Ekonomi Politik Internasional dan global

LAPORAN KEASISTENAN HUBUNGAN INTERNASIONAL EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL SOH 305

Alfionita Rizky Perdana 071311233080

Pembimbing : Dra. Lilik Salamah, M.Si

Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA SEMESTER GENAP 2015/2016

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan asistensi ini tepat pada waktunya. Laporan asistensi ini membahas mengenai Ekonomi Politik Internasional.

Dalam penyusunan laporan asistensi ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan asistensi ini.

Penulis menyadari bahwa laporan asistensi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca begitu penulis harapkan untuk penyempurnaan karya-karya tulis lainnya.

Akhir kata semoga laporan asistensi ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Surabaya, 21 Juni 2016

Penulis

Daftar Isi

Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………

1 KATA PENGANTAR……………………………….

2 DAFTAR ISI……………………………..……………

3 Garis Besar Program Pengajaran……………………….

6 Satuan Acuan Pembelajaran……………………………. 14 BAB I Pendahuluan …………………………………….

22 BAB II Apa Itu Ekonomi Politik Internasional ?..........

29 BAB III Liberalisme, Marxisme, Nasionalisme : Pendekatan Besar dalam Ekonomi Politik Internasional …………………………………………….. 38 BAB IV Kepemimpinan, Hegemoni, dan Stabilitas : Tatanan dalam Ekonomi Politik Internasional ………….. 50 BAB V Dari Perdagangan Internasional ke Imperialisme : Ekspansi Global dalam Ekonomi Politik Internasional ……………………………………… 60 BAB VI Great Depression , Keynesianisme, dan Fordisme :Krisis dan regulasi dalam Ekonomi Politik Internasional ………………………………………………. 71 BAB VII Dari Standar Emas ke Sistem Bretton Woods : Institusionalisasi dalam Ekonomi Politik

Internasional ………………………………………..

83 BAB VIII Developmentalisme, Industrialisasi, dan Dependensi : Inklusi Non-Kapitalis dalam Ekonomi Politik Internasional ……………………..

95 BAB IX Negara, Korporasi Multinasional, dan Kapitalis Transnasional : Agensi dalam Ekonomi Politik Internasional ……………………..

105 BAB X Pos-Bretton Woods dan Casino Capitalism : Struktur Finansial Ekonomi Politik Internasional …………………………………………

116 BAB XI Washington Consensus, Structural Adjustment, dan Neoliberalisme : Monetarisme dalam Ekonomi Politik Internasional ……………….

126 BAB XII Pos-Fordisme, Globalisasi, dan Ekonomi Informasional : Perubahan Produksi dalam Ekonomi Politik Internasional …………………………………

135 BAB XIII GATT, Blok Regional, dan WTO : Integrasi dalam Ekonomi Politik Internasional ……...

148 BAB XIV Dari Krisis Asia ke Krisis Amerika Serikat Kemudian Apa Selanjutnya ? : Prospek dalam Ekonomi Politik Internasional …………………

159 BAB XV Kesimpulan …………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 171

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Nama Mata Ajaran : Ekonomi Politik Internasional Kode Mata Ajaran

: SOH305

Pengajar : 1. Citra Hennida, MA (Koordinator)

2. Moch Yunus, MA (anggota) Asisten Dosen

: Ni Putu Indah Maharani (071311233097) Alfionita Rizky Perdana (071311233080) Semester

: Genap; 2016

Hari pertemuan : Selasa/ pukul 15.30-18.00 WIB Tempat Pertemuan : FISIP A-304 dan A-310

1. Deskripsi Perkuliahan

Mata ajaran ini membahas mengenai berbagai perspektif ekonomi politik (seperti misalnya perspektif Keynesian, Marxis, 'public policy', dan kausa sirkulasi) serta menjelaskan berbagai permasalahan yang menyangkut keterikatan politik pada ekonomi dalam skala internasional. Pembahasan lebih menekankan pada interaksi/hubungan antar aktor negara dan bukan negara seperti perusahaan multinasional dan organisasi non-pemerintah internasional. Dengan mengikuti mataajaran ini secara aktif para Mata ajaran ini membahas mengenai berbagai perspektif ekonomi politik (seperti misalnya perspektif Keynesian, Marxis, 'public policy', dan kausa sirkulasi) serta menjelaskan berbagai permasalahan yang menyangkut keterikatan politik pada ekonomi dalam skala internasional. Pembahasan lebih menekankan pada interaksi/hubungan antar aktor negara dan bukan negara seperti perusahaan multinasional dan organisasi non-pemerintah internasional. Dengan mengikuti mataajaran ini secara aktif para

2. Manfaat Mata Kuliah

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan aspek-aspek atau fenomena internasional dalam perspektif yang menempatkan persinggungan antara persoalan ekonomi dan persoalan politik sebagai dasar analisis

3. Tujuan Instruksional

Dengan mengikuti mata ajaran ini secara aktif para mahasiswa diharapkan mampu menganalisis berbagai persoalan ekonomi politik internasional. Mata ajaran ini membahas mengenai berbagai perspektif

misalnya perspektif Keynesianisme, Marxisme, public policy, dan kausa-sirkulasi) serta menjelaskan berbagai permasalahan yang menyangkut keterikatan politik pada ekonomi dalam skala internasional. Pembahasan lebih menekankan pada interaksi/hubungan antar aktor negara dan bukan Negara, seperti perusahaan multinasional dan organisasi non- pemerintah internasional.

ekonomi-politik

(seperti

4. Strategi Perkuliahan

Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah ini terdiri dari:

a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (TIU dan TIK, cakupan materi pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi, evaluasi), dan penutup (umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut, pemberian tugas di rumah, gambaran singkat tentang materi berikutnya)

b. Metode instruksional menggunakan: metode ceramah, demonstrasi, tanya-jawab, diskusi kasus, dan penugasan.

 Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan penekanan-penekanan pada hal-hal yang

penting dan bermanfaat  Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan

memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang mereka pahami sebelumnya.

 Diskusi kasus dilakukan dengan memberikan contoh kasus/kondisi pada akhir pokok bahasan, mengambil tema yang sedang aktual yang relevan dengan pokok bahasan

tersebut, kemudian mengajak mahasiswa untuk tersebut, kemudian mengajak mahasiswa untuk

 Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar, membuka wawasan, dan

memberikan pendalaman materi. Penugasan bisa dalam bentuk menulis tulisan ilmiah, membuat review artikel ilmiah, ataupun membuat tulisan yang membahas kasus/kondisi yang berkaitan dengan pokok bahasan. Pada penugasan ini, terdapat komponen ketrampilan menulis ilmiah, berpikir kritis, penelusuran referensi ilmiah, dan ketrampilan bahasa Inggris.

c. Media instruksional berupa: LCD projector , whiteboard , artikel aktual di surat kabar/internet/majalah/jurnal ilmiah, buku diktat bahan ajar, handout , dan kontrak perkuliahan.

5. Tugas, bahan kuliah dan evaluasi

Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:

a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan harus sudah dibaca sebelum mengikuti tatap muka. Bahan ajar harus diserahkan pada mahasiswa sebelum hari kuliah.

b. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan UTS, UAS, tugas-tugas jurnal/mingguan dan quiz bila perlu.

c. Penugasan sesuai pokok bahasan, yang harus sudah diselesaikan sesuai dengan waktu yang disepakati.

6. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan FISIP, sebagai berikut:

Nilai dalam Rentang nilai Bobot huruf

A 75 – 80

AB 70 - 74,9

 Pembobotan nilai adalah sebagai berikut. Bobot evaluasi terdiri dari:

UTS: 20 % (ujian lisan) UAS: 40 % (final paper dan presentasi)

Tugas-tugas: 25 % Keaktifan di kelas (presentasi, penyangggah, tanya jawab): 15 %

7. Daftar Bacaan

1. Arrighi, Giovani, 2006. The Long Twentieth Century . London: Verso

2. Brown, Michael B., 1995. Models in Political Economy . London: Penguin.

3. Castells, Manuell, 1996. The Rise of the Network Society . Oxford: Basil Blackwell Ltd.

4. Dunford, Michael, 2000. Globalization and Theories of Regulation. In: Palan, Ronen, Global Political Economy:

Theories . London: Routlledge, pp. 143-167.

Contemporary

5. Fischer, Stanley, 1998. “Asian Crisis: The View from the IMF”, Journal of International Financial

Management and Accounting . 9(2), pp. 167-176

6. Frieden, Jeffrey A., 2006. Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth Century. New York: W.W. Norton & Co. Inc.

7. Gilpin, Robert, 1987. The Political Economy of International Relations . Princeton : Princeton University Press, pp. 25-64.

8. Gilpin, Robert, 2001. Global Political Economy: Understanding the International Economic Order . Princeton: Princeton University Press

9. Gramsci, Antonio, 1971. Selections from the Prison Notebooks . London: Lawrence & Wishart

10. Harvey, David, 2007. Freedom’s Just Another Word…. In:

A Brief History of Neo-Liberalism . Oxford: Oxford University Press, pp. 5-38.

11. Hobsbawm, Eric, 1987. The Age of Empire 1875-1914. London: Weidenfield & Nicolson

12. Hoogvelt, Ankie, 1997. Globalization and the Post- Colonial World: the New Political Economy of Development. Baltimore: The John Hopkins University Press

13. Jackson, Robert, & George Sorensen, 1999. Introduction to International Relations . Oxford : Oxford University Press, pp. 175-216.

14. Lairson, Thomas D., & D. Skidmore, 1993. International Political Economy: The Struggle for

Power and Wealth . Orlando: Harcourt Brace College Publishers

15. Magdoff, Harry, 1978. Imperialism: From the Colonial Age to the Present. New York: Monthly Review Press.

16. Naim, Moises, 2000. Foreign Policy . No. 118, pp. 86- 103

17. Peet, Richard, 2003. Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO. London: Zed Books

18. Raphael, D.D., Donald Winch, & Robert Skidelsky, 1997. Three Great Economists: Smith, Maltus, Keynes . Oxford: Oxford University Press

19. Ravenhill, John, 2008. Global Political Economy . Oxford: Oxford University Press

20. Robinson, William I., 2004. A Theory of Global Capitalism: Production, Class, and State in a Transnational World . Baltimore: The John Hopkins University Press

21. Stiglitz, Joseph E., 2002. Globalization and Its Discontents . London: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 89- 132.

22. Strange, Susan, 1986. Casino Capitalism . Oxford: Basil Blackwell Ltd., pp.1-24

SATUAN AJAR PEMBELAJARAN (SAP)

DETAIL PERKULIAHAN

1. Mata Ajar : Ekonomi Politik Internasional

4. Semester : Semester genap, semester terbuka; 2016

5. Deskripsi : Mata kuliah ini akan membawa sejumlah perspektif dalam ekonomi

politik seperti Keynesianisme,

Marxisme, ‘public policy’, dan kausa sirukulasi, juga termasuk akan menjelaskan isu-isu berkaitan dengan Ekonomi dan politik internasional. Lebih lanjut, pembahasan dalam mata kuliah ini akan menekankan pada interaksi/hubungan antara aktor negara dan non-negara (contoh : Multinational Corporations (MNC), International Non-

Governmental Organizations (INGO))

6. Manfaat Utama : Mahasiswa dapat mengerti dan memberi sebuah penjelasan lengkap mengenap apa itu ekonomi politik internasional dan

aspek-aspek atau fenomena-fenomena internasional dari perspektif- perspektif, yang menjadi latar belakang analisis permasalahan ekonomi dan politik.

7. PJMA : Citra Hennida, MA Staf Pengajar

: Moch Yunus, MA Asisten Dosen

Ni Putu Indah Maharani (071311233097) Alfionita Rizky Perdana (071311233080)

BAHAN BACAAN:

1. Arrighi, Giovani, 2006. The Long Twentieth Century . London: Verso

2. Brown, Michael B., 1995. Models in Political Economy . London: Penguin.

3. Castells, Manuell, 1996. The Rise of the Network Society . Oxford: Basil Blackwell Ltd.

4. Dunford, Michael, 2000. Globalization and Theories of Regulation. In: Palan, Ronen, Global Political Economy: Contemporary Theories . London: Routlledge, pp. 143-167.

5. Fischer, Stanley, 1998. “Asian Crisis: The View from the IMF”, Journal of International Financial Management and

Accounting . 9(2), pp. 167-176

6. Frieden, Jeffrey A., 2006. Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth Century. New York: W.W. Norton &

Co. Inc.

7. Gilpin, Robert, 1987. The Political Economy of International Relations . Princeton : Princeton University Press, pp. 25-64.

8. Gilpin, Robert, 2001. Global Political Economy: Understanding the International Economic Order . Princeton: Princeton University Press

9. Gramsci, Antonio, 1971. Selections from the Prison Notebooks . London: Lawrence & Wishart

10. Harvey, David, 2007. Freedom’s Just Another Word…. In:

A Brief History of Neo-Liberalism . Oxford: Oxford University Press, pp. 5-38.

11. Hobsbawm, Eric, 1987. The Age of Empire 1875-1914. London: Weidenfield & Nicolson

12. Hoogvelt, Ankie, 1997. Globalization and the Post- Colonial World: the New Political Economy of Development. Baltimore: The John Hopkins University Press

13. Jackson, Robert, & George Sorensen, 1999. Introduction to International Relations . Oxford : Oxford University Press,

pp. 175-216.

14. Lairson, Thomas D., & D. Skidmore, 1993. International Political Economy: The Struggle for Power and Wealth . Orlando: Harcourt Brace College Publishers

15. Magdoff, Harry, 1978. Imperialism: From the Colonial Age to the Present. New York: Monthly Review Press.

16. Naim, Moises, 2000. Foreign Policy . No. 118, pp. 86-103

17. Peet, Richard, 2003. Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO. London: Zed Books

18. Raphael, D.D., Donald Winch, & Robert Skidelsky, 1997. Three Great Economists: Smith, Maltus, Keynes . Oxford: Oxford University Press

19. Ravenhill, John, 2008. Global Political Economy . Oxford: Oxford University Press

20. Robinson, William I., 2004. A Theory of Global Capitalism: Production, Class, and State in a Transnational World . Baltimore: The John Hopkins University Press

21. Stiglitz, Joseph E., 2002. Globalization and Its Discontents . London: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 89-132.

22. Strange, Susan, 1986. Casino Capitalism . Oxford: Basil Blackwell Ltd., pp.1-24.

Pendahuluan

Buku ini membahas mengenai Ekonomi Politik Internasonal. Sebagai sebuah disiplin ilmu yang khas dan asli ditemukan dalam studi Hubungan Internasional, Ekonomi Politik Internasional menjadi sama pentingnya dengan disiplin ilmu lain untuk dipelajari. Laporan asistsnsi yang berbentuk buku ini terdiri dari 15 bab. 13 bab di antaraanya merupakan 13 topik dalam perkuliahan Ekonomi Politik Internasional. Bab pertama dalam buku ini berisi pendahuluan yang menjelaskan mengenai gambaran umum rangkaian materi perkuliahan dengan tujuan atau sasaran pembelajaran.

Pada bab kedua buku ini akan menjelaskan mengenai definisi Ekonomi Politik Internasional. Berkaitan dengan definisi, konsep umum mengenai Ekonomi Politik Internasional dibahas dalam bab ini. Di dalam bab ini pula akan dijelaskan mengenai perkembangan Ekonomi Politik Internasional, bagaimana ia muncul dan menemukan urgensinya. Dilanjutkan pembahasan mengenai state of art dari Ekonomi Politik Internasional dan apa yang kemudian membedakannya dari Ekonomi Politik.

Kemudian pada bab ketiga dibahas mengenai tiga pendekatan besar dalam Ekonomi Politik Internasional. Ketiga pendekatan besar tersebut adalah Liberalisme, Marxisme, dan

Merkantilisme. Di dalam bab ini dijelaskan bagaimana dan seperti apa masing-masing ketiga pendekatan tersebut memandang Ekonomi Politik Internasional. Terakhir, dalam bab ini dijelaskan bagaimana perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut.

Bab keempat buku ini membahas mengenai tatanan dalam Ekonomi Politik Internasional. Di dalam pembahasan bab ketiga ini akan berfokus pada tiga hal yakni kepemimpinan, hegemoni, dan stabilitas. Pada bab ini dijelaskan mengenai tiga hal ; yang pertama didefinisikan terlebih dahulu mengenai tatanan atau orde dalam Ekonomi Politik Internasional, bagian dua menjelaskan tentang struktur yang berlaku dalam Ekonomi Politik Internasional, dan kemudian di bagian terakhir dijelaskan mengenai siapa yang bertanggungjawab atas tatanan Ekonomi Politik Internasional saat ini. Bab ketiga ini juga membahas 3 teori untuk memahami bagaimana tatanan dalam Ekonomi Politik Internasional yakni stabilitas hegemoni, dualisme, dan modern world system.

Bab kelima buku Ekonomi Politik Internasioal menjelaskan mengenai ekspansi global dalam Ekonomi Politik Internasional. Pembahasan mengenai ekspansi global ini akan berfokus dari perdagangan internasional hingga imperialisme. Penjelasan bab ini dimulai dari titik awal dimulainya praktik sosial Ekonomi Politik

Internasional. Dilanjutkan kemudian pada pembahasan mengenai motif-motif atau bentuk-bentuk historis yang ada di balik ekspansi global Ekonomi Politik Internasional. Di bagian terakhir bab keempat ini pembahasan mengarah pada alasan mengapa praktik ekspansi global berkembamg ke tingkat internasional.

Bab keenam buku ini menjelaskan mengenai krisis dan regulasi dalam Ekonomi Politik Internasional. Bab ini berfokus pada tiga hal yakni Great Depression sebagai unit analisis terkait krisis, kemudian Fordisme dan Keynesianisme sebagai dua bentuk regulasi menghadapi krisis. Di bagian awal, buku ini menerangkan mengenai peristiwa Great Depression bagaimana bisa terjadi dan dampaknya kemudian. Dilanjutkan di bagian kedua membahas mengenai Keynesianisme dan Fordisme, bagaimana preskripsi Keynesianisme dalam mengatasi Great Depression dan bagaimana sistem atau mekanisme dalam Fordisme yang ikut berperan dalam membantu pengentasan krisis.

Bab ketujuh membahas mengenai institusionalisasi Ekonomi Politik Internasional. Pembahasan berfokus pada sistem standar emas dan sistem Bretton Woods. Pada bagian pertama pembahasan menjelaskan mengenai sistem standar emas dan mengapa menimbulkan masalah dalam sistem moneter. Dilanjutkan di bagian kedua membahas mengenai perlunya Bab ketujuh membahas mengenai institusionalisasi Ekonomi Politik Internasional. Pembahasan berfokus pada sistem standar emas dan sistem Bretton Woods. Pada bagian pertama pembahasan menjelaskan mengenai sistem standar emas dan mengapa menimbulkan masalah dalam sistem moneter. Dilanjutkan di bagian kedua membahas mengenai perlunya

Politik Internasional sebagaimana yang tercermin dalam Sistem Bretton Woods. Pada bab kedelapan buku ini menjelaskan mengenai inklusi non-kapitalis dalam Ekonomi Politik Internasional. Fokus pembahasan adalah pada developmentalisme, industrialisasi, dan dependensi. Bagian pertama akan dimulai dengan penjelasan mengenai kemunculan inklusi non-kapitalis sebagai preskripsi alternatif sesudah Perang Dunia II. Kemudian di bagian kedua pembahasan menerangkan tentang perbedaan inkulis kapitalis dan non-kapitalis dalam memandang pembangunan.

dalam

Ekonomi

Jika pada delapan bab sebelumnya membahas mengenai obyek dalam Ekonomi Politik Internasional, maka pada bab kesembilan pembahasan menjelaskan tentang agensi dalam Ekonomi Politik Internasional. Ada tiga aktor dalam Ekonomi Politik Internasional yang menjadi fokus perkuliahan ini yakni negara, korporasi multinasional, dan kapitalis transnasional. Pembahasan akan dimulai dengan uraian tentang signifikansi ketiga aktor tersebut dan bagaimana relasi ketiganya. Terakhir setelah memahami masing-masing posisi aktor, maka menjadi Jika pada delapan bab sebelumnya membahas mengenai obyek dalam Ekonomi Politik Internasional, maka pada bab kesembilan pembahasan menjelaskan tentang agensi dalam Ekonomi Politik Internasional. Ada tiga aktor dalam Ekonomi Politik Internasional yang menjadi fokus perkuliahan ini yakni negara, korporasi multinasional, dan kapitalis transnasional. Pembahasan akan dimulai dengan uraian tentang signifikansi ketiga aktor tersebut dan bagaimana relasi ketiganya. Terakhir setelah memahami masing-masing posisi aktor, maka menjadi

Bab kesepuluh ini menjelaskan tentang struktur finansial dalam Ekonomi Politik Internaasional. Pembahasan mengenai struktur finansial dalam Ekonomi Politik Internasional akan terdiri dari dua hal utama yakni pos-Bretton Woods dan Casino Capitalism. Penjelasan terkait pos-Bretton Woods akan terdiri dari bagaimana keruntuhan rezim ini dan dampaknya terhadap struktur finansial kala itu. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Casino Capitalism yang mengulas tentang apa yang dimaksud Casino Capotalism dan bagaimana kemunculannya.

Bab kesebalas buku ini menerangkan mengenai Monetarisme dalam Ekonomi Politik Internasional. Pembahasan terkait Monetarisme akan dijelaskan ke dalam tiga sub-pokok bahasan yakni Washington Consensus, Structural Adjustment, dan Neoliberalisme. Dijelaskan sebagai awal adalah Monetarisme dan kaitannya dengan embedded liberalism. Dilanjutkan di bagian kedua mengenai hubungan Washington Consensus dan Structural Adjustment dengan Monetarisme dan Neoliberalisme. Terakhir pembahasan akan mengulas tentang signifikansinya bagi Ekonomi Politik Internasional.

Bab keduabelas membahas mengenai perubahan produksi dalam Ekonomi Politik Internasional. Pembahasan bab keduabelas ini berfokus pada 3 sub-pokok bahasan yakni globalisasi, global value chain, dan ekonomi informasional. Masing-masing akan menjelaskan tentang bagaimana kaitan ketiganya dengan perubahan model produksi dalam Ekonomi Politik Internasional. Tentunya dengan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana ketiganya bisa muncul dan seperti apa ilustrasinya.

Kemudian pada bab ketigabelas pembahasan buku ini akan meneranhkan tentang integrasi dalam Ekonomi Politik Internasional. Yang menjadi fokus adalah GATT, blok regional, dan WTO. Integrasi dalam Ekonomi Politik Internasional dalam perkuliahan ini terdiri dari dua pola yakni global dan regional. Integrasi global yang ada dalam GATT dan WTO akan dianalisis seperti apa praktiknya. Dilanjutkan pada bagaimana integrasi regional yang tengah populer akhir-akhir ini dan dianalisis pula mengapa terjadi peningkatan tren integrasi regional.

Bab keempatbelas buku ini membahas mengenai prospek Ekonomi Politik Internasional. Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai krisis finansial yang terjadi di Asia tahun 1997 serta sedikit yang terjadi di Amerika Serikat (AS) tahun 2008. Krisis yang terjadi akan dihubungkan dengan bagaimana IMF sebagai Bab keempatbelas buku ini membahas mengenai prospek Ekonomi Politik Internasional. Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai krisis finansial yang terjadi di Asia tahun 1997 serta sedikit yang terjadi di Amerika Serikat (AS) tahun 2008. Krisis yang terjadi akan dihubungkan dengan bagaimana IMF sebagai

Terakhir, buku ini dalam bab kelimabelas ditutup dengan kesimpulan dari keseluruhan materi perkuliahan yang terdiri dari

13 bab. Kesimpulan ini akan merangkum seperti apa dan bagaimana Ekonomi Politik Internasional dimulai dari awal hingga masa depannya.

Apa Itu Ekonomi Politik Internasional ?

Pendahuluan

inEkonomi Politik Internasional merupakan salah satu kajian yang khas Hubungan Internasional. Ekonomi Politik Internasional pada dasarnya telah ada dan dipraktikkan sejak lama. Sempat dianggap sebagai sebuah hal yang berbeda dan terpisah, hingga kemudian ekonomi dan politik kembali bersatu dan dianggap sebagai sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Hingga saat ini Ekonomi Politik Internasional menjadi salah satu kajian yang menarik dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembahasan ini, topic mendasar yang perlu dipahami adalah mengenai definisi, state of art, dan perbedaan kajian ini dengan kajian lain yakni Ekonomi Politik.

Definisi dan Perkembangan Ekonomi Politik Internasional

Untuk memahami definisi Ekonomi Politik Internasional perlu dipahami dari dua kata utama penyusunnya yakni ekonomi dan politik. Ekonomi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Sementara itu, politik dimaknai

sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai setidaknya secara sederhana Ekonomi Politik Internasional dapat dipahami tentang bagaimana proses- proses dalam pasar memiliki implikasi maupun kaitan dengan aktivitas politik. Sementara itu, Adam Smith yang dikenal sebagai bapak Ekonomi menjelaskan bahwa Ekonomi Politik adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan para negarawan dan legislator dan sebagai panduan menuju manajeman ekonomi nasional yang lebih bijaksana (Gilpin 2001, 25). Selanjutnya John Stuart Mill mengartikan ekonomi politik sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang mengajarkan bangsa bagaimana untuk menjadi kaya (Gilpin 2001, 25). Secara keseluruhan, dapat dirangkum pemaknaan ekonomi politik sebagai sebuah studi yang mempelajari kaitan antara pasar (ekonomi) dan politik yang dapat diwakili salah satunya ke dalam bentuk kebijakan.

Ekonomi Politik Internasional sebenarnya telah dimulai secara praktik sosialnya sejak masa lampau. Setidaknya salah satu stepping stone dalam praktik Ekonomi Politik Internasional dapat dilihat dari perdagangan di abad 13 yang melalui jalur sutra (silk road). Hingga kemudian di abad 15 bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan pelayaran ke luar benuanya. Pelayaran ini disebabkan karena beberapa alasan di antaranya adalah kelangkaan rempah- Ekonomi Politik Internasional sebenarnya telah dimulai secara praktik sosialnya sejak masa lampau. Setidaknya salah satu stepping stone dalam praktik Ekonomi Politik Internasional dapat dilihat dari perdagangan di abad 13 yang melalui jalur sutra (silk road). Hingga kemudian di abad 15 bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan pelayaran ke luar benuanya. Pelayaran ini disebabkan karena beberapa alasan di antaranya adalah kelangkaan rempah-

Akan tetapi, Ekonomi Politik Internasional mulai mengalami pemisahan. Ekonomi dan politik dianggap terpisah dan dinilai sebagai dua hal yang berbeda yang harusnya tidak bisa dikaitkan. Meskipun di era Adam Smith seiring dengan penulisan buku The Wealth of Nations pemaknaan ekonomi dan politik sama- sama signifikannya, namun keduanya kemudian mengalami pemisahan cukup lama. Semakin terlihat perbedaannya saat kemunculan Positivisme di era tahun 1960-an. Pada masa tersebut, ekonomi dan politik dianggap dua hal terpisah. Ekonomi berkaitan dengan hitungan matematis dan politik sebagai ilmu yang berkarakter pada kualitas, bukan kuantitas. Sehingga, penyatuan keduanya tidak mungkin dilakukan. Namun demikian di tahun

1970-an, ada setidaknya dua peristiwa dunia yang kemudian mendorong manusia untuk mulai memikirkan bahwa ekonomi dan politik bukan lagi sebagai dua entitas terpisah. Peristiwa pertama adalah sepanjang masa détente, mulai bermunculan negara-negara yang bangkit perekonomiannya, seperti Jepang dan Korea Selatan (Ravenhill 2008, 18-9). Kebangkitan ekonomi ini di satu sisi memiliki implikasi politik terkait hubungan antarnegaranya. Sementara itu, peristiwa kedua adalah di tahun 1970-an tengah terjadi krisis minyak (Ravenhill 2008, 18-9). Krisis minyak ini diawali justru akibat boikot yang dilakukan oleh negara-negara Arab anggota OPEC. Ini dilakukan sebagai reaksi negara-negara Arab anggota OPEC ketika banyak negara-negara mendukung Israel sebagai sebuah negara. Padahal minyak merupakan komoditas paling penting yang menggerakkan perindustrian di banyak negara maju saat itu. Dari peristiwa-peristiwa ini, publik, negarawan, hingga ilmuwan mulai menyadari bahwa ada keterkaitan dan interaksi tercipta antara ekonomi dan politik. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena dalam kondisi-kondisi tertentu keduanya ikut berhubungan.

State of Art Ekonomi Politik Internasional

State of art dimaknai sebagai nature atau karakter khas yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Ekonomi Politik internasional sebagai sebuah studi memiliki state of art yang berbicara mengenai bagaimana distribusi perolehan dari kegiatan pasar. State of art dari Ekonomi Politik Internasional adalah interaksi dari negara dan pasar (Gilpin 2001, 77). Interaksi negara dan pasar merupakan sebuah hal yang khas dan tidak dapat dipisahkan dalam Ekonomi Politik Internasional. Ini yang membedakannya dari studi lain. Misalnya saja ekonomi, hanya berfokus pada pembahasan mengenai pasar, efisiensi, dan keuntungan bersama dari pertukaran ekonomi (Gilpin 2001, 77). Maka dari itu, ketika membicarakan politik perlu dilihat adakah keterkaitan dan interaksinya dengan pasar atau ekonomi. Begitu pula dengan ekonomi yang seringkali diikuti dengan kebijakan pemerintah dan perilaku-perilaku politis aktor-aktornya. Dapat diambil contoh misalnya bagaimana Tiongkok yang menggagas Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dikatakan oleh pemerintah Tiongkok sebagai badan untuk memberi donasi pembangunan infrastruktur di negara- negara berkembang di Benua Asia. Di balik kerjasama ekonomi semacam ini, pada kenyataannya di Asia sudah ada Asian Development Bank (ADB) yang bergerak di bidang yang sama State of art dimaknai sebagai nature atau karakter khas yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Ekonomi Politik internasional sebagai sebuah studi memiliki state of art yang berbicara mengenai bagaimana distribusi perolehan dari kegiatan pasar. State of art dari Ekonomi Politik Internasional adalah interaksi dari negara dan pasar (Gilpin 2001, 77). Interaksi negara dan pasar merupakan sebuah hal yang khas dan tidak dapat dipisahkan dalam Ekonomi Politik Internasional. Ini yang membedakannya dari studi lain. Misalnya saja ekonomi, hanya berfokus pada pembahasan mengenai pasar, efisiensi, dan keuntungan bersama dari pertukaran ekonomi (Gilpin 2001, 77). Maka dari itu, ketika membicarakan politik perlu dilihat adakah keterkaitan dan interaksinya dengan pasar atau ekonomi. Begitu pula dengan ekonomi yang seringkali diikuti dengan kebijakan pemerintah dan perilaku-perilaku politis aktor-aktornya. Dapat diambil contoh misalnya bagaimana Tiongkok yang menggagas Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dikatakan oleh pemerintah Tiongkok sebagai badan untuk memberi donasi pembangunan infrastruktur di negara- negara berkembang di Benua Asia. Di balik kerjasama ekonomi semacam ini, pada kenyataannya di Asia sudah ada Asian Development Bank (ADB) yang bergerak di bidang yang sama

Perbedaan Ekonomi Politik Internasional dan Ekonomi Politik

Terlihat dari kata-kata penyusunnya, sebenarnya ada perbedaan yang ditunjukkan antara ekonomi politik dan ekonomi politik internasional. Cakupan pembahasan dari kedua kajian ini berbeda. Ekonomi politik hanya membahas cakupan nasional sebuah negara, sementara Ekonomi Politik Internasional memiliki cakupan eksternal sebuah negara. Gilpin (2001, 77) menjelaskan lebih lanjut untuk menerangkan perbedaan ekonomi politik dan ekonomi politik internasional. ekonomi hanya berfokus pada efisiensi dan keuntungan bersama dari pertukaran ekonomi, sementara ekonomi politik internasional tidak hanya berfokus pada hal-hal tersebut melainkan juga pada isu-isu yang lebih luas, Terlihat dari kata-kata penyusunnya, sebenarnya ada perbedaan yang ditunjukkan antara ekonomi politik dan ekonomi politik internasional. Cakupan pembahasan dari kedua kajian ini berbeda. Ekonomi politik hanya membahas cakupan nasional sebuah negara, sementara Ekonomi Politik Internasional memiliki cakupan eksternal sebuah negara. Gilpin (2001, 77) menjelaskan lebih lanjut untuk menerangkan perbedaan ekonomi politik dan ekonomi politik internasional. ekonomi hanya berfokus pada efisiensi dan keuntungan bersama dari pertukaran ekonomi, sementara ekonomi politik internasional tidak hanya berfokus pada hal-hal tersebut melainkan juga pada isu-isu yang lebih luas,

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, ekonomi politik internasional diartikan sebagai interaksi antara pasar (sebagai elemen ekonomi) dan politik dalam cakupan internasional, yang kemudian mengimplikasikan adanya hubungan antarnegara dan aktor non-negara di dalamnya. Ekonomi politik internasional memiliki state of art atau karakter khas yang tidak dimiliki oleh studi lainnya. State of art ekonomi politik internasional adalah interaksi antara negara dan pasar. Hal ini yang kemudian membedakannya dari studi atau disiplin lainnya. Ekonomi politik internasional dan ekonomi politik pada dasarnya Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, ekonomi politik internasional diartikan sebagai interaksi antara pasar (sebagai elemen ekonomi) dan politik dalam cakupan internasional, yang kemudian mengimplikasikan adanya hubungan antarnegara dan aktor non-negara di dalamnya. Ekonomi politik internasional memiliki state of art atau karakter khas yang tidak dimiliki oleh studi lainnya. State of art ekonomi politik internasional adalah interaksi antara negara dan pasar. Hal ini yang kemudian membedakannya dari studi atau disiplin lainnya. Ekonomi politik internasional dan ekonomi politik pada dasarnya

Kata-kata Kunci : interaksi, negara, pasar, state of art, internasional, aktor non-negara

Pertanyaan Arahan :

Apa itu Ekonomi Politik Internasional ? Apa yang menjadi state of art disiplin ini ? Seberapa berbeda Ekonomi Politik Internasional dengan studi mengenai Ekonomi Politik ? Berikan ilustrasinya!

Referensi :

Gilpin, Robert, 2001. The New Global Economic Order. dalam: Global Political Economy: Understanding the International Economic Order . Princeton: Princeton University Press, pp. 3-24---ADD.

_________________. The Nature of Political Economy. dalam: Global Political Economy: Understanding the

International Economic Order . Princeton: Princeton University Press, pp. 25-45.

_________________. The Study of International Political Economy. dalam: Global Political Economy: Understanding the International Economic Order . Princeton: Princeton University Press, pp. 77-102.

Ravenhill, John, 2008. The Study of Global Political Economy. dalam: Ravenhill, John, (ed.), Global Political Economy . Oxford: Oxford University Press, pp. 18-25.

Liberalisme, Marxisme, Nasionalisme : Tiga Pendekatan Besar dalam Ekonomi Politik Internasional

Pendahuluan

Ekonomi Politik Internasional pada mulanya berangkat dari dua studi berbeda, ekonomi dan politik. Dua studi ini dipelajari secara terpisah cukup lama sebelum akhirnya didapat kesadaran bahwa keduanya tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Namun demikian dalam memahami Ekonomi Politik Internasional ada berbagai pendekatan yang memiliki pakem tersendiri. Secara garis besar ada 3 pendekatan umum yang diguanakn dalam memahami Ekonomi Politik Internasional yaitu Liberalisme, Nasionalisme, dan Marxisme. Ketiganya memiliki pandangan berbeda terkait pakem persepektif terhadap studi Ekonomi Politik Internasional.

Merkantilisme (Nasionalisme Ekonomi)

Dalam memahami Ekonomi Politik Internasional ada sebuah kerangka besar teoritis yang dimiliki oleh masing-masing pendekatan tersebut. Pendekatan pertama yaitu Nasionalisme. Nasionalisme meyakini bahwa politik merupakan hal utama bagi sebuah negara. Pendekatan Nasionalisme menyatakan bahwa ekonomi merupakan sektor yang mendukung keberlangsungan dari

kegiatan politik. Dengan kata lain kemudian bahwa ekonomi adalah alat politik, sebuah basis untuk kekuatan politis (Jackson & Sorensen 1999, 178). Nasionalisme begitu menekankan pada pemanfaatan ekonomi sebagai basis kekuatan negara. Nasionalisme memilikin ama lain yaitu Merkantilisme. Seperti yang telah diketahui, Merkantilisme merupakan sebuah paham atau cara pandang yang populer di era sebelum tahun 1700-an. Sehingga implementasi dari pendekatan ini pun dapat dilihat dari bgaimana negara berlomba-lomba untuk memiliki kekuatan di sektor ekonomi yang begitu besar. Hingga melakukan ekspedisi dan kolonialisme ke negara-negara di luarnya untuk memeroleh pemasukan dalam bentuk cadangan emas. Ini berguna untuk menyokong kekuatan negara saat itu. Artinya semakin besar cadangan emas suatu negara akan semakin kuat negara tersebut di mata negara lain.

Di masa-masa berikutnya Merkantilisme kemudian memunculkan varian-varian baru dan bentuknya sendiri kini dikenal pula sebagai nasionalisme. Pendekatan Nasionalisme diilhami oleh ideology Realisme (Jackson & Sorensen 1999). Cara pandang Realisme pun akhirnya juga ditemui dalam kerangka teoritis Ekonomi Politik Internasional menurut pendekatan Nasionalisme. Terlihat dari bagaimana Nasionalisme menekankan Di masa-masa berikutnya Merkantilisme kemudian memunculkan varian-varian baru dan bentuknya sendiri kini dikenal pula sebagai nasionalisme. Pendekatan Nasionalisme diilhami oleh ideology Realisme (Jackson & Sorensen 1999). Cara pandang Realisme pun akhirnya juga ditemui dalam kerangka teoritis Ekonomi Politik Internasional menurut pendekatan Nasionalisme. Terlihat dari bagaimana Nasionalisme menekankan

Liberalisme Ekonomi

Sementara itu pendekatan kedua adalah Liberalisme. Liberalisme ekonomi berakar dari ideology Liberalisme. Ideologi Liberalisme menempatkan kebebasan individu sebagai yang utama. Sehingga pada varian dan sektor apa pun, dasarnya tetap pada kebebasan individu yang diutamakan. Termasuk dalam sektor ekonomi dan politik. Liberalisme politik merupakan sebuah cara pandang yang menekankan pada kebebasan dan persamaan individu (Glipin 1987, 27). Ini sudah berbeda konteks dengan Liberalisme ekonomi yang menekankan pada pasar bebas dan intervensi negara yang minimal (Gilpin 1987, 27). Liberalisme ekonomi merupakan sebuah paham dan pendekatan yang populer sejak seorang ilmuwan bernama Adam Smith menulis buku berjudul The Wealth of Nations yang menolak persepsi Merkantilisme bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan dari Sementara itu pendekatan kedua adalah Liberalisme. Liberalisme ekonomi berakar dari ideology Liberalisme. Ideologi Liberalisme menempatkan kebebasan individu sebagai yang utama. Sehingga pada varian dan sektor apa pun, dasarnya tetap pada kebebasan individu yang diutamakan. Termasuk dalam sektor ekonomi dan politik. Liberalisme politik merupakan sebuah cara pandang yang menekankan pada kebebasan dan persamaan individu (Glipin 1987, 27). Ini sudah berbeda konteks dengan Liberalisme ekonomi yang menekankan pada pasar bebas dan intervensi negara yang minimal (Gilpin 1987, 27). Liberalisme ekonomi merupakan sebuah paham dan pendekatan yang populer sejak seorang ilmuwan bernama Adam Smith menulis buku berjudul The Wealth of Nations yang menolak persepsi Merkantilisme bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan dari

Liberalisme meyakini bahwa pemerintah atau negara harus keluar dari pasar. Tugas pemerintah atau negara hanya sebatas sebagai pengawas. Keterlibatan pemerintah atau negara baru akan diperlukan apabila pasar mengalami ketidakstabilan. Di situ peran negara atau pemerintah sebagai pembuat kebijakan diperlukan, kebijakan yang merupakan instrument politis muncul dan lantas dapat berkaitan dengan ekonomi. Sehingga dapat dipahami kemudian bahwa kerangka teoritis besar Liberalisme bagi Ekonomi Politik Internasional terletak pada cara pandang mereka bahwa ekonomi dan politik adalah dua hal terpisah (Glipin 1987, 26). Meskipun mereka tidak menolak jika ekonomi meningkatkan kekuatan dan keamanan negara, akan tetapi tujuan utama dari aktivitas ekonomi menurut Liberalisme tetaplah keuntungan individu (Glipin 1987, 27).

Marxisme

Selain Nasionalisme dan Liberalisme ada 1 pendekatan besar lainnya yaitu Marxisme. Marxisme merupakan sebuah cara pandang yang digagas oleh Karl Marx dan Friedrich Engel. Marxisme memiliki sebuah kerangka teoritis bagi Ekonomi Politik

Internasional. Marxisme ekonomi mengamini cara pandang Nasionalisme atau Merkantilisme, bahwa politik dan ekonomi saling berkaitan satu sama lain (Jackson & Sorensen 1999, 184). Akan tetapi Marxisme lebih menekankan pada ekonomi sebagai hal paling utama dan politik berada pada posisi kedua. Marxisme ekonomi ini merupakan pengembangan dari ideology Marxisme. Oleh sebab itu dasar Marxisme akan ditemui pula dalam pemahaman Marxisme ekonomi. Ekonomi Politik Internasional dipahami oleh Marxisme bahwa negara dikuasai oleh sekelompok orang yang menguasai sumber-sumber untuk produksi (Jackson & Sorensen 1999, 185). Sehingga negara juga digerakkan oleh kepentingan kelompok borjuis tersebut. Kelompok borjuis memiliki kemampuan untuk menempati posisi-posisi elit. Ada kaum borjuis, ada pula kaum proletar. Kemunculan kaum proletar sebagai pihak yang dipekerjakan dan diekploitasi oleh kaum borjuis merupakan dialektika khas ideology Marxisme. Demikian pula dalam Marxisme ekonomi, kaum proletar ini selalu ada dalam perekonomian internasional. Selain keberadaan kaum borjuis dan kepentingannya yang menggerakkan negara, Marxisme ekonomi juga memandang bahwa konflik antarnegara seharusnya dipahami dalam konteks ekonomi. Konflik antarnegara seperti peperangan merupakan akibat dari pencarian pasar dan keuntungan lebih.

Ekonomi bersifat ekspansif, demikian pernyataan Marxisme. Oleh sebab itu permasalahan politik tidak lepas dan berakar dari permasalahan ekonomi.

Perbedaan Ketiga Pendekatan Besar dalam Ekonomi Politik Internasional

Dari ketiga pendekatan tersebut didapat perbedaan yang cukup mencolok. Perbandingan Nasionalisme dan Liberalisme terletak pada bagaimana kerjasama di bidang ekonomi diyakini oleh keduanya. Nasionalisme tidak begitu meyakini bahwa kerjasama di bidang ekonomi seperti perdagangan internasional antarnegara dapat membawa kemakmuran atau keuntungan baginya (Jackson & Sorensen 1999). Keyakinan seperti ini merupakan pengaruh dari ideology Realisme yang menjadi akarnya. Nasionalisme menekankan pada zero sum game atau juga sebagai absolute advantage (Jackson & Sorensen 1999) . Artinya dalam sistem internasional aka nada negara yang absolut memeroleh keuntungan dan ada yang merugi. Sehingga kemudian pendekatan Nasionalisme menjelaskan pula bahwa negara harus memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki dan dikuasai untuk meningkatkan kekuatan negaranya. Ini berbeda dengan pendekatan Liberalisme ekonomi yang sebaliknya mengatakan bahwa Dari ketiga pendekatan tersebut didapat perbedaan yang cukup mencolok. Perbandingan Nasionalisme dan Liberalisme terletak pada bagaimana kerjasama di bidang ekonomi diyakini oleh keduanya. Nasionalisme tidak begitu meyakini bahwa kerjasama di bidang ekonomi seperti perdagangan internasional antarnegara dapat membawa kemakmuran atau keuntungan baginya (Jackson & Sorensen 1999). Keyakinan seperti ini merupakan pengaruh dari ideology Realisme yang menjadi akarnya. Nasionalisme menekankan pada zero sum game atau juga sebagai absolute advantage (Jackson & Sorensen 1999) . Artinya dalam sistem internasional aka nada negara yang absolut memeroleh keuntungan dan ada yang merugi. Sehingga kemudian pendekatan Nasionalisme menjelaskan pula bahwa negara harus memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki dan dikuasai untuk meningkatkan kekuatan negaranya. Ini berbeda dengan pendekatan Liberalisme ekonomi yang sebaliknya mengatakan bahwa

Sementara itu Nasionalisme dan Marxisme memiliki perbedaan yang terletak pada prioritas urusan politik dan ekonomi. Nasionalisme menempatkan politik sebagai urusan nomor 1 sementara ekonomi menjadi penyokong atau alat untuk memperkuat kekuatan negara (Gilpin 1987). Di sisi lain Marxisme menekankan pada ekonomi sebagai sektor utama sementara politik sebagai urusan kedua (Jackson & Sorensen 1999). Ini dimaksudkan bahwa dalam kacamata Marxisme segala sesuatu harusnya dipandang dalam konteks ekonomi. Permasalahan yang Sementara itu Nasionalisme dan Marxisme memiliki perbedaan yang terletak pada prioritas urusan politik dan ekonomi. Nasionalisme menempatkan politik sebagai urusan nomor 1 sementara ekonomi menjadi penyokong atau alat untuk memperkuat kekuatan negara (Gilpin 1987). Di sisi lain Marxisme menekankan pada ekonomi sebagai sektor utama sementara politik sebagai urusan kedua (Jackson & Sorensen 1999). Ini dimaksudkan bahwa dalam kacamata Marxisme segala sesuatu harusnya dipandang dalam konteks ekonomi. Permasalahan yang

Grand Theoretical Templates : Kunci Memahami Ketiga Pendekatan Besar dalam Ekonomi Politik Internasional

Sumber : Jackson & Sorensen 1999

Sehingga dari uraian mengenai masing-masing pendekatan dan perbedaannya, didapat tabel seperti di atas. Dari tabel di atas, dapat dilihat bagaimana masing-masing pendekatan dalam ekonomi politik internasional memiliki grand theoretical template untuk memahami ekonomi politik internasional itu sendiri. Salah satu poin yang menunjukkan distingsinya dalam ekonomi politik internasional adalah kaitan antara ekonomi dan politik. Merkantilisme menjadikan politik sebagai entitas yang paling menentukan, Liberalisme memposisikan ekonomi sebagai entitas yang bebas dan otonom dari politik, sementara Marxisme menjadikan ekonomi sebagai entitas yang menentukan kegiatan politiknya.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, di dalam Ekonomi Politik Internasional ada 3 pendekatan besar yakni Merkantilisme atau Nasionalisme Ekonomi, Liberalisme, dan Marxisme. Masing- masing memiliki grand theoretical template dalam melihat Ekonomi Politik Internasional. Hal utama yang menjadi grand theoretical

template dari Nasionalisme Ekonomi atau Merkantilisme adalah posisi ekonomi yang dilihat sebagai aspek

penyokong kepentingan politis. Sementara itu, Liberalisme penyokong kepentingan politis. Sementara itu, Liberalisme

Kata-kata Kunci : pendekatan, Merkantilisme, Liberalisme, Marxisme, grand theoretical template, ideologi, perbedaan

Pertanyaan Arahan :

Adakah grand theoretical templates dalam memahami Ekonomi Politik Internasional ? Ideologi apa saja yang ada di balik variasi-variasi 3 pendekatan tersebut ? Seberapa berbeda ketiga pendekatan besar tersebut ?

Referensi :

Gilpin, Robert, 1987. “Three Ideologies of Political Economy”, dalam The Political Economy of International Relations . Princeton : Princeton University Press, pp. 25-64

Jackson, Robert, & George Sorensen, 1999. “Introduction Political Economy”, dalam Introduction to International Relations .

Oxford : Oxford University Press, pp. 175-216

Raphael, D.D., Donald Winch, &Robert Skidelsky, 1997. Three Great Economists: Smith, Maltus, Keynes . Oxford: Oxford University Press, pp.26-43---ADD.

Watson, Matthew, 2008. Theoretical Traditions in Global Political Economy. In: Ravenhill, John. Global Political Economy . Oxford: Oxford University Press, pp. 27-66.

Kepemimpinan, Hegemoni, dan Stabilitas : Tatanan dalam Ekonomi Politik Internasional

Pendahuluan