BAB III GAMBARAN MENGENAI PENDAFTARAN SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI 1. SUBJEK PAJAK - Prousedur Pendaftaran Subjek Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Barat

  

BAB III

GAMBARAN MENGENAI PENDAFTARAN SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI

1. SUBJEK PAJAK

  Subjek Pajak menurut UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

A. Yang Termasuk Subjek Pajak

  Ada 2 (dua) macam yang termasuk subjek pajak yaitu :

1. Subjek Pajak Dalam Negeri yang terdiri dari :

  1) Subjek Pajak orang pribadi, yaitu :

  • Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
  • Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.

  2) Subjek Pajak badan, yatu badan yang di dirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

  3) Subjek pajak warisan, yaitu warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

  25

  26

2. Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari : a.

  Subjek Pajak orang pribadi, yaitu :

  • Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

  Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

  • Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bantuk usaha tetap di Indonesia.
  • Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

  b.

  Subjek badan, badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang:

  • Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
  • Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

B. Tidak Termasuk Subjek Pajak

  Ada 4 (empat) macam yang tidak termasuk subjek pajak, yaitu :

  27

  1. Badan perwakilan Negara Asing 2.

  Pejabat perwakilan diplomatic, dan konsultan atau pejabat-pejabat lain dari Negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan Negara asing (WNA) dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya, serta Negara yang bersangkutan member perlakuan timbale balik.

  3. Organisasi internasional yang di tetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan dengan syarat Indonesia menjadi organisasi tersebut, dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

  4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang di tetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari usaha Indonesia.

C. OBJEK PAJAK

  Objek Pajak menurut UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan adalah.

  Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia dan diluar Indonesia, yang dapat di

  28

  pakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apapun termasuk:

D. Yang Termasuk Objek Pajak

  • Penggantian atau imbalan berkenan dengan pekerjaan atau jasa yang di terima atau di peroleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
  • Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
  • Laba usaha.
  • Keuntungn karna penjualan atau karna pengalihan harta.
  • Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah di bebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
  • Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan pengembalian utang.
  • Deviden, dengan nama dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

E. Yang Tidak Termasuk Objek Pajak

  • Bantuan atau sumbangan yang termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat yang di bentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakatyang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifat nya wajib bagi pemeluk agama yang di akui di Indonesia.

  29

  • Harta himbahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau sederajat.
  • Warisan • Harta termasuk setoran tunai yang di terima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.
  • Penggantian atau imbalan sehubung dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh naturan dan atau kenikmatan dari Wajb Pajak atau pemerintah, kecuali bukan diberikan oleh bukan kepada Wajib Pajak.
  • Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubung dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, asuransi beasiswa.
  • Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas bagi Wajib Pajak dalam Negeri, koprasi, BUMN atau BUMD dari pernyataan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia.

  Subjek pajak yang dikenai pajak penghasilan berdasarkan ketentuan PP Nomor

  46 Tahun 2013 adalah : a.

  Orang Pribadi.

  b.

  Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang mnerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp.4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun pajak.

  30

  Subjek pajak yang tidak dikenai pajak penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah : a.

  Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagaian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. Misalnya: padagang keliling, pedagang asongan, warung tenda diarea kaki lima, dan sejenisnya.

  b.

  Badan yang belum beroprasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah, broprasi secara komersial memperoleh peredaran bruto (omzet) melebihi 4,8 miliar. Catatan : Orang pribadi atau badan yang diterangkan di atas wajib melaksanakan Ketentuan Perpajakan sesuai dengan UU KUP maupun UU PPh secara umum

  Objek pajak yang tidak dikenai pajak penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah : Yang dikenai Pajak Penghasilan (PPh) ini adalah penghasilan dari USAHA yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp 4,8 miliardalam 1 tahun pajak. Peredaran bruto (omzet merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/cunterloutet sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.

  Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah:

  31

  1% jumlah peredaran bruto (omzet) Catatan: Usaha meliputi usaha dagang, industries dan jasa seperti misalnya toko/kios/loskelontong. Pakian, elktronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon dan usaha lainya. Objek Pajak yang tidak dikenai pajak penghasilan sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013.

  a.

  Penghasilan dari jasa sehubung dengan pekerjaan bebas, seperti misalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaries, PPAT dan sebagaimana diuraikan dalam penjelasan PP tersebut.

  b.

  Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh final (pasal 4 ayat (2), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi ( perencanaan, pelaksaan dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan peraturan pemerintah tersendiri.

  c.

  Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. Catatan: Tahun Pajak adalah jangka waktu 1(satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

  32

  TABEL II.I Perkembangan jumlah Wajib Pajak 2011-2013 1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2011-2013

TAHUN JUMLAH WAJIB PAJAK

  2011 22.586 2012 23.867 2013 24.770 2.

  Jumlah Wajib Pajak Badan Tahun 2011-2013

TAHUN JMLAH WAJIB PAJAK

  2011 4.130 2012 4.351 2013 4.506

  Sumber : diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Barat Pada tabel III.1 dari dapat dilihat meningkatnya jumlah Wajib Pajak yang terdaftar setiap bulannya dari tahun ke tahun, ini dikarenakan kesadaran masyarakat yang sudah mengerti kewajibannya sebagai Subjek Pajak Orang pribadi. Penigkatan jumlah Subjek Pajak Orang Pribadi ini akan terus meningkat apabila pegawai dan petugas pajak tidak henti untuk terus meningkatkan masyarakat atas kewajibannya

  33

  kepada negara, serta terus melakukan dan menjelaskan apa pentingnya membayar pajak.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. PROSEDUR PENDAFTARAN SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN BARAT Dalam prosedur pendaftaran subjek pajak orang pribadi, ada satu hal yang

  harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pendataan itu sendiri di lakukan. Hal tersebut adalah pendaftaran dimana wajib pajak mengisi formulir permohonaan pendaftartan dan perubahan data Wajib Pajak sebagai dasar pelaksanaan pendataan. Jadi dapat dikatakan bahwa pelaksaan pendaftaran, dan pendataan subjek pajak orang pribadi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Untuk lebih jelasnya, penuliskan menguraikan satu persatu dari pelaksaan pendaftaran, dan pendataan subjek pajak orang pribadi.

1. Pendaftaran

  Pendaftaran subjek pajak orang pribadi, yaitu:

  1.1 berdasarkan system self assessment, setiap Wajib Pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, untuk di berikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

1.2 Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin yang dilakukan pajak secara terpisah, karena hidup terpisan berdasarkan.

  34

  35

  1.3 Keputusan hakim atau di kehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.

  1.4 Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai tempat usaha terbesar di beberapa tempat,selain wajib pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pratama Pajak (KPP) yang wilayahnya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.

  1.5 Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, bila sampai satu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah lebih Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

  1.6 Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang memerlukan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib pajak.

  Pendaftaran dan pemberian nomor pokok wajib pajak menurut Per-

  20.PJ.2013 yaitu : 1. Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, dan kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

  36

  2. Tempat tinggal atau tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tempat tinggal atau tempat kedudukan menurut keadaan yang sebenarnya.

3. Wajib Pajak yang wajib mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat

  (1) meliput i:

  a. Wajib Pajak orang pribadi, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena: 1) hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim; 2)menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta; atau 3) memilih melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau tidak terdapat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak;

  b. Wajib Pajak orang pribadi, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena: 1) hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim; 2)menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta; atau 3) memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau tidak terdapat

  37

  perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; c. Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi;

  d. Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi (Joint Operation); dan

  e. Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

  4. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.

  5. Wanita kawin yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya dan anak yang belum dewasa, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak suami atau kepala keluarga.

  38

  6. Wajib Pajak orang pribadi selain Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat memilih untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak.

  

B. ANALISA KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN

PENDAFTARAN SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP

  Masik banyak wajib pajak yang belum dilakukannya pendaftaran diwilayah yang tercakup dalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, disebabkan oleh beberapa kendala atau penghambat sebagai berikut : 1.

  Kurangnya petugas pelaksanaan pendaftaran Dalam hal ini sebabkan karena untuk merekrut tenaga pegawai KPP tidaklah memungkinkan, karena masing-masing pegawai dibutuhkan pada seksinya masing- masing. Sedangkan pegawai pada seksi ekstensifikasi yang berwenang untuk melakukan pendaftaran tidak mencukupi luasnya wilayah.

  2. Kurangnya culture strategy dalam peningkatan kinerja Hal ini disebabkan karena kultur organisasi yang merupakan seperangkat kerangka tingkah laku, emosi dan pisikologis yang terinternalisasi secara mendalam dan dipakai secara bersama-sama oleh anggota yang memilih atas pokok seperti politik, dan birokrasi member reaksi ada kultur organisasi.

  3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya Hal ini di sebabkan karna tingkat penyidikan atau pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan perpajakan masih rendah, sehingga masyarakat (Wajib Pajak)

  39

  tidak mau mendaftarkan diri sebagai subjek pajaknya. Selain itu ada juga wajib pajak yang sengaja pada waktu dilakukan pendataan dengan tujuan untuk mengelak membayar pajak disamping itu kurangnya sosialisasi.

  

C. ANALISA UPAYA YANG DITEMPUH PEMERINTAH UNTUK

MENGATASI KENDALA ATAU PENGHAMBAT DALAM

PELAKSANAANNYA PENDAFTARAN DI KPP PRATAMA MEDAN

BARAT

  Kendala dan hambatan yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam pelaksaan pendataan wajib pajak dapat dikurangi dengan beberapa cara dan upaya dimana dengan berkurangnya kendala dan hambatan tersebut kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat meningkat.

  Adapun upaya yang di tempuh oleh pemerintah untuk mengatasi kendala dalam pendaftaran wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah: 1.

  Mengelokasikan dana untuk melakukan perekrutan tenaga dari luar berupa tenaga kontrak apabila tenaga dari petugas pajak sendiri tidak mencakup untuk melakukan pendataan terhadap wajib pajak.

  2. Untuk mengubah performance Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, maka yang harus dirubah adalah kultur organisasinya. Adapun factor kunci yang membentuk kultur yaitu strategi inti, konsekunsi, pelanggan serta control. Baru selanjutnya mengubah system administrasi, struktur, dan proses trakhir

  40

  adalah mengubah praktek menegemen, predisposisi pekerja. Sehingga mampu menganalisa tingkat kesalahan.

  3. Pengadakan penyuluhan kepada masyarakat mengenaii peraturan prerundang- undangan perpajakan, sehingga wajib pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak. Langkah selanjutnya iyalah dengan memasyarakatkan pajak dengan intensif, melalui stiker, artikel, tulisan tentang perpajakan yang mudah dimerngerti dan dipahami oleh masyarakat khususnya wajib pajak.

4. Meningkatkan kemampuan teknis dapat dilakukan melalui diklat, teknis, diklat administrasi, seminar pelatihan, dan studi banding.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dan

  data yang diperoleh dari hasil riset pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, terdapat beberapa kendala yang diperoleh dalam melaksanakan pendaftaran wajib pajak antara lain sebagai berikut :

  1. Dalam Prousedur Pendaftaran Subjek Pajak Orang Pribadi, ada satu hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum melakukan pendataan itu sendiri dilakukan. Hal tersebut adalah pendaftaran, dimana wajib pajak mengisi formulir Pendaftaran dan perubahan data Wajib Pajak sebagai dasar pelaksanaan pendaftaran. Langkah selanjutnya ialah dengan melakukan pendaftaran yang dilakukan oleh fiskus atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak.

  2. Masik banyak Wajib Pajak yang belum dilakukan pendaftaraan wilayah yang tercakup dalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, hal ini disebabkan oleh beberapa kendala atau penghambat seperti : a.

  Kurangnya petugas pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak b.

  Kurangnya culture strategy dalam peningkatan kinerja pegawai c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak

  41

  42

  3. Sistem pemungutan pajak Indonesia merupakan perujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta Wajib Pajak secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

B. Saran

  Dari Laporan Tugas Akhir ini, penulis memberikan saran dan nantinya dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan dalam upaya peningkatan subjek pajak orang pribadi dimasa yang akan datang.

  Adapun saran yang dapat penulis kemukakan adalah sbagai berikut : 1. Self Assessment ternyata tidak sepenuhnya dijadikan oleh masyarakat ini dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat itu sendiri, maka dari itu perlu diadakannya penyuluhan dan pembinaan yang dapat membantu memberikan perhatian kepada masyarakat.

  2. Karnanya kurang kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak perlu ditingkatkan kinerja pegawai yang bertugas melakukan pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak.

3. Melihat kondisi Negara Indonesia pada saat ini, diharapkan kepada Kantor

  Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, supaya lebih aktif dalam melaksanakan pendataan subjek pajak orang pribadi sihingga data Wajib Pajak yang diperoleh lebih baik lagi untuk kedepannya.