Peta 4.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara
4.1 Administrasi dan Geografis
Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis terletak pada koordinat 2° 1’ 37”b - 2° 35’ 58” Lintang Selatan dan 144° 50’ 58” - 115° 50’ 24” Bujur
Timur. Dengan luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 892,7 km² atau hanya
sekitar 2,38 % dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini
memiliki sejumlah wilayah administrasi desa/ kelurahan sebanyak 219 desa/kelurahan.Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : : Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan
Sebelah Utara Kabupaten Tabalong; : Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur Propinsi Kalimantan
Sebelah Barat Tengah;; Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin , Barito Kuala Sebelah Selatan : dan Hulu Sungai Tengah; : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai
Sebelah Timur Tengah.
Sebelum 25 Februari 2003, HSU merupakan pusat pertumbuhan Banua Lima (terdiri
atas Kabupaten Tabalong, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Utara dan Selatan) masih terbagi
dalam dua wilayah topografi yaitu dataran rendah dan dataran tinggi.Dengan diberlakukannya Undang-undang No.2 Tahun 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan, maka wilayah dataran tinggi yang
sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten HSU berubah statusnya menjadi wilayah
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 1
Kabupaten Balangan. Kenyataan ini sedikit banyak berpengaruh pada fungsi dan peranan
yang dipegang oleh Kabupaten HSU terhadap kota-kota dan kabupaten yang ada di
sekitarnya.Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 2
Peta 4.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
4 - 3
4 - 4 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Tabel 4.2 Kelas Ketinggian dan Kelas Kelerengan Wilayah Kecamatan9 Amuntai Utara
26
45.09
5.05
10 Haur Gading
18
34.15
3.83 Jumlah 219 892.7 100.00
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2010
Ketinggian permukaan lahan berkisar antara 0-7 dan 7-25 m diatas permukaan laut
dengan kelerengan lahan berkisar antara 0-2 %. Untuk lebih jelasnya mengenai kelas
ketinggian dan kelerengan lahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.Kecamatan District Kelas Lereng/Kemiringan ( )/ Slope Class ( ) 0-2 2-8 8-15 15-25 25-40 > 40 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Danau Panggang 13.350 - - - - -
Tabel 4.1 Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Utara No Kecamatan2. Paminggir 21.750 - - - - -
3. Babirik 7.400 - - - - -
4. Sungai Pandan 6.150 - - - - -
5. Sungai Tabukan 1.750 - - - - -
6. Amuntai Selatan 17.400 - - - - -
7. Amuntai Tengah 8.050 - - - - -
8. Banjang 8.950 - - - - -
9. Amuntai Utara 3.700 - - - - -
10. Haur Gading 2.850 - - - - - Jumlah/ Total
2010 91.350 - - - - - 2009 91.350 - - - - - 2008 91.350 - - - - -
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2010
4.59
41
20
33
Jumlah Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km 2 ) Persentase
1 Danau Panggang 16 224.49
25.15
2 Paminggir 7 156.13
17.49
3 Babirik
23
77.44
8.67
4 Sungai Pandan
45
8 Banjang
5.04
5 Sungai Tabukan
17
29.24
3.28
6 Amuntai Selatan 30 183.16
20.52
7 Amuntai Tengah
29
57
6.39
4.2 Kondisi Fisik Dasar
4.2.1 Topografi dan Kemiringan
Peta 4.2 Peta Kelerengan Kabupaten Hulu Sungai Utara Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
4 - 5
4.2.2 Geohidrologi Dari sisi geohidrologi, kondisi dilapangan terdapat beberapa daerah atau wilayah
yang sulit mendapatkan air, baik yang berasal dari permukaan air (sungai), alternatifnya
- – dengan pengeboran air tanah yang cukup dalam. Untuk pemenuhan air pada daerah
daerah yang sulit pelayanan air tersebut, dimasa mendatang antara lain harus didukung dan
disuplai sungai terdekat. Sehubungan dengan itu dalam perencanaan tata ruang yang perlu
dipertimbangka adalah pelestarian dan peningkatan sumber - – sumber air , serta pengaturan
tata guna air baik bagi kepentingan irigasi, penggelontoran, maupun suplai bahan baku air
bersih. Bagi wilayah perkotaan (permukiman kota kecamatan) dan sekitranya yang kondisi
topografinya relatif datar dan dilalui oleh sungai sedikit tidak menemui kesulitan akan
kebutuhan air. Beberapa sungai besar yang melintasi dan terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Utara adalah : Sungai Balangan, Sungai Tabalong, dan Sungai Negara.
4.2.3 Klimatologi Iklim di Kabupaten Hulu Sungai Utara dikelompokkan sebagai Afaw (menurut
sistem Koppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas.
Kondisi di lapangan terdapat beberapa daerah atau wilayah yang sulit mendapatkan air,
baik yang berasal dari permukaan air (sungai), alternatifnya dengan pengeboran air
tanah yang cukup dalam.Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografis dan
perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam tiap bulan.
Jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2011 terjadi selama bulan februari dengan
curah hujan tertinggi mencapai 384,5 mm, sementara curah hujan paling rendah terjadi
pada tahun 2009 yaitu pada bulan juli.4.2.4 Geologi Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara meliputi kuarter (89.013
Ha), Misozoikum, Neopleosin, Meosin, batuan beku dalam dan Paleogen. Kabupaten Hulu
Sungai Utara memiliki beberapa jenis tanah yaitu: Podsolik, Alluvial, Orgonosol, Latosol.
Jenis- – jenis tanah tersebut memiliki karakter yang berbeda – beda, misalnya jenis tanah
alluvial dan Orgonosol Gleihumus merupakan jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang
tinggi dan juga tidak peka terhadap erosi sehingga sangat potensial untuk pertanian, dan
sisanya memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel Jenis Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Utara berikut ini.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 6
Peta 4.3 Peta Geohidrologi Kabupaten Hulu Sungai Utara Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
4 - 7
Peta 4.4 Peta Curah Hujan Kabupaten Hulu Sungai Utara Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
4 - 8
Peta 4.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Hulu Sungai Utara Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
4 - 9
Tabel 4.3 Jenis Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Utara2 Jenis Tanah (Km ) Kompleks Podsolik Podsolik No Kecamatan
Organosol Merah Kuning dan Merah Alluvial Jumlah Gleihumus Latosol Kuning
1 Danau 19.182 18.88 - 38.062 -
Panggang
2 Babirik 7.744 7.744 -
3 Sungai Pandan
- 7.424 - - 7.424
4 Amuntai Selatan - - 7.396 10.92 18.316
5 Amuntai Tengah
2.33
7.47 9.8 - -
6 Banjang
7 Amuntai Utara 605 6.724 595 7.924 - Jumlah 605
2.33 55.94 30.395
89.27 Sumber: BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2006
4.2.5 Pola Penggunaan Lahan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.435/Menhut-II/2009,
luas penggunaan lahan Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2011 didominasi oleh hutan
produksi yang dapat dikonversi yaitu seluas 41.934 ha dari total luas 88.429 hektar.
Berikutnya adalah sawah seluas 25.492 ha dan rumput rawa seluas 22.230 ha. Permukiman
atau kampung hanya 4.285 hektar.Gambar 4.1 Diagram Penggunaan Lahan 20114.3 Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2012 adalah 216.320 jiwa.
Distribusi penduduk terbanyak di Kecamatan Amuntai Tengah berjumlah 50.128 jiwa,
sedangkan distribusi jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Paminggir dengan
jumlah 7.663 jiwa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pda tabel berikut. Perkembangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 10
4 - 11 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
penduduk dalam kurun waktu 2007-2011 mengalami pertambahan dan penurunan.
7 Amuntai Tengah 24.894 25.234 50.128 98,65
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013
Gambar 4.2 Diagram Jumlah Penduduk Hulu Sungai Utara Tiap Kecamatan Tahun 2012Jumlah 105.903 110.417 216.320 95,91 Sumber: Berdasarkan Proyeksi Penduduk HSU 2013
10 Haur Gading 6.954 7.710 14.664 90,19
9 Amuntai Utara 9.586 10.856 20.442 88,30
8 Banjang 8.464 8.266 16.730 102,40
6 Amuntai Selatan 13.447 14.040 27.487 95,78
Perkembangan Jumlah Penduduk dapat dilihat pada grafik jumlah penduduk 2007-2011.
5 Sungai Tabukan 6.859 7.257 14.116 94,52
4 Sungai Pandan 12.928 13.752 26.680 94,01
3 Babirik 9.088 9.218 18.306 98,59
2 Paminggir 3.866 3.797 7.663 101,82
1 Danau Panggang 9.817 10.287 20.104 95,43
No Kecamatan Penduduk (Orang) Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012Penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 ini disebakan karena pada tahun
tersebut Badan Pusat Statistik melakukan sensus penduduk nasional sehingga data
yang ada merupakan data nyata di lapangan, sedangkan data pada tahun sebelumnya
merupakan data proyeksi. Dari sisi laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai
Utara relatif kecil yang masih dibawah 1% pertahun. Kepadatan rata-rata penduduk
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2011 mencapai 237, 14 jiwa/km2 dengan kecamatan
45.09 453
45 593
Jumlah 216.320 892,70 3.771
34.15 429
10 Haur Gading 14.664
No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%) 2008 2009 2010 2011 2012
9 Amuntai Utara 20.442
41 408
8 Banjang 16.730
57 879
7 Amuntai Tengah 50.128
183.16 150
6 Amuntai Selatan 27.487
29.24 483
5 Sungai Tabukan 14.116
4 Sungai Pandan 26.680
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2008 -201277.44 236
3 Babirik 18.306
49
156.13
2 Paminggir 7.663
90
224.49
1 Danau Panggang 20.104
No Kecamatan Jumlah (Jiwa) Luas (Km2) Kepadatan (Jiwa/Km)
Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 20122 ).
2 ), sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Paminggir (49 jiwa/km
2 ) disusul Kecamatan Sungai Pandan (593 jiwa/km
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013
- 0.01
- 0.35
- 0.11
- 0.60
4 - 12 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) terpadat adalah Kecamatan Amuntai Tengah (879 jiwa/km
8 Banjang 15.575 14.940 14.170 14.308 16.730
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalulintas barang dari satu daerah ke daerah lain.Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013
0.13 Jumlah 216.181 218.109 209.246 211.699 216.320
10 Haur Gading 7.165 7.778 7.377 7.498 14.664
0.05
9 Amuntai Utara 15.705 14.832 13.801 13.875 20.442
0.01
0.14
1 Danau Panggang 20.891 22.079 19.593 19.704 20.104
7 Amuntai Tengah 21.262 20.735 19.955 20.136 50.128
0.10
6 Amuntai Selatan 16.619 15.461 16.185 16.329 27.487
5 Sungai Tabukan 46.631 48.665 47.961 48.713 14.116
0.00
4 Sungai Pandan 26.545 27.303 26.466 26.822 26.680
3 Babirik 26.822 26.731 25.905 26.208 18.306
2 Paminggir 18.965 19.554 17.833 18.108 7.663
4.4 Transportasi
Aksesbilitas ke/ dari Kalimantan Selatan melalui darat dilayani oleh tiga koridor utama, yaitu:
1. Koridor jalan raya bagian tengah atau sebelah timur Gunung Meratus yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur, melalui Kabupaten Hulu Sungai Utara.
2. Koridor jalan raya yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah, melalui Kabupaten Hulu Sungai Utara,
3. Koridor jalan raya, yang masih dalam proses peningkatan yang membentang di sepanjang pantai, menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur.
Jaringan jalan utama yang ada dan melewati Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah: Jaringan jalan Pantai Hambawang
- – Amuntai – Kalua – Pasar Panas (perbatasan Kalimantan Tengah) yang merupakan satu jalur jalan utama Propinsi Kalimantan Selatan.
Ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah: 1. Amuntai
- – Lampihong sepanjang 17 Km, 2.
Lampihong
- – Mantimin sepanjang 10,5 Km, 3.
Paringin
- – Halong sepanjang 31,7 Km, 4.
Negara – Muara Tapus sepanjang 29,34 Km.
Selain jaringan jalan, transportasi sungai merupakan transportasi yang sudah lama
digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Dengan adanya 3 (tiga) aliran sungai besar di Kabupaten Hulu Sungai Utara, maka
dimanfaatkan sebagai alur transportasi sungai yang menghubungkan antara Hulu Sungai
Utara dengan Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Tapin
hingga ke Kota Banjarmasin dan beberapa wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang
arus dibeberapa sungai tersebut tidak dipengaruhi pasang surutnya air.Dalam menunjang transportasi sungai, maka diperlukan juga Pelabuhan-
pelabuhan sebagai tempat turun dan naiknya penumpang jalur sungai dengan jenis
angkutan sungai meliputi motor boat, klotok, speed boat, dan long boat.. Pelabuhan-
Pelabuhan yang ada dan yang telah melayani masyarakatnya adalah:1. Pelabuhan Sungai Danau Panggang, Kecamatan Danau Panggang 2.
Pelabuhan Sungai Babirik, Kecamatan Babirik 3. Pelabuhan Sungai Alabio, Kecamatan Sungai Pandan 4. Pelabuhan Sungai Benua Lima, Kecamatan Amuntai Tengah 5. Pelabuhan Sungai Pasar Amuntai, Kecamatan Amuntai Tengah 6. Pelabuhan Sungai Telaga Silaba, Kecamatan Amuntai Selatan 7. Pelabuhan Sungai Haur Gading, Kecamatan Haur Gading.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 13
Untuk transportasi darat ditunjang dengan adanya terminal juga merupakan bagian
terpenting dari prasarana transportasi darat. Eksistensi terminal di Kabupaten Hulu Sungai
Utara adalah: 1.Terminal Banua Lima Kecamatan Amuntai Tengah untuk jurusan Amuntai
- –Barabai, Amuntai –Balikpapan/Samarinda (Kalimantan Timur), Amuntai–Ampah, Bontok, Muara Teweh dan Pasar Panas (Kalimantan Tengah).
2. Terminal Plampitan (Kecamatan Amuntai Tengah) untuk melayani jurusan transportasi Amuntai
- –Muara Tapus, Amuntai–Barabai, Amuntai–Alabio, Amuntai–Danau Panggang.
- – Lampihong –dan Paringin.
3. Terminal Hulu Pasar/Tambalangan Kecamatan Amuntai Tengah untuk jurusan Amuntai
Tabel 4.7 Sarana Terminal Penumpang Umum Tahun 2011 Nama TerminalTipe Terminal Lokasi Kecamatan Luas Kawasan (m)
Terminal Banua Lima B Amuntai Tengah 75 x 400 Terminal Palampitan C Amuntai Tengah 85 x 85 Terminal Pasir Mas C Amuntai Tengah 80 x 80 Terminal Hulu Pasar C Amuntai Tengah 80 x 80 Sub Terminal Babirik C Amuntai Tengah 55 x 100 Sub Terminal Alabio C Babirik 65 x 65
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel, Tahun 2012
4.5 Perekonomian
4.5.1 Potensi Ekonomi
Tabel 4.8 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012 Lapangan UsahaPertanian 408.323.850 470.512.984 564.184.487 615.828.226
Pertambangan dan Penggalian
428.196 515.983 577.257 597.502 Industri Pengolahan
117.451.466 141.004.767 160.021.393 169.604.129 Listrik dan Air Minum
7.342.996 8.279.321 8.981.012 10.223.910 Bangunan dan Konstruksi
86.480.821 97.284.591 115.073.524 123.944.785 Perdagangan
240.020.617 269.215.633 305.188.168 347.907.657 Pengangkutan dan Komunikasi
105.549.075 117.509.571 133.179.855 148.262.459
Keuangan daerah mencerminkan potensi dan kemampuan daerah dalam membiayai
kegiatan baik pemerintahan maupun pembangunan di wilayahnya. Semakin besar
penerimaan yang diperoleh daerah dalam neraca anggarannya maka akan semakin besar
kemampuan daerah tersebut untuk membiayai pembangunan yang dilakukan. Pendapatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel.4 - 14 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Tahun 2009 2010 2011 2012
Tahun Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012
57.237.931 66.137.792 75.834.020 84.659.602 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
315.197.575 376.585.943 435.105.483 491.888.082 Jasa-jasa
1.338.032.527 1 547.046.584 1.798.145.198 1.992.916.352 PDRB
Ket.: *) Angka Diperbaiki Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2012
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2010-2012 bersifat
positif, yang artinya terus mengalami peningkatan pendapatan. Laju pertumbuhan yang
sangat besar terlihat pada lapangan usaha jasa-jasa dan listrik, gas dan air minum.
Sedangkan pertumbuhan yang paling rendah adalah dari lapangan usaha pertanian. Lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (2000), 2010-2012No Lapangan Usaha 2010 2011 2012
1 Pertanian 291.279.795 307.925.789 319.557.060
2 Pertambangan dan Penggalian 168.958 173.437 176.220
3 Industri Pengolahan 85.422.940 88.403.273 92.333.786
4 Listrik, Gas dan Air Minum 4.608.907 4.892.700 5.293.339
5 Konstruksi 55.828.667 58.334.270 61.675.329 Perdagangan, Restoran, dan 6 171.224.418 182.222.794 194.049.366 Perhotelan
7 Pengangkutan dan Komunikasi 61.985.403 65.496.431 69.346.287
8 Keuangan, Real Estate dan Jasa, 35.080.129 37.654.651 39.296.732
Services
9 Jasa-jasa/ 164.566.310 179.574.526 195.148.184
PDRB / GRDP 870.165.527 924.677.871 976.876.304 Ket.: *) Angka Diperbaiki
- ) Angka Sementara Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013
Keuangan Daerah Kabupaten Sungai Hulu Utara bersumber dari Pajak Bumi dan
Bangunan, Retribusi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,
investasi sektor swasta dan pendapatan sah lainnya. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Sungai Hulu Utara meningkat sebesar 8% dari dari tahun sebelumnya. Ini menunjukan
kinerja positif dari seluruh elemen di Kabupaten Sungai Hulu Utara.Jika dilihat dari kontribusi sektornya, maka sektor Pertanian memberikan kontribusi
terbesar terhadap PDRB sebesar 30,9 % pada tahun 2012. Untuk angka PDRB perkapita
pada tahun 2010-2012 terus mengalami peningkatan baik berdasarkan harga berlaku rata-
rata sebesar 0, 1 % maupun untuk harga konstan sebesar 0, 04 %. Lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 15
Ket: *) Angka Diperbaiki
- ) Angka Sementara Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013
4.5.2 Komoditas Andalan
Untuk komoditas andalan di Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari sektor
peternakan dan perikanan rawa maupun sungai. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
uraian berikut ini.Tabel 4.10 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010-2012No Tahun
Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB)
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
1 2010 7.393.434 4.158.577 2 2011 8.403.412 4.321.369 3 2012 9.212.859 4.515.906
A. Peternakan
- 326
- 4. Sungai Pandan
- 6. Amuntai Selatan
4 - 16 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
74
Sedangkan populasi tertinggi kelompok ternak unggas yaitu itik dengan populasi 1.254.252
ekor yang terbesar terletak di Kecamatan Amuntai Selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai
populasi ternak dapat dilihat pada tabel dibawah.Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013 Populasi tertinggi kelompok ternak kecil adalah kambing sebesar 2.477 ekor yang
sebagian besar di ternakkan di Kecamtan Amuntai Tengah, Banjang dan Sungai Pandan.
14
2 10. Haur Gading
53
9. Amuntai Utara
1
8. Banjang 115
6
7. Amuntai Tengah
Komoditas peternakan yang menjadi unggulan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
adalah Ternak kerbau dan itik. Pada tahun 2013 populasi tertinggi ternak besar adalah
kerbau sebanyak 7.813 ekor yang sebagian besar dibudidayakan di Kecamatan Paminggir.2
41
4
5. Sungai Tabukan
95
2
3. Babirik
2. Paminggir
1. Danau Panggang
Tabel 4.11 Hasil Produksi Peternakan Besar Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012 Kecamatan Sapi Kerbau4
- 2012 398 341 2011 396 296 2010 403 296 1009 150 542
Kecamatan Itik Pedaging Buras
139.023 140.016 26.170
1. Danau Panggang 316 3.145
- 2. Paminggir 241.029 145.308
14.261
3. Babirik 17.284 156.246
90.994
4. Sungai Pandan 9.855 76.350
10.945
5. Sungai Tabukan 229.323 649.816
674.220
6. Amuntai Selatan 58.793 136.204 1 584.265
7. Amuntai Tengah 17.218 38.143
8.615
8. Banjang 15.243 47.619
84.700
9. Amuntai Utara 13.674 33.366
108.800
10. Haur Gading
Jumlah 741.758 1.426.213 2012 2.602.970 713.171 1.339.202 2011 762.332 1 018.815 1.280.591 2010 708.369 1.005.787 1.254.252 2009 703.591 Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013
Tabel 4.13 Hasil Produksi Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara No Komoditas Satuan Produksi1 Telur a Ayam kg 606.886 b Itik kg 7.721.964
2 Daging a Ayam Ras Kg 1.751.874 b Ayam Buras
Kg 204.078 c Itik Kg 324.490 d Sapi
Kg 367.661 e Kerbau Kg 189.329 f Kambing
Kg 15602 g Domba Kg 986
3 Kulit a Sapi kg 17.703 b Kerbau kg 14.457 c Kambing kg 545
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013
B.Perikanan Produk perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan salah satu produk
andalan daerah. Tahun 2011 produksi ikan jenis perairan rawa mencapai 7.507,5 ton atau
senilai dengan Rp. 97.338.700.000,- dan produksi ikan jenis perariran sungai sebanyak
4.858,1 ton atau senilai dengan 72.568.800.000,-. Budidaya ikan di wilayah perencanaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 17
terdiri dari budidaya rawa, sungai, kolam dan keramba. Sebagian besar masyarakat lebih
memilih budidaya ikan di rawa dan sungai. Produksi perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara
pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel.Tabel 4.14 Hasil Produksi Perikanan Kabupaten Hulu Sungai UtaraNilai Produksi (Rp 000) Produksi (Ton)
Kecamatan Rawa Sungai
Rawa Sungai 28.703.600 20.595.800
1.963,8
1. Danau Panggang 1.066,2 19.972.600 14.331.200
1.366,4
2. Paminggir 741,7 9.906.400 7.108.200
677,8
3. Babirik 368,0 5.706.500 4.094.600
390,4
4. Sungai Pandan 212,0 3.709.200 2.661.500
253,8
5. Sungai Tabukan 137,8 23.419.400 16.804.200
1.602,2
6. Amuntai Selatan 869,9 7.292.900 5.232.900
498,9
7. Amuntai Tengah 270,9 5.238.500 3.758.800
358,4
8. Banjang 194,6 5.809.200 4.168.300
397,4
9. Amuntai Utara 215,8 4.371.200 3.136.500
299,1
10. Haur Gading 162,4
Jumlah 114.129.500 81.892.000 2012 7 808,2 4 239,3 97.338.700 72.568.800 2011 7 507,5 4 858,1 129.812.100 71.268.200 2010 7 768,4 4 736,6 102.646.100 49.130.200 2009 7 672,5 4 842,2 Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013
4.6 Kondisi Sosial dan Budaya
Kesejahteraan Sosial ini diukur dan dianalisis sejumlah indikator yang terkait dengan
perkembangan tingkat pendidikan masyarakat, perkembangan jumlah penduduk miskin.
Sedangkan untuk Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang terbentuk oleh
beberapa unsur seperti agama, adat istiadat, bahasa, karya seni.A. Pendidikan
Kondisi perkembangan pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Angka Pendidikan
yang ditamatkan (APT) adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir
suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda
tamat belajar/ijazah. Tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan ukuran kualitas
sumber daya manusia yang selanjutnya dapat dijadikan ukuran keberhasilan baik dari sudut
sosial maupun ekonomi. Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) di Kabupaten Hulu Sungai
Utara pada tahun 2007- – 2011 dapat dilihat pada tabel 2.10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 18
Tabel 4.15 Perkembangan Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jenis Kelamin No Status Pendidikan Total Laki-Laki Perempuan1 Tidak Punya Ijazah 29,70 34,15 31,99
2 SD sederajat 37,48 33,34 35,35
3 SLTP sederajat 14,01 16,69 15,39
4 SLTA sederajat 14,65 11,00 12,77
5 D.I 0,39 1,10 0,76
- – D.III
6 D.IV/ S1/ S2/ S3 3,77 3,72 3,74
JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa penduduk yang belum/tidak mempunyai
ijasah SD sebanyak 31,99%, penduduk yang mempunyai ijasah SD sebanyak 35,35%, atau
dengan perkataan lain bahwa jumlah penduduk yang belum/tidak mempunyai ijasah SD dan
yang mempunyai Ijasah SD lebih dari 50%, ini berarti bahwa masih berat tugas pemerintah
daerah dalam hal menyelesaiakan wajar 9 tahun. Demikian juga untuk penduduk yang
mempunyai ijasah setingkat SLTP sampai SLTA masih rendah, yaitu sebesar 26,06 persen.
Sedangkan penduduk yang sudah menyelesaian pendidikan tinggi baru sebesar 4,04 persen.
Hal ini terjadi disebabkan karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan
disamping sedikitnya pemahaman yang disampaikan kepada masyarakat oleh pemerintah
akan arti pentingnya pendidikan, bisa juga dikarenakan biaya pendidikan yang masih
dianggap membebani kehidupan bukan dianggap sebagai investasi sumber daya manusia
masa depan.Berdasarkan Tabel berikut terlihat bahwa rasio ketersediaan Sekolah Dasar dari tahun
2008 sampai dengan 2011 terus naik dari 97,43 per 10.000 penduduk menjadi 111,52 per
10.000 penduduk. Rasio ini menggambarkan ketersediaan sekolah dasar terhadap penduduk
usia sekolah dasar, kondisi data ini dapat diinterprestasikan bahwa penyediaan sekolah
tingkat dasar sudah terpenuhi, bahkan nilai rasionya sudah melebihi angka 100.Tabel 4.16 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 – 2011
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Tahun No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 20111 SD/MI Jumlah Gedung Sekolah 264 265 267 292 Jumlah Penduduk kelompok 27.096 26.594 26.184 26.184 usia 7
- – 12 tahun Rasio 97,43 99,65 101,97 111,52
2 SMP/MTs
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 19
Tahun No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011
Jumlah Gedung Sekolah
60
59
62
62 Jumlah Penduduk kelompok 14.030 13.688 12.759 1.759 usia 13
- – 15 tahun Rasio 42,77 43,10 48,59 48,59
3 SMA/SMK/MA Jumlah gedung sekolah
23
23
26
26 Jumlah Penduduk kelompok 13.654 13.846 12.923 12.923 usia 16
- – 18 tahun Rasio 16,84 16,61 20,12 20,12
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Hulu Sungai Utara
Rasio ketersediaan sekolah tingkat menengah pertama dari tahun 2008 sampai
dengan 2011 terus naik dari 42,77 per 10.000 penduduk menjadi 48,59 per 10.000
penduduk. Trend kenaikan rasio ketersediaan sekolah perlu ditingkatkan terus sampai
mendekati angka 100, agar terpenuhi angka ketersediaan sekolah atau dengan kata lain
bahwa penyediaan sekolah tingkat menengah pertama masih diperlukan.Demikian juga rasio ketersediaan sekolah tingkat menengah atas dari tahun 2008
sampai dengan 2011 terus naik dari 16,48 per 10.000 menjadi 20,12 per 10.000 penduduk.
Trend kenaikan rasio ketersediaan sekolah perlu ditingkatkan terus sampai mendekati angka
100, agar terpenuhi angka ketersediaan sekolah atau dengan kata lain bahwa penyediaan
sekolah tingkat menengah atas masih diperlukan.B. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang memerlukan penanganan yang
menyeluruh dan berkesinambungan. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara dari Tahun 2007
sampai dengan 2011 angka kemiskinan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun
dengan trend yang menurun. Pada tahun 2009 persentase penduduk miskin masih di atas
7% dan terus mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga tahun 2013. Untuk lebih
mengefektifkan lagi penurunan persentase kemiskinan, perlu kebijakan penanggulangan
kemiskinan berupa program dan kegiatan yang lebih baik dan terencana. Tabel 4.17 Perkembangan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, Tingkat Kedalaman Kemiskinan,dan Tingkat Keparahan KemiskinanTahun 2009 – 2013 Kabupaten Hulu Sungai Utara Kemiskinan 2009 2010 2011 2012 2013
Garis Kemiskinan 216.012 245.812 264.058 286.430 312.537 Jumlah Penduduk Miskin 15.702 16.241 15.664 15.045 15.228
7,29 7,76 7,31 6,94 6,92 Persentase Penduduk Miskin (P0)
1,01 0,71 0,98 0,89 0,67 Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P1)
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 20
Kemiskinan 2009 2010 2011 2012 2013
0,26 0,11 0,22 0,29 0,11 Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan 2014 C.
Agama Mayoritas agama yang di anut oleh warga Amuntai adalah Agama Islam. Dalam
sejarah agama di Kabupaten Hulu Sungai Utara, daerah tersebut awalnya merupakan
kerajaan hindu yang sangat kuat. Seiring berkembang dengan pesatnya ajaran agama Islam,
agama Hindu mulai berkurang dan berganti menjadi Agama Islam, hingga seluruh kerajaan
memeluk agama Islam. Tetapi dalam penerapannya, agama Islam yang saat itu bukanlah
ajaran agama Islam yang murni, karena suasana upacara dalam agama hindu di campur
dalam ajaran Islam. Hal ini disebabkan karena agama Islam tidak bisa sepenuhnya
dimasukkan kepada masyarakat, sehingga secara perlahan dengan tetap memasukkan bau
kehinduan. Oleh karena itu, adanya kegiatan seperti behaul, meniga hari, menujuh hari,
manyalawi, menyaratus orang meninggal, batatamba, dan beberapa hal lainnya yang
sebenarnya bukan ajaran Islam masih diterapkan bahkan hingga sekarang.Setelah berkembangnya ajaran Islam tersebut, Amuntai menjadi daerah yang
agamis. Kekentalan tersebut paling dirasakan di daerah Alabio. Sekarang, terdapat beberapa
aliran agama islam di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Muhammadiyah yang masih kuat di
Alabio, Islam mahzab Syafi’iah yang dibawa oleh NU, serta Islam yang masih beraromakan
Hindu. Berikut adalah tabel jumlah pemeluk agama setiap kecamatan di Kabupaten Hulu
Sungai Utara pada tahun 2012.Tabel 4.18 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012 Kecamatan Islam Kristen Hindu Budha- 21.610 -
1. Danau Panggang
- 8.215
2. Paminggir 2 -
- 19.518
3. Babirik
1 - 32.703
6
4. Sungai Pandan
- 13.776
5. Sungai Tabukan 26.694 10 - -
6. Amuntai Selatan 24 -
- 47.913
7. Amuntai Tengah 16.365
3
3
8
8. Banjang
- 21.234
9. Amuntai Utara
- 14.713 - -
10. Haur Gading
Jumlah 222.741
40
3
14 Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 4 - 21