BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi saat ini banyak membantu manusia di - Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digit

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Perkembangan teknologi di bidang komunikasi saat ini banyak membantu manusia di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalam dunia pariwisata. Salah satu kemajuan teknologi di bidang komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan informasi dan promosi kepariwisataan adalah Internet. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km (Widibyo, 2000). Negara Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  Berdasarkan pemahaman di atas, maka pariwisata dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata. Berdasarkan data statistik, tercatat bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Tahun 2002 target perolehan devisa sebesar US $ 5,8 M untuk 5,8 juta wisatawan, dan tahun 2003 US $ 6,3 M 6,9 juta wisatawan, sedangkan target 2004 US 7,5 M (Widibyo, 2000). Dengan potensi wisata yang dimiliki masih memungkinkan peluang peningkatan penerimaan negara dari sektor pariwisata.

  Sebagai salah satu bagian yang menopang pendapatan negara, pariwisata Indonesia diberikan perhatian lebih untuk dioptimalkan dan dikembangkan. Setiap daerah berlomba lomba dan berupaya menggali potensi pariwisata yang dimiliki guna menambah pendapatan asli daerah mereka. Pariwisata dipandang sebagai potensi yang besar untuk dikembangkan. Di sisi lain, potensi pariwisata ini juga dapat menimbulkan dampak positif, yang mana dengan adanya peningkatkan kunjungan wisatawan maka akan membuka lapangan pekerjaan di daerah tersebut.

  Pariwisata jika dikelola secara optimal, maka akan dapat menambah pendapatan negara serta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun persoalannya adalah

  Ini menjadi pertanyaan

  bagaimana memperkenalkan potensi pariwisata yang dimiliki?

  mendasar yang perlu mendapatkan perhatian dan pemikiran setiap pihak yang ingin mengembangkan pariwisata sebagai basis peningkatan pendapatan negara. ada berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti : pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuan wisata, melakukan promosi melalui media maupun brosur-brosur, serta masih banyak lagi alternatif yang dapat dilakukan guna menunjang pengembangan wisata.

  Salah satu alternatif yang dikembangkan dan dipandang efektif adalah dengan melakukan promosi melalui Internet. Saat ini telah berkembang promosi, pemasaran, dan penjualan produk pariwisata (dapat disebut sebagai E-Commerce di industri pariwisata) memanfaatkan teknologi informasi. Pariwisata berbasis teknologi informasi dikenal dengan sebutan E-Tourism (IT-enabled tourism). E-tourism dipandang sebagai salah satu cara yang sangat efektif didalam memperkenalkan pariwisata suatu daerah atau negara. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi saat ini sudah dianggap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Konsep e-tourism pada dasarnya merupakan konsep yang masih baru dan belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang pariwisata, khususnya di Indonesia. E tourism masih di lihat sebagai sesuatu hal yang masih perlu di kaji lebih jauh mengenai keberadaannya. Meskipun di lain pihak dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sudah tinggi, namun hal ini tidak di barengi dengan aplikasi internet tersebut sebagai alat pengembangan pariwisata (Nandi,2008).

  Aplikasi internet dalam pariwisata pada dasarnya tercermin dalam suatu sistem distribusi pariwisata yang lebih mengarah pada tranformasi pengembangan industri pariwisata dari perantara media tradisional ke arah perantara media internet. Beberapa sistem akses pariwisata menggunakan jalur internet untuk tiket pesawat, penginapan, rental mobil, dan berbagai jasa pelayanan lainnya. Website atau situs memiliki peranan penting sebagai jembatan penghubung antara produsen pariwisata dan daerah potensi pariwisata, dalam memberikan pelayanan kepada produser pariwisata.

  E-tourism yang dikembangkan di Indonesia pada saat ini belum menyentuh pada

  aspek yang paling utama yaitu memberikan informasi dan kepastian bagi wisatawan ketika mereka memilih untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Jika di bandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Singapura, dapat di katakan Indonesia sangat tertinggal untuk pengembangan e-tourism.

  Pengembangan e-tourism di Indonesia masih bersifat spesial, belum menyentuh pada penyediaan. Informasi yang menyeluruh untuk berbagai kawasan serta pendukungnya di setiap daerah. Hal inilah yang menjadi kendala dan masalah dalam pengembangan pariwisata. Disisi lain para wisatawan, ketika memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya akan lebih mengutamakan untuk memperoleh informasi yang komperhensif serta menyuluh mengenai daerah wisata.

  Pada hakekatnya sektor pariwisata Indonesia berharap dapat menggaet kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang besar, disisi lain kedatangan wisatawan di Indonesia pada dasarnya tidak terlepas dari promosi yang dilakukan. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi internet merupakan langkah yang dipandang tepat untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia (

Soebagyo, 2008).

  Pada saat ini juga yang perlu diperhatikan adalah perkembangan teknologi yang amat pesat. Hal ini menyebabkan : 1) Terjadinya pergeseran dari tiket manual ke tiket elekronik 2) Setiap individu dapat melakukan pemesanan tersediri, hal ini menyebabkan individu tersebut mendapatkan kepuasan dari pemesanan yang ia lakukan 3) Pemanfaaan teknologi internet yang semakin meluas dan sudah menjadi media informasi dan komunikasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan apabila kita ingin memajukan potensi industri pariwisata, sudah saatnya komponen sumber daya manusia yang terlibat didalamnya harus dikembangkan agar siap menjadi bagian dari industri pariwisata global, .

  Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam rangka mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak diperlukan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membuat suatu portal situs. Dengan adanya situs, informasi, komunikasi, dan transaksi antara masyarakat dan pemerintah dapat di lakukan via internet. Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C (Government to Citizen),

  

  Pada perkembangannya fungsi situs atau website diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat dinamis, sehingga fungsi dan peran situs menjadi dua arah dan timbul efek timbal balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, yang mana berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pemerintahan yang di yakini akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas, transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan terwujudnya situs yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal antara pemerintah-masyarakat dan sebaliknya, sehingga masyarakat akan terbangun rasa memiliki dan rasa kebutuhan akan situs atau website tersebut sebagai penyambung aspirasinya. Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan situs atau tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan

  website pemerintahan.

  Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs. Namun dari segi kemanfaatan maupun fungsi, situs tersebut belum dapat ditelaah lebih lanjut apakah situs tersebut mempunyai data informasi yang terupdate, bersifat statis ataupun dinamis. Oleh karena itu muncul pertanyaan apakah banyak masyarakat yang benar-benar memanfaatkan dan menggunakan situs internet tersebut untuk mencari dan memperoleh informasi yang dibutuhkan? Pertanyaan lain yang muncul adalah apakah terjadi keseimbangan antara penyampaian informasi dari pihak pemda selaku komunikator dan kontributor informasi dalam situs dengan kemampuan, skill, kebutuhan dan tingkat eksposure masyarakat untuk mengakses internet secara pribadi ataupun melalui jasa warnet atau ruang internet?

  Pertanyaan lain dari segi teknis apakah strategi desain situs tersebut menarik dalam penampilannya serta mampu diakses secara cepat, ini juga menjadi permasalahan tersendiri karena situs yang tidak kreatif dan sulit untuk diakses akan membuat user (pengguna) malas membukanya. Pada sisi lain mengingat kebijakan, peluang implementasi, serta hambatan yang ada memunculkan beberapa pertanyaan tentang sampai sejauh mana penerapan/implementasi IT dalam rangka e-government yang dilakukan, bagaimana ketersediaan informasi dalam setiap situs, bagaimana aksesbilitasnya, serta bagaimana strategi pengembangannya.

  Dari beberapa permasalahan diatas, solusi yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan mengadakan sosialisasi dan diklat bagi semua karyawan di lingkungan pemerintahan. Juga diperlukan sosialisasi penggunaan situs yang telah di bangun bagi masyarakat luas melalui mekanisme tradisi budaya yang ada agar masyarakat selain dapat memanfaatkannya juga semakin “cerdas” dan “melek” teknologi. Sosialisai terhadap masyarakat juga perlu di dukung dengan adanya penyediaan anjungan di instansi dibawah pemerintahan kabupaten atau kota seperti di kecamatan dan kelurahan. Terwujudanya ke dua hal yang diuraikan sebelumnya akan memuluskan tahapan e-government ke tahapan pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government (G2G), Government to Business (G2B),

  Saat ini PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera sudah membangun proyek Kampung Wisata Digital di beberapa daerah, salah satunya adalah kehadiran Kampung Wisata Digital Danau Toba ini merupakan suatu cara memperkenalkan kampung, daerah, atau kawasan wisata di sekitar Danau Toba Sumatera Utara kepada orang luar dengan fasilitas Information

  Communication Telecommunication (ICT) .

  Dalam waktu dekat masyarakat di pulau Samosir, tempat beradanya Danua Toba akan kedatangan lebih banyak wisatawan. Dengan adanya Situs Kampung Digital Danau Toba apakah itu wisatawan dalam negeri atau wisatawan mancanegara. Pasalnya kini sudah tersedia situs khsusus yang dibuat untuk menarik wisatawan datang ke Danau Toba, terutama ke Pulau Samosir yang memiliki pemandangan dan budaya khas Batak yang sangat menarik. Situs yang baru diluncurkan Bupati Samosir yaitu bapak Mangindar pada pertengahan Desember 2007 lalu itu diberi nama http:www.tuktuksamosir.kampungdigital.com. Adanya situs tersebut di harapkan akan mempermudah mereka yang akan berkunjung ke Danau Toba atau Pulau Samosir dalam memperoleh informasi lengkap tentang kawasan wisata tersebut. Bukan hanya informasi tentang hotel yang akan di dapat tetapi juga informasi tentang budaya dan hasil-hasil kerajinan, yang bisa di akses di situs tersebut.

  Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa USU terhadap peranan internet situs kampung digital Danau Toba sebagai media komunikasi pariwisata.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Persepsi Mahasiswa USU terhadap Peranan Situs Kampung Digital Danau Toba Sebagai Media Komunikasi Pariwisata?”

1.3 Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan memperjelas masalah yang di bahas dalam penelitian sehingga lebih terarah, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1.

  Penelitian di fokuskan untuk membahas bagaimana persepsi mahasiswa terhadap penggunaan situs kampung digital Danau Toba.

2. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

1.4 Tujuan Penelitian

  b.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan penggunan website kampung digital Danau Toba.

  1.4.2 Manfaat Penelitian

  Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terhadap penggunan website kampung digital Danau Toba.

  Komunikasi.

  b.

  Secara Akademis, penelitian ini di harapkan dapat memberi kontribusi dan memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya ilmu komunikasi.

  c.

  Secara Praktis, penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan situs kampung digital Danau Toba sebagai media komunikasi pariwisata.

  Tujuan penelitian merupakan arah penelitian yang akan menguraikan apa yang akan di capai, dan biasanya di sesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan untuk menjawab masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a.

  1.4.1 Tujuan Penelitian

  Dalam hal ini manfaat penelitian yang di maksud adalah : a. Secara Teoritis, penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Komunikasi Pariwisata dan Perkembangan Teknologi

1.5 Kerangka Teori

  Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan, dan proporsi yang mengambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksikan) fenomena tersebut (Rakmat, 2007:7).

  Menurut Kerlinger (2000), teori merupakan himpunan konstruk (konsep), yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dan menjabarkan relasi di antara untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

  Dengan adanya kerangka teori akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah persepsi, teknologi komunikasi, internet, situs atau website, komunikasi, dan komunikasi pariwisata.

1.5.1 Persepsi

  Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar disamping dari dalam dirinya sendiri. Individu mengenali dunia dengan menggunakan alat inderanya. Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses di terimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang di teruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi. Ada beberapa syarat terjadinya persepsi yaitu, adanya obyek persepsi. Alat indera atau reseptor yang merupakan alat untuk menerima stimulus, dan adanya perhatian. Membahas istilah persepsi akan di jumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, Jalaludin Rahmat (2003:51) mengemukakan pendapatnya bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi setiap individu dapat sangat berbeda walaupun yang diamati benar-benar sama.

  Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat seseuatu. sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).

  Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat, (2003 : 16) persepsi adalah penafsiran suatu obyek, peristiwa atau informasi yang di landasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu.

  Pengertian persepsi menurut Bimo Walgito, (2002) adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu.

  Persepsi dapat di artikan sebagai proses di terimanya rangsang melalui pancaindra yang di dahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang di amati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu. (Sunaryo, 2004 : 94).

  Dari beberapa pengertian di atas dapat di jelaskan bahwa persepsi adalah kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu kebiasaan. Hal tersebut dibarengi adanya pernyataan populer bahwa “manusia adalah korban kebiasaan“ karena 90 % dari pengalaman sensoris merupakan hal yang sehari-hari di persepsi dengan kebiasaan yang di dasarkan pada pengalaman terdahulu yang di ulang-ulang. Sehingga mempersepsi situasi sekarang tidak lepas dari adanya stimulus terdahulu.

  Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal- hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan di berikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menemukan buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga.

  Dari definisi persepsi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan- masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

1.5.2 Teknologi Komunikasi

  Secara etimologis teknologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu tekhne yang merajuk pada konsep seni atau kerajinan tangan (sesuatu yang dibuat dengan tangan) dan logia atau

  

logos yang berarti ilmu atau studi. Dengan demikian secara harfiah kita dapat mendefenisikan

  teknologi sebagi studi atau sains yang mempelajari mengenai pembuatan berbagai alat-alat baik mekanis maupun non mekanis (virtual atau maya) yang bertujuan untuk memudahkan berbagai pekerjaan manusia. Memahami defenisi teknologi dan komunikasi mengantarkan kita memahami batasan teknologi komunikasi baik secara luas dan sempit. Secara luas teknologi komunikasi dipahami sebagai berbagai bentuk alat dan peranti, baik yang bersifat mekanis dan non mekanis yang berguna untuk mengantar data informasi antar orang lain dalam rentang jarak dan waktu yang realtif singkat, tepat, dan cepat. Sedangkan secara sempit teknologi komunikasi dipahami secara sosiologi dalam hubungannya dengan kekuatan teknologi penghantar informasi dalam mempengaruhi manusia dalam berinteraksi, kuliah.com).

  Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi, keberadaanya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of

  

information.. Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau

  keluar negara lain, karena batasan antarnegara tidak dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi, seperti LAN, WAN, Globalnet, Intranet, Internet, Extranet, semakin hari semakin merata dan membudaya dimasyarakat (Bungin, 2006:143).

  Dalam banyak kesempatan pertemuan baik di dalam dan di luar negeri, banyak orang yakin bahwa mengakses segala informasi itu menjadi dasar yang akan mendidik bangsa dengan lebih mudah dan murah, meningkatkan sikap positif terhadap segala yang baik dan berguna, bermoral, berakhlak, kerja lebih efisien dan produksifitas lebih nyata, berbudaya, damai, mengurangi konflik, dan kerjasama (Febrian, 2008:3).

  Sedangkan fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah sebagai berikut (Burgon & Huffner, 1998) : 1.

  Efisiensi peyebaran informasi 2. Memperkuat eksistensi informasi

3. Mendidik/mengarahkan/persuasi 4.

  Menghibur/entertain/joyfull 5. Kontrol sosial.

1.5.3 Internet dan Situs atau Website a.

   Internet

  Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung secara global yang memungkinkan pengguna internet saling bertukar informasi/data melalui jaringan tersebut. Internet adalah sistem komunikasi data berskala global, suatu infrastruktur yang terdiri dari hardware dan software yang menghubungkan komputer yang berada di jaringannya. Kemunculan internet dimulai pada 1966, oleh ARPA (Advanced Research Project Agency – salah satu divisi di departemen pertahanan U.S.) dengan ide yang sangat sederhana membuat jaringan komputer militer yang mampu bertukar data dari tempat yang jauh. Di tahun 1969, ARPA dengan ARPANET-nya berhasil menghubungkan dua komputer di University of California, Los Angeles dan SRI International di Menlo Park, California. Hal ini yang menjadi salah satu embrio kelahiran internet. (http://bloggingly.com/apa-itu-internet-dan-

  sejarah-singkat-internet/)

  Di tahun 1974, TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) diperkenalkan dan menjadi sangat populer serta di terima di tahun 80-an. TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan untuk proses tukar-menukar data dalam jaringan internet. Sederhananya, TCP/IP adalah protokol/aturan yang digunakan bersama dalam mentransfer data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. TCP/IP menggunakan skema pengalamatan yang disebut IP Adress. Satu skema yang memberikan satu alamat kepada satu mesin komputer, yang membuat data yang disimpan di dalamnya dapat diakses oleh komputer lain. Pada Oktober 1984, sistem domain name (.com, .org, .gov, .edu, etc) di perkenalkan. Domain name adalah satu cara untuk membuat internet menjadi lebih mudah untuk di jelajahi. Sederhananya Teknologi TCP/IP memberikan satu IP address untuk setiap komputer yang membuatnya dapat diakses oleh komputer lain. IP address ini terdiri dari beberapa deret angka. November 1990, format World Wide Web atau www diperkenalkan oleh Tim Barners Lee, seorang karyawan CERN (Organisasi gabungan negara- negara eropa yang meneliti teknologi nuklir).

  Hal yang penting namun seringkali pemahaman kita kurang tepat internet dan world wide web adalah dua hal yang berbeda. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung dalam skala global, sedangkan world wide web adalah salah satu layanan internet yang berupa jaringan dokumen atau sumberdaya lain seperti audio, video atau gambar yang saling terhubung oleh hyperlink atau URL (Uniform Resource Locator – alamat web dokumen web yang di ketikkan di address bar browser) yang ditransfer melalui jaringan internet melalui protokol HTTP (hypertext transfer protocol). Jadi awalnya ada berbagai macam format pertukaran data antar komputer yang eksis di jaringan internet. Sialnya, terkadang antara satu format dengan format yang lain tidak kompatibel. Hal tersebutlah yang mendasari di ciptakannya world wide web sebagai platform internet: untuk menyeragamkan format pertukaran data di internet,

  b.

   Situs atau website WWW atau World Wide Web. Sebuah kata yang sangat tindak asing di telinga kita.

  Terutama kita yang sering mondar -mandir di dunia maya. Jika ingin masuk ke suatu situs atau website pasti anda mengetik awalan tersebut. Misalnya kita ingin membuka akun facebook, di kotak alamat pasti mengetikkan www.facebook.com. tahukah kita kapan penulisan www mulai dipakai di dunia website? Sejarah situs atau website bermula di European Laboratory for Particle Physics (lebih dikenal dengan nama CERN), di kota Geneva dekat perbatasan Perancis dan Swiss. CERN merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh 18 negara di Eropa. Dibulan Maret 1989, Tim Berners dan peneliti lainnya dari CERN mengusulkan suatu protokol sistem distribusi informasi di Internet yang memungkinkan para anggotanya yang tersebar di seluruh dunia saling membagi informasi dan bahkan untuk menampilkan informasi tersebut dalam bentuk grafik,

  Situs atau website Browser pertama dibuat dengan berbasiskan pada teks. Untuk menyatakan suatu link, dibuat sebarisan nomor yang mirip dengan suatu menu. Pemakai mengetikkan suatu nomor untuk melakukan navigasi di dalam Web. Kebanyakan software tersebut dibuat untuk komputer-komputer yang menggunakan Sistem Operasi UNIX, dan belum banyak yang bisa dilakukan oleh pemakai komputer saat itu yang telah menggunakan Windows. Tetapi semua ini berubah setelah munculnya browser Mosaic dari NCSA

  

(National Center for Supercomputing Applications). Di bulan Mei 1993, Marc Andreesen dan

  beberapa murid dari NCSA membuat Web browser untuk sistem X-Windows yang berbasiskan grafik dan yang mudah untuk digunakan. Dalam beberapa bulan saja, Mosaic telah menarik perhatian baik dari pemakai lama maupun pemakai baru di Internet. Kemudian NCSA mengembangkan versi-versi Mosaic lainnya untuk komputer berbasis UNIX, NeXT, Windows dan Macintosh.

  Di bulan Mei 1993, Marc Andreesen dan beberapa murid dari NCSA membuat Web browser untuk sistem X-Windows yang berbasiskan grafik dan yang mudah untuk di gunakan. Dalam beberapa bulan saja, Mosaic telah menarik perhatian baik dari pemakai lama maupun pemakai baru di Internet. Kemudian NCSA mengembangkan versi-versi Mosaic lainnya untuk komputer berbasis UNIX, NeXT, Windows dan Macintosh. Pada tahun 1993, Marc Andreesen meninggalkan NCSA, dan kemudian bersama Jim Clark, salah satu pendiri dari Silicon Graphics, membuat Netscape versi pertama. Kehadiran Netscape ini menggantikan kepopuleran Mosaic sebagai Web browser dan bahkan sampai saat ini Netscape merupakan browser yang banyak digunakan setelah Internet Explorer dari Microsoft. Pada tahun yang sama CERN dan MIT mendirikan suatu konsorsium yang dinamakan World Wide Web Consortium (W3C) yang bertugas untuk membangun standar bagi teknologi Web.

  Pada awal perkembangannya, sewaktu browser masih berbasiskan teks hanya terdapat sekitar 50 website. Di akhir tahun 1995 jumlah ini telah berkembang mencapai sekitar 300.000 website. Dan diperkirakan sekarang ini jumlah pemakai Web telah mencapat sekitar 30-an juta pemakai di seluruh dunia. World Wide Web (WWW) lebih di kenal dengan web, merupakan salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke Internet. Situs atau website pada awalnya adalah ruang informasi dalam Internet dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang di tampilkan dalam browser web. Kini Internet identik dengan website atau situs, karena kepopuleran website?situs sebagai standar interface pada layanan-layanan yang ada di Internet, dari yang awalnya sebagai penyedia informasi, kini digunakan juga untuk komunikasi dari email sampai dengan chatting, sampai dengan melakukan transaksi bisnis (commerce).

  Kini, situs atau website seakan lebih populer daripada email, walaupun secara statistik email masih merupakan aplikasi terbanyak yang di gunakan oleh pengguna internet. Situs lebih populer bagi khalayak umum dan pemula, terutama untuk tujuan pencarian informasi dan melakukan komunikasi email yang menggunakan web sebagai interfacenya. Internet identik dengan situs atau website, karena popularitasnya sebagai penyedia informasi dan interface yang dibutuhkan oleh pengguna Internet dari masalah informasi sampai dengan komunikasi. Informasi produk dari yang serius sampai dengan yang sampah, dari yang cuma- cuma sampai dengan yang komersial semuanya ada, .

1.5.4 Komunikasi

  Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat di pisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

  Istilah komunikasi semula merupakan suatu fenomena sosial. Tetapi kemudian berubah menjadi ilmu yang secara akademik berdisplin mandiri, yang dewasa ini dianggap penting sehubungan dampak sosial yang menjadi kendala bagi kemaslahatan umat manusia akibat perkembangan teknologi. Menurut Effendy (2005:3) istilah komunikasi dalam bahasa latinnya disebut dengan communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengartian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang akan di inginkan komunikator.

  Menurut Effendy (2005:5) komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung melalui media.

  Menurut Harold Laswell dalam Effendy (2005:10), komunikasi adalah “Who says . Jadi unsur-unsur yang terdapat dalam

  what in which channel to whom and with what effect”

  komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima yaitu : a.

  Komunikator (communicator, source, sender) b.

  Pesan (message) c. Media (channel) d.

  Komunikan (communicant, communicate, receiver) e. Efek (effect, impact, influence)

  Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada kominikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (Cangara,2006:19) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

  Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (kumunikan). Pikiran dapat berupa gagasan, informasi, pendapat dan sebagainya. Perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu- raguan, kemarahan, keberaniaan, dan sebagianya.

  Dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan beberapa pengertian kominikasi yaitu:

  1. Bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian.

  2. Pesan disampaiakan dengan mengunakan lambang, gerak, isyarat, gesture dan bahasa.

  3. Dilakukan oleh dua orang atau lebih.

  4. Ada proses penyesuaian diantara komunikator dengan komuniakan 5.

  Komunikasi dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Arifin,1984:64).

1.5.5 Komunikasi Pariwisata

  Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma Laswell dalam karyanya “The Structure and Funcition of Comunication in society”, Laswell mengajukan suatu paradigma yaitu : who says what in which channel to whom and with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

  Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa sangsekerta yaitu Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar. Sedangkan Wisata berarti perjalanan untuk berpergian. Jadi, kata pariwisata di artikan sebagai perjalanan yang di lakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk memperjelasnya, maka dapat di simpulkan defenisi pariwisata Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46- 47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang di selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

  Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunkan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2005:5).

  Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang di selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam, (Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar 2000:46-47).

  Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.

1.6 Kerangka Konsep

  Kerangka konsep adalah yang megekspresiakan sebuah ide abstrak (hasil pemikiran rasional) yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan.

  Agar konsep-kosep dapat di teliti secara empris, maka harus di operasionalisasikan dengan mengubah menjadi variabel. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatife mudah, dan diukur (Kriyantono, 2006:20). Variabel berfungsi sebagai penghubung antara teoritis dengan dunia empiris.

  1.7 Model Teoritis Persepsi Situs Kampung Mahasiswa Digital Danau

  Toba

  1.8 Kerangka Konsep

  Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggenaralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk mengambarkan berbagai fenomena yang sama (Kriyantono, 2006:20).

  Adapun konsep-konsep yang diteliti adalah sebagai berikut : Konseptualisasi

  Unit Analisis Indikator Pengertian komponen Persepsi mahasiswa terhadap Ketertarikan terhadap Ketertarikan terhadap pengunaan situs kampung informasi informasi, yaitu: digital danau toba kecenderungan dari diri individu terhadap sesuatu hal tertentu.

  Kejelasan informasi, yaitu Kejelasaan informasi pesan-pesan yang diberikan oleh media harus jelas dan dapat dipahami oleh khalayak.

  Pemahaman individu Pemahaman individu, merupakan usaha individu untuk mengartikan atau menginterprestasikan stimulus. Perhatian yaitu, suatu proses

  Perhatiaan penyeleksian input yang akan diproses dalam kaitannya dengan pengalaman. Perhatian dipengaruhi oleh adanya motif dan kebutuhan, minat, intensitas dan ukuran, kontras dan hal-hal baru. Perhatian yang dimksud dalam penelitian ini adalah perhatian mahasiswa terhadap penggunaan situs kampung digital Danau Toba. Penafsiran yaitu, proses

  Penafsiran mengorganisasikan informasi sehingga mempuyai arti bagi seseorang.

  Penerimaan, yaitu apakah Penerimaan pesan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ia mengandung informasi dengan nilai-nilai penting.

  Reaksi Reaksi merupakan persepsi yang kemudian

  • diperoleh yaitu : diterjemahkan ke dalam memajukan sektor bentuk tingkah laku sebagai pariwisata reaksi.

  Keuntungan yang

  Dukungan

  • Penolakan Karakteristik Responden Jenis kelamin

  Fakultas dan jurusan Usia Asal daerah

  Jenis kelamin yaitu : jenis kelamin pria atau wanita Fakultas dan jurusan maksudnya adalah darimana asal responen tersebut Usia yaitu : usia umur responden Asal daerah yaitu : asal daerah dari responden

1.9 Metode Penelitian

  Metode Penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu metode yang memiliki relasi dengan data verbal yang merefleksikan pengalaman sehari-hari. Metode yang dalam pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat non kualitatif, seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam (indepth interview) dan pengamatan (observation), karena penelitian yang di lakukan berusaha untuk menerangkan realitas sosial yang di alami individu-individu (Birowo,2004:1-2).

  Metodologi menunjukan pada proses, harus prinsip dan prosedur yang dilakukan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut (Lubis, 2003:21). Metodologi dalam penelitian ini dalam menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan, serta analisis data.

  Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, studi kasus adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa di gunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan serta komperhensif berbagai individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di lokasi penelitian. Semua hasil pengamatan dan wawancara mendalam akan dituangkan dalam pembahasan. Hasil pengamatan dan wawancara tersebut nantinya akan dianalisis, diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian (Kriyantono, 2007:66).

  1.10 Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di Lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara.

  1.11 Subjek dan Informan peneliti

  Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil penelitian lebih bersifat kontekstual dan kausistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian di lakukan. Karena itu, pada penelitian kualitatif tidak di kenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif di sebut subjek penelitian atau informan, yaitu orang-orang yang di pilih untuk di wawancarai atau di observasi sesuai tujuan riset. Di sebut subjek riset bukan objek karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas. Bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner. (Kriyantono, 2007:16).

  Merujuk pada hal tersebut, penelitian ini di lakukan dengan teknik sampling snowball. Teknik ini banyak di temui dalam riset kualitatif, misalnya eksporasi. Sesuai namanya, teknik ini bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke limbah, semakin lama semakin membesar ukurannya. Jadi teknik ini merupakan teknik penentuan informan yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan akan diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan berikutnya, begitu pula seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak. Proses ini baru berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya merasa tidak lagi menemukan yang baru dari wawancara tersebut (Kriyantono, 2007:158-159).

1.12 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  a. Data primer melalui Penelitian Lapangan (Field Research)

  Penelitian lapangan (field research) adalah pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Pengumpulan data dari responden melalui : 1.

  Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian.

  2. Wawancara mendalam, wawancara mendalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat keabsahan wawancara mendalam. Metode wawancara ini di tujukan untuk informan penelitian yang telah di tetapkan sebelumnya oleh peneliti.

  b. Data Sekunder melalui Penelitian Kepustakaan (Library Research)

  Penelitian kepustakaan (library research) di lakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan di lakukan melalui buku-buku dan internet.

1.13 Teknik Analisis Data

  Penelitian ini mengunakan teknik analisis kualitatif yang merupakan pengukuran dengan mengunakan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Melalui pendekataan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut (Kriyantono, 2007:165) : a.

  Reduksi Data Setelah melakukan wawancara dengan subjek penelitian, peneliti akan mendapatkan sejumlah data. Data yang di peroleh di lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Laporan yang di susun kemudian di reduksi, di rangkum, di pilih hal-hal pokok, dan di fokuskan pada hal-hal yang penting dan di carikan temanya. Apabila data yang di peroleh dari informan banyak terdapat kesamaan maka akan di klasifikasikan dan jawabannya akan di generalisasikan.

  b.

  Display data Data yang telah di peroleh di klasifikasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya.

  c.

  Mengambil kesimpulan dan Verifikasi Disini peneliti akan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data dan akan di sajikan dalam bentuk narasi dan di tarik kesimpulan kasus. Dalam kasus ini kesimpulannya berupa penjelasan berupa narasi dari setiap informan yang di wawancara, (Bodgan, 1992:5).

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digital Danau Toba)

1 43 73

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Keamanan Jaringan Internet

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Situs Jejaring Sosial Terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemberitaan Tv Swasta

0 0 7

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah - Gambaran Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Pola-Pola E-Learning

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

0 2 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Eksitensi dan Perkembangan Seni Bonsai di Indonesia

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalanga

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bim

0 0 6

BAB II URAIAN TEORITIS - Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digital Danau Toba)

0 2 16