CH06 Care dan Farmasi Klinik | Lyrawati's Weblog

Sel T Pensekresi Limfokin

Dua subset sel Th meningkatkan inflamasi. Sel Th1 membantu seleksi klon sel Tc dan juga mensekresikan sitokin yang mengaktivasi makrofag M1 untuk meningkatkan kemampuan fagositosis dan pembunuhan mikroba (dibahas pada Bab 5). Sitokin terpenting untuk aktivasi makrofag adalah interferon-γ (IFN-γ). Sel Th2 membantu seleksi klon sel B, dan juga mensekresikan sitokin (misalnya, IL-4, IL-13) yang mengaktivasi makrofag M2 untuk penyembuhan dan perbaikan jaringan yang rusak (dibahas pada Bab 5). Sel Th17 menyekresi satu set sitokin (misalnya IL-17, IL-22, dan kemokin) yang merekrut sel

fagositik ke situs inflamasi. 20 Sitokin sel Th17 juga mengaktivasi sel, terutama sel epitel, untuk memproduksi protein antimikroba sebagai pertahanan terhdap bakteri dan jamur patogen.

Limfosit T-Regulator

Sel T-regulator (Treg) merupakan kelompok sel T yang mengendalikan respons imun melalui penekanan respons dan toleransi terhadap

antigen tubuh sendiri. 21 Proses ini dikenal sebagai toleransi perifer yang terjadi pada organ limfoid sekunder dan jaringan lain. Ini berlawanan dengan proses toleransi sentral seperti yang telah dibahas sebelumnya. Populasi sel Treg yang berdiferensiasi dari sel Th ini mengekspresikan CD4 dan mengikat antigen yang dipresentasikan MHC kelas II. Namun, berbeda dengan sel Th, sel Treg secara konsisten mengekspresikan CD52 (reseptor IL-2) dalam kadar tinggi. Diferensiasi dari sel prekursor Th dikendalikan terutama oleh TGF-β dan IL-2. Sel Treg memproduksi sitokin imunosupresan TGF-β dan IL-10 dalam kadar tinggi, yang secara umum menurunkan aktivitas Th1 dan Th2 dengan menekan pengenalan antigen dan proliferasi sel Th.

Tu

1. Killing by Tc

Target cell with MHC

class I

3. Killing by ADCC

2. Killing by NK cell

Target cell without MHC class I

Abnormal

surface change

Antigen CD8 recognition

TCR

GAMBAR 6-18 Mekanisme Pembunuhan Sel. Beberapa sel memiliki kemampuan untuk membunuh sel target yang tidak normal (misalnya sel yang terinfeksi virus atau sel kanker). (1) Sel T-sitotoksik (Tc) mengenali antigen endogen yang dipresentasikan oleh molekul MHC kelas I. Sel Tc memobilisasi beberapa mekanisme membunuh yang menginduksi apoptosis sel target. (2) Sel pembunuh alami (natural killer, NK) mengidentifkasi dan membunuh sel target melalui reseptor yang mengenali perubahan permukaan sel yang tidak normal. Sel NK secara spesifik membunuh sel target yang tidak mengekspresikan molekul permukaan MHC kelas I. (3) Beberapa sel, termasuk makrofag dan sel NK, dapat membunuh melalui mekanisme sitotoksisitas seluler yang tergantung antibodi (antibody-dependent cellular toxicity, ADCC). Antibodi IgG mengikat antigen asing pada sel target, sel yang terlibat pada ADCC mengikat IgG melalui reseptor Fc (FcR), lalu mulai membunuh sel target. Gambar menunjukkan hasil pemindaian mikroskop elektron (SEM) sel Tc (L) menyerang sel tumor yang jauh lebih besar (Tu). (Gambar diambil dari Abbas A, Lichtman A: Cellular dan molecular immunology, ed 5, Philadelphia, 2003, Saunders.)

p0415

p0420

p0425

p0430

p0435

p0440

p0445

p0450

f0095

st0125

st0130

st0135

st0140

st0145

BAB 6 Imunitas Adaptif

Mekanisme pertahanan diri terkait usia pada bayi baru lahir dan p0485

b0025

PERTANYAAN SINGKAT 6-3

individu usia lanjut dibahas pada Kotak Pertimbangan Pediatrik dan

o0045 1. Apa yang dimaksud dengan sel penyaji antigen (APC)?

Pertimbangan Lanjut

o0050 2. Berikan definisi BCR dan TCR! o0055

3. Apa saja peran sel T-helper? o0060

4. Mengapa sitokin penting untuk respons imun? o0065

5. Apa saja perbedaan antara toleransi sentral dan perifer?

b0030

PERTIMBANGAN PEDIATRIK Faktor Terkait Usia yang Memengaruhi Mekanisme Pertahanan Diri pada Bayi Baru Lahir

u0075 Sistem imun bayi baru lahir belum matang di mana mereka tidak dapat sedangkan pembentukan IgG dimulai sesaat setelah lahir dan meningkat menghasilkan antibodi, kekurangan aktivitas fagosit, dan komplemen,

teratur selama tahun pertama kehidupan.

terutama komponen jalur alternatif (misalnya faktor B). Antibodi maternal memberikan perlindungan dalam sirkulasi bayi baru lahir u0085 u0080

Bayi baru lahir tidak dapat menghasilkan semua kelas antibodi di mana IgM

(lihat gambar berikut).

dibentuk oleh bayi baru lahir (berkembang pada trimester terakhir) terhadap Kekurangan antibodi transplasenta spesifik dapat menyebabkan kecenderungan u0090 infeksi dalam rahim/ in utero (misalnya, Cytomegalovirus, virus rubella,

terjadinya sepsis dan meningitis yang berat pada bayi baru lahir. p0515 dan Toxoplasma gondii), IgA hanya dibentuk dalam jumlah yang terbatas,

IgG

Adult levels

Maternal IgG

Child’s IgG

To fetal circulation

Months after delivery

gestation Kadar Antibodi pada Darah Tali Pusat (Umbilical Cord) dan Sirkulasi Neonatus. Pada awal

kehamilan, IgG maternal mulai ditranspor secara aktif melewati plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi janin. Pada saat lahir, kadar IgG pada sirkulasi janin dapat serupa dengan orang dewasa di mana hampir seluruhnya berasal dari ibu. Sistem imun janin memiliki kemampuan memproduksi IgM dan sejumlah kecil IgA sebelum lahir (tidak ditampilkan). Setelah dilahirkan, IgG maternal dengan cepat dihancurkan dan produksi IgG neonatus meningkat.

b0035

PERTIMBANGAN GERIATRIK Faktor Terkait Usia yang Memengaruhi Mekanisme Pertahanan Diri pada Lanjut Usia

p0520 u0095 Fungsi imun berkurang seiring usia di mana fungsi sel T menurun dan respons antibodi terhadap paparan antigenik berkurang. u0100

Timus mencapai ukuran maksimum pada saat kematangan seksual dan kemudian mengalami involusi hingga akhirnya berukuran kecil pada usia pertengahan. Pada usia

45-50 tahun, ukuran timus hanya 15% dari ukuran semula. u0105

Seiring pertambahan usia, produksi hormon timus dan kemampuan untuk memperantarai diferensiasi sel T menurun.

BAB 6 Imunitas Adaptif

b0040 ▋ APAKAH ANDA MEMAHAMI?

st0150 Lini Pertahanan Ketiga: Imunitas Adaptif

5. IgE merupakan salah satu kelas antibodi khusus yang diproduksi o0150 o0070 1. Imunitas adaptif merupakan perlindungan terhadap agen

untuk melawan antigen dari lingkungan yang merupakan penyebab penginfeksi yang berbeda dari inflamasi. Perbedaan tersebut

utama reaksi alergi umum. IgE juga melindungi individu terhadap diantaranya perkembangan yang lambat, lebih spesifik, dan

infeksi oleh cacing parasit yang besar (helmintus). memiliki memori yang membuatnya bertahan lama.

6. Sistem imun sekrestori melindungi permukaan luar tubuh melalui o0155 o0075 2. Respons imun adaptif seringkali dimulai oleh sel sistem imun

sekresi antibodi pada sekret tubuh, seperti air mata, keringat, ludah, bawaan. Sel ini akan mengolah dan menyajikan bagian dari

mukus, dan air susu. IgA merupakan imunoglobulin dominan yang patogen penginfeksi (antigen) kepada limfosit di jaringan limfoid

disekresi.

perifer. o0080 3. Respons imun adaptif diperantarai oleh dua jenis limfosit, yaitu

Respons Imun: Kerjasama antara Sel B dan Sel T

st0165

limfosit B dan limfosit T. Setiap jenis limfosit memunyai fungsi

1. Pembentukan keragaman klon yang menghasilkan produksi o0160 yang berbeda. Sel B bertanggung jawab untuk imuntas humoral

limfosit B dan T dengan reseptor untuk melawan jutaan antigen yang diperantarai oleh antibodi yang bersirkulasi (imunoglobulin),

yang mungkin ditemui sepanjang hidup individu terjadi pada sedangkan sel T bertanggung jawab untuk imunitas yang

organ limfoid primer janin, yaitu timus untuk sel T dan sebagian diperantarai sel di mana sel T membunuh target secara langsung

sumsum tulang untuk sel B.

atau menstimulasi aktivtas leukosit lainnya.

2. Pembentukan keragaman klon adalah diferensiasi sel punca o0165 o0085 4. Imunitas adaptif dapat aktif ataupun pasif tergantung pada apakah

limfoid menjadi limfosit B dan T. Sel punca limfoid berinteraksi komponen respons imun berasal dari inang atau dari donor.

dengan sel stroma melalui berbagai faktor adesi. Ketika sel punca matang, sel ini akan mengembangkan berbagai penanda atau

st0155 Antigen dan Imunogen

reseptor pada permukaannya, seperti reseptor IL-7 yang muncul o0090 1. Antigen adalah molekul yang berikatan dan bereaksi dengan

pada tahap dini. IL-7, yang diproduksi oleh sel stroma merupakan komponen respons imun, seperti antibodi dan reseptor sel B dan

faktor yang sangat penting untuk mengarahkan diferensiasi dan sel T. Kebanyakan antigen dapat menginduksi respons imun yang

proliferasi sel B.

disebut imunogen.

3. Tahap perkembangan berikunya adalah pembentukan reseptor o0170 o0095 2. Semua imunogen adalah antigen, tetapi tidak semua antigen adalah

sel B (BCR). BCR berperan dalam mengenali antigen dan imunogen.

menyampaikan informasi tersebut ke inti sel.

o0100 3. Beberapa patogen berhasil menginfeksi karena mereka meniru

4. Bagian yang bervariasi dari antibodi dan BCR mengandung area o0175 antigen tubuh sendiri (self-antigen) dan menghindari induksi

CDR. Keragaman CDR berperan pada keragaman antigen yang respons imun.

dikenali oleh sel B imunokompeten. Keragaman antibodi spesifik o0105 4. Molekul besar, seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat,

terjadi melalui proses penataulangan DNA selama perkembangan kebanyakan bersifat imunogenik. Jadi, ukuran molekul merupakan

sel B pada organ limfoid primer. Proses demikian disebut sebagai faktor penting untuk imunegenisitas antigen.

rekombinasi somatik.

o0110 5. Hapten merupakan antigen yang terlalu kecil, sehingga tidak

5. Rekombinasi somatik bagian yang bervariasi (V) dari antibodi o0180 bersifat imunogen jika tunggal. Namun, dapat berubah menjadi

sering kali menghasilkan BCR yang mengenali antigen individu itu imunogenik setelah bergabung dengan molekul yang lebih besar.

sendiri, sehingga dapat menyerang antigen tubuh pada berbagai o0115 6. Determinator antigenik atau epitop merupakan struktur kimia

jaringan dan organ. Banyak sel B yang “otoreaktif ” dieliminasi dalam yang bereaksi dengan antibodi atau reseptor sel B/ sel T.

sumsum tulang. Kebanyakan sel B yang berkembang mengalami o0120 7. Antigen tubuh merupakan antigen pada sel individu itu sendiri.

apoptoris. Seluruh proses demikian disebut toleransi sentral. Sistem imun individu tersebut secara normal tidak mengenali

6. Proses proliferasi dan diferensiasi sel T mirip dengan sel B. Organ o0185 antigen tersebut sebagai imunogen. Kondisi demikian disebut

limfoid primer untuk perkembangan sel T adalah timus. Sel punca toleransi.

limfoid melakukan perjalanan melalui timus dan mengalami o0125 8. Respons terhadap antigen dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu

pembelahan serta pembentukan reseptor yang dipicu oleh hormon respons primer dan sekunder. Respons primer oleh imunitas

timus dan sitokin IL-7. Sel T keluar dari timus sebagai sel T yang humoral biasanya didominasi oleh IgM, dan IgG yang jumlahnya

imunokompeten dilengkapi dengan reseptor antigen spesifik pada lebih sedikit. Respons imun sekunder memproduksi lebih cepat

permukaan selnya

dan lebih banyak antibodi, terutama IgG.

7. Reseptor sel T, atau TCR, berkembang dengan cara yang mirip o0190 dengan BCR. Awalnya protein yng disebut CD4 dan CD8

st0160 Antibodi

diekspresikan pada sel yang sedang berkembang. Akhirnya sel o0130 1. Respons imun humoral terdiri dari molekul (antibodi) yang

CD4 berkembang menjadi sel T-helper (sel Th) dan sel CD 8 diproduksi oleh sel B. Sel B adalah limfosit.

menjadi sel T-sitotoksik. Sel T yang matang lainnya termasuk sel o0135 2. Antibodi merupakan glikoprotein plasma yang dapat

T-regulator (Treg) dan sel memori.

dikelompokkan berdasarkan struktur kimia dan aktivitas

8. Pembentukan keragaman klon berakhir ketika sel T dan sel B yang o0195 biologisnya sebagai IgG, IgM, Iga, IgE, atau IgD.

imunokompeten bermigrasi dari organ limfoid primer menuju o0140 3. Suatu molekul antibodi terdiri dari dua rantai berat identik dan

sirkulasi dan organ limfoid sekunder untuk merespons terhadap dua rantai ringan identik (baik κ atau λ) dan memiliki bagian Fab

antigen.

yang mengikat antigen dan bagian Fc yang berinteraksi dengan

9. Induksi respons imun, atau seleksi klon, dimulai ketika antigen o0200 komplemen atau reseptor pada sel.

memasuki tubuh seorang individu.

o0145 4. Efek perlindungan antibodi dapat secara langsung melalui kerja

10. Kebanyakan antigen harus berinteraksi dengan sel APC (misalnya o0205 antibodi saja atau secara tidak langsung yang memerlukan aktivasi

makrofag) terlebih dahulu. Sel dendritik yang ada pada kulit, komponen lain dari respons imun bawaan.

mukosa, dan jaringan limfoid juga mempresentasikan antigen.

BAB 6 Imunitas Adaptif

161

o0210 11. Antigen diproses di dalam APC dan dipresentasikan pada

13. Sel Th terdiri dari sel Th1, yang membantu sel Tc merespons o0220 perukaan sel oleh molekul MHC. Molekul MHC (kelas I atau

antigen; sel Th2, yang membantu sel B berkembang menjadi sel

II) yang mempresentasikan antigen menentukan sel mana yang plasma; dan sel Th17, yang membantu mengaktivasi makrofag. akan merespons antigen tersebut. Sel Th merespons antigen yang

14. Sel Tc mengikat dan membunuh sel target, misalnya sel yang o0225 dipresentasikan dalam bentuk kompleks dengan molekul MHC

terinfeksi virus atau sel kanker.

kelas II. Sel Tc merespons antigen yang dipresentasikan oleh

15. Sel NK memiliki beberapa ciri seperti sel Tc dan penting untuk o0230 molekul MHC kelas I.

membunuh sel target yang terinfeksi virus atau mengalami o0215 12. Sel T mengenali antigen melalui reseptor sel T (TCR) dan molekul

keganasan yang menghilangkan molekul MHC sel. pelengkap (asesoris): CD4 atau CD8. CD4 dijumapai pada sel Th dan bereaksi secara spesifik dengan MHC kelas II. CD8 dijumpai pada sel Tc dan bereaksi dengan MHC kelas I.

bi0010 DAFTAR PUSTAKA

15. Jiang S, Dong C: A complex issue on CD4 + T-cell of IgE by the immune sistem, Nat Rev Immunol

1. Wu LC, Zarrin AA: The production and regulation

8. Shih H-Y, Krangel MS: Chromatin architecture,

subsets, Immunol Rev 252(1):5-11, 2013. 14(4):247-259, 2014.

CCCTC-binding factor, and V(D)J recombination:

16. Ramachandran G: Gram-positive and gram-negative 2. Sela-Culang I, et al: The structural basis of antibodi-

managing long-distance relationships at antigen

bacterial toxins in sepsis, Virulence 5(1):213-218, antigen recognition, Front Immunol 4:302, 2013.

receptor loci, J Immunol 190(10):4915-4921, 2013.

9. Boehm T, Swann JB: Thymus involution and

2014.

17. Avalos AM, Ploegh HL: Early BCR events and antigen dendritic sel-sel and macrophages, Nat Rev Immunol

3. Guilliams M, et al: The function of Fcγ receptors in

repembentukan: two sides of the same coin? Nat Rev

capture, processing, and loading on MHC kelas II on 14(2):94-108, 2014.

Immunol 13(11):831-838, 2013.

B sel-sel, Front Immunol 5:92, 2014. 4. Fitzsimmons CM, et al: Helminth allergens,

10. Brownlie RJ, Zamoyska R: T cell receptor signalling

18. Njau MN, Jacob J: The CD28/B7 pathway: a novel parasite-spesifik IgE, and its protective role in human

networks: branching, diversified and bounded, Nat

regulator of plasma cell function, Adv Exp Med Biol immunity, Front Immunol 5:61, 2014.

Rev Immunol 13(4):257-269, 2013.

11. Blum JS, et al: Pathways of antigen processing, Annu

785(2013):67-75, 2013.

19. Farber DL, et al: Human memori T sel-sel: handling in the intestine, Best Pract Res Clin

5. Rescigno M: Mucosal immunology and bacterial

Rev Immunol 31(2013):443-473, 2013.

pembentukan, compartmentalization and Gastroenterol 27(1):17-24, 2013.

12. Batista FD, Dustin ML: Cell:cell interaksi in the

homeostasis, Nat Rev Immunol 14(1):24-35, 2014. 6. Miyazaki K, et al: The establishment of B versus T cell

immune sistem, Immunol Rev 251(1):7-12, 2013.

20. Annunziato F, et al: Main features of human T helper identity, Trends Immunol 35(5):205-210, 2014.

13. Fooksman DR: Organizing MHC kelas II

17 sel-sel, Ann N Y Acad Sci 1284(2013):66-70, 2013. 7. Clark MR, et al: Orchestrating B cell lymphopoiesis

presentation, Front Immunol 5:158, 2014.

14. Yamane H, Paul WE: Early signaling events that

21. Singer BD, et al: Regulatory T sel-sel as

through interplay of IL-7 receptor and pre-B cell

immunotherapy, Front Immunol 5:46, 2014. receptor signalling, Nat Rev Immunol 14(2):69-89,

underlie fate decisions of naïve CD4 +

T sel-sel

toward distinct T-helper cell subsets, Immunol Rev

2014.

252(1):12-23, 2013.