makalah hak dan kewajiban warga negara b (1)

BAGIAN I
1.1

PENDAHULUAN

Alasan Pemilihan Judul
Hak merupakan sesuatu yang layak diterima oleh setiap manusia, bahkan

hak sudah dimliki sejak manusia dilahirkan. Seperti hak seorang anak untuk
mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dengan memberikan
penghidupan yang layak, baik itu secara jasmani maupun rohani. Kewajiban dapat
diartikan sebagai sebuah keharusan, yang artinya bahwa segala sesuatu yang
berhubungan dengan kewajiban adalah hal yang tidak dapat dibantah dan harus
dikerjakan tanpa kecuali, karena merupakan hal yang wajib.
Namun

dalam

pelaksanaan

hak


dan

kewajiban

sering

terjadi

ketidakseimbangan, bahkan tidak jarang timbul konflik dari hal terkecil sampai
berakhir dengan proses hukum sebagai penyelesaiannya. Hal tersebut terjadi
karena banyaknya pelanggaran dari kurangnya pemahaman masyarakat mengenai
hak dan kewajibannya masing-masing.
Dengan dibuatnya makalah ini kami mencoba untuk memberikan
pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara berdasarkan yang
tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945. Mengingat pentingnya pengetahuan
untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, maka perlu adanya penjelasan
secara rinci, agar pesan yang tersampaikan dapat diterima, dimengerti dan
dilaksanakan dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman atapun penyimpangan.


1

1.2

Tujuan Studi

 Mengkaji dan mengulas tentang pengertian hak dan kewajiban warga
negara

 Memaparkan apa saja yang termasuk hak dan kewajiban warga
negara berdasarkan UUD 1945

 Menjelaskan mengenai sebab dari adanya pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara

 Upaya penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara
1.3

Tujuan Perkuliahan

Untuk memenuhi tugas perkuliahan kewarganegaraan semester genap tahun

2016 dan menguraikan apa yang menjadi tujuan studi seperti yang dijelaskan di
atas.

2
BAGIAN II HAK DAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA

2.1

Pengertian Dasar Mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan penghidupan yang
layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
mendapatkan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua terjadi
karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih mendahulukan hak daripada
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu
dengan cara mengetahui posisi diri sendiri sebagai seorang warga negara
harus tahu hak dan kewajibannya, bahkan seorang pejabat tinggi
pemerintahan sekalipun harus tahu hak dan kewajibannya sesuai yang sudah
tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan
kewajiban seimbang dan terpenuhi maka kehidupan masyarakat akan aman
dan sejahtera.
Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan seimbang apabila
masyarakat sendiri tidak bergerak untuk mengubahnya, karena para pejabat
tinggi sendiri tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak
menderita karena hal ini. Mereka lebih mementingkan diri sendiri
bagaimana mempertahankan kekuasaannya dan memikirkan bagaimana
mendapatkan materi daripada memikirkan rakyatnya sendiri, sampai saat ini
masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang
buruk ini dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara.

2.2

Pengertian Hak dan Kewajiban

3

2.2.1

Pengertian hak
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap
orang yang telah ada sejak lahir atau bahkan sebelum lahir. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian
tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh
undang-undang, aturan, dsb).
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, hak adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Menurut pengertian tersebut individu maupun kelompok
menerima hak hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Hak bisa
berarti juga sebagai sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya hak

mendapatkan pengajaran, dalam hak mendapatkan pengajaran ini
adalah tergantung pada diri kita sendiri, kalau memang
menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita, pasti kita
senantiasa belajar, sekolah atau bahkan kuliah. Tapi jika kita
menganggap pendidikan itu tidak penting pasti kita tidak akan
melakukan hal itu.

2.1.2

Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan,
keharusan atau sesuatu hal yang harus dilaksanakan.

Kewajiban

berasal dari kata wajib, menurut Prof. Dr. Notonegoro wajib adalah
beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melalui pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain

manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh

pihak yang berkepentingan.
4

Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus
dilakukan. Disini berarti kewajiban itu adalah suatu keharusan
maka

apapun

itu

jika

merupakan

kewajiban

kita

harus


melaksanakannya tanpa ada alasan apapun. Dari pengertian yang
lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh
rasa tanggung jawab. Wujud hubungan antara negara dengan
warga negara umunya adalah berupa peranan. Peranan pada
dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status
yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara.
2.3

Hak Warga Negara Indonesia
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban satu sama lain
tanpa kecuali. Persamaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk
menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai
permasalahan di kemudian hari.
Hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak
hukum. Hak konstitusional adah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945),
sedangkan hak-hak hukum timbul berdasarkan jaminan Undang-Undang
dan peraturan perundang-undangan di bawahnya. Berikut adalah hak
warga negara Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak berdasarkan
pasal 27 ayat 2, “Tiap warga negara berhak atas penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan berdasarkan
pasal 28A, “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya”
3. Hak untuk mempertahankan keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah berdasarkan pasal 28B
ayat 1.
4. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan
5
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas

hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat
1).


Sesuai dengan pembukaan UUD 1945, yaitu bahwa


pemerintah Republik Indonesia antara lain berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa.


Berdasarkan pasal 31 ayat 1, “Setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan”.


Selanjutnya pasal 31 ayat 2, “Setiap warga negara

wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”,.


Diteagaskan kembali oleh pasal 31 ayat 3, “

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem


pendidikan

nasional,

yang

meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsayang diatur
dengan undang-undang”.
5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya. (pasal 28c ayat 2)
6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
(pasal 28D ayat 1)
7. Hak untuk memilih agama berdasarkan pasal 29 ayat 2, “
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannya”. Hal ini merupakan kebebasan
warga negara untuk memilih agama sesuai dengan yang
diyakinininya. Kebebasan beragama bukan berarti bebas
beragama atau bebas mencampuradukan agama.
8. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. (pasal 28I ayat 1)
6

9. Hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan sosial
yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak
mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas
umum yang layak berdasarkan pasal 34 yang terdiri
atas empat ayat yaitu:
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara.
2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memperdayakan yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini diatur dalam
undang-undang.
2.4

Kewajiban Warga Negara Indonesia
berdasarkan Undang-Undang 1945 Kewajiban Warga Negara
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Wajib mentaati hukum pemerintahan. Berdasarkan pasal 27 ayat 1
UUD 1945, “Segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Berdasarkan pasal 27
ayat 3 UUD 1945, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Berdasarkan pasal
28J ayat 1, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain”.

7

4. Dalam menjalankan hak dan kewajibannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis berdasarkan
pasal 28J ayat 2.
5. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat 1 UUD 1945. Menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Adapun beberapa pengelompokan untuk kewajiban yang terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Pengelompokan hak
Kewajiban dibagi menjadi 5, diantaranya:


Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka

tidak berpasangan dengan hak dan nisbi melibatkan hak di
lain pihak umumnya berasal dari kekuasaan.


Kewajiban nisbi yaitu kewajiban yang disertai

adanya hak. Contohnya, kewajiban pemilik kendaraan
membayar pajak.


Kewajiban publik, dalam hukum publik yang

berkorelasi dengan hak publik ialah wajib mematuhi hak
publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian
berkorelasi dengan hak perdata.


Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada

semua warga negara secara umum, timbul dari bidang
hukum tertentu, perjanjian.


Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan

melawan

hukum,

misal

kewajiban

untuk

tidak

mencemarkan nama baik dalam hal ini tidak timbul dari
pelanggaran

terhadap

sedangkan kewajiban yang
8

kewajban

lain

sebelumnya.

bersifat memberi sanksi yang timbul dari perbuatan
melawan hukum, misal membayar kerugian dalam hukum
perdata.
2. Bentuk-bentuk kewajiban sebagai warga negara di bidang
politik


Mematuhi dan menjalankan hukum yang berlaku.



Menjaga kesatuan dan persatuan negara.



Menghormati dan menghargai hak orang lain.

BAGIAN III. PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA DI INDONESIA
3.I

Pelanggaran Hak Warga Negara
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus
mendapat perhatian khusus dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya
sila ke-5 yaitu, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Pengakuan hak sebagai Warga Negara Indonesia dalam konsepnya
mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam
praktek dan kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan
pemerintah

untuk

menarik

simpati

rakyat.

Seperti

contoh

untuk

mendapatkan hak penghidupan yang layak, tentunya jika melihat kondisi
rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanyalah ucapan belaka. Pengakuan
hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak-hak tersebut
dengan uang, jabatan dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang kurang
beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka diberhentikan
kesejahteraannya atau menungggu berubahnya kebijakan pemerintah yang
lebih memihak kepada mereka
Hak warga negara telah dijamin oleh UUD 1945, namun sampai
saat ini masih banyak terjadi pelanggaran karena dalam pelaksanaannya ada

9

kecenderungan

lebih

mengutamakan

hak-hak

daripada

kewajiban-

kewajibannya, ada kecenderungan lebih menuntut hak-hak berlebihan
sehingga merugikan orang lain. Oleh sebab itu pelaksanaan hak warga
negara harus dibatasi tetapi juga tidak harus dihapuskan.
3.1.1

Bentuk Pelanggaran Hak Warga Negara


Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga

stabilitas, tanpa berdasarkan hukum.


Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga

masyarakat yang dianggap ekstrim dan dinilai oleh pemerintah
Mengganggu stabilitas keamanan yang akan membahayakan
kelangsungan pembangunan.


Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan

SIUP, khususnya terhadap pers yang dinilai mengkritisi
kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu stabilitas
keamanan.


Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap

pemerintah, karena takut dicurigai sebagai oknum pengganggu
stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim), hilangnya rasa aman
demikian ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi
warga negara.


Pembatasan

hak

berserikat

dan

berkumpul

serta

menyatakan pendapat, karena dikhawatirkan akan menjadi
oposan terhadap pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa kasus pelanggaran HAM dan Hak
Warga Negara khususnya yang terjadi di negara kita.


Email Berujung Bui, kasus yang menimpa Prita Mulyasari

sebetulnya bukan termasuk besar, tetapi rupanya ada konspirasi
yang membesar-besarkan. Kasus yang bermula dari curhat
bersifat pribadi dari korban (pasien) di RS. Omni Internasional
atas

dampak

pengobatan

yang

mengakibatkan

korban

mengalami luka tambahan dari luka lama. Curhat tersebut dia
10

ungkapkan kepada sahabatnya via email, sebagai konsumen
prita mempunyai hak untuk menyampaikan ketidakpuasaan
terhadap satu pelayanan penyedia jasa dan hal tersebut
tercantum dalam Undang-Undang no 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen. Penegakan hukum terhadap prita jelas
melanggar haknya sebagai warga negara. Polres dan Kajari
Tangerang dapat dituntut balik beserta Rumah Sakitnya, demi
nama baik dan kerugian yang diderita oleh Prita.


Tragedi Trisakti, peristiwa penembakan yang terjadi pada

12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi
menuntut
Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti, mereka tewas tertembak di
dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital
seperti kepala, leher, dan dada.


Penggusuran Rumah, penggusuran rumah warga selalu

terjadi setiap tahun. Tata ruang kota selalu menjadi alasan bagi
pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan bagi
sebagian warga kota itu. Kebijakan pemerintah melakukan
penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran Hak Warga
Negara.
3.2

Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus seimbang
dengan kewajibannya, seseorang tidak dapat menuntut haknya jika
kewajiban itu sendiri diabaikan, karena hal tersebut dapat merugikan orang
lain, bangsa dan negara. Demikian juga dengan orang yang hanya
melaksanakan kewajibannya saja, oleh karena itu antara hak dan
kewajiban harus dijalankan secara bersamaan tidak ada yang mendahului
atau yang ditinggalkan dari yang lain.
11

Pelaksanaan hak dan kewaiban yang tidak seimbang dan berat
sebelah akan menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan
kekerasan. Berikut merupakan contoh pengingkaran kewajiban warga
negara:


Tidak membayar pajak



Melanggar peraturan perundangan



Melakukan perbuatan anarkis



Melanggar lalu lintas



Tidak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa



Tidak mematuhi hukum yang berlaku



Tidak saling menghargai dengan hak orang lain
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak dan

kewajiban warga negara, yaitu:


Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri, sikap ini

menimbulkan seseorang selalu menuntut haknya, tanpa mengerjakan
kewajibannya. Seseorang yang memiliki sifat seperti ini biasanya akan
mengahalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun
caranya dapat melanggar hak orang lain.


Rendahnya

kesadaran

berbangsa

dan

bernegara,

hal

ini

menyebabkan pelaku bertindak seenaknya dan tidak mau tahu bahwa
orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati.


Sikap tidak toleran, sikap ini akan menimbulkan munculnya

perilaku tidak saling menghargai dan tidak menghormati atas
kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan
mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.


Penyalahgunaan kekuasaan, kekuasaan disini tidak hanya tertuju

pada pemerintah, tetapi juga kekuasaan lain yang terdapat dalam
masyarakat. Contohnya adalah kekusaan di dalam perusahaan, seperti
para pengusaha yang tidak memperhatikan hak-hak buruhnya.
12



Ketidaktegasan aparat penegak hukum, aparat penegak hukum

tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran hak dan kewajiban
warga negara sehingga akan mendorong timbulnya pelanggaran lain.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu
bagi bagi munculnya kasus-kasus lain, para pelaku tidak akan merasa
jera dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas
perbuatan yang dilakukannya.


Penyalahgunaan teknologi, kemajuan teknologi dapat berdampak

positif, namun juga banyak pengaruh negatif yang timbul dari
penggunaan teknologi yang salah yang dapat memicu timbulnya
kejahatan.
3.3

Upaya Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban
Warga Negara
Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga
negara adalah dengan mencegah semua faktor penyebab pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara. Berikut ini merupakan upaya
pemerintah yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
 Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum
dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para
pejabat

penegak

hukum

harus

memenuhi

kewajiban

dengan

memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat.
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
 Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga
politik terhadap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
 Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan
negara.
 Sadar diri akan pentingnya hak dan kewajiban sebagai warga negara.
 Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar kelompok atau
13

golongan dalam masyarakat agar mampu memahami dan menghormati
keyakinan dan pendapat masing-masing.
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani
berbagai kasus pelanggaran yang sudah terjadi. Tindakan pengamanan
dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai fungsi utama
untuk menegakan hukum, seperti berikut:
 Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk
mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana
umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan
tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani kasuskasus yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas.
 Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasuskasus yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan
dari luar dan sebagainya.
 Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap
kasus-kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
 Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila

warga negara menjalankan hak dan kewajibannya secara tepat dan proposional.
Perlu disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan kewajiban. Hak
merupakan hal yang harus diterima oleh setiap orang. Dalam diri setiap orang
melekat hak asasi manusia dan hak warga negara. Hak asasi bersifat universal
tanpa melihat status kewarganegaraan, sedangkan hak warga negara dibatasi oleh
14

kewarganegaraan seseorang, jadi setiap hak warga negara hanya berlaku bagi
kewarganegaraan yang di anut oleh warga negara itu sendiri hanya di negaranya
dan tidak dapat menuntut hak ketika warga negara tersebut berada di negara lain.
Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan demikian
kewajiban negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur oleh perundangundangan yang berlaku.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh
undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari pelalaian
atau pengingkaran kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
warga negara itu sendiri.
Pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya
sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada pada pikirannya
hanya sebatas bagaimana cara mendapatkan haknya, sementara yang menjadi
kewajibannya dilupakan. Selain itu rendahnya keadaran hukum warga negara juga
mendorong terjadi pengingkaran kewajiban oleh warga negara.
4.2

Saran
Tindakan terbaik dalam menegakan hak dan kewajiban warga negara

adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab dari pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, maka
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban dapat diminimalisir atau bahkan
dihilangkan. Kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa
sebaiknya menerapkan sikap toleransi antara hak yang dimiliki orang lain, agar
tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas keberadaan kita, serta tidak lupa
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai pelajar dan Warga Negara
Indonesia. Semoga kita dapat menjadi warga negara yang berguna bagi diri
sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, bangsa, negara dan agama kita dengan
menjunjung tinggi pentingnya melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang.
15

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/hak
Susanti, Fatma. 2015, Oktober. “Kasus-Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban”
[diakses Oktober, 2015], dari: https://fatmasusanti-civiceducation.blogspot.co.id/2015/10/kasuskasus-pelanggaran-hak-dan.html
Trihafsari, Atria. 2015, Januari. “Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban” [diakses Januari,
2015], dari: https://atriatrihafsari.blogspot.co.id/2015/01/pelanggaran-hak-dan-pengingkaran.html
www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Berita&id=11732

16