Makalah abad pertengahan abad ke

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami
ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang terlah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Abad Pertengahan dan Zaman Renaissance.
Makalah ini berisikan tentang sejarah ilmu pengetahuan dari masa ke masa, dari zaman
abad pertengahan hingga zaman Renaissance. Dan di dalamnya terdapat tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami sangat berterima kasih.
Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

Picung, Oktober 2014
Penulis

1

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Abad Pertengahan .................................................................................................. 2
B. Zaman Renaissance................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10


2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri lagi, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman
modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama tiga abad (abad ke-14, ke-15 dan
ke-18), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance dan Afklaerung.
Renaissance akan banyak menberikan segala aspek realitas perhatian yang sungguhsungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan
masyarakat, dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat
kepada aka yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu
keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang di perlukan juga
pemecahannya.
Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir
“dunia baru” yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Munculnya Aufklaerung atau masa perubahan merupakan sebua kritis terhadap
pandangan rasionalisme dan empirisme. Sala satunya tokohnya yaitu Khan, Kritisisme Kant
dapat dianggap sebagai suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme.

Rasionalisme mementingkan unsur apriori dalampengenalan, berarti unsure-uunsur yang terlepas
dari segalah pengalaman.Sedangkan Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti
unsur-unsur yang berasal dari pengalaman ( seperti Locke yang menganggap rasio sebagai”
Lembaran putih “- as a white paper). Menuru Kant ,baik rasionalisme maupun empirisme keduaduanya berat sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengalaman manusia merupakan perpadun
antara sintesa unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya abad pertengahan?
2. Apa pengertian zaman Renaissance?
3. Apa ciri-ciri zaman Renaissance?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah munculnya abad pertengahan
2. Mengetahui pengertian zaman Renaissance
3. Mengetahui ciri-ciri zaman Renaissance

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Abad Pertengahan

Masa ini dimulai pada tahun 476 M atau abad ke-5 M, yaitu pada tahun keruntuhan kerajaan
Romawi barat. Abad pertengahan ini berlangsung 10 abad hingga abad ke-15 M. Sejarah filsafat
hukum pada abad pertengahan meliputi dua masa yaitu masa kegelapan dan masa skolastik.
a. Masa Kegelapan
Masa ini dimulai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi akibat serangan bangsa lain yang
dianggap terbelakang, yang datang dari utara yaitu yang disebut suku – suku Germania.
Tingkatan peradaban bangsa Romawi yang tinggi hanyalah tinggal puing – puing semata. Karena
tidak adanya peninggalan apapun dari suku bangsa yang berkuasa, para ahli masa kini sukar
untuk secara pasti menentukan apa yang terjadi dimasa gelap ini.
Yang pasti dapat diketahui ialah pengaruh agama kristen mulai berkembang pesat
disebabkan oleh suasana kehidupan suku – suku waktu itu yang selalu tidak tenteram akibat
peperangan yang terus menerus terjadi dikalangan mereka sendiri atau diantara suku – suku.
b. M asa Skolastik
Corak pemikiran hukum pada masa Skolastik didasari oleh ajaran Kristen. Ajaran ini
dimulai setelah lahirnya mazhab baru yang disebut Neo – Platois, dengan Platinus sebagai
tokohnya yang utama. Platinus inilah yang mulai membangun suatu tata filsafat yang bersifat
Ketuhanan. Menurut pendapatnya, Tuhan itu merupakan hakikat satu – satunya yang paling
utama dan paling luhur, yang merupakan sumber dari segala – galanya. Bertolak dari pendapat
Plato bahwa orang harus berusaha mencapai pengetahuan yang sejati, Platinus mengemukakan
kita harus berusaha melihat Tuhan. Caranya dengan berpikir dan beribadah. Pemikiran ini

membuka jalan pengembangan agama kristen dalam dunia filsafat.
Neo – Platois lahir di Alexandria sebagai tempat pertemuan antara filsafat Yunani kuno dan
agama kristen. Para ahli filsafat menganggap Santo Aurelius Augustinus (354-430 M) yang
menjembatani filsafat Yunani kuno dan alam pikiran kristen.
Tokoh lainnya yang juga terkenal St. Thomas Aquinas/ St. Thomas Van Aquino merupakan
filosof terbesar dari aliran Skolastik di abad pertengahan. Ia merumuskan hukum sebagai
“peraturan yang berasal dari akal unttuk kebaikan umum yang dibuat oleh seseorang yang
mempunyai kewajiban untuk menjaga masyarakatnya dan mengundangkannya”.
St. Thomas Aquinas/ St. Thomas Van Aquino membedakan empat macam hukum, yaitu Lex
aeterna, lex naturalis, lex divina, dan lex humana. Lex aeterna adalah rencana pemerintahan
sebagaimana dibuat oleh raja, akal keilahian yang menuntun semua gerakan dan tindakan dalam
alam semesta. Akan tetapi tidak ada manusia yang mampu untuk menangkapnya dalam
keseluruhan. Manusia hanya bisa menangkapnya sebagian melalui alam pikiran yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya, bagian yang bisa ditangkap tersebut dinamakan lex naturalis.
Lex naturalis ini memberikan pengarahan kepada kegiatan manusia melaui petunujuk – petunjuk
4

umum. Lex aeterna yang mengandung asas – asas yang abstrak itu dilengkapi dengan petunjuk –
petunjuk khusus yang berasal dari Tuhan tentang manusia harus menjalani hidupnya. Fungsi ini
dijalankan oleh lex divina yaitu yang tercantum dalam kitab – kitab suci dan tercantum dalam

perjanjian – perjanjian baru dan lama. Yang terakhir adalah lex humana , sejak akal merupakan
sumber utama dalam hukum, diisyaratkan hukum itu harus menyesuaikan kepada dalil – dalil
dari akal.
B. Zaman Renaissance
Renaissance berasal dari kata re, kembali dan nasci, lahir. Sehingga menjadi lahir kembali
artinya “alam pikiran manusia tidak terikat lagi oleh ikatan keagamaan. Ciri utama renaissance
ialah “manusia menemukan kembali keperibadiannya”. Pada abad sebelumnya yaitu abad
pertengahan bagian kedua (masa skolastik), demikian besarnya kekuasaan gereja sehingga
manusia merasa dirinya tidak berarti tanpa Tuhan.
Lahirnya renaissance mengakibatkan perubahan yang tajam dalam berbagai segi
kehidupan manusia, teknologi berkembang dengan pesat, negara-negara baru didirikan, tumbuh
berbagai disiplin ilmu baru. Dalam dunia pemikiran hukum zaman ini ditandai dengan adanya
pendapat akal manusia tidak dapat lagi dilihat sebagai penjelmaan dari akal Tuhan, akal manusia
terlepas dari akal ketuhanan. Akal manusia inilah yang merupakan sumber satu-satunya dari
hukum. Pangkal tolak pemikiran ini tampak pada penganut aliran hukum alam yang rasionalistis
(Hugo Groot/Grotius) dan para penganut paham positivisme hukum (Jhon Austin) bahwa logika
manusia memegang peranan penting dalam pembentukan hukum.
Renaissance akan banyak menberikan segala aspek realitas perhatian yang sungguhsungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan
masyarakat, dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat
kepada aka yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu

keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang di perlukan juga
pemecahannya.
Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir
“dunia baru” yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Munculnya Aufklaerung atau masa perubahan merupakan sebua kritis terhadap pandangan
rasionalisme dan empirisme. Sala satunya tokohnya yaitu Khan, Kritisisme Kant dapat dianggap
sebagai suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme
mementingkan unsur apriori dalampengenalan, berarti unsure-uunsur yang terlepas dari segalah
pengalaman.Sedangkan Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur
yang berasal dari pengalaman ( seperti Locke yang menganggap rasio sebagai” Lembaran putih
“- as a white paper). Menuru Kant ,baik rasionalisme maupun empirisme kedua-duanya berat
sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengalaman manusia merupakan perpadun antara
sintesa unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori.
5

1. Latar belakang Munculnya Renaissance
Runtuhnya kebudayaan Abad Pertengahan disusul oleh periode pertentangan pemisahan
dan perubahan-perubahan mendalam dalam bidang politik, ekonomi, dan agama. Periode
Renaissance, Reformasi dan Rasionalisasi, merupakan peralihan ke arah dan juga permulaan
zaman modern. Tiga aliran inilah yang memberikan wajah baru pada kebudayaan Eropa Barat,

yang lain dari kebudayaan Abad Pertengahan. Perubahan ini merupakan proses selama beberapa
abad dan sangat lambat, sehingga para ahli sejarah masih belum sependapat, dimana akan
menempatkan batas antara berbagai periode itu.
Dalam abad XIX pemisahan antara abad pertengahan dan zaman baru masih sangat jelas
dan tajam. Renaissance, reformasi, jatuhnya konstantinivel, penemuan –penemuan geografis,
penemuan seni cetak buku semua terjadi dalam pertengahan kedua abad XV dan dasawarsa
pertama abad XVI. Tetapi, dengan dilontarkannya masalah pengertian “Renaissance” oleh
sementara orang untuk dikembalikan jauh ke masa Abad Pertengahan, bahkan sampai masa
Karel Agung , maka masalah batas-batas orang yang tak senang membicarakan Abad
pertengahan dan Zaman Modern, tetapi lebih senang berbicara tentang kebudayaan Abad
Pertengahan dan kebudayaan Modern.
Kebudayaan modern lebih bersifat sekuler daripada kebudayaan Abad Pertengahan.
Sebagai kekuasaan pemerintah yang menguasai kebudayaan, Negara lebih menggantikan
kedudukan gereja. Kekuasaan gereja ini lambat laun menjadi lemah, sedang dilain pihak Negara
kebangsaan lebih meningkatkan kekuasaannya.
Renaissance dianggap sebagai masa peralihan dari abad pertengahan ke Zaman Modern
dan dengan demikian ia memiliki unsure-unsur abad pertengahan dan modern, unsur-unsur
keagamaan dan profane, otoriter dan individualistis. Bukan pengertian yang mendadak disegala
bidang, atau pembaharuan yang tiba-tiba, melainkan suatu peralihan yang berangsur-angsur.
Tetapi ini semua tak berarti pengingkaran, bahwa Renaissance umumnya dianggap sebagai suatu

titik peralihan di dalam sejarah kebudayaan barat.
Lambat laun nilai-nilai Kristiani Abad Pertengahan mulai kehilangan arti. Ide-ide
tradisional Abad Pertengahan tidak lagi member kepuasan. Kepercayan kepada Tuhan tidak lagi
member arah kepada pandangan hidup manusia.
Batas yang jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan Abad Pertengahan sulit
ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu telah selesai tatkala
datangnya Zaman Renaissance, abad ke 15 dan ke 16. Abad pertengahan adalah abad ketika alam
pikiran dikungkung oleh Gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat terbatas,
perkembangan sains sulit terjadi, juga perkembangan filsafat, bahkan dikatakan bahwa manusia
tidak mampu menemukan dirinya sendirinya. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif,
didalam perenungan mencari alternatif itu orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban

6

begitu bebas, pemikiran tidak dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani kuno.
Usaha ini sebenarnya telah dimulai didalam karya orang-orang Italia di dalam kesusastraan
2. Ciri-ciri Zaman Renaissance
Zaman Renaissance rupanya dianggap juga sebagai suatu babak penting dalam sejarah
peradaban. Voltaire, orang yang membagi babak sejarah peradaban menjadi empat, menganggap
Renaissance merupakan babak ketiga dari keempat babak itu. Pada abad ke19, Renaissance

terutama dipandang sebagai masa yang penting dalam seni dan sastra.
Ciri utama Renaissance ialah:
a. Humanisme
Humanisme ialah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini
suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang-orang yang beragama.
Humanisme, menurut Ali Syariati, berkaitan dengan eksistensi manusia, bagian dari
aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari segala sesuatu adalah kesempurnaan
manusia. Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan
pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.
Teori humanisme barat dibangun atas asas yang sama dengan yang dimiliki mitologi
yunani kuno bahwa antara langit dan bumi, alam dewa-dewa dan alam manusia, terdapat
oertentangan dan pertarungan, sampai-sampai muncul kebencian antara keduanya. Para Dewa
adalah kekuatan yang memusuhi manusia. Seluruh perbuatan dan kesadaranya ditegakkan atas
kekuasaannya yang lazim terhadap manusia yang dibelenggu oleh kelemahan dan
kebodohannya. Hal itu dilakukan karena dewa-dewa takut menghadapi ancaman kesadaran,
kebebasan, kemerdekaan, dan kepemimpinan manusia atas alam. Setiap manusia yang
menempuh jalan ini dipandang telah melakukan dosa besar dan memberontak pada dewa-dewa.
Karena pemberontakannya itu, manusia dihukum dengan berbagai siksaan yang amat kejam.
b. Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume. Karena adanya

kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat
mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada
sisi lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan
bahwa pengetahuan yang bermanfaat, hanya diperoleh lewat indra (empiri), dan empirilah satusatunya

sumber

pengetahuan.

Pemikiran

tersebut

lahir

dengan

nama

empirisme.

Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah
empirisme diambil dari bahasa yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sebagai suatu doktri
empirisme adalah lawan dari rasionalisme.
7

1. Thomas Hobbes ( 1588-1679)
Ia seorang ahli fikir Inggris di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke Oxford untuk
belajar logika Skolastik dan fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak berminat sebab gurunya
beraliran Aristotelian. Sumbangan yang besar sebagai ahli piker adalah suatu system materialistic
yang besar, temasuk juga perikehidupan organis dan rohaniah. Dalam bidang kenegaraan ia
mengemukakan teori kontrak social.
Dalam tulisannya, ia telah menyusun suatu system pemikiran yang berpangkaal pada
dasar-dasar empiris, di samping itu juga menerima metode dalam ilmu alam yang matematis.
Pendapatnya adalah bahwa ilmu filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum.
Menurutnya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang akibat-akibat atau gejala-gejala yang
diperoleh dari sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebab-sebabnya.
Segala yang ada ditentukan oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hokum ilmu pasti
atau ilmu alam.
2. John Locke (1932-1704)
Ia dilahirkan di wrington, dekat Bristol, Inggris. Di smping sbagai seorang ahli hokum, ia
juga menyukai fisafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam
mencapai

kebenaran,

sampai

seberapa

jauh

manusia

memakai

kemampuannya.

Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan reflection. Sensation adalah suatu yang
dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya.
Sementara itu, Reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada
manusia, yang sifatnya lebi baik daripada sensation. Tiap-tiap pengetahuan yang diperoleh
manusia terdiri dari sensation dan replection.
3. David Hume ( 1711-1766 )
David hume berpendapat bahwa seluruh pengetahuan merupakan jumlah dari
pengalaman-pengalaman. Dengan bukunya yang terkenal adalah An Enquiry Concerning
Understanding dan ia merupakan tokoh empiris yang konsekuen.
Menurut Hume dalam budi kata tidak ada suatu ide yang tidak sesuai dengan impression.
Apa saja yang merupakan pengetahuan itu hanya disebabkan oleh pengalaman.
c. Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Decratos ( 1596-1650) yang disebut sebagai bapak
filsafat modern. Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus
disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang
umum. Yang harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan trpilah pilih.
Rene Decratos yang mendirikan aliran rasionalsme berpendapat bahwa sumber pengetahuan
8

yang dapat di percaya adalah akal. Decratos menginginkan cara yang baru dalam berfikir, maka
diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan.
1. Aufklaerung ( masa pencerahan )
Filsafat abad ke-18 di Jerman disebut Zaman Aufklarung atau zaman pencerahan yang di
Inggris dikenal dengan Enlightenment,yaitu suatu zaman baru dimana seorang ahli Jokum yang
cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman ini
muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa dalam pemikiran filsafatnya. Namun
setelah Immanuel Kant mengadakan penyelidikan dan kritik terhadap peran pengetahuan akal
barula manusia terasa bebas dari otoritas yang JokumJ dari luar manusia demi kemajuan
peradaban manusia. Pemberian nama ini juga dikarenakan pada zaman itu manusia mencari
cahaya baru dalam rasionya. Immanuel Kant mendefenisikan zaman itu dengan mengatakan,
“Dengan Aufklarung dimaksudkan bahwa manusia keluar dari keadaan tidak balig yang
dengannya ia sendiri bersalah.” Apa sebabnya manusia itu sendiri yang bersalah? Karena
manusia itu sendiri tidak menggunakan kemungkinan yang ada padanya, yaitu rasio.
Sebagai latar belakangnya,manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu
pasti,biologi,filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan . Disisi lain
jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang
sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac Newton ( 1642-1727) memberikan dasar-dasar
berpikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan
mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis.
Dengan demikian zaman pencerahan merupakan tahap baru dalam proses emansipasi manusia
Barat yang sudah dimulai sejak Renaissance dan Reformasi. Para tokoh era Aufklarung ini juga
merancang program-program khusus diantaranya adalah berjuang menentang dogma gereja dan
takhayul JokumJr. Senjatanya adalah fakta-fakta ilmu dan metode-metode rasional.
2. Aliran-aliran yang muncul dimasa pencerahan (Aufklaerung)
a. Kritisme
Aliran ini dimulai di Inggris, kemudian Prancis dan selanjutnya menyebar keseluruh
Eropa,terutama di Jerman. Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dan empirisme terus
berlanjut. Masing-masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah,siapah sebenarnya
dikatakan sumber pengetahuan? Apakah pengetahuan yang benar itu lewat rasio atau empiri?
Kant mencoba menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya Kant mengikuti rasionalisme,
tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu
mudah menerimanya, karena ia mengetahui bahwa dalam empirisme terkandung skeptisme.
Untuk itu tetap mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai
kebenaran.
Ciri-ciri kritisisme diantarnya adalah sebagai berikut:
9




Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau
hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenya saja.

b. Deisme
Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini.
Akan tetapi setelah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri. Sebab
Ia telah memasukkan Jokum-hukum dunia itu ke dalamnya. Segala sesuatu berjalan sesuai
dengan Jokum-hukumnya. Manusia dapat menunaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah
dengan hidup sesuai dengan Jokum-hukum akalnya. Maksud aliran ini adalah menaklukkan
wahyu Ilahi beserta dengan kesaksian-kesaksiannya, yaitu buku-buku Alkitab, kepada kritik akal
serta menjabarkan agama dari pengetahuan yang alamiah, bebas dari segala ajaran Gereja. Yang
dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan kebenaran adalah akal. Tokoh-tokoh yang
mewakili aliran ini di antaranya adalah John Toland (1670-1722), yang menulis Christianity not
mysterious (1696), dan Matteh Tindal (1656-1733), yang menulis Christianity as Old as Creation
(1730).

10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di abad ke-14 – ke-15 aliran renaissance telah berkembang, namun pada masa renaisan
masih banyak pebedan-perbedaan, terutama pada aliran rasionalisme dan empirisme yang sangat
bertentangan,namun pada abad ke-18 dimulai suatu zaman baru yang memang telah berakar pada
Renaissance (Masa yang juga disebut masa keraguan,dirinya dan jiwanya saja diragukan. Yang
tidak di ragukan hanya dirinya yang ragu itu ,keraguan yang dimaksud disini adalah keraguan
metafisik) dan mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Masa ini disebut
dengan masa pencerahan atau Aufklarung yang menurut Immanuel Kant,di zaman ini manusia
terlepas dari keadaan tidak balik yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendir yang tidak
memanfaatkan akalnya. Voltaire menyebut zaman pencerahan sebagai “zaman akal” dimana
manusia merasa bebas,zaman perwalian pemikiran manusia dianggap sudah berakhir,mereka
merdeka dari segala kuasa dari luar dirinya. Para tokoh era Aufklarung ini juga merancang
program-program khusus diantaranya adalah berjuang menentang dogma gereja dan takhayul
populer. Senjatanya adalah fakta-fakta ilmu dan metode-metode rasional.
B. Saran
Seharusnya kita sebagai

siswa haruslah banyak mengetahui tentang sejarah

perkembangan ilmu pengetahuan, dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam
kehidupan ini.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, baik dari ejaan
penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Tetapi setidaknya penulis telah
berusaha menguraikan maksud dari kata Renaissance dan Humanisme. Oleh karena banyaknya
kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca untuk
memberikan koreksi dan masukkan agar penulis mampu memperbaikinya dan tidak melakukan
kesalahan sama untuk yang kedua kalinya. Terima kasih.

11

DAFTAR PUSTAKA



Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007



Bakhtiar Amsal, H., Dr,. M.A., Filsafat Ilmu, Logos, Jakarta, 2005



Mawardi, Drs., Nur Hidayati, Ir., IAD-ISD-IBD, Pustaka Setia, Bandung, 2009



Masniah, Dkk., Makalah “Sejarah Perkembangan Ilmu”, STAI Rakha, Amuntai,



http://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/

2009

(30 Oktober 2014.


http://kependidikanislam2010.blogspot.com/2011/06/filsafat-modern-renaissance-dan.html



(30 Oktober 2014)
http://afhie-cirebon.blogspot.com/2011/10/makalah-filsafat-modern.html (30 Oktober 2014)

12