BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Wanita Perawat RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan - perubahan itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk bekerja khususnya terhadap kaum wanita. Kebutuhan hidup yang tidak terbatas menuntut wanita untuk bekerja selain berperan sebagai ibu rumah tangga, apalagi pada saat ini perusahaan tidak mempermasalahkan gender tetapi kualitas sumber daya manusia itu sendiri (Sofyandi, 2008:99).

  Keterlibatan wanita yang sudah tidak lazim membawa dampak terhadap peran ganda terhadap diri mereka. Peran ganda terjadi pada wanita yang bekerja di luar rumah, atau menjadi wanita karir. Perawat merupakan salah satu profesi yang sering dijalani para wanita. Peran ganda yang dijalani para perawat sangat mempengaruhi kinerjanya dalam melakukan pekerjaannya sehingga tidak jarang timbul stres kerja dan konflik batin di dalam diri. Menjalani dua peran sekaligus, sebagai seorang perawat sekaligussebagai ibu rumah tangga, tidaklah mudah. Wanita yang berprofesi sebagai perawat, telahmenikah dan punya anak memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih beratdaripada wanita perawat yang belum menikah. Peran ganda pun dialami oleh wanita tersebut karenaselain berperan di dalam keluarga, perawat tersebut juga berperan di dalam pekerjaannya yaitu sebagai perawat di rumah sakit. Peran ganda yang dijalani tidak jarang menimbulkan konflik. Konflik pekerjaan-keluarga menjelaskan terjadinya benturan antaratanggung jawab pekerjaan di rumah atau kehidupan rumah tangga.

  Wanita yang tidak dapat membagi atau menyeimbangkanwaktu untuk urusan keluarga dan bekerja dapat mengalami konflik yaitukonflik keluarga dan konflik pekerjaan, atau sering disebut sebagai konflikperan ganda wanita antara keluarga dan pekerjaan. Di satu sisi wanita dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina keluargasecara baik, namun disisi lain, sebagai seorang perawat yang baik merekadituntut pula untuk bekerja sesuai dengan standar perusahaan dengan menunjukkan performa kerja yang baik. Kondisi inilah yang terkadang dapat mengganggu kegiatan dan konsentrasi didalam pekerjaannya.

  Wanita dalam menjalani pekerjaannya tidak jarang mengalami stres. Wanita yang memegang banyak peran dan tuntutan menghadapi tekanan jiwa dan ketegangan Menurut Sunaryo (2004:214), stres terjadi apabila tuntutan keinginan diri tidak terpenuhi. Sedangkan menurut Robbins (Wahjono, 2010:107) stres menunjukkan suatu kondisi dinamik yang di dalamnya seorang individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Siagian (2007:300) menyatakan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luar lainnya. Hal ini berarti perawat yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerjanya khususnya wanita perawat di RSU Dr. Pirngadi Medan.

  Kinerja perawat diukur dari kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu di dalam melakukan pekerjaannya. Wanita perawat mempunyai kualitas kerja yang baik jika mampu merawat pasiennya dengan baik dan sabar sampai pasien tersebut sembuh (pulih) dan pasien merasa puas akan perawatan yang dilakukan wanita perawat tersebut selain itu yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktek keperawatan (Mubarak, 2009:289). Standar praktek keperawatan menurutAmerican Nursing

  

Association (Mubarak, 2009:289) yaitu: perawat mengumpulkan data tentang

  kesehatan pasien, perawat menetapkan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap pasien, perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berisirencana tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan, perawat mengimplementasikan tindakan yang sudah ditetapkan dalam rencana asuhan keperawatan dan perawat mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil akhir yang sudah ditetapkan.Kuantitas kinerja perawat diukur dari banyaknya pasien yang dirawat oleh wanita perawat tersebut yang telah sembuh (pulih) dan ketepatan waktu diukur dari sikap siaga dari seorang wanita perawat tersebut untuk melayani pasien.

  Peran ganda yang dijalani wanita perawat membuat mereka kesulitan membagi waktu antara peran sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perawat.

Tabel 1.1 menunjukkan wanita perawat RSU Dr. Pirngadi Medan mengalami .

  kesulitan membagi waktu antara sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perawat

Tabel 1.1 Jumlah Kehadiran Wanita Perawat Ruang V (Ruang Bersalin) Tahun 2011

  Bulan Kehadiran Hadir Sakit Absen Cuti Izin Terlambat Cepat Hari Jumlah

  Datang Pulang Kerja Pegawai Jan 438

  3

  12

  1

  29

  25

  18 Feb 398

  1

  7

  1

  29

  25

  18 Mrt 459

  5

  23

  5

  26

  18 Apr 344

  6

  50

  9

  25

  19 Mei 438

  8

  9

  3

  73

  24

  19 Jun 495

  28

  1

  59

  23

  22 Jul 457

  11

  38

  85

  26

  18 Agst 407

  2

  5

  70

  4

  23

  21 Sept 426

  1

  4

  6

  23

  21 Okt 500

  20

  26 1 126

  26

  21 Nov 495

  19

  5

  20

  26

  21 Des 521

  5

  19

  26

  21 Jlh 5378 15 120 110 71 108 382

  Sumber: RSU Dr. Pirngadi Medan (2011)

  Kesulitan membagi waktu antara peran sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perawat mempengaruhi kinerja mereka. Dampaknya terhadap pekerjaaan di rumah sakit yaitu mereka tidak dapat mengumpulkan data tentang kesehatan pasien secara lengkap, tidak mengevaluasi perkembangan kesehatan pasien, tidak mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap pasien dan tidak mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berisi rencana tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dampak peran ganda terhadap keluarganya yaitu sulitnya menjalin komunikasi yang baik dengan suami dan anak, keluarga kurang mendapat perhatian, tidak sempat membereskan rumah seperti memasak, menyapu dan menyetrika, dan lain-lain sehingga membutuhkan pembantu rumah tangga didalam mengurus rumah tangga.

  Stres kerja juga memberikan dampak terhadap kinerja perawat tersebut. Dampak stres kerja terhadap pekerjaan di rumah sakit yaitu sering menunda pekerjaan untuk diselesaikan, motivasi untuk bekerja menurun, timbul rasa bosan di dalam diri dalam menyelesaikan pekerjaan dan tidak sabar dalam menjalankan tugas. Dampak stres didalam keluarga yaitu sering terjadi konflik dengan suami dan anak, prestasi anak menurun, keadaan rumah berantakan, dan sering marah- marah di dalam melakukan pekerjaan. Tabel 1.2 menunjukkan tingginya jumlah pasien yang harus mereka rawat, sehingga tidak jarang timbul adanya pasien yang tidak diberikan perawatan atau pelayanan yang baik.

  Tabel 1.2

Jumlah Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Tahun 2011

  Bulan Jenis Rawatan Rawat Inap Rawat Jalan

  Januari 1.967 23.465 Februari 1.913 24.297 Maret 2.128 26.679 April 2.112 25.143 Mei 2.204 25.539 Juni 2.003 22.778 Juli 2.203 26.766 Agustus 2.055 20.723 September 2.021 24.074 Oktober 2.447 25.282 November 2.486 27.373 Desember 2.539 22.079 Jumlah 26.060 294.198

  Sumber : RSU Dr. Pirngadi Medan (2011) Untuk rawat inaprata –rata jumlah pasien/perawat

  jumlah pasien rata −rata per bulan

  =

  jumlah wanita perawat 26.060/12 =

  408

  5 pasien/perawat

  =

  Untuk rawat jalanrata –rata jumlah pasien/perawat

  jumlah pasien rata −rata per bulan

  =

  jumlah wanita perawat 294.198/12 =

  408

  61 pasien/perawat

  =

  Angka tersebut menunjukkan bahwa beban kerja setiap wanita perawat cukup berat di dalam menangani setiap pasien. Beban kerja yang tinggi menimbulkan stres kerja di dalam diri wanita perawat RSU Dr. Pirngadi Medan.

  Tenaga perawat merupakan tenaga yang paling banyak dan paling lama kontak dengan pasien, maka kinerja perawat harus selalu ditingkatkandalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau kegiatan praktekkeperawatan yang diberikan oleh perawat pada pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan,berpedomanpada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabkeperawatan. Agar nantinya didapatkan mutu pelayanan yang baik serta pasienmerasa puas terhadap kinerja perawat .

  Permasalahan mengenai kinerja merupakan permasalahan yang akanselalu dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlumengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini akanmembuat manajemen perusahaan harus mengambil berbagai kebijakan yangdiperlukan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya agar dapatsesuai dengan harapan perusahaan.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah peran ganda dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja wanita perawat RSU Dr. Pirngadi Medan?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran ganda dan stres kerja terhadap kinerja wanita perawat di RSU Dr.

  Pirngadi Medan.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat dalam penelitian ini adalah: a.

  Bagi RSU Dr. Pirngadi Medan Memberi masukan dan tambahan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh peran ganda dan stres kerja terhadap kinerjawanita

  .

  perawatnya b.

  Bagi Peneliti

  

Menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam

perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan

peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

  c.

  Bagi Peneliti Lanjutan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.