LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I INDONESIA

Laporan Praktikum Biokimia I

NAMA

: WAWA ANISA ADE

NIM

: 06101381419045

KELOMPOK

: II

Dosen Pengasuh :
Made Sukaryawan, M.Si
Desi, S.Pd, MT

Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya

2016

I.

Percobaan Ke

:2

II.

Judul Percobaan

: Uji Protein

III.

Tujuan Percobaan

: Mengamati perubahan yang terjadi terhadap larutan
protein dengan uji biuret


IV.

Dasar Teori
Protein adalah salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Sama seperti

karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Protein terdiri dari rantai polipeptida
panjang, yang disusun oleh 100 sampai 1000 unit asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida .Protein tersusun atas polimer dari sekitar asam amino yang berlainan yang kemudian
disambungkan oleh ikatan peptida. Perbedaan protein dapat mempunyai sifat kimia yang
berbeda pula dan struktur sekunder dan tersiernya yang sangat berbeda. Sifat-sifat dan fungsi
protein ditemukan oleh jenis dan urutan asam amino. Protein adalah polimer dari asam amino
dan merupakan penyusun sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat
tinggi .Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengamati perubahan yang terjadi
pada larutan protein, seperti menggunakan uji biuret misalnya.
Seprti yang kita ketahui bahwa Tes biuret adalah salah satu cara yang digunakan
untuk mengidentifikasi adanya protein, di dalam larutan basa biuret yang akan menunjukan
warna violet dengan CuSO4 terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari
rantai peptida pada suasana basa. Diketahui juga bahwa pada pengendapan dengan logam ,
protein mempunyai daya untuk menawarkan racun. Apabila terdapat garam-garam anorganik

dengan persentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan proteinnya akan berkurang,
dan dapat mengakibatkan pengendapan.
Tingkatan struktur dasar protein terdiri dari :struktur primer, sekunder, tersier, dan
kuartener.Ikatan antar asam amino ialah ikatan peptida, maka dari itu struktur proteinnya juga
akan memperlihatkan ikatan peptida yang urutannya diketahui.Sebagian besar fungsi protein
berguna untuk menyusun tubuh dan sebagai katalisator atau enzim yang menyebabkan reaksireaksi tertentu

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai cirri yang sama, gugus
karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu
dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik,
dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik melibatkan
gugus R-nya (Girindra,1986).
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi
berdasarkan gugus R-nya, Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam
amino essensial yaitu Valin, Leusin, Isoleusin, Metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin,
dann Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia
sehingga harus didapatkan dari luar seperti misalnya pada makanan dan zat nutisi lainnya
(Girindra,1986).
Fungsi Biologi Protein
 Enzim

 Protein Transport
 Protein Nutrien dan Penyimpan
 Protein Kontraktil atau Motil
 Protein Struktural
 Protein Pertahanan
 Protein Pengatur .
 Protein lain

V.

Alat dan Bahan

Alat :

Bahan :

-

Beker Gelas


-

Pipet tetes

-

Larutan putih telur 1-5%

-

Gelas ukur

-

Larutan susu 1-5%

-

Tabung reaksi


-

Larutan NaOH 0,1 M

-

Rak tabung reaksi

-

Reagent biuret

VI.

Prosedur percobaan

 Putih Telur
-Tambahkan 1 mL NaOH 2,5 N kedalam 3 mL larutan putih telur 1% dan diaduk
-Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M, aduk
-(jika tidak timbul warna) maka tambahkan lagi CuSO 4. Lakukan untuk 2-5%

berikutnya.
 Susu
-Tambahkan 1 mL NaOH 2,5 N kedalam 3 mL larutan susu 1% dan diaduk.
-Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M, aduk
- (jika tidak timbul warna) maka tambahkan lagi CuSO 4. Lakukan untuk 2-5%
berikutnya.

VII. Hasil Pengamatan
No

Uji

Prosedur

Hasil Pengamatan

Protein
Putih Telur

Percobaan


1.

Putih
Tambahkan 1 mL
NaOH

2,5

kedalam

3

N
mL

larutan putih telur
1%

dan


diaduk.

telur

1%

Kesimpulan

(tidak Hasil yang didapat

berwarna) + 1 mL NaOH (+) dan mengandung
(tidak berwarna)

tidak protein didalam putih

berwarna + 6 tetes CuSO4 telur.
(Biru muda)

ungu


muda

Tambahkan setetes
CuSO4
aduk

0,01
jika

M,
tidak

timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Putih

Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan putih telur
2%

dan

diaduk.

telur

2%

(tidak Hasil yang didapat

berwarna) + 1 mL NaOH (+) dan mengandung
(tidak berwarna)

tidak protein didalam putih

berwarna + 6 tetes CuSO4 telur.
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 1%.
Tambahkan setetes
CuSO4
aduk

0,01
jika

M,
tidak

timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Putih
Tambahkan 1 mL
NaOH

2,5

kedalam

3

N
mL

larutan putih telur
3%

dan

diaduk.

telur

3%

(tidak Hasil yang didapat

berwarna) + 1 mL NaOH (+) dan mengandung
(tidak berwarna)

tidak protein didalam putih

berwarna + 6 tetes CuSO4 telur.
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 2%.

Tambahkan setetes
CuSO4
aduk

0,01
jika

M,
tidak

timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Putih
Tambahkan 1 mL
NaOH

2,5

kedalam

3

N
mL

larutan putih telur
4%

dan

diaduk.

telur

4%

(tidak Hasil yang didapat

berwarna) + 1 mL NaOH (+) dan mengandung
(tidak berwarna)

tidak protein didalam putih

berwarna + 6 tetes CuSO4 telur.
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 3%.

Tambahkan setetes
CuSO4
aduk

0,01
jika

M,
tidak

timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Putih
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan putih telur

telur

5%

(tidak Hasil yang didapat

berwarna) + 1 mL NaOH (+) dan mengandung
(tidak berwarna)

tidak protein didalam putih

berwarna + 6 tetes CuSO4 telur.

(Biru muda)
5%

dan

diaduk.

ungu

lebih tua dari 4%.

Tambahkan setetes
CuSO4
aduk

0,01
jika

M,
tidak

timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
2.

Susu

Susu 1% (putih keruh) + 1 Hasil yang didapat
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan susu 1% dan
diaduk. Tambahkan

mL

NaOH

berwarna)

(tidak (+) dan mengandung
tidak protein didalam susu.

berwarna + 4 tetes CuSO4
(Biru muda)

ungu

muda.

setetes CuSO4 0,01
M, aduk jika tidak
timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Susu 2% (putih keruh) + 1 Hasil yang didapat
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan susu 2% dan
diaduk. Tambahkan

mL

NaOH

berwarna)

(tidak (+) dan mengandung
tidak protein didalam susu.

berwarna + 4 tetes CuSO4
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 1%.

setetes CuSO4 0,01
M, aduk jika tidak
timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Susu 3% (putih keruh) + 1 Hasil yang didapat
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan susu 3% dan
diaduk. Tambahkan

mL

NaOH

berwarna)

(tidak (+) dan mengandung
tidak protein didalam susu.

berwarna + 4 tetes CuSO4
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 2%.
setetes CuSO4 0,01
M, aduk jika tidak
timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Susu 4% (putih keruh) + 1 Hasil yang didapat
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan susu 4% dan
diaduk. Tambahkan

mL

NaOH

berwarna)

(tidak (+) dan mengandung
tidak protein didalam susu.

berwarna + 4 tetes CuSO4
(Biru muda)

ungu

lebih tua dari 3%.

setetes CuSO4 0,01
M, aduk jika tidak
timbul warna maka
tambahkan

lagi

CuSO4.
Susu 5% (putih keruh) + 1 Hasil yang didapat
Tambahkan 1 mL
NaOH
kedalam

2,5
3

N
mL

larutan susu 5% dan
diaduk. Tambahkan
setetes CuSO4 0,01
M, aduk jika tidak
timbul warna maka
tambahkan
CuSO4.

VIII. Persamaan reaksi
Uji Biuret

lagi

mL

NaOH

berwarna)

(tidak (+) dan mengandung
tidak protein didalam susu.

berwarna + 4 tetes CuSO4
(Biru muda)
lebih tua dari 4%.

ungu

IX.

Analisa Data
Rumus pembuatan larutan protein (sampel yang diuji) dari larutan
induknya.
% larutan=

Vzat terlarut
×100 %
Vpelarut

A. Pembentukan larutan protein kuning telur dengan
konsentrasi 1% - 5%
Larutan Induk
 Volume susu murni

= 45 ml

Perbandingan kuning telur murni : aquadest

= 1 : 5 (dicampur

dan disaring).
Dengan menggunakan rumus diatas. Didapatkan larutan kuning
telur yang dibutuhkan:
 Larutan 1 (1% larutan susu)
dimasukkan ke dalam labu
250 ml + aquadest sampai garis
batas).

=

2,5

ml

susu
ukur

 Larutan 2 (2% larutan susu)

= 5 ml susu (dimasukkan

ke dalam labu

ukur 250 ml +

aquadest sampai garis
batas).
 Larutan 3 (3% larutan susu)

=

7,5

(dimasukkan ke dalam

ml

susu

labu ukur

250 ml + aquadest sampai

garis

batas).
 Larutan 4 (4% larutan susu)

= 10 ml susu (dimasukkan

ke dalam labu

ukur 250 ml +

aquadest sampai garis
batas).
 Larutan 5 (5% larutan susu)

=

12,5

(dimasukkan ke dalam

ml

susu

labu ukur

250 ml + aquadest sampai

garis

batas)
B. Pembentukan larutan putih telur dengan konsentrasi 1% 5%
Larutan Induk
 Volume putih telur murni

= 50 ml

Perbandingan putih telur murni : aquadest

= 1 : 5 (dicampur

dan disaring).
Dengan menggunakan rumus diatas , Didapatkan larutan putih
telur yang dibutuhkan:


Larutan 1 (1% larutan putih telur)
(dimasukkan
labu ukur 250 ml +
aquadest sampai garis batas).

= 2,5 ml putih telur
ke

dalam



Larutan 2 (2% larutan putih telur)
(dimasukkan

= 5 ml putih telur
ke dalam

labu ukur 250 ml +
aquadest sampai garis batas).


Larutan 3 (3% larutan putih telur)
(dimasukkan

= 7,5 ml putih telur
ke dalam

labu ukur 250 ml +
aquadest sampai garis batas).


Larutan 4 (4% larutan putih telur)
(dimasukkan

= 10 ml putih telur
ke dalam

labu ukur 250 ml +
aquadest sampai garis batas).


Larutan 5 (5% larutan putih telur)

= 12,5 ml putih

telur
(dimasukkan ke dalam labu
ukur 250 ml + aquadest
sampai garis batas).
C. Pembentukan Larutan NaOH 2,5 N
Volume larutan yang akan dibuat = 250 ml
2,5=

x g r 1000
×
40
250 ml

2,5

25000

=

1000(x gr )
10000 ml

= 1000 (x gr)
x=

25000
1000 = 25 gram

Massa NaOH2,5 N yang dibutuhkan = 25 gram (dimasukkan
kedalam labu ukur 250 ml + aquadest).

D. Pembentukan Larutan CuSO4. 5H2O 0,01 N
Volume larutan yang akan dibuat = 250 ml
x gr
1000
0,01 N= 249,7 × 250ml
2

0,01

312,125

1000(x gr )
= 62425 ml
2
= 1000 (x gr)

312,125
x = 1000 ml = 0,31 gram
Massa CuSO4. 5H2O 0,01 N yang dibutuhkan = 0,31 gram
(dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml + aquadest).

X.

Pembahasan

Dari percobaan yang telah kami lakukan pada reaksi biuret dihasilkan larutan yang berwarna
ungu. Larutan protein sebanyak 3 mL yang di tambahkan dengan NaOh 1 mL dibuat alkalis,
kemudian ditambah CuSO4 encer. Setelah di ditambah CuSO4 encer tersebut dihasilkan
warna ungu ini menandakan bahwa reaksi yang diujikan positif. Perubahan warna menjadi
violet atau ungu saat di reaksi kan dengan CuSO4 ini di sebabkan oleh terbentuknya kompleks
Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Semakin
banyak CuSO4 yang di berikan maka akan semakin terang juga warna ungu yang di hasilkan,
ini tidak hanya berlaku untuk larutan putih telur saja, akan tetapi pada semua larutan protein
yang lain .Saat dilakukan penambahan NaOH 2,5 M protein pada larutan terlihat mengendap
pada larutan yang diujikan,terlihat dari warna larutan yang awalnya keruh berubah menjadi
jernih, ini juga sebagai salah satu perbedaan yang sangat jelas dengan larutan susu , putih
telur berwarna ungu bening sedangkan kuning telur berwarna ungu keruh.Pada saat
ditambahkan CuSO4 0,01 M sebanyak 1 tetes menghasilkan perubahan pada larutan susu

yakni larutan tersebut tidak tercampur merata ,warna ungu yang dihasilkan juga hanya berada
pada permukaan saja.

XI.
1

Kesimpulan
Reaksi uji biuret ini positif karena di tandakan dengan warna ungu pada larutan yang di
ujikan

2

Degradasi warna yang di hasilkan di sebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan

3

Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein pada suatu
larutan yang ditunjukkan oleh adanya warna ungu

4 Konsentrasi yang berbeda disebabkan perbedaan banyaknya asam amino yang terikat pada
ikatan peptida.
5

Pada uji biuret ini berbedaan yang terlihat jelas terdapat pada warna, putih telur berwarna
ungu bening sedangkan kuning telur berwarna ungu keruh.

Daftar Pustaka
Arbianto, Purwo. 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
Hikmayani, Risky. 2014. Reaksi Uji Protein.
http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2014/02 /biokimia-reaksi-uji-protein.html.
(Diakses pada tanggal 14 September 2016).
Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Panji. 2015. Uji Biuret. http://www.edubio.info/2013/11/uji-biuret.html. (Diakses pada
tanggal 213 September 2016).
Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI

LAMPIRAN I
Uji Biuret
1. Warna apa yang terjadi?
2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4?
3. Mengapa garam amonium mengganggu?
4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif?
Jawab :
1. Warna yang terjadi yaitu warna ungu.

2. Karena jika terjadi kelebihan CuSO4 maka akan terbentuknya garam amonium.
3. karena akan mengganggu pada saat pengamatan untuk mendapatkan hasil uji
4. yaitu Histidin, Serin, Threonin merupakan zat-zat lain selain protein yang dapat

memberikan uji buret positif.

LAMPIRAN II