Kelompok 1 Hutang Jangka Pendek Provisi dan Kontigensi

MAKALAH
HUTANG LANCAR, KONTINJENSI DAN PROVISI

Disusun Oleh
Kelompok 1
Fandi Baskoro

(1603501033)

Septiana Dwi Kartika (1603501040)
Tiara aulia Bakti

(1603501003)

Wilian Arya Yoga

(1603501043)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019


1

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “HUTANG LANCAR,
KONTINJENSI DAN PROVISI”
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu MARIA SURYANINGSIH SE, M.Ak
yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang juga sudah memberi arahan, baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih
memahami lagi tentang hutang lancar, kontijensi, dan provisiuntukmemperlancar proses
pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, mohon maaf jika
dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Jakarta, 25 Januari 2018

Penulis
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................4
Rumusan Masalah..............................................................................................4
Tujuan Makalah..................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................5
LIBIALITAS JANGKA PENDEK.....................................................................5
Pengertian Hutang dan Hutang Lancar...........................................................5
Jenis – jenis Hutang Lancar............................................................................6
KONTINJENSI................................................................................................11

Keuntungan Kontinjensi................................................................................11
Kerugian Kontinjensi....................................................................................11
PROVISI..........................................................................................................12
Warranty (Garansi)........................................................................................12
Perkara Hukum (Law Suit)...........................................................................13
Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)..................................................13
Restrukturisasi...............................................................................................14
BAB III................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

3

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam akuntansi, kita mengenal tiga hal yang sangat sering dibahas dan menjadi dasar. Yaitu
aset, modal, dan kewajiban atau hutang. Hutang dipahami sebagai hal-hal yang menjadi beban

atau kewajiban perusahaan. Namun, hutang ternyata bukan hanya dalam artian seperti itu.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan memahami salah satu jenis hutang yaitu hutang lancar.
Menurut FASB, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang
yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat ransaksi masa lalu. Menurut IAI, kewajiban merupakan hutang
perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi ( Ghozali dan Chairiri , 2007). Menurut Munawir (2004) hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal dari kreditor. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang
digunakan olehperusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam
pengambilan keputusan akanpenggunaan hutang ini harus mempertimbangkan
besarnya biaya tetap yang muncul darihutang berupa bunga yang akan
menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangandan semakin tidak
pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.
A.

Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.

B.

Definisi hutang dan hutang lancar
Keuntungan kontinjensi
Kerugian kontinjensi
Penyajian dan analisis

Tujuan Makalah
1.
2.
3.
4.

Menjelaskan tentang definisi hutang dan hutang lancar,
Menjelaskan bagaimana,

Menjelaskan,
Menjelaskan.

4

5

BAB II
PEMBAHASAN

1. LIBIALITAS JANGKA PENDEK

Pengertian Hutang dan Hutang Lancar
Sebelum membahas mengenai hutang lancar, maka terlebih dahulu kita perlu memahami lebih
dalam mengenai hutang itu sendiri. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, yang umumnya berupa pembayaran uang dan
penyerahan produk pada waktu yang telah disepakati bersama. Namun hutang tidak selalu
berarti hal yang negatif. Tidak berarti perusahaan yang memiliki hutang berarti sedang berada
dalam keadaan yang tidak baik dan akan mengalami kerugian. Justru ada beberapa saat
dimana perusahaan diharuskan mengambil pinjaman atau memiliki hutang, misalnya untuk

kepentingan permodalan usaha perusahaan.
Hutang dalam akuntansi dianggap sebagai pengorbanan ekonomis yang bertujuan untuk
kepentingan masa depan, dengan berbentuk penyerahan aset (terutama dana atau uang) atau
produk yang dibuat perusahaan. Penyerahan aset ini merupakan bagian dari transaksi yang
dibuat di masa lalu, antara satu perusahaan dengan pihak lain, yang menyebabkan adannya
tanggungan kewajiban berupa hutang. Pihak lain yang terkait bisa berupa klien perusahaan,
bank, dan pihak-pihak lain.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa karakteristik dari hutang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Merupakan kewajiban yang berasal dari transaksi masa lalu.
Dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan mata uang yang diterima umum.
Memiliki nominal yang pasti dan dapat ditaksir jumlahnya.
Menyertakan aktiva atau aset yang dapat diterima di masa mendatang.

Diketahui dengan jelas pihak yang meminjam dan memberi pinjaman.
Diketahui dengan jelas tanggal jatuh tempo.
Tidak dapat membatalkan atau melepaskan diri dari kewajiban.

Setelah memahami karakteristik hutang, tentunya kita lebih mengerti apa itu hutang
perusahaan. Hutang memiliki dua macam dalam akuntansi, hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang.
Seperti yang diulas sebelumnya, pengertian hutang lancar adalah hutang perusahaan yang
harus dibayar dalam tempo satu tahun. Namun bisa juga temponya kurang dari satu tahun,
tergantung bagaimana siklus operasional perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan mengacu
pada Standar Akuntansi Keuangan atau SAK, hutang lancar adalah “hutang yang
pelunasannya menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang
lancar baru.”
6

Hutang Lancar (Current Liabilities) : Hutang lancar adalah hutang yang harus dibayar dalam
periode atau jangka waktu satu tahun. Hutang lancar akan dibahas lebih mendalam dalam
tulisan ini.
Hutang Jangka Pendek adalah Utang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun
dengan menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar atau yang menimbulkan

utang lancar itu sendiri.Utang itu sendiri adalah pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan
oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian
jasa yang disebabkan oleh tindakan atau tansaksi pada masa sebelumnya.
Karena pembayaran atau pelunasan hutang lancar biasanya mengggunakan aktiva lancar,
dalam akuntansi terdapat istilah rasio lancar (current ratio). Rasio lancar adalah perbandingan
ukuran antara hutang lancar dengan aktiva lancar, yang digunakan para kreditur atau pemberi
pinjaman untuk menilai apakah pihak yang akan diberi pinjaman memiliki kemampuan untuk
melunasi hutang lancar mereka atau tidak. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Begitu diketahui rasio lancar dari perusahaan yang hendak diberi pinjaman dan dirasa tidak
ada masalah, maka pemberi pinjaman pun memberikan pinjaman sejumlah dana dengan
kesepakatan atau perjanjian yang disetujui kedua belah pihak. Perjanjian tersebut biasanya
berisi nominal hutang, pihak pemberi dan penerima hutang, dan jatuh tempo hutang.
Perjanjian perlu dibuat secara tertulis dan disimpan oleh kedua belah pihak, guna menghindari
terjadi masalah atau sengketa di lain hari.

Jenis – jenis Hutang Lancar
Setelah memahami apa itu hutang lancar, selanjutnya kita perlu memahami apa saja yang
termasuk ke dalam hutang lancar. Hutang lancar dikelompokkan pada dua kelompok, yaitu
hutang dapat ditentukan jumlahnya dan hutang yang dapat ditaksir jumlahnya. Masing-masing
hutang ini memiliki berbagai macam hutang di dalamnya.

1.

Hutang yang Dapat Ditentukan Jumlahnya
Yang dimaksud dengan hutang ini adalah segala hutang atau kewajiban yang jumlah
nominal hutang dan waktu jatuh tempo sudah diketahuhi dengan pasti oleh kedua belah
pihak. Berikut beberapa macam hutang yang termasuk pada kelompok pertama ini:
a. Hutang Dagang
Hutang dagang merupakan hutang yang muncul dari kegiatan operasional dan
ekonomi perusahaan, yaitu kegiatan usaha pokok perusahaan, yang terjadi secara
berulang. Hutang dagang muncul karena adanya perbedaan waktu dalam melakukan
penyerahan produk (barang atau jasa) dengan pembayaran produk tersebut (jangka
waktu kredit). Jangka waktu kredit biasanya dinyatakan sebagai syarat pembayaran,
misalnya 3/10, n/30.
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2001, Rahmat membeli barang niaga secara kredit seharga
Rp 320.000.
Jurnal:
7

2 Jan Pembelian

Hutang dagang

320.000
320.000

b. Hutang Deviden
Sesuai dengan namanya, hutang deviden merupakan dana yang harus diberikan
perusahaan kepada pemegang saham karena adanya deviden atau pengumuman
pembagian laba perusahaan. Pada tanggal pengumuman deviden, perusahaan jadi
memiliki kewajiban atau hutang yang harus dibayarkan pada para pemegang saham.
Hutang deviden dibayar tunai dalam jangka satu tahun setelah pengumuman deviden.
c. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah hutang yang disertakan atau didukung dengan surat pernyataan
hutang, atau surat peryataan sanggup membayar. Yang termasuk wesel bayar adalah
wesel yang dibuat dalam kegiatan operasional perusahaan, pinjaman yang disertai
wesel, dan hutang wesel jangka panjang yang akan segera jatuh tempo.


Wesel berbunga

Merupakan utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai
nominal wesel ditambah dengan bunga.
Misalkan Bank duta Pertiwi menyetujui untuk member pinjaman sebesar
Rp10.000.000 pada tanggal 1 oktober 1992. Untuk itu Bank minta kepada CV Progo
untuk menandatangani perjanjian dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan.
Apabila wesel berbunga, maka jumlang uang yang diterima CV Progo setelah wesel
ditandatangani adalah sebesar nilai nimonal wesel tersebut. Jurnal yang dibuat oleh
CV Progo pada tanggal 1 Oktober 1992 adalah sebagai berikut:
Okt. 1 Kas

10.000.000
Utang wesel
10.000.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%,4 bulan)
Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal
tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat
jurnal penyesuaian untuk mencatat hutang bunga sebesar Rp300.000 (Rp10.000.000 x
12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan oktober sampai dengan Desember 1992. Jurnal
penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:
Des. 31 Biaya Bunga
Utang Bunga
(untuk mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)

300.000
300.000

8

Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominaldan bunga wesel pada tanggal 1
febuari 1993 (tanggal jatuh tempo wesel) adalah sebagai berikut:
Feb. 1 Utang wesel
10.000.000
Utang bunga
300.000
Biaya bunga
100.000
Kas
(untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)

10.400.00

Pada tanggal jatuh tempo, CV Progo harus membayar terdiri dari nilai nominal wesel
Rp10.000.000 ditambah biaya bunga Rp 400.000 (Rp10.000.000x12%x4/12). Pada
saat pelunasan biaya bunga diperhitungkan hanya satu bulan, sebab biaya bunga untuk
periode oktober sampai desember 1992 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode
tahun lalu.


Wesel tak berbunga

Wesel tak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat
bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Contoh: CV progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp. 10.400.000 jangka
waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk bank Duta pertiwi. nilai tunai wesel adalah Rp.
10.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas
Diskonto utang wesel
Utang wesel

10.000.000
400.000
10.400.000

(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel 4 bulan tanpa bunga)
d. Hutang Biaya
Hutang biaya mencakup hutang atas biaya-biaya yang masih harus dibayar. Dengan
kata lain, manfaat dari biaya tersebut sudah digunakan dalam satu periode, namun
biayanya belum dibayar. Pencatatan hutang biaya dimasukkankedalam rekening biaya
yang masih harus dibayar.
e. Uang Muka dan Jaminan yang Dapat Diminta Kembali
Uang muka disebut juga down payment, yang merupakan pembayaran di muka atau di
awal sebelum barang atau jasa diberikan. Selama brang atau jasa yang diinginkan
konsumen belum diberikan, maka uang muka tersebut termasuk hutang lancar. Begitu
juga dengan jaminan sementara atau yang dapat ditarik kembali, karena jaminan
tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu.

f. Hutang Gaji dan Upah
Sesuai dengan namanya, hutang gaji dan upah adalah hutang yang masih harus
dibayarkan untuk gaji dan/atau upah pegawai. Hutang gaji dan upah berarti masih ada
9

gaji pegawai yang belum dibayarkan tuntas, yang masih harus diberikan pada pegawai
yang bersangkutan.
g. Hutang Bonus
Hutang bonus adalah bonus yang belum dibayarkan kepada pegawai. Bonus juga
diberikan berdasarkan gaji pokok pegawai, atau berdasarkan laba yang didapat
perusahaan. Perhitungan bonus dapat dilakukan dengan cara menghitung laba sebelum
pajak dan bonus, laba sesudah bonus tapi sebelum pajak, serta laba bersih setelah
bonus dan pajak.
2.

Hutang yang Dapat Ditaksir Jumlahnya
Hutang ini merupakan hutang yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun dapat
ditaksir jumlah atau nominalnya. Hutang dalam kelompok ini hanya dapat ditaksir
jumlahnya meskipun transaksi atau peristiwa yang terkait sudah terjadi. Berikut beberapa
macam hutang yang termasuk dalam kelompok ini:
a. Hutang Pajak Penghasilan
Merupakan jumlah pajak yang terhutang kepada pemerintah atas besarnya gaji
karyawan yang terkena pajak penghasilan.
Contoh: Pada tanggal 25 maret 1992, PT Kelud menjual barang seharga 10.000. atas
penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPH) sebesar 10%
sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi 11.000.
Jurnal yang dibuat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Maret 25 Kas
Penjualan
Utang PPN

11.000
10.000
1000

b. Hutang pajak penjualan
Merupakan hutang atas pajak yang dipungut dari pembeli ketika penjualan terjadi.
Pajak penjualan dibebankan kepada pembeli sebesar persentase penjualan terjadi.
Contoh: Pada tanggal 11 Maret 1961, Boy melakukan penjualan computer sebesar
$200.000 dengan PPN sebesar 10% dari harga perolehan.
Jurnal
11 Mar Kas
220.000
Penjualan
200.000
Untang Pajak Penghasilan
20.000

c. Hutang pajak propeti
10

Unit pemerintahan lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber
utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai ditetapkan atas properti
pada nialai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau
hak gadai terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. Hak gadai atau
jaminan ini merupakan kewajiban bagi pemilik properti dan merupakan biaya jasa dari
properti semacam itu.
Profesi akuntansi dalam mempertimbangkan berbagai periode pembebanan pajak
properti dan bagaimana kewajiban itu harus dilaporkan, berpendapat bahwa pada
umumnya dasar yang paling dapat diterima untuk pajak properti adalah akrual bulanan
pada pembukuan wajib pajak slama periode fiskal dari otoritas pajak yang
menggunakan pajak itu.
d. Hutang Hadiah
Yang dimaksud dengan hutang hadiah adalah hadiah yang diberikan perusahaan dalam
jumlahterbatas melalui penyerahan kupon oleh konsumen. Hutang ini belum terjadi,
namun akan menjadi biaya ketika terjadi penjualan produk dan konsumen mendapat
kupon hadiah. Kupon hadiah yang beredar ini merupakan hutang yang ditanggung
perusahaan, yang jumlahnya ditaksir oleh perusahaan.
e. Hutang Garansi
Perusahaan adakalanya memberikan garansi kepada konsumen untuk memperbaiki
kerusakan atau kekurangan suatu produk, guna mempertahankan kualitas produk.
Garansi ini tidak diketahui jumlah pastinya, namun harus ditaksir jumlahnya karena
merupakan biaya yang akan dikeluarkan atau ditanggung perusahaan.

11

KONTINJENSI
Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan
terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang
akan datang.

Keuntungan Kontinjensi
Jeniskeuntungankontinjensi yang khasadalah:
a)
Penerimaan yang mungkinatasuangdarihadiah, sumbangan,
bonus, dan lain sebagainya,
b)
Kemungkinanpengembalian
dana
daripemerintahataskelebihanpajak,
c)
Penundaankasuspengadilan
yang
hasilnyamungkinmenguntungkan,
d)
Kerugianpajak yang dikompensasikedepan.

Kerugian Kontinjensi
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
a) Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :
 Periode waktu penyebab dasar tindakan.
 Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
 Estimasi layak mengenai jumlah kerugian.
b)
Biaya Garansi dan Jaminan; jaminan (garansi produk) adalah
janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi
kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan
oleh manufaktur sebagai teknik promosi penjualan. Metode dasar akuntansi yang
digunakan untuk biaya jaminan adalah metode dasar kas dan metode akrual.
c) Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga
kecil, mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang
ditebus untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.
Untuk mengilustrasikan kewajiban garansi, asumsi bahwa perusahaan sepanjang bulan
agustus 2008 telah melakukan penjualan produk senilai 120.000.000. dalam hal ini,
perusahaan memberikan jaminan atau garansi selama satu tahun penuh kepada
pembeli atas kemungkinan terjadinya kerusakan produk yang bukan diakibatkan oleh
kesalahan pembeli. Berdasarkan pengalaman masa lampau, diketahui bahwa besarnya
rata – rata biaya yang dikelurkan untuk memperbaiki kerusakan produk selama masa
garansi adalah 6% dar nilai jual.
Jurnal dari transaksi tersebut yaitu :

12

31 Agustus 2008
Beban garansi produk
Utang garansi produk
(6% x 120 juta )

7.200.000
7.200.000

PROVISI
Provisiadalahliabilitas yang belumpastijumlahmaupunwaktunya. Yang
membedakanprovisidenganliabilitasjangkapendeklainnyaadalahmengenaiwaktudanjumlahnya
yang belumpasti.
Beberapacontohprovisiadalahsebagaiberikut :

1. Warranty (Garansi)
Warranty expense/liabilities timbuldariperistiwa masa laluyaitupenjualanproduk,
megakibatkantimbulnyakewajibankini yang
membutuhkanaliransumberdayauntukmelunasinya,
namunjumlahklaimdankapanklaimdilakukanmasihbelumpasti.
Makaentitaswajibmencatatprovisidengandasarpengalaman masa laluterkaitpenjualanproduk
yang sama.
Contohkasus :
PT ABC menjualprodukberupa CD player. Berdasarkanpengalaman masa
laludiperolehfaktabahwauntuk rata-rata 1000 produk yang dijualdalamsetahun :
– BiayauntukklaimgaransikerusakanberatadalahsebesarRp. 10.000.000 denganprobabilitas
10%
– BiayauntukklaimgaransikerusakanberatadalahsebesarRp. 20.000.000 denganprobabilitas
30%
– Probabilitaspelanggantidakmelakukanklaimadalah 60%.
Dari fakta di atasdapatdihitungestimasibiayagaransisebesar 10% (10.000.000) + 30%
(20.000.000) + 60% (0) = Rp. 7.000.000. danentitasdapatmenjurnal :
Warranty Expense (BiayaGaransi)
Warranty Payable (DibayarGaransi/Provisi)

7.000.000
7.000.000

2. PerkaraHukum (Law Suit)
13

PT XYZ
sedangmengalamiperkarapengadilankarenamasalahhakciptadanposisiperkaramemberatka
nperusahaan. Berdasarkanpendapathukumpengacaraperusahaandidapat 3
kemungkinanhasildariperkaratersebutsebagaiberikut :

PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 1,000,000 dalamjangkawaktu 2 tahun
(probabilitas : 60%, peluangterjadinya paling mungkin).

PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 2,000,000 dalamjangkawaktu 3 tahun
(probabilitas 10%, worst scenario).

PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 500,000 dalamjangkawaktu 1 tahun
(probabilitas 30%, best scenario).
Dengantingkatbungadiskonto 5%, makabesarnyaprovisi yang
dapatdiakuientitasdapatdiukursebagaiberikut :

Dibulatkanmenjadi $ 860,000, makajurnal yang dicatatadalah :
Legal Expense
Legal obligation (Provisi)

860,000
860,000

3. Onerous Contract (KontrakMemberatkan)
Adalahkontrakdimanabiaya yang
takdapatterhindarkanuntukmelaksanakankontraktersebutmelebihimanfaat yang diperoleh.
Contoh : PT DEF menyewatanahdanbangunandari PT RST selama 4
tahundenganbentuksewaoperasidanmenjalankanproduksinya di tempatitu. Padatahunke 2,
PT DEF karenapertimbangantertentumemindahkanpabriknyaketempatlain,
namuntidakdapatmembatalkansewaoperasidengan PT RST untuksisa 2 tahun. Demikian
juga PT DEF tidakdapatmenyewakantanahdanbangunantersebutkepadapihak lain
(sublease). Karena kondisitersebutmaka PT DEF dapatmencatatsisabebansewa 2
tahuntersebutsebagaiprovisipadatanggalneraca

14

4. Restrukturisasi
Restrukturisasimenimbulkankewajibankonstruktifberupapembayaranpesangonuntukka
ryawan yang di-PHK ataudipindahtugaskan.
Entitasdapatmencatatprovisiataskewajibankonstruktif yang
timbuljikaentitastelahmemilikirencana formal yang detail terkaitrestrukturisasi yang
meliputi :
– Bisnisataubagianusaha yang akanditutup
– Lokasiutama yang dipengaruhi
– Lokasi, fungsi, danperkiraanjumlahtenagakerja yang
diberikankompensasiataspemutusanhubungankerja
– Pengeluaran yang akanterjadi
– Saatpenerapanrencanatersebut

BAB III

15

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Libialitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek sama dengan hutang jangka pendek dan sama juga dengan
hutang lancar.
Jenis-jenis hutang lancar:
a) Hutang yang dapat ditentukan jumlahnya
 Hutang dagang
 Hutang deviden
 Wesel bayar
 Hutang biaya
 Hutang gaji dan upah, dll.
b) Hutang yang dapat ditaksir jumlahnya
 Hutang pajak penghasilan
 Hutang pajak penjualan
 Hutang pajak property
 Hutang hadiah
 Hutang garansi, dll.

2. Kontinjensi
Kontinjensisuatu keadaan yang tidak pasti mengenai kemungkinan diperolehnya laba
atau rugi oleh suatu perusahaan yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih Adalah peristiwa dimasa yang akan datang.
Keuntungan kontijensi
a) Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dll
b) Kemungkinan pengembalian dari pemerintah atas kelebihan pajak
c) Penundaan kasus pengendalian yang mungkin hasilnya menguntungkan
d) Kerugian pajak yang dikompensasi kedepan

Kerugian Kontinjensi
a) Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan
b) Biaya Garansi dan jaminan
16

c) Premi
3. Provisi
Provisi adalah liabilitas yang belum pasti jumlah maupun waktunya. Yang
membedakan provisi dengan liabilitas jangka pendek adalah mengenai waktu dan
jumlahnya yang belum pasti.
Contoh Provisi
a) Warranty (Garansi)
b) Perkara Hukum ( Law suit )
c) Onerous Contract ( Kontrak memberatkan )
d) Restrukturisasi

DAFTAR PUSTAKA

17

https://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/12/liabilitas-jangka-pendek-provisi-dankontinjensi/
https://dosenakuntansi.com/pengertian-hutang-lancar
https://www.scribd.com/doc/45204361/HUTANG-JANGKA-PENDEK
http://riringadisbanjar.blogspot.co.id/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
http://ina26forever.blogspot.co.id/2011/04/utang-jangka-pendek.html

18