TUGAS SENI BUDAYA PERANAN SENI TEATER Di

TUGAS SENI BUDAYA
“PERANAN SENI TEATER”
Disusun Oleh :
Kelompok VI (Enam)
1.
2.
3.
4.

Ria Fitriani
Nanik Kurnia
Erin Septiana
Khusnil Fuadi

LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MA MA’ARIF KEPUTRAN KEC. SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
TP. 2017/2018

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini yang
berjudul “Peranan Seni teater”, Alhamdulillah akhirnya dapat terselesaikan.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Guru pengajar kami atas segala
bimbingan, ilmu, dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf
dan saya mengharapkan kritik dan saran dari Bapak/Ibu Guru dan teman-teman
sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan
kita semua. Amin………….
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Keputra, 2018
Penyusun

Kelompok 06

2

DAFTAR NAMA KELOMPOK
1.


2.

3.

4.

Nama

: Ria Fitriani

Tempat, Tgl. Lahir

: Purwodadi, 27 Desember 2001

Alamat

: Purwodadi

Nama


: Nanik Kurnia

Tempat, Tgl. Lahir

: Waringinsari Timur, 05 Oktober 2001

Alamat

: Waringinginsari Timur

Nama

: Erin Saputra

Tempat, Tgl. Lahir

: Waringinsari Barat, 01 September 2002

Alamat


: Bandungbaru

Nama

: Husnil Fuadi

Tempat, Tgl. Lahir

: Suka Mulya, 29 Oktober 2001

Alamat

: Keputran

3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR NAMA KELOMPOK ...................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penulisan ............................................................. 1

1.2

Tujuan Penulisan ........................................................................... 1

1.3

Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.4

Sistematika Penulisan ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Seni teater ..................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian teater ................................................................ 3
2.1.2 Sejarah perkembangan teater di Indonesia......................... 3
2.1.3 Unsur-unsur teater menurut urutannya .............................. 5
2.1.4 Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya ....... 6
2.1.5 Teater sebagai seni kolektif ...............................................
2.1.6 Teater sebagai Imitasi Kehidupan ..................................... 7
2.1.7 Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur
penyajian teater ................................................................. 8
2.1.8 Persiapan Pementasan Teater ............................................ 8
2.1.9 Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau
Lakon Sederhana ............................................................... 9

2.2

Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat ....................... 10

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan ................................................................................... 12

3.2

Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah

satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan

perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah
hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan
naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia
dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa
sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat
dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni
bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul
bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni.
Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni
menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan
kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai
dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan
teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat
yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut
seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu.
Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)

Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini
sengaja disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam
Masyarakat”. Seperti apa pembahasannya, mari kita telusuri pembahasan
selanjutnya

1

1.2

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut;




1.3

Untuk mengetahui apa dan seperti apa itu seni teater.
Untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Untuk memperoleh nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.


Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut;




Apa itu teater?
Bagaimana sejarah teater?
Bagaimana peran teater dalam lingkup sosial masyarakat?

2

BAB II
PEMBAHASAAN
2.1

Seni teater

2.1.1 Pengertian teater

Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia
bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa
Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran,
pertumbuhan dan kematian)

juga hiburan. Setiap daerah mempunyai

keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat
mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di
Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana
ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan
orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog,
band dan sebagainya.
Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakanx diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media :
percakapan,gerak dan

laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada

naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara
sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan
dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang
ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.
2.1.2 Sejarah perkembangan teater di Indonesia
Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang
berarti seeing Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan
percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung.
Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam

3

naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan
menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis
pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus
yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan
untuk memohon kepada dewa-dewa.
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para
pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan
hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang
diucapkan dengan

lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih

menonjolkan penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan,
sedangkan istilah drama

merujuk pada pertunjukannya, namun kini

kecenderungan orang untuk menyebut

pertunjukan

drama dengan

istilah teater.
1.

Teater Tradisional
Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di
Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia
dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda
bahwa unsur-unsur teater tradisional

banyak digunakan untuk

mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari
suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam

tata

cara kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”,
sebenarn ya baru
merupakan

suatu

merupakan
bentuk

unsur-unsur

kesatuan teater

teater,
yang

dan

belum

utuh.

Setelah

melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater

tersebut

membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat
dalam masyarakat lingkungannya.
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia
sangat bervariasi dari

satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini

disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk

4

teater tradisional itu

berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat,
sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit,
wayang wong, lenong, randai, dramagong, arja,ubrug,ketoprak,
dan
2.

sebagainya.

Teater Transisi (Modern)
Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode
saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh
budaya lain. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater
tradisional dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik
teater Barat, dinamakan teater bangsawan.

Perubahan tersebut

terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam
wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan).
Cara penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi.
Mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada
periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater nontradisi. Selain pengaruh dari teater

bangsawan, teater tradisional

berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan

oleh

orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805 yang
kemudian berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali
berdirinya gedung Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang Gedung
Kesenian Jakarta).
Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak
Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun
1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti
budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum
menggunakan

naskah

drama/lakon.

Dilihat

dari

segi

sastra,

mulai mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang
pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul
Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada tahun 1901. Kemudian
disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia

5

Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa
Melayu Rendah.
Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara
seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang
didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926.
Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul,
Komidi

Bangsawan,

Indra

Bangsawan,

Sandiwara

Orion,

Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain
sebagainya. Pada masa teater transisi belum muncul istilah teater.
Yang ada adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa
itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan
dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman
Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater
bagi masyarakat

Indonesia

baru

dikenal

setelah

Zaman Kemerdekaan.
2.1.3 Unsur-unsur teater menurut urutannya



Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak
suara,gerak







bunyi dan gerak rupa)
Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
Lakon sebagai
unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)

Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara
manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan
penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala
macam pernyataan seni

6

2.1.4 Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya
a.

Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan
pedesaan , bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh
kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi.

b.

Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan
keraton dan kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk
lingkungan terbatas dengan

tingkat artistik sangat tinggi,cerita

berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang
c.

dekat dengan

dewa-dewa. Contoh;teater wayang
Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk
rakyat dan keraton teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul
dengan tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan
sebagai produk dari kebutuhan baru sebagai fenomena modern

d.

dalam seni pertunjukan di Indonesia.
Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia
bukan sebagai tipe melainkan sebagai individu . dalam dirinya
terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yang
tanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu orang-orang
yang menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya pada
teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk
teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.

Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang
tumbuh dan berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih
bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya
dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual
kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan. Misalnya : untuk memulai
menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan
leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga dari berbagai
gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih

maka

dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup
seseorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll)

7

selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa
tarian,nyanyian maupun cerita, dengan acara, tatacara yang unik dan
menarik
2.1.5 Teater sebagai seni kolektif
Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya
pun sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang
banyak atau berbagai kelompok yang membutuhkan kerja sama sehingga
mewujudkan suatu karya yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat
langsung adalah actor/aktris, sutradara, produser, manager, art director dan
penata teknis. Teater merupakan karya seni yang istimewa karena kisahnya
yang menunjukan kehidupan didunia atau masyarakat sehari-hari yang
dapat dinikmati oleh media audio visual. Teater juga karya seni gabungan
dari berbagai seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan seni sastra.
2.1.6 Teater sebagai Imitasi Kehidupan
1.

Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan







2.

Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
Pemeran (penokohan atau perwatakan)
Konflik manusia merupakan dasar lakon
Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat

Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater




Peran merupakan kreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari
pementasannya

8

2.1.7 Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater
Sutradara

yaitu

orang

yang

mengoordinasikan

segala

anasir Pementasan. Sejak latihan dimulai sampai selesai. Maka dari itu
sutradara

harus

menguasai

segi

artistic

dan

segi

teknis

pementasan. Adapun tugas dan peranan sutradara adalah :









Memilih pemain
Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
Menyusun rencana pembiayaan
Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya
Menyusun program teaterikal
Melatih para pemain
Mewujudkan lakon di atas pentas
Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama
pertunjukan berlangsung.

2.1.8 Persiapan Pementasan Teater
1.

Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau
aktris biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu:


Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan
atau kemahiran

yang sama atau mendekati peran yang



dibawakan
Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas



kecocokan fisik pemain
Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan
watak dan ciri fisik yang dibawakan (berlawanan dengan watak



dan cirri fisiknya sendiri)
Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran



berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran
Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud
untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi
dalam diri seseorang

2.

Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan
lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam

9

berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya
sendiri danmemasuki serta

mengekspresikan tokoh lain yang

dibawakannya
3.

Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
a.

Kreasi yang dilakukan actor atau aktris

b.

Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar

c.

Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa
dan tujuan dari pementasan.

d.

Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu
dan watak yang harus direpresentasikan.

4.

Menunjukan pola permainan (blocking)
Dalam

seni

peran

setiap

tokoh

harus

mampu

memerintah

badan, suara, emosi dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu
membantu dan mengontrol
Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus
disiapkan oleh pemeran, yaitu:
a.

Latihan tubuh

b.

Latihan suara

c.

Observasi dan imajinasi

d.

Latihan konsentrasi

e.

Latihan teknik

Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan ekspresi dari drama
2.1.9 Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
1)

Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak
tokoh menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh
sebagai berikut:
a.

Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.

10

b.

Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.

c.

Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis
maupun antagonis).

Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokohtokoh sebagai berikut:
a.

Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan
lakon. Tokoh sentral

merupakan biang keladi pertikaian

(protagonist dan antagonis).
b.

Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh
sentral. Dapat juga disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).

c.

Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap
atau tambahan dari mata rantai cerita.

2).

Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan
suatu pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga
melibatkan

berbagai unsur

secara

serentak

dan

kelompok

yang mendukung pementasan.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
a.

Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung
cerita.

b.

Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor
atau aktris dan pekerja teknis dalam pementasan.

c.

Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan

d.

Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.

e.

Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas,
pengaturan pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata
lampu (lighting), tata suara, dan

segala sesuatu yang

berhubungan dengan teknis pentas
f.

Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang
banyak berhubungan dengan pemenyasan secara langsung,
seperti tata rias, tata busana, tata musik dan efek suara.

11

Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang
baik di segala pihak, kita pun harus menentukan cerita apa yang
akan dimainkan. Hal tersebut berkaitan dengan cerita di Nusantara,
misalnya Ande-ande Lumut, SiKabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah
Bawang Putih, terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Danau Toba.
2.2

Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
Pertunjukkan teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat
penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada
masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial
masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan
moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Semua itu tercermin dalam bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk
garapan teater rakyat selalu dan merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa
yang diungkapkan dalam garapan teaternya adalah suasana hati, perasaan,
dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena itu, teater merupakan media
ungkap seniman teater sebagai wakil dari nurani masyarakat pendukungnya.
Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial masyarakat.
a.

Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide
keindahan (presentasi estetis). Manusia bisa tersentuh oleh ungkapanungkapan seniman lewat media teater. Bagaimana indahnya hidup
rukun dengan sesama dan bagaimana indahnya hidup berdampingan
dengan

alam.

Kadang-kadang,

ide-ide

itu

tidak

semuanya

menyenangkan penonton. Bisa saja penonton setelah melihat
pertunjukkan teater merasa benci, marah, takut, haru, atau sedih.
Semua perasaan itu luruh menjadi perasaan tunggal, yaitu indah
(estetis). Menonton sebuah pertunjukkan teater adalah belajar
menafsirkan ide-ide apa yang dikomunikasikan oleh seniman teater
kepada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tidak hanya
menggunakan emosinya dalam menyaksikan pertunjukkan, tetapi juga

12

pikirannya agar bisa mengambil hikmah dari apa yang telah
disaksikannya. Dalam sebuah pertunjukkan, selalu ada tema, isi, serta
pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Menonton adlah
proses belajar memahami gagasan atauide yang disampaikan oleh
orang lain (seniman). Jika kamu tidak paham, pertunjukkan teater
tersebut tiada bermanfaat. Oleh sebab itu untuk memahami sebuah
pertunjukkan, kamu harus sering menonton pertunjukkan teater agar
hati dan pikiranmu terasa menerjemahkan sebuah karya drama.
b.

Teater berfungsi untuk alat propaganda, misalnya program-program
pemerintah, propaganda politik, atau program-program yayasan
tertentu yang berhubungan dengan jasa layanan masyarakat. Programprogram pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah sering
dititipkan

pada

pertunjukkan

teater

rakyat.

Misalnya,

menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB), sadar hukum,
disiplin nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.

13

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya
yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang
dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita
pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya
teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan
daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya
masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir. Tetaer
juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak
terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan.
Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di
lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang
sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat
penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah
satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media
penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan
kehidupan sosial.

3.2

Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka
dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu
tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada
kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan
kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut
sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.

14

DAFTAR PUSTAKA
(http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/BentukseniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y
diunduh 17 April 2013)
(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)
(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)

15