Tugas Akhir Pengantar Akuntansi Akuntans
Tugas Akhir Pengantar Akuntansi
“Akuntansi Perusahaan Dagang”
Oleh :
Muhammad Nuril Falah
175020200111054
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa, disiplin ilmu / analitis dan sebagai sistem informasi.
Sebagai aktivitas jasa, akuntansi memberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, informasi
kuantitatif membantu mereka mengambil keputusan di dalam kesatuan bisnis dan juga bukan
bisnis. Sebagai disiplin ilmu / analitis, akuntansi mengidentifikasi sejumlah besar kejadian dan
transaksi yang merupakan ciri dari aktivitas ekonomi. Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi
mengumpulkan dan mengkomunikasikan infromasi ekonomi mengenai suatu perusahaan bisnis
atau kesatuan lain yang keputusannya dan tindakannya berkaitan dengan aktivitas tersebut.
Pada akuntansi terdapat dua jenis perusahaan bisnis yang menggunakan akuntansi sebagai
aktivitas jasa, disiplin ilmu, dan sistem informasi. Dua jenis perusahaan tersebut yaitu perusahaan
jasa dan perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mengahasilkan output yang
tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang
membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang. Namun terdapat
perbedaan dalam penggunaan akuntansi pada dua jenis perusahaan tersebut. Meskipun terdapat
perbedaan, tujuan penggunaan akuntansi tetaplah sama yaitu untuk menyediakan data keuangan
suatu perusahaan yang kemuadian digunakan untuk mengambil keputusan bisnis.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir?
2. Apa perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dengan akuntansi perusahaan dagang?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir
2. Mengetahui perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dengan akuntansi perusahaan
dagang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perusahaan Dagang dan Akuntansi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah jenis perusahaan yang menjual produk (barang jadi), akan tetapi
perusahaan tidak membuat atau menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan
memperolehnya dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang adalah Indomaret, Alfa-Mart,
Carrefour, dan sebagainya.
Sedangkan akuntansi perusahaan dagang merupakan sistem informasi yang mengukur aktivitas
bisnis pada perusahaan dagang, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pengambil keputusan.
2.2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tidak banyak berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus
akuntansi dimulai dari pencatatan pada bukti transaksi yang diteruskan ke jurnal umum dan
diposting ke buku besar. Setelah itu, dibual neraca saldo sebelum penyesuaian, kemudian dibuat
jurnal penyesuaian yang dilanjutkan dengan pembuatan neraca saldo setelah penyesuaian.
Sebelum membuat laporan keuangan, maka dibuatlah lajur sebagai alat bantu untuk menyusun
laporan keuangan. Selanjutnya dibuat jurnal penutup yang kemudian diposting ke buku besar
penutup. Tetapi ada beberapa akun dan prosedur yang membedakan antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang.
Pada bagian ini akan membahas siklus akuntansi pada perusahaan jasa yang dimulai dengan
akuntansi untuk penjualan barang dagangan, harga pokok penjualan dan harga pokok pembelian.
2.2.1. Akuntansi untuk Penjualan Barang Dagangan
Penjualan adalah aliran kas masuk atau aktiva lain yang timbul karena perusahaan menjual
barang dagangan. Penjualan barang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. penjualan
barang dagangan tersebut diakui sebagi pendapatan oleh perusahan.
“Pada tanggal 2 Januari 2014, PD Sigma Elektronika menjual barang dagang berupa TV
21 inchi kepada Toko Sinar Prima sebanyak 10 unit @ Rp 1000.000,-“
Maka jurnal yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika bila transaksi dilakukan secara
tunai sebagai berikut :
Kas
Rp 10.000.000
Penjualan Tunai
Rp 10.000.000
Sedangkan jurnal untuk penjualan secara kredit adalah sebagai berikut :
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Penjualan Kredit
Rp 10.000.000
Pada transaksi perusahaan dagang sering kali terjadi pengembalian barang (retur) dan
pemberian potongan penjualan, dan potongan tunai. Retur dan potongan penjualan
dilakukan guna memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Sedangkan potongan
tunai dilakukan guna mempercepat pembayaran konsumen.
A. Retur dan Potongan Penjualan
Retur penjualan adalah pengembalian barang yang telah dijual karena tidak sesuai dengan
pesanan konsumen. Jika terjadi retur penjualan maka konsumen akan mendapat uang
kembalian atau potongan penjualan.
Misal :
“Toko Sinar Prima mengembalikan barang dagangan sebanyak 3 unit TV karena tidak
sesuai pesanan dan cacat.”
Maka jurnal yang harus dilakukan oleh PD Sigma Elektronika apabila transaksi dilakukan
secara tunai adalah :
Retur Penjualan
Rp 3.000.000
Kas
Rp 3.000.000
Sedangkan jika transaksi dilakukan secara kredit maka jurnal yang dibuat sebagi berikut :
Retur Penjualan
Piutang Usaha
B.
Rp 3.0000.000
Rp 3.000.000
Potongan Tunai
Potongan tunai diberikan bila pembeli atau konsumen membayar dalam masa potongan.
Biasanya potongan tunai diberikan guna merangsang pembeli untuk membayar lebih cepat.
Saat terjadi penjualan kredit maka di faktur penjualan akan tertera syarat pembayaran,
misal 2/10 net/30. Artinya bila pembayaran dilakukan 10 hari setelah tanggal transaksi
maka akan mendapat potongan sebesar 2% dan jangka waktu pembayaran selama 30 hari
setelah tanggal transaksi.
Misal :
“ Penjualan TV oleh PD Sigma Elektronika dilakukan dengan syarat 2/10 net/30. Maka
Toko Sinar Prima akan mendapat potongan sebesar 2% apabila membayar tidak melebihi
tanggal 12 Januari 2004 dan batas waktu membayar adalah tanggal 12 Februari 2004.”
Jika Toko Sinar Prima membayar pada 10 Januari 2004, maka jurnal yang harus dibuat
oleh PD Sigma Elektronika sebagai berikut :
Kas
Rp 9.800.000
Potongan Tunai Penjualan
Rp 200.000
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Jurnal di atas digunakan apabila pembeli tidak mengembalikan barang sebelum melakukan
pembayaran. Apabila Toko Sinar Prima melakukan retur penjualan sebesar Rp 3000.000
dan melakukan pembayaran pada tanggal 10 Januari 2004 maka potongan hanya
dikenakan pada harga barang yang dijual. Jadi harga jual barang setelah dikurangi dengan
retur penjualan sebesar Rp 7.000.000,-. Dengan demikian potongan penjualan hanya
sebesar Rp 140.000 (2% x Rp 7.000.000).
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat potongan tunai setelah setelah retur penjualan
adalah sebagai berikut :
Kas
Rp 6.860.000
Potongan Tunai Penjualan
Rp 140.000
Piutang Dagang
Rp 7.000.000
2.2.2. Harga Pokok Penjualan dan Perhitungannya
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Untuk menentukan
harga pokok penjualan ada dua elemen penting untuk diketahui yakni persediaan barang
dagangan dan harga pembelian bersih.
1.
Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang daganga adala persediaan atas barang-barang yang disediakan
untuk dijual kepada konsumen selama periode normal tertentu. Persediaan barang
dagangan pada awal periode disebut persediaan awal dan persediaan pada akhir
periode disebut persediaan akhir. Persediaan akhir pada suatu periode akan menjadi
persediaan awal pada periode berikutnya.
Untuk menentukan kuantitas harga pokok penjualan dan sistem persediaan barang
dagangan dapat digunakan dua pendekatan yakni sistem pencatatan periodik (periodic
inventory system) dan sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory yistem). Pada
sistem periodik, penentuan harga pokok penjualan dilakukan pada akhir periode
dengan jurnal penyesuaian, tetapi pada sistem perpetual, penentuan harga pokok
penjualan dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan.
Perbedaan sistem periodik dengan sistem perpetual :
No
Perbedaan
1.
Pada saat pembelian
barang
2.
Pembelian
Sistem Perpetual
xxx
Utang Usaha/Kas
Pada saat penjualan
barang dagangan
3.
Sistem Periodik
Pada akhir periode
Pituang Usaha
Persediaan
xxx
xxx
Utang Usaha
Piutang Usaha
Penjualan
xxx
xxx
xxx
Penjualan
Diperluka jurnal penyesuaian Tidak
penjualan yakni :
xxx
diperlukan
jurnal
penyesuaian
HPP
xxx
Persediaan
xxx
HPP
xxx
Pembelian
xxx
Persediaan
xxx
HPP
2.
xxx
xxx
Harga Pokok Pembelian
Harga pokok pembelian ditentukan oleh :
1.
Harga pokok barang yang dibeli
2.
Dikurangi retur dan potongan pembelian
3.
Dikurangi potongan tunai pembelian
4.
Tambah biaya angkut pembelian
Penjelasan dari berbagai elemen di atas :
a) Pembelian
Pembelian barang dagangan dengan sistem periodik dicatat dengan mendebit
pembelian dan mengkredit utang dagang atau kas.
Misal :
“Pada 10 Januari 2004, PD Sigma Elektronika membeli barang dagangan berupa TV
21 inchi dari PT. Global sebanyak 10 unit @ Rp 800.000,- dengan syarat 3/15, n/45”
Maka jurnal yang dibuat oleh PD Sigma Elektronika adalah :
Pembelian
Rp 800.000
Utang Usaha
Rp 800.000
b) Retur dan Potongan Pembelian
Dalam pembelian jugterdapat retur dan potongan penjualan.
Misalnya pada 15
Januari 2004, pembelian yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika tidak sesuai
dengan pesanan dan diretur barang sejumlah 2 unit TV. Maka jurnal yang diperlukan
atas transaksi retur tersebut adalah :
Utang Usaha
Rp 1.600.000
Retur dan Potongan Pembelian
Rp 1.600.000
c) Potongan Tunai Pembelian
Syarat pembayaran pembelian sama dengan penjualan. Dalam contoh sebelumnya PD
Sigma elektronika syarat yang digunakan adalah 3/15, n/45. Apabila contoh
sebelumnya dilanjutkan dengan pembayaran oleh PD Sigma Elektronika pada 25
Januari 2004 maka PD Sigma Elektronika akan mendapat potongan pembelian
sebesar 3% dari jumlah Rp 6.400.000 ( 3% x Rp 8.000.000 dikurangi Rp 1.600.000).
Jadi jumlah potongan yang diterima sebesar Rp 192.000,-. Jurnal yang diperlukan
untuk transaksi di atas adalah
Utang Usaha
Rp 6.400.000
Potongan Tunai Pembelian
Rp 192.000
Kas
Rp 6.208.00
d) Biaya Angkut Pembelian
Biaya angkut pembelian terjadi ketika transaksi pembelian yang mengharuskan
pengangkutan barang dari pembeli ke penjual. Biaya angkut pembelian dilakukan
dengan mendebit biaya angkut pembelian dan mengkredit kas, selama transaksi
dilakukan secara tunai. Misal :
“Pembelian yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika menanggung biaya angkut
pembelian sebesar Rp 500.000,-.”
Maka jurnal yang diperlukan adalah :
Beban biaya angkut
Rp 500.000
Kas
3.
Rp 500.000
Harga Pokok Barang Tersedia Siap untuk Dijual
Harga pokok barang tersedia siap untuk dijual dapat diperoleh dari perhitungan harga
pokok pembelian dari seluruh barang yang ada pada awal periode ditambah dengan
dengan persediaan awal periode.
4.
Persediaan Akhir
Pada sistem periodeik, untuk menentukan persediaan akhir dapat digunakan
perhitungan secara fisik terhadap persediaan. Persediaan jumalh persediaan akhir
dilakukan dengan mengalikan antara jumlah fisik barang dengan harga pokok yang
sesuai.
5.
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagangan (Awal)
Rp xxx
Pembelian
Rp xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Beli
Rp (xxx)
Potongan Pembelian
Rp (xxx)
Pembelian Bersih
Rp xxx
Beban Angkut Barang
Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Dibeli
Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual
Rp xxx
Persediaan Barang Dagangan (Akhi)r
Rp (xxx)
Harga pokok penjualan
Rp xxx
2.2.3. Buku Besar dan Neraca Saldo sebelum Penyesuaian
Setelah membuat jurnal umum, maka langkah selanjutnya adalah membuat buku besar dan
dilanjutkan dengan membuat neraca saldo sebelum penyesuaian. Langkah-langkah yang
digunakan dalam menyusun buku besar dan neraca saldo sebelum disesuaikan pada
perusahaan dagang sama halnya dengan perusahaan jasa.
2.2.4. Penyesuaian
Informasi penyesuaian yang dibutuhkan pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda
dengan dengan perussahaan jasa, yang membedakan hanya perhitungan harga pokok
penjualan. Misal “Persediaan barang dagangan pada akhir periode menunjukkan jumlah
Rp 1.300.000,-” maka jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah :
Persediaan barang dagangan akhir
Rp 1.300.000
Harga pokok penjualan
Rp 1.300.000
2.2.5. Necara Saldo setelah Penyesuaian
Setelah membuat jurnal penyesuaian, langkah selanjutnya adalah membuat necara saldo
setelah disesuaikan. Namun langkah-langkah yang digunakan pada perusahaan dagang
sama halnya pada perusahaan jasa.
2.2.6. Neraca Lajur dan Laporan Keuangan
Setelah membuat neraca saldo setelah disesuaikan, langkah selanjutnya adalah membuat
neraca lajur yang bersifat optional bagi perusahaan untuk mempermudah menyusun
laporan keuangan. Penyusunan neraca lajur pada perusahaan dagang sama halnya pada
perusahaan jasa.
Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
posisi keuangan. Cara menyusun dan menyajikan sama halnya dengan perusahaan jasa.
Bedanya adalah pada laporan laba rugi yang terdapat elemen harga pokok penjualan.
2.2.7. Jurnal Penutup dan Neraca Saldo setelah Penutupan
Jurnal penutup yang dibutuhkan perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan
jasa. Bedanya, jika perusahan jasa menggunakan akun pendapatan maka perusahaan
dagang menggunakan akun penjualan untuk ditutup. Selain itu akun retur dan potongan
penjualan, dan potongan penjualan tunai harus di tutup juga. Sedangkan akun beban yang
harus ditutup adalah semua akun beban termasuk harga pokok penjualan.
1.
Penutupan Akun Penjualan
Penjualan
Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi
Iktisar Laba Rugi
Rp xxx
Rp xxx
Potongan Penjualan
2.
3.
Rp xxx
Penutupan Akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi
Rp xxx
Harga Pokok Penjualan
Rp xxx
Beban A
Rp xxx
Beban B
Rp xxx
Beban C
Rp xxx
Beban D
Rp xxx
Penutupan Akun Laba Rugi
Modal Pemilik
Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi
4.
Rp xxx
Penutupan Prive
Modal Pemilik
Prive Pemilik
Rp xxx
Rp xxx
2.3. Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan siklus akuntansi perusahan
dagang maka berikut disajikan contoh transaksi perdagangan yang dilakukan oleh Toko Buku
“Dunia Ilmu” pada juli 2005.
2.3.1 Transaksi dan Jurnal Umum
Juli 1
Pembelian buku ekonomi dari PT Bina Ilmuan sebanyak 50 buku @ Rp 25.000,dengan syarat 2/15, n/45 dan pembayaran biaya angkut pembelian sebesar Rp
90.000,-
3
Pembelian perlengkapan toko seharga Rp 500.000,- secara tunai
5
Dibayar utang dagang sebesar Rp 5.000.000
6
Penjualan buku selama lima hari (1-5) sebesar Rp 1.200.000
8
Pengiriman barang ke PT Bina Ilmuan karena tidak sesuai pesanan sebanyak 8
buku
10
Dijual buku ekonomi kepada lembaga pendidikan “Cendekia” sebanyak 40 buku
@ Rp 30.000,- dengan syarat pembayaran 3/10, n/30
12
Pembayaran kepada PT Bina Ilmuan dan lunas
13
Dibayar biaya langganan koran dan majalah sebesar Rp 45.000,-
15
Penjualan buku selama sepuluh hari (6-15 Juli) sebesar Rp 1.750.000,-
18
Pembelian buku teknik dari PT Insan Pratama sebanyak 120 buku dengan total
harga Rp 2.700.000,- dan syarat pembayaran 3/10, n/30. Biaya angkut
ditanggung oleh penjual
19
Dibayar biaya listirk, air dan telepon sebesar Rp 375.000,-
20
Diterima lunas pembayaran oleh lembaga pendidikan “Cendekia”
23
Tn. Wawan mengambil uang toko untuk keperluan pribadi Rp 500.000,-
24
Pembelian buku-buku sosial dari lembaga penerbitan “Terang Dunia” sebesar Rp
750.000,- dengan tunai
25
Penjualan buku selama 10 hari (15-25 Juli) sebesar Rp 1.200.000
25
Dibayar gaji pegawai bulan Juli sebesar Rp 800.000
28
Dibayar lunas kepada PT Insan Pratama atas transaksi tanggal 18 Juli 2004
31
penjualan buku selama 6 hari (26-31 Jul) sebesar Rp 750.000
Jurnal Umum :
Tgl
1
Rekening & Keterangan
Pembelian
Biaya Angkut
Debit
1.250.000
90.000
Utang Dagang
1.250.000
Kas
3
Perlengkapan Toko
90.000
500.000
Kas
5
Utang Dagang
500.000
5.000.000
Kas
6
Kas
5.000.000
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
8
Utang Dagang
1.200.000
200.000
Retur Pembelian
10
Piutang Dangang
200.000
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
12
Utang Dagang
Kas
Potongan Pembelian
Kredit
1.200.000
1.050.000
1.029.000
21.000
13
Biaya Koran dan Majalah
45.000
Kas
15
45.000
Kas
1.750.000
Penjualan Barang Dagangan
18
Pembelian
1.750.000
2.700.000
Utang Dagang
19
Biaya Listrik, Air dan Tlp
2.700.000
375.000
Kas
20
375.000
Kas
1.164.000
Potongan Penjualan
36.000
Piutang Dagang
23
Prive
1.200.000
500.000
Kas
24
500.000
Pembelian
750.000
Kas
25
750.000
Kas
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
25
Beban Gaji Karyawan
1.200.000
800.000
Kas
28
800.000
Utang Dagang
2.700.000
Potongan Pembelian
81.000
Kas
31
2.619.000
Kas
750.000
Penjualan Barang Dagangan
Total
750.000
23.260.000
23.260.000
2.3.2. Buku Besar
Kas
So 8.500.000
6) 1.200.000
15) 1.750.000
20) 1.164.000
25) 1.200.000
31) 750.000
14.564.000
Saldo 2.856.000
Piutang Dagang
1)
90.000
3)
500.000
5) 5.000.000
12) 1.029.00
13)
45.000
19)
375.000
23)
500.000
24)
750.000
25)
800.000
28) 2.619.000
11.708.000
So 1.300.000 20) 1.200.000
10) 1.200.000
2.550.000
Saldo 1.350.000
Persediaan Barang Dagangan
So
2.700.000
Saldo 2.700.000
Perlengkapan Toko
So
450.000
3)
500.000
Saldo 950.000
Asuransi DDM
So 4.000.000
Iklan DDM
So
Tanah
So 2.700.000
500.000
Peralatan Toko
So 12.000.000
Akm Penyusutan Peralatan Toko
So 600.000
Gedang
So 18.000.000
Akm Penyusutan Gedung
So 6.000.000
Utang Dagangan
5)
5.000.000 So
25.000.000
8)
200.000 1)
1.250.000
12)
1.050.00 18)
2.700.000
28) 2.700.000
28.950.000
8.950.000
Saldo 20.000.000
Modal Tn. Wawan
So 35.000.000
Prive Tn. Wawan
23)
Pembelian
500.000
Potongan Pembelian
1)
1.250.000
12)
21.000
18)
2.700.000
28)
81.000
24)
750.000
Saldo 4.700.000
Saldo 102.000
Retur Pembelian
8) 200.000
Beban Angkut Pembelian
1)
90.000
Penjualan Barang Dagangan
Potongan Penjualan
6)
1.200.000
10)
1.200.000
15)
1.750.000
25)
1.200.000
31)
750.000
20)
36.000
Saldo 6.100.000
Beban Gaji
25)
Beban Listrik, Air dan Tlp
800.000
20) 375.000
Beban Koran dan Majalah
13)
45.000
2.3.3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca Saldo
Per 31 Juli 2004
Nama Akun
Debit
Kas
2.856.000
Piutang Dagang
1.350.000
Persediaan Barang Dagangan
2.700.000
Perlengkapan Toko
Asuransi DDM
Iklan DDM
950.000
4.000.000
500.000
Tanah
20.000.000
Peralatan Toko
12.000.000
Akum Penyusutan Peralatan Toko
Gedung
Kredit
600.000
18.000.000
Akm Penyusutan gedung
6.000.000
Utang dagang
20.000.000
Modal, Tn. Wawan
35.000.000
Prive, Tn. wawan
Pembelian
Potongan Pembelian
500.000
4.700.000
102.000
Retur Pembelian
200.000
Beban Angkut Pembelian
90.000
Penjualan Barang dagangan
Potongan Penjualan
61.000.000
36.000.000
Beban Gaji
800.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
375.000
Beban Koran dan Majalah
45.000
Total
68.902.000
68.902.000
2.3.4. Jurnal Penyesuaian
Informasi penyesuaian :
1. Persediaan barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp 1.300.000,2. Asuransi yang telah terpakai pada periode ini sebesar Rp 500.000,3. Iklan DDM telah kadaluarsa sebesar Rp 250.000,4. Depresiasi aktiva tetap sebesar 5% untuk peralatan toko dan 10% untuk gedung
5. Gahi yang masih harus dibayar sebesar Rp 150.000,6. Perlengkapan toko yang masih tersisa sebesar Rp 350.000,-
No
1a
Ayat Jurnal Penyesuaian
Harga Pokok Penjualan
Debit
2.700.000
Persediaan Brg Dagangan Awal
1b
Harga Pokok Penjualan
2.700.000
4.700.000
Pembelian
1c
Persediaan Brg Dangan Akhir
4.700.000
1.300.000
Harga Pokok Penjualan
1d
Potongan Tunai pembelian
1.300.000
102.000
Harga Pokok Penjualan
1e
Retur Pembelian
102.000
200.000
Harga Pokok Penjualan
1f
Harga Pokok Penjualan
200.000
90.000
Beban Angkut Pembelian
2
Beban Asuransi
90.000
500.000
Asurandi DDM
3
Beban Iklan
Iklan DDM
Kredit
500.000
250.000
250.000
4a
Beban Depr. Peralatan Toko
600.000
Akm Depr. Peralatan Toko
4b
Beban Depr. Gedung
600.000
1.800.000
Akm. Depr. Gedung
5
1.800.000
Beban Gaji
150.000
Utang Gaji
6
150.000
Beban Perlengkapan Toko
600.000
Perlengkapan Toko
600.000
2.3.5. Neraca Lajur
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca Lajur
Per 31 Juli 2004
2.3.6 Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Laba Rugi
Per 31 Juli 2004
Penjualan
6.100.000
Potongan Penjualan
(36.000)
Penjualan Bersih
6.064.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal, 1 Juli 2004
2.700.000
Pembelian
4.700.000
Retur Pembelian
200.000
Potongan Pembelian
102.000
302.000
Pembelian Bersih
Beban Angkut Pembelian
Harga Pokok Pembelian
4.398.000
90.000
4.488.000
Harga Barang Siap Dijual
7.188.000
Persediaan Akhir, 31 Juli 2004
(1.300.000)
Harga Pokok Penjualan
5.888.000
Laba Kotor Penjualan
176.000
Beban Gaji Karyawan
950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
375.000
Beban Koran dan Majalah
45.000
Beban Asuransi
500.000
Beban Iklan
250.000
Beban Depr. Peralatan Toko
600.000
Beban Depr. Gedung
Beban Perlengkapan Toko
1.800.000
600.000
Jumlah Beban Operasi
(5.120.000)
Rugi Bersih
(4.944.000)
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Juli 2004
Modal Awal
35.900.000
Rugi Bersih
(4.944.000)
30.956.000
Prive, Tn Wawan
(500.000)
Modal Akhir
30.456.000
3. Laporan Posisi Keuanga/ Neraca
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca
Per 31 Juli 2004
Aktiva
Jumlah
Passiva
Jumlah
Kas
2.856.000
Utang Dagang
20.000.000
Piutang Dangan
1.350.000
Utang Gaji
Persediaan Brg Dagangan
1.300.000
Total Utang
Perlengkapan Toko
Asuransi DDM
150.000
20.150.000
350.000
3.500.000
Iklan DDM
250.000
Tanah
20.000.000
Modal :
Peralatan Toko
12.000.000
Modal Tn Wawan
30.456.000
Akm Depr. Peralatan Toko
(1.200.000)
Gedung
18.000.000
Akm Depr. Gedung
(7.800.000)
Jumlah Aktiva
50.606.000
Jumlah Passiva
50.606.000
2.3.7. Jurnal Penutup
1. Penutupan Akun-Akun Penjualan
Penjualan
Rp 6.100.000
Ikhtisar Laba Rugi
Ikhisar Laba Rugi
Potongan Penjualan
Rp 6.100.000
Rp
36.000
Rp
36.000
2. Penutupan Akun-akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 11.008.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 5.888.000
Beban Gaji
Rp
950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
Rp
375.000
Beban Koran dan Majalah
Rp
45.000
Beban Asuransi
Rp
500.000
Beban Iklan
Rp
250.000
Beban Depr. Peralatan
Rp
600.000
Beban Depr Gedung
Rp 1.800.000
Beban Perlengkapan Toko
Rp
600.000
3. Penutupan Akun Laba rugi
Modal Tn. Wawan
Rp 4.944.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 4.994.000
4. Penutupan Prive
Modal Tn. Wawan
Rp
Prive Tn. Wawan
500.000
Rp
500.000
2.4. Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dibanding Perusahaan Dagang
Akuntansi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang memiliki beberapa perbedaan,
antara lain :
2.4.1 Siklus Operasi Peruhasaan
Siklus operasi perusahaan dagang jauh lebih panjang dibanding perusahaan jasa.
Tahapan yang memperpanjang siklus ini adalah pembelian barang dagangan yang
harus dilakukan perusahaan sebelum perusahaan tersebut menjualnya kepada
konsumen. Hal ini tidak dijumpai pada perusahaan jasa karena penjualan jasa dapat
dilakukan perusahaan tanpa harus membelinya terlebih dahulu.
Perusahaan Jasa :
Kas
Hasil
Pekerjaan
Tagihan
Dikirimkan
Piutang
Usaha
Perusahaan Dagang :
Tagihan
Dikirimkan
Piutang
Usaha
Kas
Barang
Dikirim
Barang
Diterima
Persediaan
Barang
2.4.2. Pendapatan
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan atau
secara singkat disebut penjualan. Sedangkan pada perusahaan jasa pendapatan
utama adalah penjualan jasa yang disebut sebagai pendapatan jasa.
2.4.3. Beban
Dalam hal beban , perusahaan dagang memiliki dua jenis beban yang disebut beban
pokok penjualan (harga pokok penjualan) dan beban operasi. Sedangkan beban
pada perusahaan jasa hanya ada satu yaitu beban operasi. Beban pokok penjualan
adalah jumlah harga pokok semua barang yang terjual sepanjang periode.
Sedangkan beban operasi adalah semua beban yang dikeluarkan selama kegiatan
perusahaan.
2.4.4. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Misalkan
barang yang telah terjual, pendapatan yang diperoleh akan dilaporkan sebagai
penjualan (sales) dan biaya perolehannya (cost) diakui sebagai beban yang disebut
beban pokok penjualan. Harga pokok penjualan hanya terdapat pada perusahaan
dagang.
2.4.5. Laba Rugi
Pada perusahan jasa laporan laba rugi berisikan pendapatan dikurangi jumlah
beban operasi. Sedangkan pada perusahaan dagang laporan laba rugi berisikan
penjualan bersih ditambah harga pokok penjualan dikurangi jumlah bebab oprasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tidak banyak berbeda dengan perusahaan
jasa. Tetapi ada beberapa akun dan prosedur yang membedakan antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang. Prosedur yang membedakan adalah harga pokok penjualan, harga pokok
barang tersedia siap untuk dijual , persediaan akhir, dan harga pokok penjualan.
Selain itu ada beberapa akun yang tidak ditemukan pada akuntansi perusahaan jasa.
Akun-akun tersebut antara lain akun retur penjualan, retur pembelian, beban angkut
pembelian, dan penjualan. Akun penjualan merupakan akun untuk mencatat pendapatan atas
penjualan barang. Akun ini disebut akun pendapatan jasa pada akuntansi perusahaan jasa.
Laporan keuangan pada akuntansi perusahaan dagang dan jasa memiliki hanya
berbeda pada laporan laba rugi. Sebab laporan laba rugi pada akuntansi perusahaan dagang
melibatkan perhitungan harga pokok penjualan untuk mendapatkan laba atau rugi neto.
Sedangkan untuk laporan posisi keuangan dan laporan perubahan modal baik pada akuntansi
perusahaan dagang maupun jasa sama.
Daftar Pustaka :
Warren, C.S., Reeve, J.M., dan Fess, P.E. 2011. Accounting.24thEdition. SouthWestern,
Thomson,USA.
Jusup, Al., Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Yogyakarta.
Hery, S.E., M.Si.2013.Akuntansi Jasa dan Dagang Praktis dengan Contoh Soal.Gava Media.
Yogyakarta.
Masyhad, Sigit Hermawan.2006. Akuntansi untuk Perusahaan Jasa dan Dagang. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
“Akuntansi Perusahaan Dagang”
Oleh :
Muhammad Nuril Falah
175020200111054
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa, disiplin ilmu / analitis dan sebagai sistem informasi.
Sebagai aktivitas jasa, akuntansi memberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, informasi
kuantitatif membantu mereka mengambil keputusan di dalam kesatuan bisnis dan juga bukan
bisnis. Sebagai disiplin ilmu / analitis, akuntansi mengidentifikasi sejumlah besar kejadian dan
transaksi yang merupakan ciri dari aktivitas ekonomi. Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi
mengumpulkan dan mengkomunikasikan infromasi ekonomi mengenai suatu perusahaan bisnis
atau kesatuan lain yang keputusannya dan tindakannya berkaitan dengan aktivitas tersebut.
Pada akuntansi terdapat dua jenis perusahaan bisnis yang menggunakan akuntansi sebagai
aktivitas jasa, disiplin ilmu, dan sistem informasi. Dua jenis perusahaan tersebut yaitu perusahaan
jasa dan perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mengahasilkan output yang
tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang
membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang. Namun terdapat
perbedaan dalam penggunaan akuntansi pada dua jenis perusahaan tersebut. Meskipun terdapat
perbedaan, tujuan penggunaan akuntansi tetaplah sama yaitu untuk menyediakan data keuangan
suatu perusahaan yang kemuadian digunakan untuk mengambil keputusan bisnis.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir?
2. Apa perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dengan akuntansi perusahaan dagang?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir
2. Mengetahui perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dengan akuntansi perusahaan
dagang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perusahaan Dagang dan Akuntansi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah jenis perusahaan yang menjual produk (barang jadi), akan tetapi
perusahaan tidak membuat atau menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan
memperolehnya dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang adalah Indomaret, Alfa-Mart,
Carrefour, dan sebagainya.
Sedangkan akuntansi perusahaan dagang merupakan sistem informasi yang mengukur aktivitas
bisnis pada perusahaan dagang, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pengambil keputusan.
2.2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tidak banyak berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus
akuntansi dimulai dari pencatatan pada bukti transaksi yang diteruskan ke jurnal umum dan
diposting ke buku besar. Setelah itu, dibual neraca saldo sebelum penyesuaian, kemudian dibuat
jurnal penyesuaian yang dilanjutkan dengan pembuatan neraca saldo setelah penyesuaian.
Sebelum membuat laporan keuangan, maka dibuatlah lajur sebagai alat bantu untuk menyusun
laporan keuangan. Selanjutnya dibuat jurnal penutup yang kemudian diposting ke buku besar
penutup. Tetapi ada beberapa akun dan prosedur yang membedakan antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang.
Pada bagian ini akan membahas siklus akuntansi pada perusahaan jasa yang dimulai dengan
akuntansi untuk penjualan barang dagangan, harga pokok penjualan dan harga pokok pembelian.
2.2.1. Akuntansi untuk Penjualan Barang Dagangan
Penjualan adalah aliran kas masuk atau aktiva lain yang timbul karena perusahaan menjual
barang dagangan. Penjualan barang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. penjualan
barang dagangan tersebut diakui sebagi pendapatan oleh perusahan.
“Pada tanggal 2 Januari 2014, PD Sigma Elektronika menjual barang dagang berupa TV
21 inchi kepada Toko Sinar Prima sebanyak 10 unit @ Rp 1000.000,-“
Maka jurnal yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika bila transaksi dilakukan secara
tunai sebagai berikut :
Kas
Rp 10.000.000
Penjualan Tunai
Rp 10.000.000
Sedangkan jurnal untuk penjualan secara kredit adalah sebagai berikut :
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Penjualan Kredit
Rp 10.000.000
Pada transaksi perusahaan dagang sering kali terjadi pengembalian barang (retur) dan
pemberian potongan penjualan, dan potongan tunai. Retur dan potongan penjualan
dilakukan guna memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Sedangkan potongan
tunai dilakukan guna mempercepat pembayaran konsumen.
A. Retur dan Potongan Penjualan
Retur penjualan adalah pengembalian barang yang telah dijual karena tidak sesuai dengan
pesanan konsumen. Jika terjadi retur penjualan maka konsumen akan mendapat uang
kembalian atau potongan penjualan.
Misal :
“Toko Sinar Prima mengembalikan barang dagangan sebanyak 3 unit TV karena tidak
sesuai pesanan dan cacat.”
Maka jurnal yang harus dilakukan oleh PD Sigma Elektronika apabila transaksi dilakukan
secara tunai adalah :
Retur Penjualan
Rp 3.000.000
Kas
Rp 3.000.000
Sedangkan jika transaksi dilakukan secara kredit maka jurnal yang dibuat sebagi berikut :
Retur Penjualan
Piutang Usaha
B.
Rp 3.0000.000
Rp 3.000.000
Potongan Tunai
Potongan tunai diberikan bila pembeli atau konsumen membayar dalam masa potongan.
Biasanya potongan tunai diberikan guna merangsang pembeli untuk membayar lebih cepat.
Saat terjadi penjualan kredit maka di faktur penjualan akan tertera syarat pembayaran,
misal 2/10 net/30. Artinya bila pembayaran dilakukan 10 hari setelah tanggal transaksi
maka akan mendapat potongan sebesar 2% dan jangka waktu pembayaran selama 30 hari
setelah tanggal transaksi.
Misal :
“ Penjualan TV oleh PD Sigma Elektronika dilakukan dengan syarat 2/10 net/30. Maka
Toko Sinar Prima akan mendapat potongan sebesar 2% apabila membayar tidak melebihi
tanggal 12 Januari 2004 dan batas waktu membayar adalah tanggal 12 Februari 2004.”
Jika Toko Sinar Prima membayar pada 10 Januari 2004, maka jurnal yang harus dibuat
oleh PD Sigma Elektronika sebagai berikut :
Kas
Rp 9.800.000
Potongan Tunai Penjualan
Rp 200.000
Piutang Dagang
Rp 10.000.000
Jurnal di atas digunakan apabila pembeli tidak mengembalikan barang sebelum melakukan
pembayaran. Apabila Toko Sinar Prima melakukan retur penjualan sebesar Rp 3000.000
dan melakukan pembayaran pada tanggal 10 Januari 2004 maka potongan hanya
dikenakan pada harga barang yang dijual. Jadi harga jual barang setelah dikurangi dengan
retur penjualan sebesar Rp 7.000.000,-. Dengan demikian potongan penjualan hanya
sebesar Rp 140.000 (2% x Rp 7.000.000).
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat potongan tunai setelah setelah retur penjualan
adalah sebagai berikut :
Kas
Rp 6.860.000
Potongan Tunai Penjualan
Rp 140.000
Piutang Dagang
Rp 7.000.000
2.2.2. Harga Pokok Penjualan dan Perhitungannya
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Untuk menentukan
harga pokok penjualan ada dua elemen penting untuk diketahui yakni persediaan barang
dagangan dan harga pembelian bersih.
1.
Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang daganga adala persediaan atas barang-barang yang disediakan
untuk dijual kepada konsumen selama periode normal tertentu. Persediaan barang
dagangan pada awal periode disebut persediaan awal dan persediaan pada akhir
periode disebut persediaan akhir. Persediaan akhir pada suatu periode akan menjadi
persediaan awal pada periode berikutnya.
Untuk menentukan kuantitas harga pokok penjualan dan sistem persediaan barang
dagangan dapat digunakan dua pendekatan yakni sistem pencatatan periodik (periodic
inventory system) dan sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory yistem). Pada
sistem periodik, penentuan harga pokok penjualan dilakukan pada akhir periode
dengan jurnal penyesuaian, tetapi pada sistem perpetual, penentuan harga pokok
penjualan dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan.
Perbedaan sistem periodik dengan sistem perpetual :
No
Perbedaan
1.
Pada saat pembelian
barang
2.
Pembelian
Sistem Perpetual
xxx
Utang Usaha/Kas
Pada saat penjualan
barang dagangan
3.
Sistem Periodik
Pada akhir periode
Pituang Usaha
Persediaan
xxx
xxx
Utang Usaha
Piutang Usaha
Penjualan
xxx
xxx
xxx
Penjualan
Diperluka jurnal penyesuaian Tidak
penjualan yakni :
xxx
diperlukan
jurnal
penyesuaian
HPP
xxx
Persediaan
xxx
HPP
xxx
Pembelian
xxx
Persediaan
xxx
HPP
2.
xxx
xxx
Harga Pokok Pembelian
Harga pokok pembelian ditentukan oleh :
1.
Harga pokok barang yang dibeli
2.
Dikurangi retur dan potongan pembelian
3.
Dikurangi potongan tunai pembelian
4.
Tambah biaya angkut pembelian
Penjelasan dari berbagai elemen di atas :
a) Pembelian
Pembelian barang dagangan dengan sistem periodik dicatat dengan mendebit
pembelian dan mengkredit utang dagang atau kas.
Misal :
“Pada 10 Januari 2004, PD Sigma Elektronika membeli barang dagangan berupa TV
21 inchi dari PT. Global sebanyak 10 unit @ Rp 800.000,- dengan syarat 3/15, n/45”
Maka jurnal yang dibuat oleh PD Sigma Elektronika adalah :
Pembelian
Rp 800.000
Utang Usaha
Rp 800.000
b) Retur dan Potongan Pembelian
Dalam pembelian jugterdapat retur dan potongan penjualan.
Misalnya pada 15
Januari 2004, pembelian yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika tidak sesuai
dengan pesanan dan diretur barang sejumlah 2 unit TV. Maka jurnal yang diperlukan
atas transaksi retur tersebut adalah :
Utang Usaha
Rp 1.600.000
Retur dan Potongan Pembelian
Rp 1.600.000
c) Potongan Tunai Pembelian
Syarat pembayaran pembelian sama dengan penjualan. Dalam contoh sebelumnya PD
Sigma elektronika syarat yang digunakan adalah 3/15, n/45. Apabila contoh
sebelumnya dilanjutkan dengan pembayaran oleh PD Sigma Elektronika pada 25
Januari 2004 maka PD Sigma Elektronika akan mendapat potongan pembelian
sebesar 3% dari jumlah Rp 6.400.000 ( 3% x Rp 8.000.000 dikurangi Rp 1.600.000).
Jadi jumlah potongan yang diterima sebesar Rp 192.000,-. Jurnal yang diperlukan
untuk transaksi di atas adalah
Utang Usaha
Rp 6.400.000
Potongan Tunai Pembelian
Rp 192.000
Kas
Rp 6.208.00
d) Biaya Angkut Pembelian
Biaya angkut pembelian terjadi ketika transaksi pembelian yang mengharuskan
pengangkutan barang dari pembeli ke penjual. Biaya angkut pembelian dilakukan
dengan mendebit biaya angkut pembelian dan mengkredit kas, selama transaksi
dilakukan secara tunai. Misal :
“Pembelian yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika menanggung biaya angkut
pembelian sebesar Rp 500.000,-.”
Maka jurnal yang diperlukan adalah :
Beban biaya angkut
Rp 500.000
Kas
3.
Rp 500.000
Harga Pokok Barang Tersedia Siap untuk Dijual
Harga pokok barang tersedia siap untuk dijual dapat diperoleh dari perhitungan harga
pokok pembelian dari seluruh barang yang ada pada awal periode ditambah dengan
dengan persediaan awal periode.
4.
Persediaan Akhir
Pada sistem periodeik, untuk menentukan persediaan akhir dapat digunakan
perhitungan secara fisik terhadap persediaan. Persediaan jumalh persediaan akhir
dilakukan dengan mengalikan antara jumlah fisik barang dengan harga pokok yang
sesuai.
5.
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagangan (Awal)
Rp xxx
Pembelian
Rp xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Beli
Rp (xxx)
Potongan Pembelian
Rp (xxx)
Pembelian Bersih
Rp xxx
Beban Angkut Barang
Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Dibeli
Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual
Rp xxx
Persediaan Barang Dagangan (Akhi)r
Rp (xxx)
Harga pokok penjualan
Rp xxx
2.2.3. Buku Besar dan Neraca Saldo sebelum Penyesuaian
Setelah membuat jurnal umum, maka langkah selanjutnya adalah membuat buku besar dan
dilanjutkan dengan membuat neraca saldo sebelum penyesuaian. Langkah-langkah yang
digunakan dalam menyusun buku besar dan neraca saldo sebelum disesuaikan pada
perusahaan dagang sama halnya dengan perusahaan jasa.
2.2.4. Penyesuaian
Informasi penyesuaian yang dibutuhkan pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda
dengan dengan perussahaan jasa, yang membedakan hanya perhitungan harga pokok
penjualan. Misal “Persediaan barang dagangan pada akhir periode menunjukkan jumlah
Rp 1.300.000,-” maka jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah :
Persediaan barang dagangan akhir
Rp 1.300.000
Harga pokok penjualan
Rp 1.300.000
2.2.5. Necara Saldo setelah Penyesuaian
Setelah membuat jurnal penyesuaian, langkah selanjutnya adalah membuat necara saldo
setelah disesuaikan. Namun langkah-langkah yang digunakan pada perusahaan dagang
sama halnya pada perusahaan jasa.
2.2.6. Neraca Lajur dan Laporan Keuangan
Setelah membuat neraca saldo setelah disesuaikan, langkah selanjutnya adalah membuat
neraca lajur yang bersifat optional bagi perusahaan untuk mempermudah menyusun
laporan keuangan. Penyusunan neraca lajur pada perusahaan dagang sama halnya pada
perusahaan jasa.
Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
posisi keuangan. Cara menyusun dan menyajikan sama halnya dengan perusahaan jasa.
Bedanya adalah pada laporan laba rugi yang terdapat elemen harga pokok penjualan.
2.2.7. Jurnal Penutup dan Neraca Saldo setelah Penutupan
Jurnal penutup yang dibutuhkan perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan
jasa. Bedanya, jika perusahan jasa menggunakan akun pendapatan maka perusahaan
dagang menggunakan akun penjualan untuk ditutup. Selain itu akun retur dan potongan
penjualan, dan potongan penjualan tunai harus di tutup juga. Sedangkan akun beban yang
harus ditutup adalah semua akun beban termasuk harga pokok penjualan.
1.
Penutupan Akun Penjualan
Penjualan
Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi
Iktisar Laba Rugi
Rp xxx
Rp xxx
Potongan Penjualan
2.
3.
Rp xxx
Penutupan Akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi
Rp xxx
Harga Pokok Penjualan
Rp xxx
Beban A
Rp xxx
Beban B
Rp xxx
Beban C
Rp xxx
Beban D
Rp xxx
Penutupan Akun Laba Rugi
Modal Pemilik
Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi
4.
Rp xxx
Penutupan Prive
Modal Pemilik
Prive Pemilik
Rp xxx
Rp xxx
2.3. Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan siklus akuntansi perusahan
dagang maka berikut disajikan contoh transaksi perdagangan yang dilakukan oleh Toko Buku
“Dunia Ilmu” pada juli 2005.
2.3.1 Transaksi dan Jurnal Umum
Juli 1
Pembelian buku ekonomi dari PT Bina Ilmuan sebanyak 50 buku @ Rp 25.000,dengan syarat 2/15, n/45 dan pembayaran biaya angkut pembelian sebesar Rp
90.000,-
3
Pembelian perlengkapan toko seharga Rp 500.000,- secara tunai
5
Dibayar utang dagang sebesar Rp 5.000.000
6
Penjualan buku selama lima hari (1-5) sebesar Rp 1.200.000
8
Pengiriman barang ke PT Bina Ilmuan karena tidak sesuai pesanan sebanyak 8
buku
10
Dijual buku ekonomi kepada lembaga pendidikan “Cendekia” sebanyak 40 buku
@ Rp 30.000,- dengan syarat pembayaran 3/10, n/30
12
Pembayaran kepada PT Bina Ilmuan dan lunas
13
Dibayar biaya langganan koran dan majalah sebesar Rp 45.000,-
15
Penjualan buku selama sepuluh hari (6-15 Juli) sebesar Rp 1.750.000,-
18
Pembelian buku teknik dari PT Insan Pratama sebanyak 120 buku dengan total
harga Rp 2.700.000,- dan syarat pembayaran 3/10, n/30. Biaya angkut
ditanggung oleh penjual
19
Dibayar biaya listirk, air dan telepon sebesar Rp 375.000,-
20
Diterima lunas pembayaran oleh lembaga pendidikan “Cendekia”
23
Tn. Wawan mengambil uang toko untuk keperluan pribadi Rp 500.000,-
24
Pembelian buku-buku sosial dari lembaga penerbitan “Terang Dunia” sebesar Rp
750.000,- dengan tunai
25
Penjualan buku selama 10 hari (15-25 Juli) sebesar Rp 1.200.000
25
Dibayar gaji pegawai bulan Juli sebesar Rp 800.000
28
Dibayar lunas kepada PT Insan Pratama atas transaksi tanggal 18 Juli 2004
31
penjualan buku selama 6 hari (26-31 Jul) sebesar Rp 750.000
Jurnal Umum :
Tgl
1
Rekening & Keterangan
Pembelian
Biaya Angkut
Debit
1.250.000
90.000
Utang Dagang
1.250.000
Kas
3
Perlengkapan Toko
90.000
500.000
Kas
5
Utang Dagang
500.000
5.000.000
Kas
6
Kas
5.000.000
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
8
Utang Dagang
1.200.000
200.000
Retur Pembelian
10
Piutang Dangang
200.000
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
12
Utang Dagang
Kas
Potongan Pembelian
Kredit
1.200.000
1.050.000
1.029.000
21.000
13
Biaya Koran dan Majalah
45.000
Kas
15
45.000
Kas
1.750.000
Penjualan Barang Dagangan
18
Pembelian
1.750.000
2.700.000
Utang Dagang
19
Biaya Listrik, Air dan Tlp
2.700.000
375.000
Kas
20
375.000
Kas
1.164.000
Potongan Penjualan
36.000
Piutang Dagang
23
Prive
1.200.000
500.000
Kas
24
500.000
Pembelian
750.000
Kas
25
750.000
Kas
1.200.000
Penjualan Barang Dagangan
25
Beban Gaji Karyawan
1.200.000
800.000
Kas
28
800.000
Utang Dagang
2.700.000
Potongan Pembelian
81.000
Kas
31
2.619.000
Kas
750.000
Penjualan Barang Dagangan
Total
750.000
23.260.000
23.260.000
2.3.2. Buku Besar
Kas
So 8.500.000
6) 1.200.000
15) 1.750.000
20) 1.164.000
25) 1.200.000
31) 750.000
14.564.000
Saldo 2.856.000
Piutang Dagang
1)
90.000
3)
500.000
5) 5.000.000
12) 1.029.00
13)
45.000
19)
375.000
23)
500.000
24)
750.000
25)
800.000
28) 2.619.000
11.708.000
So 1.300.000 20) 1.200.000
10) 1.200.000
2.550.000
Saldo 1.350.000
Persediaan Barang Dagangan
So
2.700.000
Saldo 2.700.000
Perlengkapan Toko
So
450.000
3)
500.000
Saldo 950.000
Asuransi DDM
So 4.000.000
Iklan DDM
So
Tanah
So 2.700.000
500.000
Peralatan Toko
So 12.000.000
Akm Penyusutan Peralatan Toko
So 600.000
Gedang
So 18.000.000
Akm Penyusutan Gedung
So 6.000.000
Utang Dagangan
5)
5.000.000 So
25.000.000
8)
200.000 1)
1.250.000
12)
1.050.00 18)
2.700.000
28) 2.700.000
28.950.000
8.950.000
Saldo 20.000.000
Modal Tn. Wawan
So 35.000.000
Prive Tn. Wawan
23)
Pembelian
500.000
Potongan Pembelian
1)
1.250.000
12)
21.000
18)
2.700.000
28)
81.000
24)
750.000
Saldo 4.700.000
Saldo 102.000
Retur Pembelian
8) 200.000
Beban Angkut Pembelian
1)
90.000
Penjualan Barang Dagangan
Potongan Penjualan
6)
1.200.000
10)
1.200.000
15)
1.750.000
25)
1.200.000
31)
750.000
20)
36.000
Saldo 6.100.000
Beban Gaji
25)
Beban Listrik, Air dan Tlp
800.000
20) 375.000
Beban Koran dan Majalah
13)
45.000
2.3.3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca Saldo
Per 31 Juli 2004
Nama Akun
Debit
Kas
2.856.000
Piutang Dagang
1.350.000
Persediaan Barang Dagangan
2.700.000
Perlengkapan Toko
Asuransi DDM
Iklan DDM
950.000
4.000.000
500.000
Tanah
20.000.000
Peralatan Toko
12.000.000
Akum Penyusutan Peralatan Toko
Gedung
Kredit
600.000
18.000.000
Akm Penyusutan gedung
6.000.000
Utang dagang
20.000.000
Modal, Tn. Wawan
35.000.000
Prive, Tn. wawan
Pembelian
Potongan Pembelian
500.000
4.700.000
102.000
Retur Pembelian
200.000
Beban Angkut Pembelian
90.000
Penjualan Barang dagangan
Potongan Penjualan
61.000.000
36.000.000
Beban Gaji
800.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
375.000
Beban Koran dan Majalah
45.000
Total
68.902.000
68.902.000
2.3.4. Jurnal Penyesuaian
Informasi penyesuaian :
1. Persediaan barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp 1.300.000,2. Asuransi yang telah terpakai pada periode ini sebesar Rp 500.000,3. Iklan DDM telah kadaluarsa sebesar Rp 250.000,4. Depresiasi aktiva tetap sebesar 5% untuk peralatan toko dan 10% untuk gedung
5. Gahi yang masih harus dibayar sebesar Rp 150.000,6. Perlengkapan toko yang masih tersisa sebesar Rp 350.000,-
No
1a
Ayat Jurnal Penyesuaian
Harga Pokok Penjualan
Debit
2.700.000
Persediaan Brg Dagangan Awal
1b
Harga Pokok Penjualan
2.700.000
4.700.000
Pembelian
1c
Persediaan Brg Dangan Akhir
4.700.000
1.300.000
Harga Pokok Penjualan
1d
Potongan Tunai pembelian
1.300.000
102.000
Harga Pokok Penjualan
1e
Retur Pembelian
102.000
200.000
Harga Pokok Penjualan
1f
Harga Pokok Penjualan
200.000
90.000
Beban Angkut Pembelian
2
Beban Asuransi
90.000
500.000
Asurandi DDM
3
Beban Iklan
Iklan DDM
Kredit
500.000
250.000
250.000
4a
Beban Depr. Peralatan Toko
600.000
Akm Depr. Peralatan Toko
4b
Beban Depr. Gedung
600.000
1.800.000
Akm. Depr. Gedung
5
1.800.000
Beban Gaji
150.000
Utang Gaji
6
150.000
Beban Perlengkapan Toko
600.000
Perlengkapan Toko
600.000
2.3.5. Neraca Lajur
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca Lajur
Per 31 Juli 2004
2.3.6 Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Laba Rugi
Per 31 Juli 2004
Penjualan
6.100.000
Potongan Penjualan
(36.000)
Penjualan Bersih
6.064.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal, 1 Juli 2004
2.700.000
Pembelian
4.700.000
Retur Pembelian
200.000
Potongan Pembelian
102.000
302.000
Pembelian Bersih
Beban Angkut Pembelian
Harga Pokok Pembelian
4.398.000
90.000
4.488.000
Harga Barang Siap Dijual
7.188.000
Persediaan Akhir, 31 Juli 2004
(1.300.000)
Harga Pokok Penjualan
5.888.000
Laba Kotor Penjualan
176.000
Beban Gaji Karyawan
950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
375.000
Beban Koran dan Majalah
45.000
Beban Asuransi
500.000
Beban Iklan
250.000
Beban Depr. Peralatan Toko
600.000
Beban Depr. Gedung
Beban Perlengkapan Toko
1.800.000
600.000
Jumlah Beban Operasi
(5.120.000)
Rugi Bersih
(4.944.000)
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Juli 2004
Modal Awal
35.900.000
Rugi Bersih
(4.944.000)
30.956.000
Prive, Tn Wawan
(500.000)
Modal Akhir
30.456.000
3. Laporan Posisi Keuanga/ Neraca
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca
Per 31 Juli 2004
Aktiva
Jumlah
Passiva
Jumlah
Kas
2.856.000
Utang Dagang
20.000.000
Piutang Dangan
1.350.000
Utang Gaji
Persediaan Brg Dagangan
1.300.000
Total Utang
Perlengkapan Toko
Asuransi DDM
150.000
20.150.000
350.000
3.500.000
Iklan DDM
250.000
Tanah
20.000.000
Modal :
Peralatan Toko
12.000.000
Modal Tn Wawan
30.456.000
Akm Depr. Peralatan Toko
(1.200.000)
Gedung
18.000.000
Akm Depr. Gedung
(7.800.000)
Jumlah Aktiva
50.606.000
Jumlah Passiva
50.606.000
2.3.7. Jurnal Penutup
1. Penutupan Akun-Akun Penjualan
Penjualan
Rp 6.100.000
Ikhtisar Laba Rugi
Ikhisar Laba Rugi
Potongan Penjualan
Rp 6.100.000
Rp
36.000
Rp
36.000
2. Penutupan Akun-akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 11.008.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 5.888.000
Beban Gaji
Rp
950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
Rp
375.000
Beban Koran dan Majalah
Rp
45.000
Beban Asuransi
Rp
500.000
Beban Iklan
Rp
250.000
Beban Depr. Peralatan
Rp
600.000
Beban Depr Gedung
Rp 1.800.000
Beban Perlengkapan Toko
Rp
600.000
3. Penutupan Akun Laba rugi
Modal Tn. Wawan
Rp 4.944.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 4.994.000
4. Penutupan Prive
Modal Tn. Wawan
Rp
Prive Tn. Wawan
500.000
Rp
500.000
2.4. Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dibanding Perusahaan Dagang
Akuntansi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang memiliki beberapa perbedaan,
antara lain :
2.4.1 Siklus Operasi Peruhasaan
Siklus operasi perusahaan dagang jauh lebih panjang dibanding perusahaan jasa.
Tahapan yang memperpanjang siklus ini adalah pembelian barang dagangan yang
harus dilakukan perusahaan sebelum perusahaan tersebut menjualnya kepada
konsumen. Hal ini tidak dijumpai pada perusahaan jasa karena penjualan jasa dapat
dilakukan perusahaan tanpa harus membelinya terlebih dahulu.
Perusahaan Jasa :
Kas
Hasil
Pekerjaan
Tagihan
Dikirimkan
Piutang
Usaha
Perusahaan Dagang :
Tagihan
Dikirimkan
Piutang
Usaha
Kas
Barang
Dikirim
Barang
Diterima
Persediaan
Barang
2.4.2. Pendapatan
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan atau
secara singkat disebut penjualan. Sedangkan pada perusahaan jasa pendapatan
utama adalah penjualan jasa yang disebut sebagai pendapatan jasa.
2.4.3. Beban
Dalam hal beban , perusahaan dagang memiliki dua jenis beban yang disebut beban
pokok penjualan (harga pokok penjualan) dan beban operasi. Sedangkan beban
pada perusahaan jasa hanya ada satu yaitu beban operasi. Beban pokok penjualan
adalah jumlah harga pokok semua barang yang terjual sepanjang periode.
Sedangkan beban operasi adalah semua beban yang dikeluarkan selama kegiatan
perusahaan.
2.4.4. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Misalkan
barang yang telah terjual, pendapatan yang diperoleh akan dilaporkan sebagai
penjualan (sales) dan biaya perolehannya (cost) diakui sebagai beban yang disebut
beban pokok penjualan. Harga pokok penjualan hanya terdapat pada perusahaan
dagang.
2.4.5. Laba Rugi
Pada perusahan jasa laporan laba rugi berisikan pendapatan dikurangi jumlah
beban operasi. Sedangkan pada perusahaan dagang laporan laba rugi berisikan
penjualan bersih ditambah harga pokok penjualan dikurangi jumlah bebab oprasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tidak banyak berbeda dengan perusahaan
jasa. Tetapi ada beberapa akun dan prosedur yang membedakan antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang. Prosedur yang membedakan adalah harga pokok penjualan, harga pokok
barang tersedia siap untuk dijual , persediaan akhir, dan harga pokok penjualan.
Selain itu ada beberapa akun yang tidak ditemukan pada akuntansi perusahaan jasa.
Akun-akun tersebut antara lain akun retur penjualan, retur pembelian, beban angkut
pembelian, dan penjualan. Akun penjualan merupakan akun untuk mencatat pendapatan atas
penjualan barang. Akun ini disebut akun pendapatan jasa pada akuntansi perusahaan jasa.
Laporan keuangan pada akuntansi perusahaan dagang dan jasa memiliki hanya
berbeda pada laporan laba rugi. Sebab laporan laba rugi pada akuntansi perusahaan dagang
melibatkan perhitungan harga pokok penjualan untuk mendapatkan laba atau rugi neto.
Sedangkan untuk laporan posisi keuangan dan laporan perubahan modal baik pada akuntansi
perusahaan dagang maupun jasa sama.
Daftar Pustaka :
Warren, C.S., Reeve, J.M., dan Fess, P.E. 2011. Accounting.24thEdition. SouthWestern,
Thomson,USA.
Jusup, Al., Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Yogyakarta.
Hery, S.E., M.Si.2013.Akuntansi Jasa dan Dagang Praktis dengan Contoh Soal.Gava Media.
Yogyakarta.
Masyhad, Sigit Hermawan.2006. Akuntansi untuk Perusahaan Jasa dan Dagang. Graha Ilmu.
Yogyakarta.