Gerakan Konsumen Cerdas Mandiri dan Prod
Gerakan Konsumen Cerdas, Mandiri dan Produk Dalam Negeri
Pentingnya Menjadi Konsumen
Cerdas Dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Muhammad Deri Laksamana Putra
Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
Kata Kunci : Konsumen, MEA, Produk
Pendahuluan
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi
regional di kawasan Asia Tenggara 1. Saat ini MEA dilihat sebagai suatu
persaingan bebas yang akan mendorong setiap negara anggota ASEAN
melakukan efisiensi yang optimal pada sumber daya yang ada, dan
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Integrasi
ekonomi yang terjadi saat ini adalah banyaknya produk impor yang masuk
dan membanjiri pasar domestik di Indonesia. Tingginya kebutuhan
masyarakat Indonesia akan komoditas impor, menjadi lahan basah bagi
pengusaha di Asia untuk menjual berbagai produk kebutuhan dengan
harga yang murah. Kesiapan konsumen di Indonesia sangat dibutuhkan
dalam menghadapi MEA. Kurangnya persiapan, bisa menjadi bencana
karena bangsa Indonesia hanya dapat menjadi konsumen dari produk
impor. Tanpa persiapan dan pemahaman yang cukup, masyarakat
sebagai konsumen justru dapat menjadi korban membanjirnya produkproduk impor dari negara lain, karena tidak semua produk impor tersebut
mempunyai kualitas yang bagus.
Selanjutnya, siapakah yang harus mempersiapkan konsumen Indonesia
dalam menghadapi MEA. Konsumen perlu untuk mendapatkan sebuah
bentuk informasi perlindungan atas suatu produk. Kasus yang pernah
terjadi menunjukan bahwa terdapat perilaku yang memanipulasi
konsumen dengan memberikan harga yang cukup tinggi untuk barang
berkualitas dibawah standar, pemalsuan barang, pasar gelap, dan hal lain
yang membuat konsumen tidak mendapatkan manfaat dari uang yang
digunakannya bahkan terdapat produk-produk dibawah standar yang
dapat mencelakakan pengguna dalam hal ini konsumen tersebut 2.
1
2
Menurut INFID (International NGO Forum on Indonesian Development)
Menurut Arya Baskoro (Associate Researcher) – CRMS Indonesia 2015
Pembahasan
Bagi konsumen di Indonesia, dengan diberlakukannya MEA akan
tersedia beragam pilihan produk dan jasa dari berbagai negara di ASEAN.
Dalam teori ekonomi3, beragamnya pilihan akan membuat hidup
konsumen lebih sejahtera karena konsumen memiliki alternatif dalam
memilih produk dan jasa yang diperlukan sesuai kebutuhan dan
kemampuannya. Lalu, hal yang menjadi penting adalah bagaimana
perlindungan konsumen menjadi sebuah bentuk kerja sama regional
ASEAN
yang dapat menjadi
alat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi pihak konsumen yang sejalan dengan tujuan
UU No.8 Tahun 1999 yaitu menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap
yang jujur dan bertanggung jawab serta meningkatkan kualitas barang
dan jasa yang menjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen. Teori consumer behavior4 ,menyatakan bahwa perilaku
konsumen yang mendalam umum dan biasanya memiliki beberapa
karakteristik yaitu minat yang dalam terhadap barang atau golongan
produk tertentu, kesediaan untuk berpergian jauh dalam rangka
menambah contoh-contoh barang atau golongan produk yang diminati,
dedikasi untuk mengorbankan uang dan waktu yang banyak secara
bebas untuk mencari barang atau produk tersebut. Sehingga konsumen
rela meluangkan segalanya untuk suatu produk tertentu.
Hal tersebut menjadi tantangan dalam pembahasan ini, yaitu bagaimana
konsumen di Indonesia menjadikan produk dalam negeri sebagai pilihan
utama dengan tetap memperhatikan kualitas SNI sebagai acuan standar
mutu yang berpedoman pada hak perlindungan konsumen.
3
4
Menurut Henry Faizal Noor dalam buku Ekonomi Media 2010
Menurut Leon G. Schiffman dam Leslie L, Costumer Behavior, Elevert Edition 2010
Penutup
Menjadi konsumen yang cerdas dengan gerakan cintai produk
Indonesia, adalah keyword dalam menghadapi MEA. Oleh sebab itu, tidak
ada
kata
lain
kecuali
pemerintah
Indonesia
harus
secepatnya
menyiapkan masyarakat Indonesia menjadi konsumen cerdas ketika
akan memilih dan membeli barang maupun jasa. Konsumen yang cerdas
harus mampu melindungi diri dan lingkungannya, dari barang dan jasa
yang merugikan. Konsumen cerdas juga harus dapat mengendalikan diri
dan bijak ketika menghadapi serbuan barang-barang impor, sekaligus
dapat menolak barang-barang maupun jasa yang akan merugikan
mereka. Masih ada waktu bagi pemerintah untuk terus mendorong dan
menyiapkan masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dalam
menjajaki MEA dengan perwujudan transformasi ekonomi nasional
dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat,
inklusif, berkualitas,
dan
berkelanjutan. Salah
satu jalan
untuk
mencerdaskan konsumen dan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia
adalah melalui jalur pendidikan. Lalu dengan memperkenalkan produkproduk UMKM yang ada di Indonesia yang juga sebagai stimulan bagi
masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil
serta menengah. Serta regulasi SNI yang menyuluruh terhadap seluruh
barang impor agar terstandarisasinya produk-produk di Indonesia agar
persaingan produk lokal dan impor dapat berjalan dengan sehat dan
dengan standar konsumen yang sama.
Pentingnya Menjadi Konsumen
Cerdas Dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Muhammad Deri Laksamana Putra
Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
Kata Kunci : Konsumen, MEA, Produk
Pendahuluan
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi
regional di kawasan Asia Tenggara 1. Saat ini MEA dilihat sebagai suatu
persaingan bebas yang akan mendorong setiap negara anggota ASEAN
melakukan efisiensi yang optimal pada sumber daya yang ada, dan
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Integrasi
ekonomi yang terjadi saat ini adalah banyaknya produk impor yang masuk
dan membanjiri pasar domestik di Indonesia. Tingginya kebutuhan
masyarakat Indonesia akan komoditas impor, menjadi lahan basah bagi
pengusaha di Asia untuk menjual berbagai produk kebutuhan dengan
harga yang murah. Kesiapan konsumen di Indonesia sangat dibutuhkan
dalam menghadapi MEA. Kurangnya persiapan, bisa menjadi bencana
karena bangsa Indonesia hanya dapat menjadi konsumen dari produk
impor. Tanpa persiapan dan pemahaman yang cukup, masyarakat
sebagai konsumen justru dapat menjadi korban membanjirnya produkproduk impor dari negara lain, karena tidak semua produk impor tersebut
mempunyai kualitas yang bagus.
Selanjutnya, siapakah yang harus mempersiapkan konsumen Indonesia
dalam menghadapi MEA. Konsumen perlu untuk mendapatkan sebuah
bentuk informasi perlindungan atas suatu produk. Kasus yang pernah
terjadi menunjukan bahwa terdapat perilaku yang memanipulasi
konsumen dengan memberikan harga yang cukup tinggi untuk barang
berkualitas dibawah standar, pemalsuan barang, pasar gelap, dan hal lain
yang membuat konsumen tidak mendapatkan manfaat dari uang yang
digunakannya bahkan terdapat produk-produk dibawah standar yang
dapat mencelakakan pengguna dalam hal ini konsumen tersebut 2.
1
2
Menurut INFID (International NGO Forum on Indonesian Development)
Menurut Arya Baskoro (Associate Researcher) – CRMS Indonesia 2015
Pembahasan
Bagi konsumen di Indonesia, dengan diberlakukannya MEA akan
tersedia beragam pilihan produk dan jasa dari berbagai negara di ASEAN.
Dalam teori ekonomi3, beragamnya pilihan akan membuat hidup
konsumen lebih sejahtera karena konsumen memiliki alternatif dalam
memilih produk dan jasa yang diperlukan sesuai kebutuhan dan
kemampuannya. Lalu, hal yang menjadi penting adalah bagaimana
perlindungan konsumen menjadi sebuah bentuk kerja sama regional
ASEAN
yang dapat menjadi
alat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi pihak konsumen yang sejalan dengan tujuan
UU No.8 Tahun 1999 yaitu menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap
yang jujur dan bertanggung jawab serta meningkatkan kualitas barang
dan jasa yang menjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen. Teori consumer behavior4 ,menyatakan bahwa perilaku
konsumen yang mendalam umum dan biasanya memiliki beberapa
karakteristik yaitu minat yang dalam terhadap barang atau golongan
produk tertentu, kesediaan untuk berpergian jauh dalam rangka
menambah contoh-contoh barang atau golongan produk yang diminati,
dedikasi untuk mengorbankan uang dan waktu yang banyak secara
bebas untuk mencari barang atau produk tersebut. Sehingga konsumen
rela meluangkan segalanya untuk suatu produk tertentu.
Hal tersebut menjadi tantangan dalam pembahasan ini, yaitu bagaimana
konsumen di Indonesia menjadikan produk dalam negeri sebagai pilihan
utama dengan tetap memperhatikan kualitas SNI sebagai acuan standar
mutu yang berpedoman pada hak perlindungan konsumen.
3
4
Menurut Henry Faizal Noor dalam buku Ekonomi Media 2010
Menurut Leon G. Schiffman dam Leslie L, Costumer Behavior, Elevert Edition 2010
Penutup
Menjadi konsumen yang cerdas dengan gerakan cintai produk
Indonesia, adalah keyword dalam menghadapi MEA. Oleh sebab itu, tidak
ada
kata
lain
kecuali
pemerintah
Indonesia
harus
secepatnya
menyiapkan masyarakat Indonesia menjadi konsumen cerdas ketika
akan memilih dan membeli barang maupun jasa. Konsumen yang cerdas
harus mampu melindungi diri dan lingkungannya, dari barang dan jasa
yang merugikan. Konsumen cerdas juga harus dapat mengendalikan diri
dan bijak ketika menghadapi serbuan barang-barang impor, sekaligus
dapat menolak barang-barang maupun jasa yang akan merugikan
mereka. Masih ada waktu bagi pemerintah untuk terus mendorong dan
menyiapkan masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dalam
menjajaki MEA dengan perwujudan transformasi ekonomi nasional
dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat,
inklusif, berkualitas,
dan
berkelanjutan. Salah
satu jalan
untuk
mencerdaskan konsumen dan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia
adalah melalui jalur pendidikan. Lalu dengan memperkenalkan produkproduk UMKM yang ada di Indonesia yang juga sebagai stimulan bagi
masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil
serta menengah. Serta regulasi SNI yang menyuluruh terhadap seluruh
barang impor agar terstandarisasinya produk-produk di Indonesia agar
persaingan produk lokal dan impor dapat berjalan dengan sehat dan
dengan standar konsumen yang sama.