DASAR TEORI LAPORAN EFEK RUMAH KACA

DASAR TEORI LAPORAN EFEK RUMAH KACA
Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat
dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora,
dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan
untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras
dengan naiknya suhu sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesiescengkerik, termasuk di
dalamnya adalah gangsir.
Cengkerik telah dipelihara manusia sejak lama, dan di Asia dianggap sebagai
pembawa keberuntungan. Laga cengkerik adalah sejenis permainan yang populer dan
kerap kali melibatkan taruhan. Di Caraguatatuba, Brazil, cengkerik hitam di dalam ruangan
dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit, cengkerik hijau harapan, dan cengkerik
kelabu uang. Dalam komedi, suara cengkerik biasanya digunakan untuk menandakan
lawakan yang tidak lucu dan tidak membuat orang tertawa.

Efek rumah kaca
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk grup musik bernama sama, lihat Efek Rumah Kaca (grup musik).

Penggambaran tentang pertukaran energi antara matahari (sumber), permukaan bumi, atmosfer bumi dan
angkasa (tempat pelepasan). Kemampuan atmosfer untuk menangkap dan melepaskan energi merupakan

karakteristik yang menentukan efek rumah kaca.

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourierpada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alamiSaturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah
kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat jugapemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang
pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Daftar isi
[sembunyikan]


1 Penyebab




2 Akibat



3 Lihat pula



4 Referensi

Penyebab[sunting | sunting sumber]
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gasgas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:


25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer




25% diserap awan



45% diserap permukaan bumi



5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti
gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting

dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat[sunting | sunting sumber]
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek
rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 15 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang

panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]



Pendorong iklim



Perdagangan emisi



Protokol Kyoto



Rumah kaca surya

Referensi[sunting | sunting sumber]


Earth Radiation Budget, [1]




Fleagle, RG and Businger, JA: An introduction to atmospheric physics, 2nd edition,
1980



Fraser, Alistair B., Bad Greenhouse [2]



Giacomelli, Gene A. and William J. Roberts1, Greenhouse Covering Systems, Rutgers
University, [3].



Henderson-Sellers, A and McGuffie, K: A climate modelling primer (quote: Greenhouse
effect: the effect of the atmosphere in re-readiating longwave radiation back to the surface
of the Earth. It has nothing to do with glasshouses, which trap warm air at the surface).




Idso, S.B.: Carbon Dioxide: friend or foe, 1982 (quote: ...the phraseology is somewhat
in appropriate, since CO2 does not warm the planet in a manner analogous to the way in
which a greenhouse keeps its interior warm).



Kiehl, J.T., and Trenberth, K. (1997). Earth's annual mean global energy
budget, Bulletin of the American Meteorological Society 78 (2), 197–208.



Piexoto, JP and Oort, AH: Physics of Climate, American Institute of Physics, 1992
(quote: ...the name water vapor-greenhouse effect is actually a misnomer since heating in
the usual greenhouse is due to the reduction of convection)



Wood, R.W. (1909). Note on the Theory of the Greenhouse, Philosophical

Magazine 17, p319–320. [4]