Materi Biologi Kelas X Bab V

FUNGI (JAMUR)

Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata
mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal
untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah
besar,
termasuk
jamur
yang
dapat
dimakan,
(b)
mold
yaitu
jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur
merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau
uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada
diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari
oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik).
Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau
bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.

A. Morfologi Jamur Benang
Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut miselium.
Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal. Badan
vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut thallus. Berdasarkan fungsinya
dibedakan
dua
macam
hifa,
yaitu
hifa
fertil
dan
hifa
vegetatif.
Hifa fertil adalah hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau spora-spora. Apabila
hifa tersebut arah pertumbuhannya keluar dari media disebut hifa udara. Hifa vegetatif adalah
hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat. Berdasarkan bentuknya
dibedakan pula menjadi dua macam hifa, yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa
yang tidak bersepta merupakan ciri jamur yang termasuk Phycomycetes (Jamur tingkat
rendah). Hifa ini merupakan sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma

dengan
banyak
inti
(soenositik).
Hifa yang bersepta merupakan ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang termasuk Eumycetes.

B. Perkembangbiakan jamur
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium (thalus) dan
pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara perkembang biakan dengan fragmentasi thalus
yaitu, (a) dengan pembentukan tunas, misalnya pada khamir, (b) dengan blastospora, yaitu
tunas yang tumbuh menjadi spora, misalnya pada Candida sp., (c) dengan arthrospora
(oidium), yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, kemudian sel-sel membulat dan
akhirnya lepas menjadi spora, misalnya pada Geotrichum sp., dan (d) dengan chlamydospora,
yaitu pembulatan dan penebalan
dinding sel pada hifa vegetatif, misalnya pada Geotrichum sp. Spora aseksual terbentuk
melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan
inti berulang-ulang. Misalnya spora yang
terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi,
terbentuk spora yang disebut konidia. Konidi terbentuk pada ujung konidiofor, terbentuk dari

ujung hifa atau dari konidi yang telah terbentuk sebelumnya.
Perkembang biakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan
peleburan gamet (sel seksual). Ada dua tipe kelamin (mating type) dari sel seksual, yaitu tipe
kelamin + (jantan) dan tipe kelamin – (betina). Peleburan gamet terjadi antara 2 tipe kelamin
yang berbeda. Proses reproduksi secara seksual dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu: (a) plasmogami yaitu meleburnya 2 plasma sel, (b) kariogami
yaitu meleburnya 2 inti haploid yang menghasilkan satu inti diploid, dan (c) meiosis yaitu
pembelahan reduksi yang menghasilkan inti haploid. Bentuk dan cara reproduksi jamur
sangat beraneka ragam, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan jamur
tersebut.
C. Klasifikasi jamur
Ada beberapa klasis jamur, yaitu Acrasiomycetes (Jamur lendir selular), Myxomycetes
(Jamur lendir sejati), Phycomycetes (Jamur tingkat rendah), dan Eumycetes (Jamur tingkat
tinggi). Eumycetes terdiri atas 3 klasis yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes (Fungi imperfecti). Sistem tata nama jamur menggunakan nama binomial,
yang terdiri nama genus dan nama spesifik / spesies. Nama famili dengan akhiran –aceae,
nama order dengan akhiran –ales, dan nama klasis dengan akhiran –mycetes.
1. ACRASIOMYCETES
Jamur ini merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas di dalam tanah,
biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel berinti satu yang

amoeboid, seperti protozoa uniselular atau merupakan amoeba haploid, dan disebut juga
pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak diatas media padat
(pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya dengan memakan bakteri. Sifatnya
yang mirip
fungi adalah adanya stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora seperti
bentuk kista dari amoeba.
Perkembang biakan jamur ini dimulai dari berkecambahnya spora, kemudian sel
memperbanyak diri membentuk pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi dan akan
membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang menghasilkan spora kembali.
Contoh jamur ini adalah Dictyostelium mucoroides dan D. discoideum.

2. MYXOMYCETES
Jamur ini merupakan jamur lendir sejati. Jamur ini dapat ditemukan pada kayu terombak,
guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya disebut plasmodium. Plasmodium
merupakan masa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sel yang kuat. Selselnya mempunyai gerakan amoeboid diatas substrat. Cara makan
dengan fagositosis. Apabila plasmodium merayap ke tempat yang kering, akan terbentuk
badan buah. Badan buah menghasilkan spora berinti satu yang diselubungi dinding sel. Spora
berasal dari inti-inti plasmodium. Struktur pada semua stadium sama, yaitu seperti sel
soenositik dengan adanya aliran sitoplasma. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari sel
vegetatif haploid hasil perkecambahan spora. Sel tersebut setelah menggandakan diri akan

mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang
berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat tetapi uniselular, selanjutnya
membentuk badan buah yang berbentuk sporangium. Sporangium tersebut menghasilkan
spora haploid. Contoh jamur ini adalah Lycogala epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo
septica.
3. PHYCOMYCETES
Jamur ini termasuk jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif
multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Secara vegetatif dapat memperbanyak diri
dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam sporangium
(sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif dengan membentuk spora seksual.
Berdasarkan cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2 macam, (a) Oospora, hasil peleburan
antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya, dan (b) Zygospora, hasil peleburan gametgamet yang sama besarnya. Berdasarkan tipe sporanya maka jamur ini juga dapat
dikelompokkan dalam Oomycetes dan Zygomycetes.

Gambar Miosis Jamur

Contoh jamur yang termasuk klas Oomycetes adalah Saprolegnia sp. (jamur air). dan jamur
patogen seperti Phytophthora infestans (penyebab penyakit potato blight), Plasmopora

viticola (penyebab penyakit embun tepung pada tanaman). Jamur yang termasuk

Zygomycetes ada 3 order, yaitu Mucorales, Entomophthorales, dan Zoopagales. Jamur yang
penting dari kelompok Mucorales adalah Mucor sp. dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans
adalah jamur roti, R. oryzae, R. olygosporus, dan R. stolonifer adalah jamur yang biasa
digunakan pada fermentasi tempe.
4. ASCOMYCETES
Ciri jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif
dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat menghasilkan
konidia secara aseksual. Fase konidi jamur ini disebut juga fase imperfect. Fungi yang hanya
dalam bentuk fase imperfect disebut fungi imperfecti (Deuteromycetes). Secara generatif
dapat membentuk badan buah yang disebut askokarp, yang di dalamnya terdapat askus
(kantong) yang menghasilkan askospora. Askospora merupakan hasil kariogami dan meiosis.
Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu:
1. Konyugasi langsung seperti pada khamir.
2. Pembelahan sel miselium.
3. Peleburan sel-sel kelamin kemudian oogonium menjadi askus.
4. Dari hife askogen timbul organ-organ tertentu yang mengandung inti rangkap. Berdasarkan
bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu:
(a) Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak mempunyai lubang khusus untuk jalan
keluarnya spora.
(b) Perithecium, bentuk bulat seperti labu, mempunyai osteol untuk jalan keluarnya spora.

(c) Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri atas
himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan palisade, dari lapisan tersebut dapat
dilepaskan askospora.
Contoh jamur ini yang penting adalah genus Aspergillus dan Penicillium. Jamur ini
umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau. Pigmen tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur tersebut. Jamur ini umumnya dapat
merombak bahan organik seperti kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa
tanaman. Spesies seperti P. roqueforti dan P. camemberti dapat digunakan untuk flavour
(aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik
penisilin. Jamur Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan
Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.
5. BASIODIOMYCETES
Ciri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk seperti gada,tidak bersekat,
dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur tertentu mempunyai hymenium
atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium terdapat pada mushroom, maka disebut
juga Hymenomycetes.

JAMUR BASIODIOMYCETES
Hymenium terdiri dari basidia, hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa
dikariotik, sel ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur menghasilkan 1 inti

diploid, kemudian membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang menjadi inti basidiospora.
Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan 2 positif.
Akumulasi basidiospora dapat dilihat dari warnanya, yaitu seperti tepung halus berwarna
coklat, hitam, ungu, kuning, dan sebagainya. Contoh jamur ini adalah Pleurotus sp (Jamur
Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.

6. DEUTEROMYCETES (FUNGI IMPERFECTI)
Semua jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual dimasukkan kedalam kelas
Deuteromycetes. Jamur ini merupakan bentuk konidial dari klas Ascomycetes, dengan askus
tidak bertutup atau hilang karena evolusi. Jamur ini juga tidak lengkap secara seksual, atau
disebut paraseksual. Proses plasmogami, kariogami
an meiosis ada tetapi tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi
pada fase perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat homokariotik. Contoh jamur ini
adalah beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.