UKS dalam SK Mendikbud dan menkes Serta Permediknas No.39 Th.2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, UKS | Sasatra Pendidikan PROGRAM UKS

MENGGELIATKAN PROGRAM UKS DAN LOMBA SEKOLAH SEHAT
Akhir-akhir ini gaung tentang sekolah unggulan dengan berbagai
sebutan masih marak, meskipun untuk beberapa predikat sekolah unggulan
tersebut ada pihak yang menentangnya. Dewasa ini pula, berbagai kegiatan,
lomba yang diikuti oleh peserta didik, khususnya SD/MI dilaksanakan secara
berkala dan berjenjang, seperti pentas impak PAI, Olimpiade SAINS
Nasional/ONS, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional/O2SN, dan Lomba siswa
berprestasi. Hal tersebut merupakan kabar menggembirakan, karena ajang
lomba banyak manfaatnya. Dengan lomba, guru dan sekolah pada umumnya
tertantang untuk menggali dan mengembangkan segenap potensi sekolah
demi menunjukkan prestasi dan prestise sekolah almamaternya. Dengan
lomba bakat, minat, dan potensi anak dapat tertumbuh-kembangkan,
sekaligus dapat di apresiasi oleh pihak lain.
Di satu sisi muncul euforia, namun di sisi lain kita menyaksikan ada
beberapa lomba dan julukan sekolah yang meredup, salah satunya adalah
julukan sekolah sehat yang secara langsung berkaitan dengan program UKS
(Usaha Kesehatan Sekolah). Program tersebut memang tetap menjadi
program pemerintah, namun gaungnya kurang membahana. Lomba sekolah
sehat pun gemanya tidak semenggelora lomba lain. Buktinya, sering pihak
pengelola pendidikan atau panitia hanya menunjuk SD tertentu saja untuk
mewakili Gugus, Kecamatan, atau Kabupaten ke lomba UKS/Sekolah sehat,

tanpa terlebih dahulu dilakukan perlombaan dan sosialisasi serta pembinaan.
Hal ini bisa saja membunuh kreatifitas sekolah dalam menyelenggarakan dan
menggiatkan program UKS.
Tahun 80 – 90 –an program UKS di Sekolah Dasar gencar dilaksanakan.
Ditandai dengan ditunjukkannya guru UKS dan dokter kecil, disediakannya
ruang UKS yang memadai dan terjalinnya kerjasama antara sekolah dengan
PUSKESMAS. Salah satu dasar pelaksanaan program tersebut adalah SK
bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama

dan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor


0408a/U/1984,

No.

319/SKB/VI/1984, No.74/Th/1984 dan No. 60 tahun 1984 tentang Pokok
Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
Program ini mampu menyentuh segi-segi kesehatan anak sekolah
secara langsung. Beberapa pelaksanaannya adalah : setiap pagi guru
memeriksa kesehatan murid, murid ditimbang badannya secara berkala,
anak yang kurang sehat dirujuk langsung dan gratis oleh sekolah ke
PUSKESMAS.

Program

UKS

secara

nyata


bersesuaian

dengan

UU

Perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa, “ setiap anak berhak
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.” (BAB 3 Pasal 8). Juga sejalan
dengan bunyi dasar hukum internasional, “anak yang lapar harus diberi
makan, yang sakit harus diobati... anak yatim diberi perawatan dan
santunan.” (Butir 4 dari 7 prinsip deklarasi sedunia tentang anak di Jenewa
Swiss tahun 1924 (Suara Daerah No. 487 tahun 2012)
Program UKS, jika ditinjau dari berbagai aspek dari pendidikan
nasional, amatlah menunjang. Program ini dapat menjadi salah satu strategi
dalam mencapai tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Tujuan pendidikan
nasional yang dimaksudkan adalah, “untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.” Sementara itu
fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangakan kemampuan dan
membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peraturan-peraturan dibawah UU pun menorehkan program UKS secara
imflisit. Peraturan MENDIKNAS RI NO.24 Th 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana, mencatat bahwa ruang UKS termasuk salah satu dari sebeles

ruang yang mesti ada di sekolah dasar, dan salah satu pula dari 14
ruang/fasilitas yang harus ada di SMP/MTS dan SMA/Madrasah Aliyah.
Dalam uraian tentang pedoman kegiatan kesiswaan di taman kanakkanak dan sekolah dasar yang merupakan salah satu pengejewatahan dari
peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.39 Th.2008 tentang pembinaan
kesiswaan, UKS dan lomba sekolah sehat tercantum pula (meskipun hanya
dituliskan sebagai kegiatan pendukung). Dalam ranah kegiatan kesiswaan
(kegiatan pendukung) tersebut, dicantumkan 14 kegiatan yakni : (1)
Beasiswa Prestasi, (2) Kesetaraan gender, (3) Perlindungan terhadap
kekerasan

anak,


perempuan,

eksploitasi

seksual

anak,

perdagangan

anak

dan

(4) UKS ( Giji, Gigi, Mata, Kecacingan), (5) Pencegahan

penyalahgunaan

narkoba, HIV/AIDS, Penanggulangan penyakit DBD,dll (6)


Lomba sekolah sehat, (7) Dipersifikasi pangan, (8) PRAMUKA, (9) PMR (Palang
Merah Remaja), (10) PKS (Patroli Keamanan Sekolah), (11) PPBN (Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara), (12) Keamanan di jalan raya, (13) sekolah ramah
anak/SRA, dan Lomba Desain Prangko/ Pilatelis.
Dari paparan diatas, jelaslah bahwa tidak ada alasan sekolah untuk
mengabaikan program UKS. Tak ada alasan pula bagi panitia/ pengelola
pendidikan untuk menelantarkan lomba sekolah sehat. Pada kenyataannya,
memang sekolah telah menyelenggarakan program UKS, namun masih
terdapat

sekolah

yang

penyelenggaraannya

kurang

maksimal.


Pihak

pengelola pendidikan, dalam hal ini tim pembina UKS, Baik

tingat

kecamatan, Kabupaten, atau seterusnya pun sudah menunjukkan kegiatan
pemantauan dalam pembinaan. Namun, kurang optimal pula. Dalam
pelaksanaan tugasnya, tim pembina UKS akan bersinergi dengan tim
Pelaksana UKS (Pihak sekolah). Dalam hal evaluasi kegiatan UKS. Evaluasi
ynag menulis maksudkan terbagi menjadi 4 bagian yakni; keadaan UKS,
Pendidikan

Kesehatan,

Pelayanan

Kesehatan,

dan


Lingkungan

Sekolah/Madrasah. Keadaan UKS terdiri dari 6 poin yaitu : jumlah murid
seluruhnya, jumlah guru UKS, jumlah Dokter Kecil/Kader UKS/PMR/SBH, ada

tidak

adanya

dana

sehat,

klasifikasi

sekolah

UKS


apakah

minimal/standar/optimal/paripurna, dan keberadaan KIT UKS (School Healt
Kit/SHK).
Pendidikan kesehatan mencakup 8 poin yakn : pemeriksaan berkala,
pemeriksaan rutin, pengukuran tinggi, dan berat badan, lomba kebersihan
kelas, kerja bakti kebersihan, pelatihan dokcil/PMR/kader UKS, alat peraga
UKS dan alih teknologi pengetahuan kesehatan terhadap guru. Pelayanan
kesehatan meliputi 5 kegiatan yaitu : penjaringan kesehatan, imunisasi,
pengobatan siswa yang dirujuk, pemberantasan penyakit, dan pemeriksaan
kesehatan. Sementara itu evaluasi terhadap lingkungan sekolah/madrasah
mencakup 10 hal yaitu : ruang UKS/sudut UKS, pembinaan kantin/warung
sekolah, sumber air bersih yang berfungsi, tempat pembuangan sampah
tertutup tiap kelas, tempat pembuangan sampah akhir, kamar mandi/WC
siswa, pencahayaan ruang/kelas, jarak bangku dengan papan tulis, dan
ventilasi.
Petunjuk tentang pembinaan UKS memang sudah ada, di tiap jejang
sudah pula terbentuk Tim Pembina UKS, namun boleh jadi pelaksanaannya
pun kurang antusias. Padahal jika pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan
secara optimal, maka program UKS di sekolah pun akan menggeliat dengan

sendirinya.