BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perusahaan merupakan badan hukum yang menjalankan suatu usaha, yang memerlukan ruangan atau lapangan tertutup maupun terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha tersebut. Pada ruangan atau lapangan itu terdapat sumber bahaya atau kemungkinan-kemungkinan yang mengakibatkan bahaya yang dapat terjadi kepada tenaga kerja.

  Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (UU Ketenagakerjaan, 2003). Tenaga kerja yang baik, dapat melakukan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya dengan efektif dan efesien.

  Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan, pekerjaan dapat memberikan kepuasan dan tantangan. Sebaliknya dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang telah memadai, seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan, merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Akan tetapi, beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut tidak murni faktor fisik saja, tetapi juga disertai unsur psikologis (Harrianto, 2009).

  Stres dapat didefinisikan sebagai suatu situasi di mana transaksi mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan ketidaksesuaian antara tuntutan (demand) dengan sumber dayanya (resources). Sehingga ketika seseorang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu tuntutan tersebut, mereka akan merasa stres (Sarafino, 2011). Hampir semua orang mengalami stres yang berhubungan dengan pekerjaan mereka yang disebut sebagai stres kerja (Sarafino, 2011). Stres kerja adalah suatu keadaan emosional atau mood yang merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara tuntutan dan kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Sehingga ketika muncul stressor akibat dari ketidaksesuaian antara diri pekerja dengan pekerjaannya, maka seorang pekerja akan mengalami stres kerja. Stres kerja juga disebutkan sebagai suatu sumber kerja yang menyebabkan reaksi tertentu pada diri individu berupa reaksi fisiologis dan reaksi psikologis

  Stres merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis yang kerap menghinggapi manusia, terutama di era modern ini. Semakin kompleksnya permasalahan hidup dan semakin bertambahnya populasi manusia telah meningkatkan peluang seseorang terkena stres. Tidak terkecuali stres yang di alami pada setiap karyawan/ pekerja. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari pekerjaan maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami gangguan stres tidak akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

  Stres timbul diikuti dengan suatu pengalaman emosional yang negatif dan dengan perubahan psikologis maupun fisiologis. Ketidakpuasan kerja dari sudut pandangan Cox dan Mackay dapat dianggap sebagai bagian dari suatu tanggapan kognitif, dan mungkin juga merupakan bagian dari perkembangan alienasi (pengasingan diri) dari pekerjaan. Perkembangan perilaku sebagai tanggapan terhadap stres akibat pekerjaan, dengan demikian, pertama-tama mungkin berupa pengorganisasian kembali pola perilaku normal, lalu terjadi tindakan-tindakan yang bisa dianggap kurang normal, dan akhirnya suatu kekacauan atau ketidak normalan prilaku (fraser,1992).

  Kemajuan teknologi yang mengurangi porsi pekerja manual, meningkatkan pekerjaan-pekerjajaan disektor jasa, bertambahnya pekerja wanita, merupakan beberapa faktor yang mendorong peningkatan kasus-kasus stres akibat kerja saat ini. Hasil penelitian Labour Force Survey pada tahun 1990 menemukan adanya 182.700 kasus stres akibat kerja di Inggris. Sedangkan pada tahun 1995, menurut

  Survey of self reported Work-related III Health (SWI) di Inggris menyatakan

  bahwa terdapat kurang-lebih 500.000 individu yang percaya bahwa dirinya menderita gangguan kesehatan akibat stres di tempat kerjanya, tetapi dari jumlah ini diduga hanya 216.000 orang yang sesungguhnya benar-benar sakit. Dengan mempertimbangkan adanya perbedaan dalam metode penelitian, diperkirakan dari tahun 1990 sampai tahun 1995 terjadi peningkaan kasus stres akibat kerja kira- kira sebesar 30%. Pada penelitian lain di tahun 1985, ditemukan kasus tuntutan hak asuransi gangguan kesehatan akibat stres ditempat kerja sebesar 15% dari seluruh kasus gangguan kesehatan akibat kerja, yang lebih besar bila dibandingkan tahun 1979, yakni hanya di temukan 5% kasus. Lebih menakjubkan lagi hasil survei statistik kesehatan di Australia Barat menunjukkan adanya peningkatan kasus stres akibat kerja yang fantastis, yaitu dari 205 kasus tuntutan hak asuransi gangguan kesehatan akibat stres di tempat kerja pada kurun waktu 1993/94 yang bertambah menjadi 380 kasus pada kurun waktu 1994/95. Pada survei ini dinyatakan bahwa pekerja laki-laki kehilangan kira-kira 50.8 hari kerja pada setiap kasus tuntutan hak asuransi, sedangkan pekerja wanita kehilangan 58,5 hari kerja. Dengan demikiaan harus diakui bahwa stres akibat kerja merupakan masalah kesehatan kerja yang penting, yang akan menyebabkan penurunan produktivitas kerja secara bermakna (Harrianto, 2009).

  Berdasarkan data yang dihimpun di AS, mereka yang menghabiskan 60 jam untuk bekerja dalam sepekan menanggung 23% risiko lebih besar. Data tersebut diperoleh dari 110.236 pekerja, sejak 1987 hingga 2000.

  Menurut Beehr & Newman (Berry, 1998), karakteristik dari pekerjaan juga dapat menyebabkan stress kerja seperti peran tuntutan pekerjaan dan ukuran dari beban kerja. Hal ini didukung dengan pendapat dari Sarafino (2011) bahwa tuntutan berupa tugas-tugas dapat menyebabkan stres kerja bagi individu. Adapun tuntutan tersebut berupa beban kerja dan jenis dari pekerjaan itu sendiri (Sarafino, 2011).

  Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kemudahan akses pada fasilitas kesehatan.

  Diantaranya dengan dibentuknya BPJS kesejahteraan dengan dilandaskan oleh undang-undang dasar 1945, undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial serta undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial.

  Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

  BPJS Kesehatan merupakan program pemerintah dalam kesatuan

  Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggalPemerintah menargetkan pada tahun 2019 bahwa seluruh masyarakat indonesia akan di jamin oleh BPJS.

  Dengan adanya target yang besar dari BPJS yang akan mengcover seluruh masyarakat indonesia pada tahun 2019 agar terjamin kesehatannya, mengakibatkan tuntutan yang besar bagi para pekerja/ pegawai di BPJS. Tuntutan inilah yang menjadi beban bagi para pekerja. Hal ini yang dapat memicu terjadinya stres kerja pada pegawai BPJS jika pengelolaan manajemen sumber daya manusia di kantor BPJS tersebut tidak dilakukan dengan baik.

  Tak hanya beban kerja yang terlalu banyak yang dapat menyebabkan stres kerja, beban kerja yang terlalu sedikit juga dapat menyebabkan stres kerja. Tetapi pada kebanyakan kasus, beban kerja yang berlebihanlah yang menyebabkan stres kerja (Berry, 1998). Seperti kasus yang terjadi di Jepang yang disebut Karoshi.

  Yang mana pada kasus ini menyebabkan kematian pada individu yang mengalami beban kerja terlalu banyak (McShane & Glinow, 2003). Sehingga dapat dikatakan bahwa beban kerja merupakan salah satu penyebab stres kerja tergantung persepsi dari setiap individu terhadap beban kerja yang dirasakan.

  Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis melalui metode wawancara dan observasi di kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan, penulis menemukakan bahwa adanya keluhan berupa perasaan tidak enak badan, sakit kepala, mudah marah dan adanya kelebihan jam kerja pada pegawai yang merupakan gejala akibat adanya stres kerja, ditemukan pula adanya kurang komunikasi antar unit sehingga menyulitkan untuk menyelesaikan laporan dengan tepat waktu, kurangnya sosialisasi kepada badan usaha mengenai rekonsiliasi serta masih adanya kesalahan komunikasi antara peserta dan pegawai.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prihatini (2007), mengenai Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di tiap Ruang Rawat Inap di RSUD Sidikalang terdapat berbagai macam kategori stres kerja pada tatanan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan 66,7% perawat di ruang perawatan bedah mengalami stres kerja sedang, 55,6% perawat di ruang perawatan anak mengalam stres kerja ringan, 57,1% perawat di ruang kebidanan mengalami stres kerja kategori ringan dan 50% perawat di ruang perawatan penyakit dalam mengalami stres kerja kategori ringan.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asdyanti, Raldiana. 2011. Mengenai analisis hubungan beban kerja mental dengan kinerja karyawan departemen contract category management di Chevron Indoasia business unit menyimpulkan bahwa karyawan departemen contract category managemen chevron IndoAsia business unit memiliki beban kerja yang rendah dan menghasilkan kinerja yang tinggi.

  Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di kantor cabang utama BPJS kesehatan kota medan dan melihat penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk meneliti tentang “hubungan beban kerja terhadap stres kerja pada pegawai BPJS kesehatan di kantor cabang utama medan tahun 2015”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan beban kerja terhadap stres kerja pada pegawai BPJS kesehatan di kantor cabang utama medan tahun 2015.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Untuk menjelaskan hubungan beban kerja terhadap stres kerja pada pegawai BPJS Kantor Cabang Utama Medan tahun 2015.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk Kantor Cabang Utama BPJS kesehatan kota Medan. Agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

  2. Sebagai bahan informasi, pembelajaran dan melatih diri berpikir ilmiah untuk peneliti

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 11

BAB II KERANGKA TEORI - Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Saham-Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014)

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Saham-Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2014)

0 0 9

Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpuscommunis.Forst) Pada Dta Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahaya - Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 0 10

Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 0 12

5. Lama Bekerja: < 3 Tahun 7-10 Tahun 3 – 6 Tahun >10 Tahun 6. Status Perkawinan Menikah Belum Menikah - Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan Tahun 2015

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pegawai 2.1.1 Pengertian pegawai - Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan Tahun 2015

0 0 26