T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu dan Citra (Image) Sekolah T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang tua berpengharapan putra putrinya
dapat diterima atau melanjutkan sekolah pada sekolah
yang favorit dan mempunyai mutu yang bagus. Tidak
mengherankan setiap awal tahun pelajaran di semua
jenjang
pendidikan
orang
tua
disibukkan
dengan
mencari sekolah untuk putra putrinya. Tidak jarang
orang tua rela mengeluarkan biaya yang cukup tinggi
asalkan putra-putrinya dapat diterima di sekolah yang
mempunyai mutu yang bagus (Sunarko, 2009:177).
Demikian sebaliknya sekolah yang mempunyai mutu
yang kurang bagus kurang diminati, dan akan menjadi
pelarian dari mereka yang tidak diterima di sekolah
yang mempunyai mutu yang bagus.
Trimantara (2007:1) mengatakan ada lima aspek
orang tua memilih sekolah yaitu, 1)kemampuan guru
dalam
pembelajaran,
2)lingkungan
peserta
didik,
3)sarana dan prasarana, 4)citra sekolah, 5)penanaman
nilai-nilai keagamaan. Dalam memilih sekolah untuk
putra putrinya orang tua mempertimbangkan beberapa
faktor diantaranya adalah sekolah yang mempunyai
mutu yang bagus. Sekolah dikatakan
bermutu dapat
dilihat dari guru yang profesional dalam melaksanakan
pembelajaran,
fasilitas/sarana
yang
lengkap,
lingkungan yang kondusif, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan yang bagus, sehingga sekolah mempunyai
1
citra yang baik dimata masyarakat. Peningkatan mutu
menjadi hal yang sangat penting bagi sekolah.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor
32
Tahun
2013
tentang
Perubahan
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
”Standar
Nasional Pendidikan”. Standar Nasional Pendidikan
berfungsi
sebagai
pelaksanaan,
rangka
bermutu.
dan
dasar
pengawasan
mewujudkan
Standar
dalam
pendidikan
Nasional
perencanaan,
pendidikan
nasioanal
Pendidikan
dalam
yang
ditetapkan
dengan tujuan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa dan membenuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat. Tujuan penjaminan mutu adalah
memelihara dan peningkatan mutu pelayanan minimal
pendidikan secara berkelanjutan, yang dijalankan oleh
sekolah secara internal untuk mewujudkan visi dan
misinya,
serta
memenuhi
kebutuhan
stakeholders
melalui penyelenggaraan kegiatan operasioanal.
Setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah
tentunya berkeinginan untuk meningkatan mutu. Tidak
terkecuali SDN Ungaran 02, 04, yang letaknya berada
diantara sekolah negeri lain dalam satu gugus di
Ungaran diantaranya SDN Ungaran 01, 03, 06 dan SDN
Ungaran 05. Selain itu juga berada diantara sekolahsekolah swasta favorit yaitu SDIT Assalamah, SD Islam
Istiqomah, SD Mardirahayu 01, 02. Sekolah ini
juga
bersebelahan dengan taman kanak-kanak Teladan
Ungaran, namun tidak ada jaminan bahwa peserta
2
didik
yang tamat dari taman kanak-kanak tersebut
akan melanjutkan sekolah di SDN Ungaran 02, 04.
Keberadaan
SDN
Ungaran
02,
04
yang
mempunyai kelas paralel yaitu kelas A dan kelas B
sudah diketahui dan dikenal oleh masyarakat Ungaran,
oleh karena itu pelanggan dari SDN Ungaran 02, 04
dalam hal ini adalah orang tua peserta didik, peserta
didik dan masyarakat berasal dari Ungaran baik
Ungaran Barat maupun Ungaran Timur. Dilihat dari
letaknya SDN Ungaran 02, 04 sangat strategis karena
berada diperkotaan dan mudah dijangkau transportasi.
Dari segi biaya termasuk sekolah murah dikarenakan
semua
didanai
dari
BOS.
Namun
tahunnya jumlah peserta didik yang
untuk
setiap
diterima tidak
seluruhnya melakukan daftar ulang dan masuk di SDN
Ungaran 02, 04. Dalam kurun waktu beberapa tahun
jumlah peserta didik baru dapat dilihat dalam tabel 1
berikut:
3
Tabel 1.1 Jumlah Peserta Didik Baru SDN Ungaran 02, 04
Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2014/2015
No
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Peserta
Didik
yang
Mendaf
tar
Peser
ta Didik
yang
Diteri
ma
Jumlah
Peserta
Didik
yang
Daftar
Ulang
Selisih
yang
Diterima
dengan
yang
Daftar
Ulang
18
1
2010/2011
112
80
62
2
2011/2012
131
86
86
0
3
2012/2013
67
67
62
5
4
2013/2014
104
80
66
14
5
2014/2015
87
80
62
18
Sumber : Data SDN Ungaran 02, 04 (2014)
Bedasarkan Tabel 1.1 diatas secara keseluruhan
jumlah peserta didik yang mendaftar dapat dikatakan
dari tahun ke tahun masih fluktuatif. Bahkan dapat
dikatakan
jumlah
peserta
didik
yang
mendaftar
cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang
drastis terjadi pada tahun pelajaran 2012/2013 yaitu
peserta didik yang mendaftar hanya 67 peserta didik,
sehingga seluruh pendaftar diterima tanpa ada seleksi.
Seleksi yang dimaksud sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten yaitu
berdasarkan usia dan jarak rumah dengan sekolah.
Demikan juga pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah
pendaftar hanya mencapai 87 peserta didik.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat relatif
banyak
peserta didik yang tidak daftar ulang. Angka tertinggi
pada tahun pelajaran 2010/2011 dan tahun pelajaran
2014/2015 yaitu 18 peserta didik yang dinyatakan
diterima namun tidak melakukan daftar ulang. Sedang
4
tahun pelajaran 2012/2013 dari pendaftar 67 peserta
didik dan dinyatakan
diterima semua, tetap ada 5
peserta didik yang tidak melakukan daftar ulang. Hal
inilah yang menjadi petanyaan mengapa peserta didik
tidak daftar ulang. Berdasarkan wawancara dengan
orang tua peserta didik yang tidak melakukan daftar
ulang
pada
tahun
pelajaran
2014/2015
didapat
informasi sebagai berikut:
”...ya karena anak saya juga diterima di sekolah
lain yang menurut kami mutunya lebih baik dari
SD Ungaran 02, 04. Dari kegiatan ekstrakurikuler,
hasil ujian, dan kegiatan lomba-lomba menurut
kami lebih baik di sana, sehingga kami memilih
anak kami, kami masukkan di sana (SD
Induk)”(Septembar 2014).
Senada dengan pernyataan orang tua tersebut
berikut yang disampaikan orang tua yang tidak daftar
ulang
pada
tahun
pelajaran
2014/2015
di
SDN
Ungaran 02, 04:
”...kami lebih memilih sekolah lain yang kami
anggap lebih bermutu dari pada SDN Ungaran 02,
04. Bukan kami meragukan kemampuan dari SDN
Ungaran 02, 04, namun karena kami mendaftar
lebih dari satu sekolah dan ternyata diterima
disekolah favorit (SDN Sidomulyo 03) tersebut.
Anak kami memilih disana katanya gedungnya
lebih bagus, ingin mengikuti drumband. Kami lebih
mengikuti kemauan anak saja”.(September 2014 ).
Orang tua wali peserta didik yang diterima di
SDN Ungaran 02, 04 pun mempunyai persepsi yang
sama yaitu merasa terpaksa memasukkan putranya ke
SDN Ungaran 02, 04, berikut pernyataanya:
5
’’...saya sebenarnya terpaksa memasukkan anak
saya di SD ini, karena anak saya tidak diterima di
SD Induk. Anak saya yang ke dua ini memang
”berbeda” dengan kakaknya (kemampuannya), jadi
saya memaklumi kalau tidak diterima di sana (SDN
Ungaran 01, 03, 06), akhirnya saya sekolahkan di
sini (SDN Ungaran 02, 04)” (September 2014).
Sedang informasi yang berhasil
diperoleh dari
tokoh masyarakat setempat berdasarkan wawancara
tentang persepsinya terhadap SDN Ungaran 02, 04
menyatakan bahwa masyarakat sekitar sekolah lebih
memilih ke sekolah lain, hal ini disebabkan karena
pada saat sekolah mempunyai Kepala Sekolah dua
orang keadaan sekolah kurang kondusif. Penataan
lingkungan kurang diperhatikan, kegiatan sekolah di
luar pembelajaran kurang kelihatan gregetnya. Untuk
hasil ujian tidak jauh ketinggalan namun tetap masih
berada di bawah sekolah lain (SDN Ungaran 01, 03,
06).
Pandangan
sebagian
masyarakat
tersebut
sebenarnya dapat diterima, karena selama ini kegiatan
lomba baik akademik (LCC, OSN, IMSO, Peserta didik
Berprestasi)
Kretifitas,
maupun
Olahraga,
non
akademik
Dokter
Kecil,
(Cipta
Mapsi,
Seni,
Popda,
Jambore, Pesta Siaga dll) SDN Ungaran 02, 04 belum
mampu masuk ke peringkat sepuluh besar di tingkat
kecamatan. Persepsi masyarakat pada
umumnya
sekolah
akademik
yang
kegiatan
lombanya
baik
maupun non akademik bagus berarti sekolah tersebut
merupakan sekolah bermutu.
Sebagian besar orang
tua peserta didik akan memilih sekolah bagi putraputrinya ke sekolah yang bermutu dengan melihat
6
prestasi akademik sekolah, kegiatan ekstrakurikuler,
dan kejuaraan
lomba baik akademik maupun non
akademik. Hal ini didukung oleh pendapat Arcaro
(2007:1) bahwa mutu merupakan satu-satunya hal
yang
penting
dalam
pendidikan,
karena
dengan
pendidikan berfokus pada mutu dapat membantu
peserta
didik
mengembangkan
keterampilan
yang
mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian
global.
Penelitian terdahulu tentang peningkatan mutu
diantaranya
dilakukan
oleh
Sudadio
(2012)
yang
meneliti tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah di Provinsi Banten melalui Menejemen
Berbasis Sekolah (MBS), Marus Suti (2011) meneliti
tentang Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi
Pendidikan,
Mursalim
(2010)
meneliti
tentang
Paradikma Baru Peningkatan Mutu dalam Prespektif
Total Quality Management.
Dari beberapa penelitian di atas
tentang mutu
secara umum menyatakan pentingnya peningkatan
mutu pada lembaga pendidikan, seperti penelitian yang
di
lakukan
Sudadio
di
Provinsi
Banten
hanya
membahas tentang pelaksanaan MBS pada pendidikan
dasar
dan
menengah.
Penelitian
yang
dilakukan
Mursalim hanya menyoroti tentang rendahnya mutu
pendidikan dan rendahnya mutu pelayanan publik,
tanpa
mencari
tahu
akar
permasalahan
tentang
rendahnya mutu pendidikan. Oleh sebab itu maka
perlu adanya penelitian tentang strategi peningkatan
7
mutu
dengan
terlebih
dahulu
mecari
akar
masalahannya.
Selain
sekolah
mengutamakan
juga
dipengaruhi
mutu
oleh
dalam
memilih
persepsi
mereka
terhadap citra (image) sekolah tersebut. Citra (image)
sekolah bermutu menjadi salah satu hal penting dan
menjadi
pertimbangan
orang
tua
ketika
mereka
memutuskan untuk memilih sekolah. Menurut Hidayat
& Machali (2012:248) citra (image) adalah impresi
perasaan yang ada pada publik (masyarakat) mengenai
perusahaan, obyek, orang atau lembaga (sekolah). Pada
dasarnya citra yang positif merupakan tujuan pokok
sebuah organisasi atau lembaga. Oleh sebab itu penting
sekali sebuah sekolah memberikan informasi kepada
masyarakat agar dapat membentuk citra (image) yang
baik.
Dari beberapa wawancara
kepada masyarakat
tentang SDN Ungaran 02, 04 diperoleh informasi bahwa
mutu sekolah dipersepsikan rendah, sedangkan citra
(image) sekolah dibangun dari persepsi masyarakat.
Persepsi masyarakat yang menganggap SDN Ungaran
02, 04 merupakan sekolah ”kelas dua” juga merupakan
citra negatif yang mempengaruhi kurang berminatnya
orang tua peserta didik untuk menyekolahkan putraputrinya ke sebuah sekolah. Sedangkan sekolah yang
dipersepsikan bagus dan bermutu
akan menjadi
tujuan orang tua peserta didik untuk menyekolahkan
putra putrinya. Hal itu seperti yang di sampaikan
Siahaan (2008:80-81) bahwa terciptanya citra sebuah
lembaga (Corporate image) yang baik di mata khalayak
8
atau masyarakat akan lebih banyak menguntungkan,
karena akan membawa ”citra” yang baik kepada semua
layanan dan jasa yang dihasilkan, dan akan menjadi
kebanggaan. Berdasar permasalahan
tersebut maka
perlu diteliti tentang strategi membangun citra (image)
sekolah bermutu.
Penelitian
diantaranya
terdahulu
dilakukan
tentang
oleh
Sunarko
meneliti tentang ”Persepsi Peserta
citra
(image)
(2009)
didik
yang
Tentang
Pencitraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kabupaten
Trenggalek”,
Kusdiyanto
(2008)
yang
meneliti tentang ”Citra Perguruan Tinggi Swasta di
Kopertis VI Jawa Tengah”, Pramudyo (2012) tentang
”Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui
Kepuasan Sebagai Intervening” (Studi Pada Mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta).
Penelitian terdahulu tentang citra (image) sekolah
dilakukan di sekolah kejuruan dan perguruan tinggi,
padahal
pencitraan
disemua
jenjang
pendidikan
sekolah
harusnya
dilakukan
pendidikan
termasuk
jenjang
dasar khususnya Sekolah Dasar (SD).
Karena penelitian tentang pencitraan di tingkat sekolah
dasar belum ada maka peneliti akan meneliti tentang
peningkatan citra (image) sekolah di tingkat sekolah
dasar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya
penelitian tentang strategi peningkatan mutu dan citra
(image) sekolah bedasarkan akar permasalahan dan
persepsi orang tua peserta didik di SDN Ungaran 02,
04.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
maka
pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan antara
lain:
1. Apa yang menjadi akar permasalahan mutu SDN
Ungaran 02, 04 dipersepsikan rendah?
2. Bagaimana
Ungaran
strategi
02,
peningkatan
04
mutu
berdasarkan
SDN
persepsi
masyarakat?
3. Apa yang menjadi akar permasalahan Citra
(image)
SDN
Ungaran
02,
04
dipersepsikan
kurang bagus?
4. Bagaimana strategi membangun citra (image)
SDN
Ungaran
02,
04
berdasarkan
persepsi
masyarakat?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui
akar
permasalahan
rendahnya mutu SDN Ungaran 02, 04.
2. Untuk menentukan strategi peningkatan mutu di
SDN Ungaran 02, 04.
3. Untuk mengetahui akar permasalahan kurang
bagusnya citra (image) SDN Ungaran 02, 04.
4. Untuk menentukan strategi membangun citra
(image) SDN Ungaran 02, 04.
10
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Memberikan
referensi
tentang
permasalahan
mutu dan citra (image) di dunia pendidikan. Mengingat
selama ini penelitian khususnya masalah citra masih
sedikit lakukan di dunia pendidikan. Penelitian tentang
citra
pada
padahal
umumnya
citra
juga
dilakukan
penting
di dunia
untuk
bisnis,
kepentingan
kemajuan dunia pendidikan yang tidak dapat dilepas
dari kepercayaan masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai
masukkan
bagi
sekolah
untuk
memperbaiki citra (image) sekolah berdasarkan
persepsi masyarakat dalam upaya membangun
sekolah bermutu.
2. Dapat
menjadi
masukan
untuk
lembaga
pendidikan lain guna memperbaiki citra (image)
sekolah bedasarkan persepsi masyarakat dalam
upaya membangun sekolah bermutu di sekolah
masing-masing.
11
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang tua berpengharapan putra putrinya
dapat diterima atau melanjutkan sekolah pada sekolah
yang favorit dan mempunyai mutu yang bagus. Tidak
mengherankan setiap awal tahun pelajaran di semua
jenjang
pendidikan
orang
tua
disibukkan
dengan
mencari sekolah untuk putra putrinya. Tidak jarang
orang tua rela mengeluarkan biaya yang cukup tinggi
asalkan putra-putrinya dapat diterima di sekolah yang
mempunyai mutu yang bagus (Sunarko, 2009:177).
Demikian sebaliknya sekolah yang mempunyai mutu
yang kurang bagus kurang diminati, dan akan menjadi
pelarian dari mereka yang tidak diterima di sekolah
yang mempunyai mutu yang bagus.
Trimantara (2007:1) mengatakan ada lima aspek
orang tua memilih sekolah yaitu, 1)kemampuan guru
dalam
pembelajaran,
2)lingkungan
peserta
didik,
3)sarana dan prasarana, 4)citra sekolah, 5)penanaman
nilai-nilai keagamaan. Dalam memilih sekolah untuk
putra putrinya orang tua mempertimbangkan beberapa
faktor diantaranya adalah sekolah yang mempunyai
mutu yang bagus. Sekolah dikatakan
bermutu dapat
dilihat dari guru yang profesional dalam melaksanakan
pembelajaran,
fasilitas/sarana
yang
lengkap,
lingkungan yang kondusif, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan yang bagus, sehingga sekolah mempunyai
1
citra yang baik dimata masyarakat. Peningkatan mutu
menjadi hal yang sangat penting bagi sekolah.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor
32
Tahun
2013
tentang
Perubahan
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
”Standar
Nasional Pendidikan”. Standar Nasional Pendidikan
berfungsi
sebagai
pelaksanaan,
rangka
bermutu.
dan
dasar
pengawasan
mewujudkan
Standar
dalam
pendidikan
Nasional
perencanaan,
pendidikan
nasioanal
Pendidikan
dalam
yang
ditetapkan
dengan tujuan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa dan membenuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat. Tujuan penjaminan mutu adalah
memelihara dan peningkatan mutu pelayanan minimal
pendidikan secara berkelanjutan, yang dijalankan oleh
sekolah secara internal untuk mewujudkan visi dan
misinya,
serta
memenuhi
kebutuhan
stakeholders
melalui penyelenggaraan kegiatan operasioanal.
Setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah
tentunya berkeinginan untuk meningkatan mutu. Tidak
terkecuali SDN Ungaran 02, 04, yang letaknya berada
diantara sekolah negeri lain dalam satu gugus di
Ungaran diantaranya SDN Ungaran 01, 03, 06 dan SDN
Ungaran 05. Selain itu juga berada diantara sekolahsekolah swasta favorit yaitu SDIT Assalamah, SD Islam
Istiqomah, SD Mardirahayu 01, 02. Sekolah ini
juga
bersebelahan dengan taman kanak-kanak Teladan
Ungaran, namun tidak ada jaminan bahwa peserta
2
didik
yang tamat dari taman kanak-kanak tersebut
akan melanjutkan sekolah di SDN Ungaran 02, 04.
Keberadaan
SDN
Ungaran
02,
04
yang
mempunyai kelas paralel yaitu kelas A dan kelas B
sudah diketahui dan dikenal oleh masyarakat Ungaran,
oleh karena itu pelanggan dari SDN Ungaran 02, 04
dalam hal ini adalah orang tua peserta didik, peserta
didik dan masyarakat berasal dari Ungaran baik
Ungaran Barat maupun Ungaran Timur. Dilihat dari
letaknya SDN Ungaran 02, 04 sangat strategis karena
berada diperkotaan dan mudah dijangkau transportasi.
Dari segi biaya termasuk sekolah murah dikarenakan
semua
didanai
dari
BOS.
Namun
tahunnya jumlah peserta didik yang
untuk
setiap
diterima tidak
seluruhnya melakukan daftar ulang dan masuk di SDN
Ungaran 02, 04. Dalam kurun waktu beberapa tahun
jumlah peserta didik baru dapat dilihat dalam tabel 1
berikut:
3
Tabel 1.1 Jumlah Peserta Didik Baru SDN Ungaran 02, 04
Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2014/2015
No
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Peserta
Didik
yang
Mendaf
tar
Peser
ta Didik
yang
Diteri
ma
Jumlah
Peserta
Didik
yang
Daftar
Ulang
Selisih
yang
Diterima
dengan
yang
Daftar
Ulang
18
1
2010/2011
112
80
62
2
2011/2012
131
86
86
0
3
2012/2013
67
67
62
5
4
2013/2014
104
80
66
14
5
2014/2015
87
80
62
18
Sumber : Data SDN Ungaran 02, 04 (2014)
Bedasarkan Tabel 1.1 diatas secara keseluruhan
jumlah peserta didik yang mendaftar dapat dikatakan
dari tahun ke tahun masih fluktuatif. Bahkan dapat
dikatakan
jumlah
peserta
didik
yang
mendaftar
cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang
drastis terjadi pada tahun pelajaran 2012/2013 yaitu
peserta didik yang mendaftar hanya 67 peserta didik,
sehingga seluruh pendaftar diterima tanpa ada seleksi.
Seleksi yang dimaksud sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten yaitu
berdasarkan usia dan jarak rumah dengan sekolah.
Demikan juga pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah
pendaftar hanya mencapai 87 peserta didik.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat relatif
banyak
peserta didik yang tidak daftar ulang. Angka tertinggi
pada tahun pelajaran 2010/2011 dan tahun pelajaran
2014/2015 yaitu 18 peserta didik yang dinyatakan
diterima namun tidak melakukan daftar ulang. Sedang
4
tahun pelajaran 2012/2013 dari pendaftar 67 peserta
didik dan dinyatakan
diterima semua, tetap ada 5
peserta didik yang tidak melakukan daftar ulang. Hal
inilah yang menjadi petanyaan mengapa peserta didik
tidak daftar ulang. Berdasarkan wawancara dengan
orang tua peserta didik yang tidak melakukan daftar
ulang
pada
tahun
pelajaran
2014/2015
didapat
informasi sebagai berikut:
”...ya karena anak saya juga diterima di sekolah
lain yang menurut kami mutunya lebih baik dari
SD Ungaran 02, 04. Dari kegiatan ekstrakurikuler,
hasil ujian, dan kegiatan lomba-lomba menurut
kami lebih baik di sana, sehingga kami memilih
anak kami, kami masukkan di sana (SD
Induk)”(Septembar 2014).
Senada dengan pernyataan orang tua tersebut
berikut yang disampaikan orang tua yang tidak daftar
ulang
pada
tahun
pelajaran
2014/2015
di
SDN
Ungaran 02, 04:
”...kami lebih memilih sekolah lain yang kami
anggap lebih bermutu dari pada SDN Ungaran 02,
04. Bukan kami meragukan kemampuan dari SDN
Ungaran 02, 04, namun karena kami mendaftar
lebih dari satu sekolah dan ternyata diterima
disekolah favorit (SDN Sidomulyo 03) tersebut.
Anak kami memilih disana katanya gedungnya
lebih bagus, ingin mengikuti drumband. Kami lebih
mengikuti kemauan anak saja”.(September 2014 ).
Orang tua wali peserta didik yang diterima di
SDN Ungaran 02, 04 pun mempunyai persepsi yang
sama yaitu merasa terpaksa memasukkan putranya ke
SDN Ungaran 02, 04, berikut pernyataanya:
5
’’...saya sebenarnya terpaksa memasukkan anak
saya di SD ini, karena anak saya tidak diterima di
SD Induk. Anak saya yang ke dua ini memang
”berbeda” dengan kakaknya (kemampuannya), jadi
saya memaklumi kalau tidak diterima di sana (SDN
Ungaran 01, 03, 06), akhirnya saya sekolahkan di
sini (SDN Ungaran 02, 04)” (September 2014).
Sedang informasi yang berhasil
diperoleh dari
tokoh masyarakat setempat berdasarkan wawancara
tentang persepsinya terhadap SDN Ungaran 02, 04
menyatakan bahwa masyarakat sekitar sekolah lebih
memilih ke sekolah lain, hal ini disebabkan karena
pada saat sekolah mempunyai Kepala Sekolah dua
orang keadaan sekolah kurang kondusif. Penataan
lingkungan kurang diperhatikan, kegiatan sekolah di
luar pembelajaran kurang kelihatan gregetnya. Untuk
hasil ujian tidak jauh ketinggalan namun tetap masih
berada di bawah sekolah lain (SDN Ungaran 01, 03,
06).
Pandangan
sebagian
masyarakat
tersebut
sebenarnya dapat diterima, karena selama ini kegiatan
lomba baik akademik (LCC, OSN, IMSO, Peserta didik
Berprestasi)
Kretifitas,
maupun
Olahraga,
non
akademik
Dokter
Kecil,
(Cipta
Mapsi,
Seni,
Popda,
Jambore, Pesta Siaga dll) SDN Ungaran 02, 04 belum
mampu masuk ke peringkat sepuluh besar di tingkat
kecamatan. Persepsi masyarakat pada
umumnya
sekolah
akademik
yang
kegiatan
lombanya
baik
maupun non akademik bagus berarti sekolah tersebut
merupakan sekolah bermutu.
Sebagian besar orang
tua peserta didik akan memilih sekolah bagi putraputrinya ke sekolah yang bermutu dengan melihat
6
prestasi akademik sekolah, kegiatan ekstrakurikuler,
dan kejuaraan
lomba baik akademik maupun non
akademik. Hal ini didukung oleh pendapat Arcaro
(2007:1) bahwa mutu merupakan satu-satunya hal
yang
penting
dalam
pendidikan,
karena
dengan
pendidikan berfokus pada mutu dapat membantu
peserta
didik
mengembangkan
keterampilan
yang
mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian
global.
Penelitian terdahulu tentang peningkatan mutu
diantaranya
dilakukan
oleh
Sudadio
(2012)
yang
meneliti tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah di Provinsi Banten melalui Menejemen
Berbasis Sekolah (MBS), Marus Suti (2011) meneliti
tentang Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi
Pendidikan,
Mursalim
(2010)
meneliti
tentang
Paradikma Baru Peningkatan Mutu dalam Prespektif
Total Quality Management.
Dari beberapa penelitian di atas
tentang mutu
secara umum menyatakan pentingnya peningkatan
mutu pada lembaga pendidikan, seperti penelitian yang
di
lakukan
Sudadio
di
Provinsi
Banten
hanya
membahas tentang pelaksanaan MBS pada pendidikan
dasar
dan
menengah.
Penelitian
yang
dilakukan
Mursalim hanya menyoroti tentang rendahnya mutu
pendidikan dan rendahnya mutu pelayanan publik,
tanpa
mencari
tahu
akar
permasalahan
tentang
rendahnya mutu pendidikan. Oleh sebab itu maka
perlu adanya penelitian tentang strategi peningkatan
7
mutu
dengan
terlebih
dahulu
mecari
akar
masalahannya.
Selain
sekolah
mengutamakan
juga
dipengaruhi
mutu
oleh
dalam
memilih
persepsi
mereka
terhadap citra (image) sekolah tersebut. Citra (image)
sekolah bermutu menjadi salah satu hal penting dan
menjadi
pertimbangan
orang
tua
ketika
mereka
memutuskan untuk memilih sekolah. Menurut Hidayat
& Machali (2012:248) citra (image) adalah impresi
perasaan yang ada pada publik (masyarakat) mengenai
perusahaan, obyek, orang atau lembaga (sekolah). Pada
dasarnya citra yang positif merupakan tujuan pokok
sebuah organisasi atau lembaga. Oleh sebab itu penting
sekali sebuah sekolah memberikan informasi kepada
masyarakat agar dapat membentuk citra (image) yang
baik.
Dari beberapa wawancara
kepada masyarakat
tentang SDN Ungaran 02, 04 diperoleh informasi bahwa
mutu sekolah dipersepsikan rendah, sedangkan citra
(image) sekolah dibangun dari persepsi masyarakat.
Persepsi masyarakat yang menganggap SDN Ungaran
02, 04 merupakan sekolah ”kelas dua” juga merupakan
citra negatif yang mempengaruhi kurang berminatnya
orang tua peserta didik untuk menyekolahkan putraputrinya ke sebuah sekolah. Sedangkan sekolah yang
dipersepsikan bagus dan bermutu
akan menjadi
tujuan orang tua peserta didik untuk menyekolahkan
putra putrinya. Hal itu seperti yang di sampaikan
Siahaan (2008:80-81) bahwa terciptanya citra sebuah
lembaga (Corporate image) yang baik di mata khalayak
8
atau masyarakat akan lebih banyak menguntungkan,
karena akan membawa ”citra” yang baik kepada semua
layanan dan jasa yang dihasilkan, dan akan menjadi
kebanggaan. Berdasar permasalahan
tersebut maka
perlu diteliti tentang strategi membangun citra (image)
sekolah bermutu.
Penelitian
diantaranya
terdahulu
dilakukan
tentang
oleh
Sunarko
meneliti tentang ”Persepsi Peserta
citra
(image)
(2009)
didik
yang
Tentang
Pencitraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kabupaten
Trenggalek”,
Kusdiyanto
(2008)
yang
meneliti tentang ”Citra Perguruan Tinggi Swasta di
Kopertis VI Jawa Tengah”, Pramudyo (2012) tentang
”Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui
Kepuasan Sebagai Intervening” (Studi Pada Mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta).
Penelitian terdahulu tentang citra (image) sekolah
dilakukan di sekolah kejuruan dan perguruan tinggi,
padahal
pencitraan
disemua
jenjang
pendidikan
sekolah
harusnya
dilakukan
pendidikan
termasuk
jenjang
dasar khususnya Sekolah Dasar (SD).
Karena penelitian tentang pencitraan di tingkat sekolah
dasar belum ada maka peneliti akan meneliti tentang
peningkatan citra (image) sekolah di tingkat sekolah
dasar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya
penelitian tentang strategi peningkatan mutu dan citra
(image) sekolah bedasarkan akar permasalahan dan
persepsi orang tua peserta didik di SDN Ungaran 02,
04.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
maka
pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan antara
lain:
1. Apa yang menjadi akar permasalahan mutu SDN
Ungaran 02, 04 dipersepsikan rendah?
2. Bagaimana
Ungaran
strategi
02,
peningkatan
04
mutu
berdasarkan
SDN
persepsi
masyarakat?
3. Apa yang menjadi akar permasalahan Citra
(image)
SDN
Ungaran
02,
04
dipersepsikan
kurang bagus?
4. Bagaimana strategi membangun citra (image)
SDN
Ungaran
02,
04
berdasarkan
persepsi
masyarakat?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui
akar
permasalahan
rendahnya mutu SDN Ungaran 02, 04.
2. Untuk menentukan strategi peningkatan mutu di
SDN Ungaran 02, 04.
3. Untuk mengetahui akar permasalahan kurang
bagusnya citra (image) SDN Ungaran 02, 04.
4. Untuk menentukan strategi membangun citra
(image) SDN Ungaran 02, 04.
10
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Memberikan
referensi
tentang
permasalahan
mutu dan citra (image) di dunia pendidikan. Mengingat
selama ini penelitian khususnya masalah citra masih
sedikit lakukan di dunia pendidikan. Penelitian tentang
citra
pada
padahal
umumnya
citra
juga
dilakukan
penting
di dunia
untuk
bisnis,
kepentingan
kemajuan dunia pendidikan yang tidak dapat dilepas
dari kepercayaan masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai
masukkan
bagi
sekolah
untuk
memperbaiki citra (image) sekolah berdasarkan
persepsi masyarakat dalam upaya membangun
sekolah bermutu.
2. Dapat
menjadi
masukan
untuk
lembaga
pendidikan lain guna memperbaiki citra (image)
sekolah bedasarkan persepsi masyarakat dalam
upaya membangun sekolah bermutu di sekolah
masing-masing.
11