Perubahan Permukaan Bumi dan Cuaca

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah memberi
arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam penyusunan makalah dengan baik. Tidak lupa
juga penyusun mengucapkan terimakasih kepada orangtua yang telah memberikan dukungan dan
semangat serta doa kepada penyusun sehingga penyusun tetap semangat dalam menyusun
makalah ini.
Maksud dari penyusunan makalah ini ialah supaya pembaca lebih menyadari akan
dampak dari perubahan iklim dan cuaca yang berpengaruh terhadap perubahan permukaan bumi
dan turut peduli terhadap faktor – faktor yang menyebabkan perubahan iklim dan cuaca.
Penyusun juga memohon maaf kepada pembaca jika terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini baik dari segi stuktur maupun isi dalam makalah ini. Atas perhatian pembaca
,penyusun mengucaptkan terimakasih.

Medan,03 Maret 2015
Penyusun,

Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN
Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi disebut
dengan atmosfer yang teridiri dari gas. Atmosfer berdasarkan temperaturnya terdiri dari beberapa
lapisan, yaitu troposfer, stratosfer,mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Perubahan cuaca dan iklim
terjadi pada lapisan troposfer.
Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur : temperatur tekanan, kelembaban,
angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat ruang
terbatas dan relatif sempit, sedangkan iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup
luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan
berdasarkan garis lintang dan garisbujur serta suhu
Kita juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda
wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda
badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini. Cuaca
ekstrim di Indonesia terbagi atas beberapa bagian, yaitu curah hujan yang tinggi (disertai petir
dan angin kencang), naiknya gelombang air laut, terbatasnya jarak pandang, kecepatan angin
kencang di atas rata-rata, adanya puting beliung, dan lain-lain. Efek yang paling dirasakan oleh
Indonesia dari cuaca ekstrim adalah tingginya tingkat curah hujan, yang mengakibatkan
timbulnya banjir di daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu tujuan dari makalah ini untuk
mengingatkan kita dalam mennjaga alam semesta ini.


BAB II
ISI
A. Perubahan Permukaan Bumi
1. Litosfer
1.1. Pengertian Litosfer.
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos
(λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti lapisan. Secara harfiah litosfer
adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada
umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian,
yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer
bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan
kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan
bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan
astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka
waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan
astenosfer berubah seperti cairan kental.Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng
tektonikyang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam

astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan
olehBarrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu.
konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua,
yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah
yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh
Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori
tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada
tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer)
tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer


Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura



Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua


Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman
40-200 km.
1.2. Susunan Litosfer.
Ketebalan rata-rata litosfer mencapai 65-100 km yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu
litosfer atas (kerak bumi) dan litosfer bawah (mantel bumi). Lapisan litosfer bawah atau mantel
bumi terdiri dari senyawa kimia SiO2 sehingga sering disebut dengan lapisan silikat. Litosfer atas
atau kerak bumi terdiri atas dua lempeng, yaitu lempeng benua dan lempeng samudra. Unsurunsur kimia penyusun kerak bumi:
No

Unsur :

Jumlah (%) :

:
1.

Oksigen (O)

46,6


2.

Silikon (Si)

27,7

3.

Alumunium (Al)

8,1

4.

Besi (Fe)

5,0

5.


Kalsium (Ca)

3,6

6.

Natrium (Na)

2,8

7.

Kalium (K)

2,6

8.

Magnesium (Mg)


2,1

1.3. Bentuk Permukaan Litosfer.
Dataran adalah permukaan Bumi yang rata dalam arah horizontal. Dataran tidak hanya
terdapat di daerah rendah sekitar pantai, tetapi juga terdapat di daerah pegunungan dan ngarai.
Dataran di dareah pegunungan tersusun atas bebatuan horizontal yang terangkat oleh energy dari
dalam Bumi disebut plato. Adapun dataran yang berada di ngarai disebut dengan dataran dalam
(inner plains) dan dataran yang berada di dekat pantai disebut dataran pantai (coastal plains).

Gunung terbentuk oleh lapisan bebatuan yang menonjol ke atas daripada daerah
sekitarnya. Daerah pegunungan kadang terbentuk dari patahan kerak Bumi yang terdorong ke
atas oleh tenaga endogen Bumi. Jadi, pegunungan adalah daerah di permukaan Bumi yang lebih
tinggi dari daerah di sekitarnya.
Permukaan Bumi memiliki bentuk-bentuk yang berbeda di setiap lokasi yang berbeda
sebab faktor-faktor yang menjadi penyebabnya juga berbeda. Secara umum, penyebab
terbentuknya permukaan Bumi dibagi menjadi dua, yaitu faktor energy yang berasal dari luar
Bumi (eksogen), seperti angin dan air. Dan faktor energi yang berasal dari dalam Bumi
(endogen) seperti, panas Bumi dan pergeseran lempeng tektonik.
2. Atmosfer
2.1. Lapisan Atmosfer.

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan
Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di
lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi
tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan
sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.
Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang
terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikitargon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari
dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km
dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat
laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Lapisan Atmosfer terdiri atas :
1. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang


dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain,
lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan
kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut
sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m
suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi
peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Di antara stratosfer
dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan
troposfer dengan stratosfer.
2. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu atau
sekitar . Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.
Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang
terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada

lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin
bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa
mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer
dengan lapisan berikutnya.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan
pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan
mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan
ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K

hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar (dekat bagian atas dari lapisan ini,
yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi
awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer
terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
4. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar .

Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi
kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang
dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio.
5. Ionosfer
Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi
dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada
lapisanionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis
terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang
disebutMeteorit.
3. Iklim dan Cuaca
3.1 Pengertian iklim dan cuaca
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif
lama.Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan tempat yang relatif
sempit.
3.2 Unsur-Unsur Iklim dan Cuaca
1. Radiasi Matahari (Surya)
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi matahari datang ke bumi.
Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Unsur radiasi
matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung.
Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis.

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan
unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi
akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,
suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari
pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai
komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam
hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut
dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia,
biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada.
Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air dan materi
lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena karakteristik serapan, pantulan dan
penerusan radiasi matahari oleh materi-materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya terlihat
pada warna pada permukaan benda tersebut.
Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang mempunyai
distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung ada kondisi atmosfer,
saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di permukaan bumi. Pada batas luar
atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari
matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan bumi ada dua.
Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi matahari (revolusi) dengan lintasan yang
elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion: radiasi
maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi minimum 1.88 ly.min -1
(Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut datang. Selain atmosfer penerimaan radiasi
surya disebabkan oleh sudut jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring, memberikan lebih sedikit
energy radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan bayak sinar yang dipantulkan.
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran
yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu lebat karenanya hanya dapat
memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat
mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-daerah
tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat.

3.3 Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari
permukaan bumi sampai batas atmosfer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekenan
udara adalah temperature udara. Daerah yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah
yang mempunyai tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang,
bertekanan maksimum.Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisanudara. Udara yang menyelubungi bumi ini adalah dan mempunyai massa. Alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer sedangkan alat yang bias mencatat
sendiri disebut barograph.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tekanan adalah p₂= p₁ - h/8 x 1mb.
p₁ = 1013 mb.
Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas atmosfer, pada
daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di atas permukaan laut ( pal ) dan
pada garis lintang 450C. Tekanan udara tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg ini
disebut atmosfer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang bumi,
lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik garis-garis
isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode tertentu. Tekanan
udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat.
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara yang
maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya
rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara
bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum.
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang
berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin
menurun.
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosferbumi. Umumnya,
tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara di
atas titik pengukuran.Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut,
yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah (depresi).

Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana
sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya.
4. Angin
4.1 Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan
maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi akibat adanya perbedaan tekanan
udara. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer.
Jenis-jenis angin dapat dibedakan :
a.

Angin tetap yang meliputi angin barat, angin timur, angin pasat, angin anti pasat

b.

Angin periodik yang meliputi angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun

bertiupnya berganti arah angin muson dapat dibedakan menjadi angin muson laut dan angin
muson darat selain angin muson ada angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah.
c. Angin lokal yang meliputi angin siklon yaitu angin di daerah depresi yang memiliki
barometris minimum dan di kelilingi barometris maksimum, Angin antisiklon adalah angin di
daerah kompresi yang memiliki barometris maksimum dan di kelilingi barometris minimum,
Angin fohn angin yang bersifat panas dan kerin yang turun di daerah pegunungan. Angin adalah
udara yang bergerak dari dari tekann tinggi ke tekanan rendah.
Baromerik adalah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara antara 2 isobar
melalui garis lurus, dihitung tiap 111 km(jarak di daerah ekuator = 1°).
4.2 Macam-macam angin:
1. Angin tetap
Angin tetep adalah angin yang arah tiupanya selalu sama sepanjang tahun.
Contohnya :


Angin pasat



Angin anti pasat



Angin barat



Angin timur



Angin local adalah angin yang bertiup didaerah tertentu saja, antara lain :



Angin terjun (fohn)



Angin siklon dan angin anti siklon
Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah

angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil
sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan
putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi
ukuran berapa jangkauan angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang
ditetapkan.
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin
lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah
dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5
macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik
menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator
yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti
passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara
dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat.
Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir
angin muson (monsun). Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3
bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti
arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Faktor terjadinya angin ada empat. Pertama gradien barometris yaitu bilangan yang
menunjukkan

perbedaan tekanan udara dari

2 isobaryang

jaraknya

111

km.

Makin

besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Kedua letak tempat. Kecepatan angin di
dekat khatulistiwalebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Ketiga tinggi tempat.
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan
topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu
tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Terakhir waktu. Di siang hari angin bergerak lebih cepat
daripada di malam hari.
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang
ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.
Erosi angin dapat dikendalikan :

(1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar
ukurannya untuk bergerak dengan saltasi.
(2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah oleh
tanaman tertutup.
(3) Dengan menggunakan jalur-jalur tanggul / tanaman penutup lain yang cukup untuk
menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi.
5. Kelembaban dan pH Tanah
5.1 Pengertian Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara.
Kelembaban udara dibedakan atas :
Kelembaban spesifik yaitu banyaknya uap air yang dikandung dalam 1 kilogram udara.
Kelembaban absolute yaitu densitas uap airsebanyak 12 gram.
5.2 Rumus Kelembapan Absolut:
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya
kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan
dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya
yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air .
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan
berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari
udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang.
Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung permukaan bumi.
Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan, sekurangkurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju kepermukaaan bumi. Ia juga
menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang
dan malam.

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai
panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak
hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah
dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi.
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk
dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun
ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi
air dan studi neraca air.
6. Awan
6.1 Pengertian Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan yang mencapai
permukaan bumi disebut kabut. Awan merupakan kumpulan partikel air yang melayang-layang
di udara, sedangkan yang dekat dengan permukaan bumi disebut kabut. Inti kondensasi
merupakan titik air yang mengumpul pada sekeliling partikel-partikel kecil. Inti- inti tersebut
biasanya terdiri atas asap, benda mikroskopik yang bersifat menyerap, dan kristal garam. Jenis
awan didasarkan pada bentuk awan dan ketinggiannya didalam atmosfer. Awan yang bergumpal
disebut kumulus, awan yang berlapis disebut stratus, dan awan yang berserat disebut sirus.
Sedangkan awan tinggi yang tidak memberikan hujan dinamakan alto, dan awan rendah yang
memeberikan hujan dinamakan nimbus. Awan adalah kumpulan titik air atau Kristal-kristal es
yang halus diatmosfir.
6.2 Jenis-Jenis Awan
Berdasarkan bentuknya awan dibedakan :


Awan cumulus, berbentuk bergumpal-gumpal seperti bulu domba



Awan stratus, berbentuk berlapis-lapis



Awan cirrus, bentuk halus seperti kapas



Awan nimbus, warna kelabu merupakan sumber hujan

Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan :


Awan tinggi, ketinggian lebih 6000 m.



Awan sedang, terletak antara 2000-6000 m.



Awan rendah, terletak antara 0-2000 m.



Awan yang berkembang vertical, yaitu awan yang ketinggian 500 m.

7. Hujan
7.1 Pengertian Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara
alami. Berdasarkan bentuknya hujan dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan
es. Berdasar proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang terjadi di
daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang terjadi di daerah sub tropis, hujan
konvergen hujan yang terjadi karena adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.
Alat untuk mengukur besarnya curah hujan adalah ombrometer atau disebut raingauge. Curah
hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk
mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian,
bulanan, dan tahunan. Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat
yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
7.2 Jenis-Jenis Hujan
Ada empat jenis hujan berdasarkan proses terjadinya:
1.

Hujan konveksi

Adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada suatu masa udara
sehingga gerakan udara naik dan mengalami pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan
zenithal.
2.

Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng pegunungan
dan mangalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan
yang menimbulkan hujan.
3.

Hujan Frontal

Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin. Udara panas naik dan
terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.
4.

Hujan Konvergensi

Hujan konvergensi adalah hujan frontal pada daerah konvergensi antar tropik yang terjadi karena
pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal.
5.

Hujan muson

Hujan muson terjadi karena diperngaruhi oleh tiupan angin muson

BAB III

PENUTUP
Di permukaan bumi,, ada lapisan penyusunnya yaitu litosfer, atmosfer, dan hidrosfer.
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος)
yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti lapisan. Atmosfer adalah lapisan gasyang
melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi.. Pemanasan global (Inggris: global warming)
adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif
lama.Sedangkan cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan tempat
yang relatif sempit.
Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur : radiasi matahari(surya), tekanan
udara, suhu atau temperatur udara, kelembaban dan pH tanah, angin, awan, hujan.Ada beberapa
alat untuk mengukur cuaca yaitu : termometer dinding, termometer maksimum-minimum,
termometer bola basah – bola kering, barometer aneroid, altimeter, anometer, higrometer,
ombrometer, ph meter, alat bantu penunjukarah angin.
Gejala cuaca adalah serangkaian gejala alam yang terbentuk karena temperature,
kelembaban dan tekanan udara. Gejala-gejala cuaca yaitu: kilat, guntur dan petir, kabut, awan
(kumpulan titik air atau kristal-kristal es yang halus diatmosfir).Sedangkan gejala optic dibumi
yaitu : pelangi, halo (lingkaran sinar putih yang mengelilingi bulan atau matahari), aurora (gejala
berupa cahaya yang bersinar pada malam hari di sekitar kutub), sandikala, fatamorgana.
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan
distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektorkehidupan manusia.
Tentu saja dari perubahan iklim ini dapat menimbulkan dampak negative. Selain itu kita sebagai
masyarakat dapat melakukan upaya pengurangan emisi.
Manfaat iklim dan cuaca dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada bidang pertanian,
perhubungan / transportasi, parawisata, dan bidang industri.

DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org/wiki/Iklim
http://wikipedia.org/wiki/Cuaca
Waluyo Joko, S. Pd. .1999.Geografi. Penerbit: GRAHA PUSTAKA, Jakarta.
http://iklim.dirgantaralapan.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=61&Itemid=41
http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum-curah-hujan-di-indonesia
http://zakyways.blogspot.com/2011/05/kondisi-geografis-indonesia.html