ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sektor Pertanian adalah sektor yang memiliki peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia merupakan negara agraris sehingga
sebagian besar dari penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian
ini, dinilai masih belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani
di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Sensus Pertanian
(ST) 2013 yang menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian
sebanyak 26.135.469. Sebagian besar dari para pekerja di sektor pertanian hidup
di bawah garis kemiskinan karena sebesar 55,33% atau sekitar 14.248.870 rumah
tangga merupakan petani gurem yaitu petani yang menguasai lahan kurang dari
0,25 ha. Kondisi tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi
yang tidak disesuikan dengan kondisi masyarakat khususnya para petani. Saat ini,

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dinilai masih belum mampu
meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 ketahanan pangan
merupakan kondisi terpenuhinya pangan untuk rumah tangga yang dicerminkan
dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau (BKP, 2013). Sedangkan menurut FAO tahun 1996
ketahanan pangan merupakan keadaan dimana semua rumah tangga mempunyai
akses terhadap pangan baik fisik maupun ekonomi sehingga semua anggota rumah

2

tangga dapat memperoleh pangan yang cukup baik mutu maupun jumlahnya, serta
keadaan dimana semua rumah tangga tidak beresiko untuk kehilangan kesempatan
memperoleh pangan tersebut (Soekirman, 2000). Sistem ketahanan pangan
meliputi empat sistem yaitu: (1) ketersediaan pangan baik dalam jumlah ataupun
jenis yang cukup untuk seluruh penduduk, (2) distribusi pangan yang merata dan
lancar bagi seluruh penduduk, (3) konsumsi pangan untuk setiap individu yang
dapat memenuhi kecukupan gizi seimbang sehingga berdampak pada (4) status
gizi masyarakat.
Konsep ketahanan pangan dapat diterapkan untuk menyatakan situasi

pangan pada beberapa tingkat yaitu tingkat global, nasional, regional (daerah) dan
tingkat rumah tangga serta individu (Suhardjo, 1996). Tingkat global, nasional
serta regional ketahanan pangan dapat diukur menggunakan indikator harga
pangan, kelembagaan pangan, keadaan keamanan pangan, skor PPH, tingkat
ketersediaan

pangan

dengan

memperhatikan

variabel

tingkat

kerusakan

tanaman/ternak/perikanan dan rasio stok dengan konsumsi pangan. Sedangkan
untuk tingkat rumah tangga atau individu, indikator yang dapat digunakan yaitu

tingkat pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total, pendapatan, alokasi
tenaga kerja, kesehatan dan status gizi, perubahan kehidupan sosial dan keadaan
konsumsi pangan (jumlah, kualitas, kebiasaan makan) (Rachman dan Ariani,
2012).
Pangsa pengeluaran pangan yaitu rasio antara pengeluaran pangan dengan
pengeluaran total rumah tangga perbulan. Hukum working (1943) seperti dikutip
oleh Pakpahan et al. (1993) dalam Ariningsih dan Handewi (2008) menyatakan

3

bahwa pangsa pengeluaran pangan dan pengeluaran rumah tangga mempunyai
hubungan yang negatif, begitu pula dengan ketahanan pangan dan pangsa
pengeluaran pangan mempunyai hubungan yang negatif juga. Artinya apabila
suatu rumah tangga semakin besar pangsa pengeluaran pangan untuk pangan
berarti semakin rendah ketahanan pangannya begitu pula sebaliknya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sianipar et al. (2012) bahwa tingkat ketahanan
pangan yang diukur dengan menggunakan pangsa pengeluaran pangan dapat
dipengaruhi oleh pendapatan petani, jumlah anggota keluarga, pendidikan petani,
harga beras, harga gula, harga sayur, harga ikan, harga minyak goreng, minyak
tanah dan dummy petani transmigrasi dan petani lokal.

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki jumlah rumah tangga pertanian terbanyak yaitu sebersar 4.290.619
rumah tangga pertanian (BPSa, 2013). Namun, sebagian besar petaninya hidup
dalam garis kemiskinan. Hal ini karena sebanyak 3.312.235 rumah tangga
pertanian merupakan rumah tangga gurem yang artinya hanya memiliki lahan
kurang dari 0,25 ha (BPSa, 2013). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil sensus
Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah menunjukkan
bahwa pada tahun 2014, sebesar 50,37% (Rp. 313.710,-) pengeluaran penduduk di
Jawa Tengah digunakan untuk kebutuhan makanan, sedangkan sisanya sebesar
49,63% (Rp. 309.150,-) dikeluarkan untuk kebutuhan bukan/non makanan.
Tingkat kesejahteraan penduduk di Jawa Tengah cenderung rendah karena
pengeluaran yang dikeluarkan untuk pangan lebih besar dari pengeluaran non
pangannya. Hal ini sesuai dengan Hukum working (1943) seperti dikutip oleh

4

Pakpahan et al. (1993) dalam Ariningsih dan Handewi (2008) menyatakan bahwa
apabila suatu rumah tangga, semakin besar pangsa pengeluaran pangan untuk
pangannya berarti semakin rendah ketahanan pangannya.
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang memiliki rata-rata pengeluaran tertinggi yaitu Rp. 739.150,- dengan
persentase rata-rata pengeluaran untuk pangan sebesar 51,61% dan persentase
untuk non pangan sebesar 48,39% (BPSb, 2014). Hal ini berarti kesejahteraan
penduduk di Kabupaten Semarang rendah karena pengeluaran pangan lebih dari
non pangan. Umumnya, setiap daerah memiliki gaya hidup yang berbeda-beda
serta terdapat beberapa hal yang mempengaruhinya seperti harga bahan pokok dan
non pokok didaerah tersebut dan potensi wilayah tersebut sehingga dapat
berpengaruh terhadap pengeluaran pangannya.
Kecamatan Suruh merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
semarang yang terdiri dari 17 desa dengan luas 64,02 km2. Secara geografis
Kecamatan Suruh di sebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan
Tengaran, di sebelah timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Bancak dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Susukan. Kecamatan suruh
merupakan kecamatan di Kabupaten Semarang dengan jumlah petani terbanyak
yaitu 12.747 petani yang terdiri dari 10.050 petani laki-laki dan 26.97 petani
perempuan. Potensi pertanian yang terdapat di Kecamatan Suruh yaitu padi,
jagung, cabe, kelapa, kopi dan cengkeh. Namun sebagian besar petaninya bermata
pencaharian di sektor tanaman pangan yaitu padi dan jagung. Berdasarkan data
Rekapitulasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi


5

Tingkat Kecamatan Suruh menunjukkan bahwa terdapat 17 Gapoktan dan 109
Poktan yang tersebar di Kecamatan Suruh.
Permasalahan yang sering dihadapi rumah tangga petani adalah
pendapatan yang didapatkan petani rata-rata tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini diakibatkan oleh lingkungan sosial ekonomi
disekitar tempat tinggal petani yang tidak sesuai dengan kondisi petani. Harga
bahan-bahan pokok yang terus naik tetapi pendapatan petani cenderung tetap, oleh
karena itu tingkat ketahanan pangan atau kesejahteraan petani menurun.
Ketahanan pangan rumah tangga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Indikator yang digunakan dalam menghitung kesejahteraan petani dapat diukur
menggunakan pangsa pengeluaran rumah tangga. Berdasarkan latar belakang dan
permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani di
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

1.2.

Permasalahan Penelitian


Berdasarkan uraian latarbelakang maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1) Berapa besarnya proporsi proporsi rumah tangga yang tahan pangan dan tidak
tahan pangan di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?
2) Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan
rumah tangga petani di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?

6

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu :
1) Mengetahui besarnya proporsi rumah tangga yang tahan pangan dan tidak
tahan pangan di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan
rumah tangga petani di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Manfaat penelitian ini adalah :

1) Bagi pemerintah Kabupaten Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan pertimbangan untuk menyusun kebijakan khususnya yang terkait
masalah ketahanan pangan rumah tangga petani di Kabupaten Semarang
2) Bagi peneliti yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan yang berkaitan dengan judul penelitian,
3) Bagi rumah tangga petani yaitu dengan adanya penelitian ini diharapkan
petani dapat lebih efisien dalam menyusun anggaran rencana belanja rumah
tangga.

1.4.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga secara bersama-sama faktor pendapatan, jumlah tanggungan keluarga,
pendidikan ibu rumah tangga, harga bahan pokok beras, pengetahuan gizi,
konsumsi protein hewani serta dummy konsumsi harian protein nabati dan
hewani dapat mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani.

7


2. Diduga secara parsial faktor pendapatan, jumlah tanggungan keluarga,
pendidikan ibu rumah tangga, harga bahan pokok beras, pengetahuan gizi,
konsumsi protein hewani serta dummy konsumsi harian protein nabati dan
hewani dapat mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Tuntungan

9 52 113

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 48

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 3 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 40

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

ANALISIS KEMISKINAN RUMAH TANGGA MELALUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 58