Penelitian ex post facto dan r and d

PENGEMBANGAN METODE DAN RANCANGAN
PENELITIAN EX POST FACTO
DAN RESEARCH AND DEVELOPMENT (R AND D)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
yang dibina oleh Bapak Eddy Sutadji

Oleh
Indah Puspita Ningrum
142103806884
Irwan Hidayat
142103807042

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu mengalami masalah dalam kehidupannya, dengan bertambah
majunya suatu peradaban dan corak kehidupan, permasalahan manusia pun
menjadi semakin kompleks. Sebagai mahluk yag berpikir, manusia berupaya
mengeksplorasi akar- akar dari permasalahan yang mereka alami lewat sebuah
penelitian. Maka perlulah peneliti untuk meneliti beberapa indikator terkait yang
membutuhkan penyesuaian dan pemecahan masalah sehingga ditemukan sebuah
solusi yang baik.
Dengan melakukan penelitian, kita mencoba memecahkan masalah secara
logis, ilmiah, penuh tanggung jawab dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian berasal dari dari bahasa Inggris “research” yang diterjemahkan sebagai
riset. Re artinya kembali dan search artinya mencari, jadi resaerch secara literal
diartikan mencari kembali. Hillway (1956) mengemukakan “research is a method
study by which through the careful and exhaustive investigation of all
ascertainable evidence bearing upon a definable problem, we reach a solution of
the problem” yang diartikan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati- hati dan sempurna terhadap

suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap suatu masalah
tersebut.

2

Danim (2002) menyebutkan terdapat dua jenis metode penelitian yaitu
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Makalah ini memuat tipe penelitian
yang menggunakan metode penelitian kuantitatif. Margono (1997) menyebutkan
bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai
apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan
penelitian hubungan/ korelasi, penelitian tindakan, kuasi- eksperimental, dan
penelitian eksperimental. Deni Darmawan (2013) menyebutkan ada sejumlah
penelitian yang termasuk dalam pendekatan atau paradigma kuantitatif, yaitu : (1)
eksperimen kuasi, (2) eksperimen murni, (3) studi kasus, (4) laboratorium, (5)
survei, (6) deskriptif analitik, (7) action research field, (8) class action research,
(9) research and development, dan (10) evaluatif. Dalam makalah ini, penulis
hendak membahas lebih lanjut tentang metode ex post facto dan reserch and
development.


B. Masalah
1. Bagimana pengembangan metode penelitian ex post facto?
2. Bagaimana pengembangan metode research and development?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengembangan metode penelitian ex post facto.
2. Mengetahui pengembangan penelitian reseacrh and development.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelitian Ex Post Facto
1.

Definisi
Penelitian ex post facto sering disebut penelitian kausal komparatif.

Ex Post Facto berarti setelah kejadian (Gay, 1976). Secara sederhana, dalam

penelitian ex post facto, peneliti menyelidiki pemasalahan dengan
mempelajari atau meninjau variabel- variabel. Variabel terikat dalam
penelitian seperti ini segera dapat diamati dan persoalan utama peneliti
selanjutnya adalah menemukan penyebab yang menimbulkan akibat tersebut.
Kerlinger (1973) mendefinisikan ex post facto sebagai
Pencarian empirik yang sistematis dimana ilmuwan tidak dapat mengontrol
langsung variabel bebas karena peristiwanya telah terjadi atau karena sifatnya
tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan-kesimpulan tentang hubungan antara
variabel dilakukan, tanpa intervensi secara langsung sesuai dengan variasi
variabel bebas dan terikat.
Suryabrata (2002) menyebutkan bahwa penelitian kausal komparatif
bersifat ex post facto yang artinya bahwa data dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau
lebih akibat sebagai dependen variabel dan menguji data itu dengan
menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab- sebab, saling
hubungan, dan maknanya.

4

Sukardi (2003) menyebutkan penelitian penelitian ex post facto merupakan

penelitian dimana variabel- variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.
Penelitian ex post facto, sesuai artinya “dari apa yang dikerjakan setelah
kenyataan”, maka penelitian ini disebut penelitian sesudah kejadian atau after
the fact, restropective study (Deni Darmawan, 2003)
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitaian
penelitian ex post facto adalah metode penelitian yang mencari hubungan
antara suatu akibat sebagai variabel terikat dengan variabel bebas dimana
variabel bebasnya tidak dapat dimanipulasi karena telah terjadi atau karena
tidak mungkin di manipulasi melalui penelusuran kembali.
2.

Tujuan
Tujuan penelitian ex post facto adalah untuk menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat
yang ada kemudian mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu (Suryabrata, 2002).
Pada penelitian ex post facto, kontrol langsung tidak mungkin dikerjakan,
baik secara manipulasi maupun randomisasi sehingga hubungan hipotetikal

yang dibentuk atau dipikirkan pada penelitian ini tidak dapat diuji dengan
confidence (Nazir, 1985).
3.

Penggunaan Penelitian Ex Post Facto
Pada beberapa kasus, tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan

metode penelitian yang lazim digunakan, dalam hal ini penelitan eksperimen.
Jika peneliti ingin meneliti masalah pengaruh jenis kelamin, latar belakang

5

ekonomi, kepribadian, kecerdasan, motivasi terhadap prestasi belajar siswa,
apakah peneliti mengetahui benar tipe variabel bebas yang sedang diteliti,
dapatkah variabel bebas tersebut dimanipulasi sebagai suatu perlakuan?
Jika kita peneliti menginginkan penyelidikan variabel seperti jenis
kelamin, latar belakang ekonomi, kepribadian, kecerdasan, dan motivasi,
maka peneliti tidak dapat mengelompokkan secara acak ke dalam berbagai
macam variabel tersebut karena variabel tersebut mengandung variabel
atribut, ciri atau karakteristik tertentu yang sudah dimiliki subjek sebelum

penelitian dimulai.
Penelitian tipe ini banyak dilakukan peneliti di bidang psikologi, ilmu
sosial, dan pendidikan karena ada kasus tertentu seperti variabel di atas yang
memang tidak dapat dimanipulasi dan kita tidak dapat secara langsung
menciptakan kondisi eksperimental yang dapat menghasilkan perbedaan pada
variabel tersebut (variabel atribut).
4.

Manipulasi Selektif dalam Ex Post Facto
Dalam penelitian ini, pengacakan masih dapat dilakukan. Penarikan

subjek dari suatu populasi dilakukan secara acak untuk mengontrol variabelvariabel yang tidak berhubungan. Contohnya adalah jenis kelamin, pada suatu
kasus, tidak mungkin menarik secara acak pada kelompok laki-laki dan
perempuan namun dapat dilakukan penarikan subjek laki-laki secara acak dari
populasi laki-laki dan penarikan subjek perempuan secara acak dari populasi
perempuan.
Subjek akan menentukan diri mereka sendiri pada kelompok mana
mereka berada berdasarkan ciri atau karakteristik yang dimiliknya. Kerlinger

6


(1973) menyebutnya dengan istilah “seleksi diri sendiri” dimana subjek
dikategorikan dalam kelompok berbeda karena mereka memiliki sifat atau
karakteristik yang berbeda meskipun karakteristik mungkin tidak berkaitan
dengan masalah penelitian tapi mungkin dapat berpengaruh pada variabel
yang diselidiki.
Pemanipulasian variabel bebas dilakukan dengan penyeleksian subjek
sesuai

variabel

yang

diteliti

melalui

penetapan

karakteristik


yang

diidentifikasi dari kelompok-kelompok. Pemanipulasian selektif di sini
berbeda degan tujuan pemanipulasian dalam penelitian eksperimen. Contoh
variabel dalam penelitian ex post facto adalah variabel demografi seperti jenis
kelamin, IQ, status sosial-ekonomi, lokasi geografis, latar belakang
pendidikan, dan lain- lain.
5.

Penarikan Kesimpulan dalam Penelitian Ex Post Facto
Tidak adanya kontrol langsung pada variabel bebas menyebabkan data

yang diperoleh tidak dapat dijamin keabsahan terhadap kesimpulan yang
diambil. Hubungan sebab akibat antar variabel yang biasnya dinyatakan
dalam “jika x maka y” masih dipertanyakan karena ada kemungkinan y
disebabkan oleh variabel lain selain x, hubungan kausalitas pun lebih sukar
ditarik.
Jika ingin menarik kesimpulan “jika x maka y” diperlukan tiga macam
bukti, yaitu :

a.

Hubungan statistik antara x dan y telah ditetapkan
Dicari melalui studi yang relevan.

b.

X terjadi lebih dahulu daripada y

7

Peneliti menetapkan urutan waktu terjadinya kedua variabel, artinya
mempertimbangkan kemungkinan y sebelum x sehingga y tidak mungkin
menjadi penyebab x. Hubungan x dan y dibuat melalui pertimbangan
logis ataupun berdasarkan hasil pengukuran yang menunjukkan bahwa y
sebelum x dimasukkan, kedua kelompok itu tidak berbeda.
c.

Faktor- faktor lain tidak ikut menentukan x
Kemungkinan ini dapat diperiksa dengan jalan memasukkan variabel


lain ke dalam analisis, kemudian mengamati bagaimana hubungan x dan
y itu setelah adanya variabel tambahan ini. Mungkin hubungan x dan y
tetap ada tetap ada meski variabel lain dimasukkan, hal ini menunjukkan
buktiadanya hubungan kausalitas. Sebaliknya mungkin juga hubungan x
dan y hilang sama sekali. Dalam hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa x
bukan penyebab y atau bahwa hubungan x dan y tidak asli (spurious).
Kesalahan penarikan kesimpulan “x mempengaruhi y” bisa saja
terjadi mengingat peneliti tidak dapat mengendalikan x sebagai variabel
bebas atribut dan karena hubungan yang diamati mungkin adalah
hubungan yang tidak asli (spurious) yaitu hubungan yang disebabkan
oleh variabel lain.
Adapun beberapa penyebab hubungan spurious adalah :
1) Penyebab umum (common cause)
2) Hubungan kausal terbalik (reverse causality)
3) Variabel- variabel bebas lainnya
Peneliti perlu mempunyai pengetahuan yang luas untuk mempergunakan
teori yang mendukung temuan penelitian ex post factonya.

8

6.

Pengendalian Parsial dalam Penelitian Ex Post Facto
Beberapa strategi untuk meningkatkan kredibilitas penelitian ex post

facto menurut Donald Ary dalam bukunya Introduction to Research in
Education, antara lain melalui :
a. Skor perubahan (change scores)
b. Pemadanan (matching)
c. Analisis kovariansi (analysis of covariance)
d. Korelasi parsial (partial correlation)
e. Kelompok yang homogen (homogeneous groups)
f. Memasukkan variabel luar (extraneous variables)
7.

Desain dan Langkah Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto dilakukan dengan membandingkan dua

kelompok atau lebih dimana satu kelompok telah memperoleh pengalaman
yang diteliti dan yang lainnya belum atau peneliti dapat mempelajari dua
kelompok yang berbeda dengan maksud menemukan perbedaan.
Adapun desain dalam ex post facto, sebagai berikut :
Variabel bebas

Variabel terikat

(X)

Y1

-

Y2

(X) merupakan variabel yang tidak dimanipulasi, pada variabel pra (X) yang
relevan , yaitu variabel luar yang relevan melalui matching, atau secara
statistika (analysis of covariance, partial correlation, atau change scores).

9

Contohnya peneliti menyelidiki variabel prestasi rendah (y) dengan
memeriksa siswa yang latar belakang prestasinya rendah (X) untuk
mengetahui adanya faktor penunjang yang mungkin telah menyebabkan
rendahnya prestasi mereka. Kelompok yan prestasinya normal akan
dibandingkan dengan kelompok yang prestasinya rendah.
Langkah untuk penelitian ex post facto menurut Suryabrata (2002:29),
sebagai berikut :
a.

Definisikan masalah

b.

Lakukan penelaahan kepustakaan

c.

Rumuskan hipotesis

d.

Rumuskan asumsi- asumsi yang mendasari hipotesis tersebut serta
prosedur yang akan digunakan.

e.

Rancang cara pendekatannya :
Pilih subjek yang akan digunakan dan sumber yang relevan
Pilih dan susun tehnik pengumpulan data
Tentukan kategori untuk mengklasifikasi dat yang jelas

f.

Validasi tehnik untuk mengumpulkan data dan interpretasikan
hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat

8.

g.

Kumpulkan analisis data

h.

Susun laporannya

Nilai Penelitian Ex Post Facto
Meskipun tidak ada kontrol lansung, penemuan terkontrol dapat

dilakukan dalam ex post facto. Hal ini membuat penelitian ex post facto
menjadi pantas dan sah. Untuk alasan inilah pengambilan kesimpulan dalam

10

penelitian ex post facto jika dilakukan dengan tepat akan sangat bernilai bagi
ilmuwan dan orang awam.

9.

Keterbatasan Penelitian Ex Post Facto
Ada tiga keterbatasan pada penelitian ex post facto, yaitu :
a.

Peneliti tidak mampu memanipulasi variabel bebas secara sengaja.

b.

Peneliti tidak dapat menetapkan subjek- subjek secara acak pada
tingkat kelompok variabel yang diteliti.

c.

Penelitian ini tidak memiliki kontrol yang dapat mengakibatkan
resiko penafsiran tidak sesuai, peneliti harus memiliki pengetahuan
yang luas dan teori yang kuat untuk mendukung hasil penelitian ex
post facto.

B. Research and Development
1.

Definisi dan Tujuan Research and Development
Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut

Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu.
(Sugiyono, 2013: 297)
Penelitian pengembangan menurut Seels dan Richey (Setyosari, 2003:
223) didefinisikan sebagai developmental research, as opposed to simple
instructional development, has been defined as systematic study of designing,
developing and evaluating instructional programs, processes and product
that must meet the criteria of internal consistency and effectiveness.

11

Borg and Gall (1983: 772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the

R & D cycle, which consists of studying research

findings pertinent to the product to be developed, developing the products
based on these findings, field testing it in the setting where it will be used
eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing
stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the
field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined
objectives.
Tujuan Penelitian Pengembangan adalah untuk menilai perubahan
perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
2.

Model-model Research and Development
Terdapat dua teknik atau metode yang saling melengkapi dalam

melakukan Penelitian Pengembangan, yaitu
1. Metode Longitudinal.
Metode Longirudinal merupakan metode untuk menilai perubahanperubahanyang terjadi dalam kurun waktu tertentu dengan cara
mengamati sekelompok subjek selama beberapa waktu. Dalam
metode ini sampel peserta dipelajari dalam waktu yang sangat
panjang.
2.

Metode Cross Sectional

12

Metode Cross Sectional adalah cara untuk mengurangi waktu dan
tingkat mortalitas dalam penelitian pengembangan. Metode ini
meliput subjek dari berbagai tinglat umur dan karakteristik lain pada
waktu yang bersamaan.
3.

Langkah- langkah Research and Development
Dalam melakukan penelitian pengembangan terdapat beberapa langkah

yang harus dilakukan seorang peneliti. Langkah langkah tersebut meliputi :
1. Menentukan Potensi dan Masalah.
Sebuah penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Potensi ini dapat dioptimalkan melalui R & D
dengan cara meneliti sehingga menghasilkan model, pola, atau sistem
yang digunakan untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Sedangkan
masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan.
Masalah dapat diatasi dengan R & D dengan cara meneliiti sehingga
dapat ditrmukan suatu model, pola maupun sistem penanganan terpadu
yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam mengemukakan potensi maupun masalah seorang peneliti harus
menunjukkan bukti empirik.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah menemukan potensi dan masalah secara faktual , langkah
selanjutnya yang akan ditempuh penelitin adalah mengumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk yang dapat mengoptimalkan potensi yang
ada,mupun mengatasi sebuah masalah tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk diwujudkaan dalam gambar atau bahan sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
13

4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk dapat mengoptimalkan potensi maupun mengatasi
masalah yang ada. Validasi desain dapat dilakukan dengan cara
mendatangkan pakar maupun ahli untuk menilai produk yang
dirancang tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah produk divalidasi melaluidiskusi dengan pakar akan diketahui
kelebihan dan kelemahan produk yang akan dikembangkan oleh
peneliti. Kelemahan tersebut selanjutnya akan diminimalisir dengan
cara memperbaiki desain.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dapat dilakukan dengan cara eksperimen, yaitu
dengan cara membandingkan keadaan sebelum maupun sesudah
memakai

produk

yang

dikembangkan,

atau

dengan

cara

membandingkan kelompok yang menggunakan sistem lama (kelompok
kontrol)

dengan

kelompok

yang

menggunakan

dikembangkan (kelompok eksperimen).
Pengujian signifikansi efektivitas dan

efisiensi

produk

yang

produk

yang

dikembangkan, apabila data berbentuk interval dan dilakukan pada dua
kelompok maka dapat menggunakan t-test. Pengujian produk ini
menggunakan desain pretest post test control group design.

R O1 X O2
R O3

7. Revisi Produk

O4

Revisi produk bertujuan untuk mengevaluasi dan merevisi kekurangan
dan kelemahan produk yang telah diuji coba terhadap sampel. Setelah
direvisi produk perlu diuji pada populasi yang sesungguhnya.
8. Uji coba Pemakaian

14

Setelah pengujian terhadap produk hasil, dan kemungkinan ada revisi
yang tidak terlalu penting, maka produk tersebut diterapkan dalam
kondisi nyata untuk lingkup yang yang luas.
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam kondisi nyata terdapat
kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah
diujicoba dinnyatakan efektif dan layak diproduksi secara masal.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa variabel menarik yang tidak dapat diteliti dengan eksperimen,
oleh karena itu penelitian yang mengandung variabel bebas atribut dalam
hubungannya dengan variabel lain, penelitian ex post facto adalah satusatunya

harapan.

Jika

peneliti

menggunakan

menggunakan

metode

pengendalian sebagian yang tepat dan jika peneliti juga mempertimbangkan
hipotesis alternatif, mungkin peneliti akan lebih sering benar daripada salah.
Penelitian ex post facto banyak dilakukan di bidang psikologi, sosiologi, dan
pendidikan, karena banyak masalah penelitian di bidang ilmu sosial dan
pendidikan tidak mudah diselidiki secara eksperimental.

15

Dalam pengambilan kesimpulan penelitian ex post facto, peneliti hendaknya
memiliki teori lain yang kuat guna mendukung hasil penelitiannya.
Sedangkan penelitian pengembangan atau research and development
digunakan untuk mengembangkan atau mengevaluasi suatu produk . Model
penelitian pengembangan sangat berguna dalam bidang pendidikan.model
peneliltian pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan bahan
ajar. Model penelitian pengembangan peeneliti terlibat untuk mendesain,
menyusun, menguji coba produk, dan merevisi produk yang dikembangkan.
Penelitian dan pengembangan memberikan preskripsi yang berguna dalam
pemecahan masalah rancangan dan desain pembelajaran atau penelitian, tidak
seperti pada penelitian “tradisonal” ( surve, korelasi, eksperimen yang hanya
memberikan pengetahuan. Research and development dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

B. Saran
Pemilihan metode penelitian yang tepat akan menentukan kebermaknaan
suatu hasil penelitian, pada kasus ini, penelitian ex post facto meskipun
memliki keterbatasan dalam pemanipulasian variabel bebas, namun diakui
kevalidannya mengingat variabel bebas atribut memang tidak bisa
dimanipulasi karena sudah lewat ataupun memang karakteristiknya tidak
dapat dimanipulasi.
Research and design adalah penelitian baru yang banyak dipakai mengingat
keberfungsiannya dalam pengapilkasikan basic and applied research sampai
pada tahap menghasilkan suatu produk, divalidasi,direvisi, dan perbaikan

16

produk yang berguna untuk pemecahan masalah misalnya dibidang
pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Ary, Donald. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terjemahan
Arief Furchan. 1995. Surabaya: Usaha Nasional
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosdakarya
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenadamedia
Sevilla, Consuelo G. Et al. 1988. Pengantar Metode Penelitian. Terjemahan
Alimuddin Tuwu. 1993. Jakarta: Universitas Indonesia
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka

17

18