasaran yang hendak dicapai oleh
klimatologi pertanian adalah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang
terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar organisme pertanaian, akibat
perkembangan organisme serta dampak perubahannya bagi organisme itu sendiri
yang meliputi fase pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, serta pengendalian

serangan hama dan penyakit.

1

Oleh karena itu, perlu diadakannya pengetahuan tentang peranan iklim dalam
bidang pertanian agar bisa memperoleh produksi hasil pertanian yang maksimal
dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Jelaskan definisi dari iklim dan cuaca?
2. Apakah perbedaan dari iklim dan cuaca?
3. Apakah arti dari agroklimatologi?
4. Bagaimana sejarah ilmu iklim dan cuaca?
5. Bagaimana mekanisme pembentukan iklim dan cuaca?
6. Bagaimana manfaat iklim dan cuaca bagi kehidupan?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana:
1. Mampu mengetahui definisi dari iklim dan cuaca
2. Mampu memahami perbedaan antara iklim dan cuaca
3. Mengerti arti dari agroklimatologi

4. Mengetahui secara singkat sejarah ilmu iklim dan cuaca
5. Mampu mendeskripsikan mekanisme pembentukan iklim dan cuaca
6. Mampu menjelaskan manfaat iklim dan cuaca bagi kehidupan

2

II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Iklim dan Cuaca
Pengertian iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang
luas dan ditentukan berdasarkan perhitungan dalam suatu daerah yang luas dan
ditentukan berdasarkan perhitungan dalam waktu lama ( sekitar 11-30 tahun).
Iklim banyak dipengaruhi wilayah indonesia adalah iklim tropik, iklim musim,
dan iklim laut. Ilmu yang mempelajari tentang iklim ialah Klimatologi. Yang
sangat erat hubungannya dengan klimatologi ini ialah ilmu tentang cuaca. Dimana
cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga
kehidupan baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, mulai dari jenis pakaian,
makanan, bentuk rumah, pekerjaan, smpai rekreasi tidak terlepas dari pengaruh
atmosfer dengan proses-prosesnya.
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat, berubah-ubah dalam
waktu yang singkat. Suhu udara juga berbeda dari tempat yang satu dengan

tempat yang lainnya. Sabagai contoh, ummnya suhu udara akan semakin rendah
pada tempat yang lebih tinggi. Suhu rata-rata akan lebih rendah pada lokasi yang
jauh dari garis equator dibandingkan dengan lokasi di sekitar garis equator. Oleh
sebab itu, sering terjadi suatu tempat udara berawan atau hujan turun lebat, tetapi
di tempat yang lain cuaca terang benderang. Dari hasil pengamatan cuaca yang
dilakukan secara terus menerus oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
yang berpusat di Jakarta. Badan Meterologi dan Geofisika bertugas menyelidiki
dan mencatat keadaan udara seperti suhu udara, temperatur udara, tekanan udara,
keadaan awan, dan curah hujan. Badan Meterologi dan Geofisika memiliki

3

stasiun-stasiun pengamatan cuaca yang tersear di berbagai tempat di Indonesia.
Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan Meteorologi.
Perbedaan antara iklim dan cuaca terletak pada luas daerah liputan dan
lamanya waktu pengamatan. Cuaca dikenal sebagai keadaan udara setempat yang
memiliki wilayah cakupan yang lebih sempit dibandingkan dengan iklim yang
meliputih wilayah yang luas. Keadaan cuaca ditentukan dengan pengamatan yang
singkat (24 jam), sementara keadaan iklim ditentukan setelah melalui pengamatan
yang lama. Contoh penyelidian klimatologi adalah tentang distribusi curah hujan,

frekuensi terjadinya banjir, kekeringan dan sebagainya baik tahunan, bulanan dan
harian. Sedangkan contoh meteorologi misalnya mengapa terjadi hujan di
Pekanbaru,

prosesproses

apa

yang

bekerja

dalam

pergerakan

angin,

pembentukkan butir-butir hujan dan sebagainya. Dengan demikian, meteorology
lebih menekankan pada proses atau gejala fisika yang berlangsung secara dinamis

pada lapisan atmosfer bumi, sedangkan klimatologi pada hasil dari proses-proses
tersebut atau menelaah tentang karateristik iklim antar wilayah. Disamping
periode yang diperhatikan oleh meteorologi lebih singkat daripada klimatologi.
Iklim memegang peranan yang sangat penting dalam bidang pertanian
dalam arti yang luas. Variasi cuaca dan iklim mengendalikan seluruh fase
produksi pertanian dari persemaian hingga ke pemanenan dan pengolahan hasil.
Sehingga muncul ilmu terbaru yaitu agroklimatologi. Artinya adalah unsur-unsur
gejala cuaca seperti suhu, tekanan udara, kelembapan udara, angina, awan, hujan
baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta penyebaran dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan penghidupan, dibicarakan dalam meteorologi dan
klimatologi.

4

2.2. Sejarah Iklim dan Cuaca
Ilmu iklim (klimatologi) sekaligus merupakan ilmu tua maupun muda. Ia
merupakan ilmu setua manusia dimana mereka sejak semula berusaha
mempelajari lingkungannya. Sedangkan ia dikatakan muda karena mulai benarbenar diperhatikan secara intensif setelah penemuan kapal terbang, radio, dan
radar. Manusia primitif sangat dipengaruhi oleh fenomena-fenomena cuaca dan
iklim akan tetapi sama sekali tidak dapat menjelaskan secara logika. Kepercayaankepercayaan pada saat itu membantu menerjemahkan keajaiban-keajaiban

atmosfer, seperti hujan, angina, dan kilat. Pada permulaan peradaban manusia
seringkali nama dewa-dewa digunakan untuk nama-nama unsur iklim penting.
Misalnya untuk Yunani kuno Dewa Boreas merupakan pengatur angina utara
(Critchfield, 1968), Dewa Ra merupakan dewa matahari untuk orangorang Mesir
kuno, sedang untuk orang Jawa mengatakan bahwa Batara Surya merupkan
pengatur matahari. Yupiter Pluvius merupakan dewa hujan untuk orang-orang
Romawi, atau Batara Narada untuk orang Jawa kuno. Thor merupakan dewa
Guntur untuk orang-orang Norse. Orangorang Indian di daerah kering Amerika
Serikat masih tetap menyelenggarakan pesta tari-tarian untuk memohon hujan
pada dewa-dewa. Sedangkan di Jawa masih sering diadakan pertunjukkan wayang
kulit dengan ceritera “Pecahing Watu Gunung” untuk memohon hujan.
Orang-orang Yunani kuno terutama filsuf-filsufnya menunjukkan perhatian
besar terhadap klimatologi dan meteorologi. Dan kenyataannya dua kata tersebut
berasal dari perkataan Yunani. Secara harfiah meteorology menyatakan pada
benda di atas dan termasuk meteor dan fenemona optic. Klimatologi, berasal dari
kata Yunani, klima yang artinya menunjukkan pada kemiringan khayal bumi dan
kirakira sama dengan konsep kita tentang garis lintang dan logos berarti

5


mempelajari (study). Pembagian dunia menjadi lima mintakat (zone) iklim
(torrid), utara sedang-selatan sedang dan utara beku-selatan beku dibuat oleh
Parmenides yang hidup dalam abad kelima sebelum Masehi. Orang Yunani yang
lain yang sangat membantu dalam bidang ilmu-ilmu ini ialah Hippocrates yang
bekerja pada klimatologi kesehatan, dengan bukunya Air, water and Places ditulis
400 tahun sebelum Masehi dan Aristoteles dengan bukunya Meteorologica yang
dikarang 350 tahun sebelum Masehi.
Berabad-abad pembicaraan

tentang

cuaca

dikembangkan

dalam

hubungannya dengan hujan angina (storms), dan keadaan atmosfer lain sampai
pada taraf ukuran bulan dan posisi orbit bumi. Beberapa pengetahuan tentang
cuaca pada waktu yang lalu berdasar pada ketajaman observasi tentang keadaan

yang sering berulang dan terutama sekali mendasarkan diri pada logika. Periode
seperti ini dalam perkembangan meteorologi dan klimatologi berakhir pada
permulaan abad ke-17, pada waktu diketemukannya alat-alat pengukur, dan hasil
pengukuran ini merupakan dasar dalam menguraikan iklim secara lebih teliti dan
untuk analisa-analisa ilmiah tentang fenomena-fenomena cuaca. Ada dua alat
yang menandai titik balik dalam hal mengetahui atmosfer dan proses serta
perubahan-perubahan di dalamnya. Dalam tahun 1593 Galileo membuat
thermometer dan dalam tahun 1643 muridnya Toricelli menemukan prinsipprinsip barometer air raksa. Penyempurnaan alat-alat ini terus-menerus
berlangsung sampai diketemukannya alat-alat pengukur cuaca yang lebih rumit.
Secara cepat pengamatan dengan alat-alat dapat dikerjakan dan dicatat dan
memungkinkan data cuaca untuk tempat dan waktu yang berbeda. Salah satu peta
ikim yang pertama diterbitkan oleh seorang astronom Edmund Halley pada tahun
1686 untuk melengkapi ceriteranya tentang angina pasat dan angina musim. Pada

6

tahun 1800 pengamatan cuaca secara serentak, tetapi masih terbatas yaitu baru
pada 12 tempat di Eropa dan 5 tempat di Amerika Serikat. Pengamatanpengamatan yang dilakukan hampir tidak mengalami perubahan sampai abad ke19. Di samping ada perubahan-perubahan cara pengamatan juga ada penambahan
jumlah alat. Namun sampai saat ini khususnya untuk daerah-daerah pedalaman
dan lautan jumlah alat-alat pengukur cuaca ini masih sangat terbatas. Apalagi

negara-negara yang masih terbelakang. Perubahan terbesar dalam penggunaan
data meteorology terjadi setelah berkembangnya telegraf pada tahun 1830.
Di negeri Belanda Buys-Ballot seorang guru besar di Universitas Utrecht
mulai dengan kompilasi peta cuaca harian dalam tahun 1852. Admiral Fitzboy
membuat formulasi pertama-tama tentang hubungan tekanan udara dan hujan
angin (storm) dan membuat peramalan yang teliti tentang hujan angina di Inggris
atas dasar peta cuaca dalam tahun 1861. Di Amerika Serikat Institut Smithsonia
mulai menggumpulkan data cuaca dan kemudian mengeplotnya dalam peta pada
tahun 1865. Sedangkan Cheveland Abbe membuat peta peramalan dalam tahun
1869-1870.
Sebagian besar hukum-hukum permalan yang terdahulu hanya dapat
dimanfaatkan secara lokal, oleh karena mereka lebih didasari pada kebiasaan
dengan

keadaan

sekeliling

dan


rata-rata

pola

cuaca

daripada

analisa

gerakangerakan atmosfer secara umu. Sampai dengan Perang Dunia I, kemajuan
dalam hal pengembangan jumlah dan kualitas pengamatan dan pencatatan, yang
ini semua sangat penting sebagai dasar unutuk pengkajian (studies) teori tentang
meteorologi dan klimatologi. Penelitian cuaca dan iklim sekarang ini telah
meluas, meliputi di satu pihak penelitian keadaan atmosfer pada lapisan yang
tinggi dan di lain pihak pengkajian yang terperinci/teliti lapisan udara yang sangat

7

tipis dekat permukaan tanah, air atau tanaman. Di sinilah ilmu meteorology dan

klimatologi sampai pada tingkat perkembangan yang sesungguhnya dengan
ditandai tumbuhnya penggunaan praktis atas penemuan dan tekniknya dalam
aktivitas manusia. Pengetahuan tentang cuaca dan iklim sedang dimanfaatkan
dalam pemecahaan masalah yang cuku tersebar, seperti desain terbaik untuk
rumah tempat tinggal, waktu tanam terbaik untuk tanaman, pakaian terbaik untuk
angkatan perang yang cocok untuk seluruh dunia dan menentukan keadaan yang
cocok untuk peluncuran kendaraan ruang angkasa.
2.3. Mekanisme Pembentukan Iklim dan Cuaca
Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi mengaktifkan molekul gas
atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Perubahan sudut datang sinar
surya tiap saat dalam sehari dan tiap hari dalam setahun pada titik lokasi di bumi
mengakibatkan perubahan jumlah energi surya. Akibatnya terjadi perubahan cuaca
dioptirnal (selama 24 jam) dan perubahan tiap bulan dalam setahun. Perubahan
tersebut antaralain meliputi pemanasan dan pendinginan udara, peningkatan dan
penurunan tekanan udara, gerakan vertical dan horizontal udara (angin)
penguapan dan kondensasi uap air (pengembunan), pembentukan awan dan
prespitasi (hujan, salju), menjadi kering atau menjadi lembab serta proses
perubahan cuaca lainnya. Keadaan sesaat dari cuaca serta perubahannya dapat
dirasakan (kualitatif) dan diukur (kuantitatif) berdasarkan perubahan fisika
atmosfer, yang kita namai unsur iklim (weather elements). Nilai rata-rata jangka
panjangnya kita namai unsur iklim (climatic elements). Aktivitas dan gerakan
atmosfer lebih jauh dipengaruhi atau dikendalikan oleh factor lingkungan seperti
fisiografi bumi, potensi tempat dan percampuran udara dengan atmosfer lain pada

8

lintasannya. Faktor lingkungan tersebut selanjutnya disebut factor pengendali
cuaca atau factor pengendali iklim (climatic controls).
2.4. Manfaat Iklim dan Cuaca Terhadap Kehidupan
Perlu diketahui bahwa iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang
besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau
perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa saja
yang diberikan dapat disimak uraian berikut:
a. Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang
bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim
sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan
iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi
suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi
pembudidayaan tanaman pertanian. Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan,
faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap
para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan
mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin
dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya
angin musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat
mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin
barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan

9

mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang
besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
Informasi
pembudidayaan

iklim
tanaman.

sangat
Iklim

dibutuhkan
sangat

oleh

petani

berpengaruh

dalam

terhadap

proses

fisiologis

pertumbuhan tanaman. Dengan mengetahui informasi iklim, petani akan mampu
mengoptimalkan produksi lahan dan tanaman yang dibudidayakannya.
Adapun manfaat dari informasi iklim dalam pertanian antara lain adalah :
1. Pengembangan wilayah dan komoditas pertanian seperti kesesuaian lahan,
perencanaan tata ruang, pemetaan wilayah agroekologi dan komoditi,
Sistem Informasi Geografi (GIS) dan lain-lain.
2. Perencanaan kegiatan operasional (budidaya)

pertanian,

seperti

perencanaan pola tanam, penentuan waktu tanam, pengairan, pemupukan,
PHT (Pengendalian Hama Terpadu), sampai pada proses pendistribusian
hasil panen.
3. Peramalan dan analisis sistem pertanian, seperti daya dukung lahan,
ramalan produksi, pendugaan potensi hasil dan produktivitas pertanian.
4. Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air).
5. Menunjang kegiatan penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta
pengkajian teknologi pertanian, terutama dalam merumuskan atau
menyimpulkan hasilnya.

b. Peranan Iklim Di Bidang Transportasi
Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap
bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan

10

kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh
terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap
transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan
lain-lain.
c.

Peranan Iklim untuk Telekomunikasi
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi.

Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan
menggunakan telepon angin. Tentunya Anda sudah mengetahui pula bahwa cuaca
dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau
lapisan udara. Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa
lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikelpartikel yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya
lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat
dimana-mana.
d. Peranan Iklim untuk Pariwisata
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata.
Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk,
kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata,
baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan,
maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan

11

Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan
manusia di seluruh pelosok dunia, khusunya di negara yang sebagian besar
penduduknya masyarakat bergantung kepada sektor pertanian. Iklim merupakan
unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi suatu tanaman. Dengan
mempelajari iklim kita bisa menentukan pola tanam, menentukan jadwal dan saat
penananam yang tepat, management pertanian yang lebih efisien dan pertanian
yang bersifat berkelanjutan yang berprinsip pada kaidah ekologi.
Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap
kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan,
telekomunikasi, dan pariwisata. Selain itu, pengetahuan tentang iklim dapat
digunakan untuk membantu para petani menggunakan lingkungan fisiknya dengan
lebih efisien dalam menuju tujuan utama memperbaiki produksi pertanian baik
kualitas maupun kuantitasnya. Kondisi iklim yang optimum dapat menunjang
tanaman untuk berproduksi dengan baik, sebaliknya kondisi iklim yang ekstrim
dapat menurunkan hasil produksi suatu tanaman. Pengelolaan terhadap
sumberdaya iklim yang baik dapat menentukan keberhasilan sektor pertanian.
Pengelolaan sumberdaya iklim tersebut, meliputi: penyesuaian tanaman dengan
kondisi iklim, mengikuti informasi prakiraan cuaca dan iklim, modifikasi iklim
dan substitusi yang pada akhirnya dengan harapan bidang pertanian dapat
meminimalisir kerugian yang akan diderita akibat perlakuan iklim maupun cuaca
sehingga dapat memaksimalkan hasil yang akan didapatkan.
3.2. Saran

12

Demikianlah makalah yang telah diselesaikan penulis. Penulis berharap
agar setiap mahasiswa dapat mengambil ilmu dari pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Mengingat akan pentingnya peranan iklim dalam bidang pertanian,
alangkah lebih baik dengan diadakannya mata kuliah tentang iklim yaitu
Agroklimatologi. Dengan mempelajari agroklimatologi kita akan lebih mengenal
jauh tentang peranan iklim dalam kehidupan. Bagi kita semua juga diharapakan
untuk lebih memperhatikaan keadaan lingkungan dan mengurangi pemakaian zatzat yang dapat memperparah pemanasan global.

DAFTAR PUSTAKA

Hz,

Abdullah. 2012. Mekanisme Pembentukan Cuaca dan Iklim.
http://klimatologidanhutan.blogspot.co.id/2012/10/mekanisme-

13

pembentukan-cuaca-dan-iklim.html. 5 Februari 2017 pukul 21.31
WIB.
Shie,

Rhan.
2015.
Peranan
Iklim
dalam
Bidang
Pertanian.
http://123tugasbaru.blogspot.co.id/2015/09/peranan-iklim-dalambidang-pertanian.html. 5 Februari 2017 pukul 20.00 WIB.

Sabu

Lidan,
Hironima.
2012.
Iklim
dan
Cuaca.
http://hironimasabulidan.blogspot.co.id/2012/06/makalah-iklim-dancuaca.html. 5 Februari 2017 pukul 21.40 WIB.

Wisnubroto, Soekardi, dkk. 1986. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Jakarta
Timur: Ghalia Indonesia.
Zakapedia.

2014. Pengertian Cuaca dan Iklim serta Perbedaannya.
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-cuaca-iklimperbedaannya-para-ahli.html#. 5 Februari 2017 pukul 21.22 WIB.

14