Pengaruh Lama Waktu dan Interval Istirah

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

Pengaruh Lama Waktu dan Interval Istirahat Terhadap Produktivitas Pekerja
Mahrus Khoirul Umami
Mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
J1. Grafika No.2, Yogyakarta 55281
E-mail: mahrusku@yahoo.co.id

Subagyo
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
J1. Grafika No.2, Yogyakarta 55281
E-mail: subagyo@ugm.ac.id

Intisari
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama dan interval istirahat terhadap
produktivitas pekerja. Percobaan dilakukan terhadap pekerjaan dengan komputer (yaitu
pengolahan kata) dan pekerjaan rakit-bongkar Tamiya. Jadwal lama-interval istirahat yang
diujicobakan adalah: 5 menit istirahat – 60 menit kerja, 5 menit istirahat - 120 menit kerja, 15

menit istirahat – 60 menit kerja, 15 menit istirahat – 120 menit kerja, dan 240 menit kerja
terus-menerus tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan pada kisaran waktu yang
dievaluasi tidak ada pengaruh yang signifikan dari lama istirahat, interval istirahat, dan
interaksi keduanya terhadap produktivitas pekerjaan pengolahan kata dengan komputer dan
pekerjaan rakit-bongkar Tamiya.
Kata kunci: istirahat, komputer, rakit-bongkar

Pendahuluan
Produktivitas merupakan salah satu faktor paling penting yang memengaruhi kemampuan
bersaing perusahaan. Salah satu konsep produktivitas yang banyak digunakan adalah produktivitas
pekerja yang didasarkan pada gross output. Produktivitas pekerja dapat dikatakan meningkat apabila
terjadi peningkatan jumlah barang yang dihasilkan dengan waktu kerja yang sama atau jumlah barang
yang dihasilkan sama dengan waktu kerja yang lebih singkat (Dragomir dan Tanasie, 2010). Salah satu
faktor yang memengaruhi waktu kerja adalah adanya jeda istirahat yang diambil oleh pekerja. Oleh
karena itu, waktu istirahat merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penjadwalan
waktu kerja. Penjadwalan waktu istirahat dapat dilakukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pemulihan (recovery) dari kelelahan fisik maupun mental (Wickens et al., 2004).
Penelitian tentang penjadwalan waktu istirahat telah menjadi fokus dari para peneliti pada bidang
ergonomi industri. Penelitian dengan pemberian waktu istirahat tambahan dilakukan oleh Galinsky et al.
(2000) dan Faucett et al. (2007). Galinsky et al. (2000) dalam Barredo dan Mahon (2007)

membandingkan pengaruh jadwal kerja-istirahat konvensional dan suplemental terhadap
ketidaknyamanan muskuloskeletal, regangan mata dan performansi pada pekerjaan komputer. Jadwal
kerja-istirahat konvensional terdiri dari 15 menit istirahat pada separuh shift pagi dan sore dengan 30
menit istirahat siang, sedangkan jadwal suplemental adalah 5 menit istirahat setiap jam tidak termasuk
istirahat pada jadwal konvensional. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan jadwal kerja-istirahat
suplemental mengurangi keluhan muskuloskeletal dan tidak ada perbedaan produktivitas pada kedua
jadwal.
Faucett et al. (2007) mengamati pengaruh pemberian istirahat tambahan pada aktivitas memanen
strawberry dan menempelkan kuncup ke batang bibit tanaman jeruk. Dari penelitian tersebut didapatkan
____________________________________________________________________________________________

TI | 25

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

terjadinya keluhan muskuloskeletal yang lebih sedikit pada pekerja yang mendapatkan istirahat 5 menit
setiap jam, sedangkan dari segi produktivitas pekerja diperoleh hasil yang bervariasi.
Penelitian serupa dilakukan oleh Boucsein dan Thum (1997) pada pekerjaan dengan visual

display terminal (VDT) dengan dua jadwal kerja-istirahat, yaitu 15 menit istirahat setelah 10 menit kerja
dan 7,5 menit istirahat setelah 50 menit kerja. Hasil penelitian keduanya menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan dari jadwal kerja-istirahat terhadap kinerja dan tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan
subyek. Dari penelitian tersebut, Boucsein dan Thum (1997) memberikan rekomendasi istirahat 7,5 menit
setelah 50 menit bekerja.
McLean et al. (2001) mengamati pengaruh istirahat singkat (microbreaks) terhadap
ketidaknyamanan muskuloskeletal, aktivitas EMG, dan produktivitas operator komputer. Jadwal istirahat
singkat yang dijalankan adalah 30 detik istirahat setelah 20 menit kerja, 30 detik istirahat setelah 40 menit
kerja, dan lama dan interval yang diserahkan kepada pekerja sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya istirahat
singkat setiap 20 menit kerja memberikan penurunan ketidaknyamanan paling besar daripada kedua
jadwal lainnya. Selain itu, produktivitas tidak dipengaruhi secara signifikan oleh adanya istirahat singkat.
Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Balci dan Aghazadeh (2004) yang membandingkan
jadwal 15 menit kerja/mikro (30 detik) istirahat dengan 60 menit kerja/10 menit istirahat dan 30 menit
kerja/5 menit istirahat. Hasil penelitian keduanya menunjukkan bahwa jadwal istirahat yang jarang
memberikan ketidaknyamanan yang berlebihan, kelelahan mata, dan penurunan kecepatan, ketepatan, dan
kinerja subyek.
Penelitian pola jadwal kerja/istirahat untuk pekerjaan dengan VDT lainnya juga banyak dilakukan
dan memberikan rekomendasi yang berbeda-beda. Kopardekar dan Mital (1994) dan Horie (1987) dalam
Konz (1998) menyimpulkan bahwa jadwal terbaik untuk pekerjaan dengan VDT adalah 10 menit istirahat
dalam 60 menit kerja. Sedangkan Yoshimura dan Tomoda (1995) dalam Konz (1998) merekomendasikan

15 menit istirahat setelah 50 menit kerja.
Savage dan Pipkins (2006) dalam penelitiannya mengamati pengaruh periode istirahat terhadap
kelelahan pada tangan dan produktivitas pekerja. Pekerjaan yang ditugaskan adalah memasang sekrup
pada papan yang sudah disediakan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian waktu
istirahat dapat mengurangi tingkat kelelahan dan penurunan produktivitas yang lebih rendah.
Tiwari dan Gite (2006) telah melakukan evaluasi jadwal kerja-istirahat untuk operator rotary
power tiller. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tinjauan fisiologis dan psikofisik durasi
waktu kerja hendaknya tidak lebih dari 75 menit, terutama pada pagi hari (sebelum makan siang).
Sedangkan lama waktu istirahat setidak-tidaknya 15 menit untuk menghindari ketidaknyamanan postural
yang berlebihan, kecuali istirahat untuk makan siang.
Pada penelitian ini akan dilakukan penilaian produktivitas pekerja sebagai akibat dari
pemberlakuan jadwal kerja-istirahat dengan lama dan interval istirahat yang sudah ditentukan. Dari
penelitian ini diharapkan dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh lama dan interval istirahat terhadap
produktivitas pekerja, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi perusahaan dana tenaga kerja
dalam melakukan penjadwalan waktu-kerja istirahat untuk mendapatkan produktivitas terbaik.
Metode
Percobaan dilakukan terhadap pekerjaan dengan komputer, yaitu pengolahan kata, dan pekerjaan
rakit-bongkar dengan obyek Tamiya. Pekerjaan komputer dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Office Word 2007 pada sistem operasi Windows XP Professional. Produktivitas pada pekerjaan komputer
ditentukan berdasarkan banyak kata yang diketik dengan benar per menit, sedangkan pada pekerjaan

rakit-bongkar didasarkan pada banyaknya siklus rakit-bongkar yang diselesaikan oleh subyek.
Subyek yang terlibat pada penelitian ini ada 14 orang mahasiswa Program Studi Teknik Industri
Universitas Trunojoyo, Madura, yang terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan. Jadwal kerja-istirahat yang
diujicobakan adalah: 5 menit istirahat – 60 menit kerja, 5 menit istirahat – 120 menit kerja, 15 menit

____________________________________________________________________________________________

TI | 26

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

istirahat – 60 menit kerja, 15 menit istirahat – 120 menit kerja, dan 240 menit kerja terus-menerus tanpa
istirahat.
Analisis statistik diawali dengan uji kesamaan varian dan uji kenormalan data. Kedua uji ini
dilakukan untuk memenuhi asumsi data memiliki kesamaan varian antar subgrup dan berdistribusi
normal. Untuk kesamaan varian digunakan Uji Levene, sedangkan untuk uji kenormalan digunakan Uji
Kenormalan Kolmogorov-Smirnov. Setelah data memenuhi asumsi memiliki varian yang sama dan
berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan analisis varian dua arah dan analisis varian satu arah. Analisis

varian dua arah digunakan untuk menguji pengaruh lama istirahat, interval istirahat, dan interaksi
keduanya terhadap produktivitas kerja. Analisis varian satu arah digunakan untuk menguji ada tidaknya
perbedaan produktivitas pekerja dari penerapan kelima jadwal yang diujicobakan.

15

Produktivitas (siklus/jam)

Produktivitas (kata/menit)

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pengukuran untuk kelima jadwal kerja-istirahat diperoleh rata-rata produktivitas
subyek tertinggi untuk pekerjaan komputer terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan
interval istirahat 120 menit, yaitu sebesar 13,88 (SD. 3,61) kata/ menit, sedangkan yang terendah terjadi
pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan interval istirahat 60 menit, yaitu sebesar 11,59 (SD. 2,81)
kata/ menit. Untuk pekerjaan rakit-bongkar didapatkan bahwa rata-rata banyak siklus rakit-bongkar
tertinggi terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 5 menit dan interval istirahat 120 menit, yaitu sebesar
12,64 (SD. 1,45) siklus, sedangkan yang terendah terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan
interval istirahat 60 menit, yaitu sebesar 11,59 (SD. 1,67) siklus. Gambar 1 menunjukkan produktivitas
rata-rata pada kedua pekerjaan.


14
13
12
11
10
5-60 5-120 15-60 15-120 0-240
Jadwal/lama-interval istirahat (menit)

(a)

13.00
12.50
12.00
11.50
11.00
5-60 5-120 15-60 15-120 0-240
Jadwal/lama-interval istirahat (menit)

(b)


Gambar 1. Produktivitas rata-rata (a) pada pekerjaan komputer dan (b) pada pekerjaan rakit-bongkar
Hasil uji kesamaan varian dengan Uji Levene dan uji kenormalan dengan Uji KolmogorovSmirnov menunjukkan data memiliki varian yang sama dan berdistribusi normal, sehingga data
memenuhi asumsi yang dipersyaratkan untuk analisis varian. Tabel I menunjukkan hasil analisis varian
dua arah untuk pekerjaan komputer di mana diperoleh hasil nilai F observasi, (Fobs) untuk faktor lama
istirahat, interval istirahat, dan interaksi keduanya lebih kecil daripada nilai Ftabel, (F0,05;1;52) = 5,32. Begitu
pula hasil analisis varian dua arah untuk pekerjaan rakit-bongkar yang ditunjukkan pada Tabel II. Hal ini
menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara lama istirahat, interval istirahat, dan interaksi
keduanya terhadap produktivitas subyek.

____________________________________________________________________________________________

TI | 27

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

Tabel I. Hasil Analisis Varian Dua Arah Produktivitas pada Pekerjaan Komputer
Sumber

Lama
Interval
Lama*Interval
Error
Total

df
1
1
1
52
55

SS
0,058
5,466
0,269
563,072
568,865


MS
0,058
5,466
0,269
10,828

Fobs
0,01
0,50
0,02

Ftabel
5,32
5,32
5,32

Tabel II. Hasil Analisis Varian Dua Arah Produktivitas pada Pekerjaan Rakit-Bongkar
Sumber
Lama
Interval

Lama*Interval
Error
Total

df
1
1
1
52
55

SS
2,16
19,45
11,16
2426,07
2458,84

MS
2,16
19,45
11,16
46,66

Fobs
0,05
0,42
0,24

Ftabel
5,32
5,32
5,32

Tabel III. Hasil Analisis Varian Satu Arah Produktivitas pada Pekerjaan Komputer
Sumber
Perlakuan
Error
Total

df
4
65
69

SS
37,20
643,42
680,61

MS
9,30
9,90

Fobs
0,94

Ftabel
2,51

Tabel IV. Hasil Analisis Varian Satu Arah Produktivitas pada Pekerjaan Rakit-Bongkar
Sumber
Lama
Error
Total

df
4
65
69

SS
9,03
152,51
161,54

MS
2,26
2,35

Fobs
0,96

Ftabel
2,51

Tabel III menunjukkan hasil analisis varian satu arah untuk pekerjaan komputer diperoleh hasil
nilai F observasi, (Fobs) = 1,01, lebih kecil daripada nilai Ftabel, (F0,05;4;65) = 2,51, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 gagal ditolak. Begitu pula hasil analisis varian satu arah untuk pekerjaan rakitbongkar pada Tabel IV di mana nilai F observasi, (Fobs) = 1,11, lebih kecil daripada nilai Ftabel, (F0,05;4;65)
= 2,51. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada produktivitas sebagai akibat dari
perlakuan (kelima jadwal) pada kedua pekerjaan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian pada pekerjaan dengan VDT yang pernah
dilakukan oleh Balci dan Aghazadeh (2004) yang mendapati perbedaan signifikan dari penerapan jadwal
terhadap performansi subyek. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena jadwal kerja-istirahat yang
diujikan berbeda. Balci dan Aghazadeh (2004) menguji tiga jadwal kerja-istirahat dengan interval
istirahat yang lebih sering, yaitu 60 menit kerja – 10 menit istirahat, 30 menit kerja – 5 menit istirahat,
dan 15 menit kerja – 30 detik istirahat (microbreaks) dengan 3 menit istirahat pada 1 jam pertama dan 14
menit pada 1 jam kedua. Pada penelitian tersebut subyek diminta melakukan gerak badan ringan saat
istirahat. Tugas yang diberikan kepada subyek adalah melakukan data entry, berbeda dengan penelitian
yang sekarang dilaksanakan. Perbedaan hasil dengan penelitian Balci dan Aghazadeh (2004) juga
mungkin disebabkan pada penelitian ini tidak dilakukan pengambilan subyek dari pekerja yang
____________________________________________________________________________________________

TI | 28

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

profesional, baik untuk pekerjaan komputer maupun pekerjaan rakit-bongkar. Pada penelitian Balci dan
Aghazadeh, subyek yang dilibatkan telah berpengalaman dalam mengoperasikan komputer sekurangkurangnya 3 tahun, sedangkan pada penelitian ini pengalaman subyek tidak diperhatikan.
Untuk pekerjaan rakit-bongkar, penelitian yang serupa dilakukan oleh Savage dan Pipkins (2006)
yang meneliti pengaruh periode istirahat terhadap kelelahan tangan dan produktivitas. Hasil penelitian
tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang sekarang dijalankan ini. Dari penelitian keduanya
didapatkan adanya pengaruh pemberian waktu istirahat terhadap produktivitas subyek. Perbedaan ini
terjadi karena tugas yang diberikan berbeda dengan jadwal kerja-istirahat yang berbeda pula. Pada
penelitian Savage dan Pipkins (2006) subyek ditugasi untuk memasang sekrup pada papan yang sudah
disediakan. Jadwal kerja-istirahat yang digunakan adalah 10 menit kerja – 2 menit istirahat dengan 2 kali
siklus dan 20 menit kerja terus-menerus tanpa istirahat. Pada penelitian Savage dan Pipkins (2006) ini,
waktu yang disediakan untuk istirahat tidak termasuk ke dalam jam kerja. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang sekarang dilakukan di mana waktu istirahat dimasukkan ke dalam jam kerja dan lama
keseluruhan waktu kerja-istirahat sangat berbeda.
Tabel V. Rata-Rata Denyut Jantung Subyek untuk Pekerjaan Komputer dan Pekerjaan Rakit-Bongkar
(dalam denyut per menit)
Tugas
Pekerjaan
komputer
Pekerjaan
rakit-bongkar

Jadwal kerja-istirahat

Waktu
pengukuran

5-60

5-120

15-60

15-120

0-240

Awal

82,88 (7,46)

78,43 (13,35)

81,13 (10,35)

82,54 (6,33)

82,93 (8,93)

Akhir

88,84 ( 9,10)

85,68 (14,01)

88,45 (11,69)

91,75 (6,10)

88,50 (10,31)

Awal

82,36 (5,92)

82,29 (6,29)

86,88 (4,00)

85,39 (7,55)

83,00 (7,23)

86,30 ( 8,17)

84,36 (7,76)

89,54 (5,45)

88,82 (6,31)

87,43 (6,85)

Akhir
Ket. : rata-rata (standar deviasi)

Dari klasifikasi beban kerja, berdasarkan rata-rata denyut jantung (lihat Tabel V) dan klasifikasi
beban kerja yang diajukan oleh Tayyari dan Smith (1997), pekerjaan komputer dan pekerjaan rakitbongkar dengan waktu kerja-istirahat keseluruhan 4 jam sebagaimana pada penelitian ini dapat
diklasifikasikan ke dalam pekerjaan dengan beban ringan sampai dengan sedang. Hal ini juga mungkin
menjadi penyebab tidak adanya perbedaan signifikan pada produktivitas akibat penerapan kelima jadwal
yang diujicobakan karena menurut Tayyari dan Smith (1997), untuk pekerjaan dengan beban ringan
sampai dengan sedang ada kemungkinan pekerja tidak akan mencapai endurance time limit-nya selama
menjalani shift kerja. Untuk pekerjaan dengan beban ringan dan sedang, penjadwalan kerja-istirahat
menjadi tidak begitu mendesak. Akan tetapi, jika pekerja telah mencapai endurance time limit-nya selama
menjalani shift kerja, maka penjadwalan kerja-istirahat selaiknya diterapkan.
Kesimpulan
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk pekerjaan-pekerjan yang termasuk ke dalam
klasifikasi beban kerja ringan sampai dengan sedang seperti pekerjaan pengolah kata dengan komputer
dan pekerjaan rakit-bongkar Tamiya dapat dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh lama istirahat, interval
istirahat, dan interaksi keduanya terhadap produktivitas pekerja.
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan memperhatikan klasifikasi beban pekerjaan yang ditugaskan dan subyek yang dilibatkan. Dari
klasifikasi beban kerja, perlu diteliti lebih jauh untuk pekerjaan dengan klasifikasi beban berat dan sangat
berat. Subyek sebaiknya dipilih dari orang yang profesional dalam pekerjaan yang ditugaskan dan dengan
tugas yang nyata di tempat kerja sehingga motivasi dan kondisi emosi tetap dalam keadaan normal.
____________________________________________________________________________________________

TI | 29

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-17
Yogyakarta, 16 Mei 2011
ISBN: 978-979-95620-7-4

Daftar Pustaka
Balci, R. dan Aghadazeh, F., 2004, Effects of Exercise Breaks on Performance, Muscular Load, and
Perceived Discomfort in Data Entry and Cognitive Tasks, Computer & Industrial Ergonomics,
Vol. 46, Hlm. 399-411.
Barredo, R.D.V. dan Mahon, K., 2007, The Effects of Exercise and Rest Breaks on Musculoskeletal
Discomfort during Computer Tasks: An Evidence-Based Perspective, Journal of Physical
Therapy Science, Vol. 19, Hlm. 151-163.
Boucsein, W. dan Thum, M., 1997, Design of Work/Rest Schedules for Computer Work Based on
Psychophysiologcal Recovery Measures, International Journal of Industrial Ergonomics, Vol.
20, Hlm. 51-57.
Faucett, J., Meyers, J., Miles, J., Janowitz, I., dan Fathallah, F., 2007, Rest Break Interventions in Stoop
Labor Tasks, Applied Ergonomics, Vol. 38, Hlm. 219-226.
Konz, S., 1998, Work/Rest: Part II – The Scientific Basis (Knowledge Base) for the Guide, International
Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 22, Hlm. 73-99.
McLean, L., Tingley, M., Scott, R.N., dan Rickards, J., 2001, Computer Terminal Work and the Benefit
of Microbreaks, Applied Ergonomics, Vol. 32, Hlm. 225-237.
Savage, M. dan Pipkins, D., 2006, The Effect of Rest Periods on Hand Fatigue and Productivity, Journal
of Industrial Technology, Vol. 22, No. 3., (online, 21 Februari 2010), http://atmae.org/jit/Articles/
savage072106.pdf
Tayyari, F. dan Smith, J. L., 1997, Occupational Ergonomic: Principal and Applications, Ed. 1, Chapman
and Hall, London.
Tiwari, P. S. dan Gite, L. P., 2006, Evaluation of Work-Rest Schedules During Operation of a Rotary
Power Tiller, International Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 36, Hlm. 203-210.
Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., dan Becker, S. E.G., 2004, An Introduction to Human Factors
Engineering, Edisi Kedua, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

____________________________________________________________________________________________

TI | 30