The Afterworld.

(1)

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..i

HALAMAN PERSETUJUAN………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI………..iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………..v

KATA PENGANTAR………...……….……….vii

DAFTAR ISI……….…………ix

ABSTRAK………...xii

ABSTRACT………...…….………...xiii

BAB I : PENDAHULUAN………..…..1

I.1

Latar Belakang………..…………..……….1

I.2

Identifikasi Masalah……….………..………..3

I.3

Batasan Masalah….………...…...4

I.4

Tujuan Perancangan...………..4

I.5

Metode Perancangan………5

I.6

Sistematika Penulisan………..6

BAB II : KERANGKA TEORI...………..…8

II.1

Teori

Fashion

……….………..8

II.1.1 Pengertian

Trend…

……….……….9


(2)

ii

II.2

Teori Desain………...10

II.2.1 Prinsip – Prinsip Desain Busana……….………...10

II.3

Pengertian Busana…….………11

II.3.1 Pengertian

Haute Couture

……….12

II.4

Teori Reka Bahan Tekstil……….…….13

II.4.1 Teknik Kampuh……….……14

II.4.2 Teknik Pemasangan

Studs

……….………15

II.5

Teori Warna.………..15

II.5.1 Psikologi Warna………..………...20

II.6

Teori Pola Busana………..20

II.6.1 Definisi Pola Busana………..20

II.6.2 Proses Pembuatan Pola Dasar Busana………...21

II.6.2 Teknik Pecah Pola……….27

II.7

Teori Penjahitan Busana………28

II.7.1 Definisi Penjahitan Busana………28

II.7.2 Proses Penjahitan Busana………..28

II.8

Grunge

………...29

II.8.1 Sejarah

Grunge

………..29

II.8.2

Grunge

Dalam Fashion……….29

II.8.3

Grunge

Pada Masa Kini………30

BAB III : DESKRIPSI OBJEK STUDI..………..……...31

III.1 Deskripsi Objek Studi……….………...31

III.1.1

The Afterworld

...………....…....31


(3)

iii

III.2.1

Doomsday

………...32

III.2.2

Grunge

………...38

III.3 Deskripsi Survey Fungsi………38

BAB IV : KONSEP PERANCANGAN………...43

IV.1 Perancangan Umum………...43

IV.2 Perancangan Khusus………..49

IV.3 Perancangan Detail

Fashion

………..64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………70

V.1 Kesimpulan………....70

V.2 Saran………..71

DAFTAR PUSTAKA………..72

DATA DESAINER….………...73

LAMPIRAN 1 : Ukuran Model…….…………..………74

LAMPIRAN 2 :

Technical Drawing

, Pola Kecil,

Budgeting

Busana 1...76

LAMPIRAN 3 :

Technical Drawing

, Pola Kecil,

Budgeting

Busana 2...86

LAMPIRAN 4 :

Technical Drawing

, Pola Kecil,

Budgeting

Busana 3...95

LAMPIRAN 5 :

Technical Drawing

, Pola Kecil,

Budgeting

Busana 4.107

LAMPIRAN 6 : Hasil

Photoshoot

……….119

LAMPIRAN 7 : Proses

Photoshoot

………...135


(4)

iv

ABSTRAK

Karya perancangan busana dengan judul The Afterworld merupakan sebuah

kesatuan dari dua inspirasi yaitu

doomsday yang merupakan sebuah inspirasi abstrak

dengan

grunge yang merupakan sebuah inspirasi nyata. Berdasarkan kedua inspirasi

tersebut, terciptalah sebuah karya rancangan busana

semi couture yang berkarakteristik

dan merefleksikan sebuah konsep yang imajinatif.

Karya rancangan busana ini melahirkan empat karakter yang muncul dari kondisi

porak poranda The Afterworld, akan tetapi kondisi tersebut membentuk mereka menjadi

pribadi yang memiliki dominasi dan kekuatan sehingga mereka menjadikan

kelompoknya sebagai koloni terhebat. Paduan

style yang cantik dan elegan merupakan

suatu harapan mereka tentang suatu keindahan dimana kondisi dunia sudah tidak

memiliki harapan. Karya rancangan busana ini merefleksikan sebuah kekontrasan antara

harapan dan realita. Kontras elemen desain

grunge dan

glam mengangkat kesan kuat,

bertahan, seksi dan mematikan.

Diharapkan karya rancangan busana tugas akhir ini dapat mencapai target market

pasar yang sesuai dalam bidang fashion dan entertainment. Target market karya busana

ini adalah para wanita menengah ke atas yang memiliki karier di bidang industri fashion

dan entertainment, seperti contohnya adalah

fashion stylist yang memerlukan karya

busana ini untuk keperluan show, pemotretan, video klip, perfilman, atau iklan dengan

usia antara 23 – 30 tahun. Diharapkan para pemakainya memiliki karakter fashion yang

kuat dan berani tampil berbeda.


(5)

v

ABSTRACT

The Afterworld as the final project is a union between two inspirations, which

are doomsday as an abstract inspiration and grunge as a realistic inspiration. Based on

these two inspirations, therefore formed a characterized semi couture fashion creation

reflecting an imaginative concept.

Four characteristics were born from the chaotic destruction in The Afterworld

condition, meanwhile this situation form them into individuals that each has strength

and domination, turning their colony as the greatest clan. The beautiful integration of

style and elegance is a reflection of their prayer of a beauty in the hopeless world. This

design reflects a contrast between hope and reality. The contrast element of grunge and

glam raised a strong, survive, sexy and deadly impression.

This final project expected to reach the appropriate target market in fashion and

entertainment. The target market is an upper middle class woman with a career in either

fashion or entertainment industries, such as a fashion stylist who needs this collection

for shows, photo shoots, music videos, movies or campaigns, age between 23 – 30 years

old. Hopefully, the individual wearing this design has a strong fashion character and

dares to be different.


(6)

B A B I

P E N D A H U L U A N

I.1

LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia di masa sekarang ini diwarnai dengan terjadinya beraneka ragam fenomena, baik dari alam maupun dari manusia secara global. Fenomena yang terjadi kerap kali menimbulkan desas desus yang mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai aspek, seperti contohnya yang paling menggemparkan adalah isu mengenai kehancuran dunia atau yang biasa dikenal dengan sebutan doomsday. Terjadinya doomsday ini dapat disebabkan oleh terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, tsunami dan sebagainya. Selain itu juga dapat disebabkan oleh perilaku manusia sendiri, baik dari contoh yang paling sederhana seperti pencemaran lingkungan maupun yang mematikan seperti perang dalam skala besar.

Isu doomsday yang memberikan dampak besar ini sering kali dimanfaatkan untuk menciptakan sensasi dalam berbagai bidang seperti contohnya dalam bidang fashion atau

entertainment. Tak dapat dipungkiri bahwa dunia fashion dan entertainment adalah dunia yang komersial dan mempengaruhi pola hidup dan cara berpikir manusia di era global yang berteknologi tinggi ini sehingga sebuah desas desus menarik yang diangkat dapat memberikan dampak yang cukup besar kepada masyarakat luas. Sebagian besar manusia sudah akrab dengan kisah dalam berbagai versi mengenai doomsday. Berkaitan dengan hal ini, maka desainer membuat sebuah visi mengenai kehidupan setelah doomsday terjadi. Mengingat ini merupakan suatu peristiwa yang belum terjadi alhasil perancangan busana kali ini merupakan suatu penggambaran dari berbagai macam hasil kemungkinan yang akan terjadi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perancangan busana desainer untuk tugas akhir ini mengangkat tema yang berkaitan dengan doomsday sebagai konsep. Konsep yang abstrak ini akan diolah dengan inspirasi lain yang rill dan nyata yaitu grunge style sehingga membentuk sebuah koleksi yang menggambarkan doomsday tersebut pada pandangannya di dalam fashion. Desainer memberikan nama The Afterworld kepada dunia imajinasi tersebut. Di dalam dunia fashion dapat dipastikan bahwa trend di masa lampau entah berapapun lama dan


(7)

jangka waktunya akan mempengaruhi trend di masa mendatang. Sebuah trend lama akan dapat berulang kembali dan diadaptasikan pada trend yang baru sehingga menghasilkan sebuah karya rancangan yang inovatif.

Dalam keterkaitannya dengan hal ini, maka desainer memberikan sentuhan trend

bergaya grunge yang populer di era tahun 1990an dalam perancangan busana ini, dengan visi bahwa pada masa The Afterworld terjadi, salah satu dari pengaruh fashion yang masih populer adalah trend bergaya grunge. Desainer memilih grunge style karena gaya ini merupakan gaya yang berkarakter kuat dan masih terasa pengaruhnya di dalam dunia fashion. Sebagai kesimpulan maka dalam kesinambungannya dengan bagaimana trend akan selalu berulang, maka desainer mengolah imajinasinya tentang The Afterworld dengan sentuhan grunge style

yang menurut desainer akan masih terasa pengaruhnya di masa The Afterworld akan terjadi.

Grunge style ini akan diolah lagi oleh desainer dari sebuah style yang ready to wear menjadi

high fashion dan semi couture.

Grunge style yang diadaptasikan adalah karakteristiknya yang identik dengan siluet longgar dan ciri khas pakaian yang dikenakan secara layering tetapi dipadukan dengan pemilihan kain yang bernuansa elegan. Pemilihan warna grunge yang kerap kali gelap pun digantikan dengan pemilihan warna yang lebih bold, seperti salah satu contohnya adalah merah, hijau keemasan serta hijau bunglon dan gold. Selain itu pengaruh punk style yang masih terasa dalam grunge style juga diaplikasikan di dalam pemakaian studs dengan warna yang disesuaikan dengan racangan busana.

Berdasarkan rancangan ini maka desainer ingin memberikan sebuah pandangan baru bagi masyarakat bahwa couture bukanlah terpaku pada gown dan bridal. Couture dapat merupakan sesuatu yang ready-to-wear tetapi dimodifikasi dan ditingkatkan ke taraf couture. Dalam kesinambungannya dengan hal ini, maka desainer membuat karya rancangan semi couture, yaitu cerita imajinasi visualisasi The Afterworld yang dipadukan dengan grunge style

yang dibawa ke tingkat yang lebih tinggi.

Target market karya busana ini adalah para wanita menengah ke atas yang memiliki karier di bidang industri fashion dan entertainment, seperti contohnya adalah fashion stylist yang memerlukan karya busana ini untuk keperluan show, pemotretan, video klip, perfilman, atau iklan dengan usia antara 23 – 30 tahun. Diharapkan para pemakainya memiliki karakter fashion


(8)

I.2

IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah :

1. Permintaan pasar yang tidak sesuai dengan rancangan busana desainer dikarenakan koleksi ini adalah sebuah koleksi semi couture yang tematik sehingga terdapat batasan dalam hal konsumen. Desainer ingin memberikan pandangan baru kepada masyarakat dalam pengertiannya tentang couture yang sudah terbiasa mengidentifikasikan couture dengan bridal dan gown sementara rancangan ini merupakan ready-to-wear grunge style yang dibawa ke tingkat selanjutnya dipadukan dengan imajinasi desainer.

2. Karya rancangan busana dengan nuansa grunge dan semi couture hanya dapat diterima secara langsung oleh sebagian masyarakat khusus, sementara untuk sebagian masyarakat awam kemungkinan akan dibutuhkan proses, dikarenakan yang lebih mudah diterima dan memiliki komersial yang baik adalah fashion ready-to-wear, sedangkan couture dengan tampilan dan pengertian berbeda jarang ditemukan. Selain itu, siluet rancangan yang tidak membentuk tubuh dan longgar menimbulkan kesan berat dan layering yang tidak praktis, sementara wanita masa kini sebagian besar ingin menonjolkan bentuk tubuh dan membutuhkan pakaian yang praktis. 3. Desainer membuat sendiri aksesoris studs yang memiliki kerumitan tertentu dalam

teknis pembuatannya serta dalam penyesuaian warna dengan koleksi rancangan busana.

4. Desainer harus dengan baik dapat memadupadankan berbagai jenis bahan kain yang masing masing memiliki keragaman dalam hal motif dan warna. Apabila terjadi kesalahan atau ketidak sepadanan dalam perpaduan elemen, akan menimbulkan kesan tidak selaras yang akan secara langsung diketahui dan menarik perhatian sehingga menghancurkan visi atas satu kesatuan busana.

5. Mengingat rancangan busana ini memiliki pengaruh grunge yang banyak seperti menggunakan layer pada pakaian serta bentuk siluet pakaian yang besar maka koleksi rancangan busana ini membutuhkan bahan kain dalam jumlah besar sehingga harga relatif tinggi. Selain itu aksesoris studs yang dibuat dengan bahan serta finishing khusus dan hand made membutuhkan biaya yang relatif besar.


(9)

I.3

BATASAN MASALAH

Batasan masalah adalah :

1. Berdasarkan berbagai macam material kain beserta berbagai motif dan warna, desainer mengambil resiko untuk mempadupadankan seluruh perbedaan itu sehingga menjadi satu kesatuan dengan cara mencari kesinambungan dan perpaduan yang terbaik dan paling sesuai dari material yang telah dipilih sehingga menciptakan satu busana dengan berbagai material berbeda tetapi sampai pada target kesan yang diinginkan.

2. Pemasangan studs harus dilakukan pada saat pakaian telah selesai dan dipasangkan pada manekin, untuk mendapatkan komposisi studs yang seimbang dan dengan posisi yang tepat. Selain itu cara pemasangan salah satu jenis studs adalah ketika kain sudah diberi lubang sekitar 0.2 mm dengan menggunakan alat pembuat lubang khusus. Pada saat kain akan dilubangi, posisi kain harus lurus dikarenakan busana telah jadi dan apabila terjadi kesalahan, busana harus dibuat dari awal kembali. 3. Sehubungan dengan siluet rancangan busana yang besar maka dibutuhkan lebar kain

yang besar pula. Selain itu terdapat motif bunga abstrak yang tidak beraturan pada salah satu material kain yaitu taffeta print. Pada saat pemotongan kain dilakukan, pola harus disesuaikan agar motif print tidak saling bertabrakan dan motif print

tidak terbuang.

4. Dengan sistem layering pada busana, maka desainer harus memilih kain yang tidak menimbulkan efek menggembung saat ditumpukan satu sama lain pada saat busana telah selesai dan memilih kain yang tidak panas pada saat dikenakan dan tidak terlalu tebal.

I.4

TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan dari perancangan busana tugas akhir ini adalah :

1. Desainer ingin membuat sebuah karya rancangan busana semi couture dengan konsep yang masih abstrak yaitu doomsday dengan inspirasi konsep yang riil atau nyata yaitu grunge style dengan tema The Afterworld dengan nilai tambah untuk memberikan pandangan lain bagi masyarakat yang sering mengidentifikasikan bahwa pengertian couture lebih luas dari gown dan bridal.


(10)

2. Diharapkan karya rancangan busana desainer mencapai sasaran target market yang sesuai dan dapat diapresiasi di dalam industri fashion dan entertainment.

I.5

METODE PERANCANGAN

Metode perancangan adalah :

1. Perancangan ini diawali dengan pencarian inspirasi untuk konsep rancangan busana oleh desainer. Sehubungan dengan konsep The Afterworld yang berdasar atas isu terjadinya doomsday, desainer melakukan riset tentang apa saja yang dapat menyebabkan kehancuran dunia. Sehubungan dengan inspirasi grunge, desainer juga mencari sejarah dan karakteristik grunge. Setelah itu desainer mengolah The Afterworld dengan karakteristik grunge menjadi sebuah rancangan ready-to-wear

yang diangkat dan dikreasikan menjadi hasil karya rancangan semi couture.

2. Konsep dan inspirasi yang dipadukan dengan baik dan matang menghasilkan

moodboard dan mindmap karya perancangan agar hasil yang didapatkan sesuai dan tidak keluar dari jalur konsep.

3. Setelah proses moodboard dan mindmap, dilanjutkan dengan pembuatan sketsa desain rancangan dan melakukan pemilihan warna dan bahan serta pemilihan teknik

manipulating fabric yang akan digunakan. Setelah proses sketsa selesai, desainer mempadupadankan tabrak motif pada material bahan karya rancangan busana dan melakukan tes warna serta mencari material logam ringan untuk studs yang dipilih sebagai material untuk manipulating fabric.

4. Desainer membuat pola karya rancangan busana dengan perhitungan yang disesuaikan dengan pola dasar. Setelah pola selesai, desainer memulai proses menjahit karya rancangan busana.

5. Karya rancangan busana yang telah selesai ditambahkan manipulating fabric yang telah dipilih yaitu pemasangan studs.


(11)

I.6

SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Bab I merupakan penjelasan latar belakang masalah yang meliputi inspirasi dan konsep karya rancangan busana. Rumusan masalah membahas tentang permasalahan yang timbul beserta solusi dalam proses pembuatan rancangan busana. Batasan masalah merupakan pemecahan masalah untuk rumusan masalah. Tujuan perancangan berisikan tujuan perancangan umum dan khusus mengenai perancangan busana, beserta kegunaan dan target pasar. Metode perancangan mengungkapkan metode secara ringkas, pendekatan desain dan prosedur praktek produksi. Sistematika penulisan merupakan penjelasan secara esai mengenai isi bab-bab dalam makalah.

Bab II Kerangka Teori

Dalam bab dua merupakan landasan teori yang menunjang konsep perancangan. Seperti pengertian fashion dan keterangan-keterangan pendukung disertai dengan sumber kutipan. Sehingga memperkuat argument dan terdapat bukti kebenarannya. Selain itu tediri juga dari teori

fashion tentang sejarah dari konsep desain, teori busana tentang cara mengolah koleksi busana, dan teori tekstil tentang cara pembuatan dan penjaitan koleksi busana.

BAB III Deskripsi Objek Studi Perancangan

Pada bab tiga terdiri tadi deskripsi objek studi, teknis perancangan, identifikasi objek rancangan yang meliputi tema, konsep, dan identifikasi user (target market), serta deskripsi dan survey fungsi. Selain itu bab ini membahas tentang koleksi baju yang dirancang juga konsepnya, unsure desain objek yang tiap unsurnya terdiri dari definisi, identifikasi dan survey lapangan.

BAB IV Konsep Perancangan

Bab empat merupakan penjelasan aplikasi konsep dan tema pada perancangan seperti perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail fashion pada koleksi busana yang dibuat. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chat, material dan juga koleksi desain. Perancangan khusus berisi tentang setiap rancangan desainer dan setiap desain berisi tentang bahan, manipulating fabric dan pola. Perancangan detail menjelaskan keunikan dari koleksi busana dan manipulating fabric yang dibuat desainer.


(12)

BAB V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab lima selaku sebagai bagian bab yang terakhir berisi kesimpulan yang merangkum hasil perancangan dan merupakan jawaban akhir dari identifikasi masalah berdasarkan hasil perancangan. Dalam bab lima juga tersedia saran yang memberikan gagasan tambahan untuk memperbaiki dan menambah nilai guna rancangan sebagai solusi atas identifikasi masalah yang diangkat. Saran juga dapat dikatakan sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik di masa yang akan datang.


(13)

B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

V.1

KESIMPULAN

Dari keseluruhan proses perancangan tugas akhir berjudul The Afterworld maka kesimpulan yang didapat adalah :

Proses ini telah memberikan hasil yang maksimal dan inovasi – inovasi baru untuk membuat sesuatu yang berbeda. Penyampaian konsep dapat tercermin dengan baik pada koleksi busana, dengan ditunjang pemilihan warna, material yang digunakan, sampai detail manipulating fabric busana itu sendiri.

Berdasarkan penelitian dan fakta yang ada, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang konsumtif dan selektif. Hal tersebut menyebabkan tingkat kesadaran masyarakat untuk bersikap kritis akan penerimaan sesuatu yang baru. Apabila ingin bisa diterima oleh masyarakat, sesuatu yang baru itu harus memiliki sebuah keunikan (nilai tambah, nilai yang lebih baik dari pada sebelumnya), cara penyampaian yang tidak biasa juga dapat mempengaruhi masyarakat akan suatu hal baru, dan mengubah persepsi yang lama.

Dalam menciptakan sebuah tren fashion yang baru, ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam perancangan penyampaian pesan kepada masyarakat, yaitu mengkondisikan keadaan masyarakat saat ini, setelah itu kita baru dapat menyampaikan atau menciptakan pesan yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Baru setelah itu memberikan pengingat yang diharapkan dapat menjadi gaya hidup baru yang dapat diterima oleh masyarakat. Penciptaan dan proses penerimaan masyarakat dilakukan secara perlahan dengan menonjolkan image artis-artis terlebih dahulu. Hal tersebut akan mempengaruhi image tren yang akan dilihat oleh masyarakat. Setelah melakukan berbagai macam proses perencanaan dan perancangan, penulis berhasil mengolah inspirasi dan menciptakan ide dan konsep perancangan yang dapat menjadi inovasi dalam dunia fashion.


(14)

- Sehubungan dengan perancangan busana yang mengangkat tema abstrak dan visi yang berbeda, maka desainer harus dapat memberikan esensi rancangan secara maksimal sehingga masyarakat yang melihatnya dapat dibawa ke dalam dunia yang diciptakan oleh desainer.

- Penggunaan bahan dan pemilihan warna mempengaruhi image look pada rancangan busana.

- Material yang berbeda mulai dari jenis bahan, warna dan corak dapat dipadupadankan secara seimbang apabila penggabungannya dinilai cocok dan indah.

V.2

SARAN

Perkembangan zaman mempengaruhi alur fashion. Fashion menjadi semakin luas dan memiliki banyak aliran, membuat masyarakat memiliki lebih banyak pilihan. Pilihan yang banyak ini dapat mengakibatkan, masyarakat menjadi pasif karena terlalu banyak pilihan yang mereka konsumsi tanpa mereka cerna terlebih dahulu apa yang mereka konsumsi itu. Di saat seperti ini, desainer memiliki sebuah kewajiban untuk menciptakan sebuah terobosan yang baru dalam fashion dan menciptakan tren yang penuh dengan inovasi-inovasi yang menarik, sehingga setiap perancangan yang dilakukan akan memberikan hasil yang positif dan maksimal kepada kedua pihak, baik desainer mau pun masyarakat fashion. Desainer berharap laporan ini dapat memberikan manfaat, informasi, dan motivasi bagi semua desainer fashion, baik desainer muda dan desainer profesional.


(15)

D A F T A R P U S T A K A

Barnad, Malcolm. 2002. Fashion Sebagai Telekomunikasi. Jakarta Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna. Bandung : Penerbit ITB Listiyani, Chyntia. 2011. Penting! Aneka Istilah Fashion dan Artinya.

Thomas, Weston. 2001-2011. Theories of Fashion Costume and Fashion History. Wancik, MH. 2004. Bina Busana. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Lavine, Michael. 2009. Grunge. Taschen Colin, Gale. 2002. The Textile Book. Taschen

De Marly, Diana. 1980. The History of Couture. Taschen Martin, Richard. The Fashion Book. 2001. Taschen

Pustaka Maya :

Kamus Besar Indonesia online, http://bahasa.kemdiknas..go.id/kbbi/index.php,

Artikel online, http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/505-read-110620-teori-warna-dan-ahlinya.html


(1)

2. Diharapkan karya rancangan busana desainer mencapai sasaran target market yang sesuai dan dapat diapresiasi di dalam industri fashion dan entertainment.

I.5

METODE PERANCANGAN

Metode perancangan adalah :

1. Perancangan ini diawali dengan pencarian inspirasi untuk konsep rancangan busana oleh desainer. Sehubungan dengan konsep The Afterworld yang berdasar atas isu terjadinya doomsday, desainer melakukan riset tentang apa saja yang dapat menyebabkan kehancuran dunia. Sehubungan dengan inspirasi grunge, desainer juga mencari sejarah dan karakteristik grunge. Setelah itu desainer mengolah The Afterworld dengan karakteristik grunge menjadi sebuah rancangan ready-to-wear yang diangkat dan dikreasikan menjadi hasil karya rancangan semi couture.

2. Konsep dan inspirasi yang dipadukan dengan baik dan matang menghasilkan moodboard dan mindmap karya perancangan agar hasil yang didapatkan sesuai dan tidak keluar dari jalur konsep.

3. Setelah proses moodboard dan mindmap, dilanjutkan dengan pembuatan sketsa desain rancangan dan melakukan pemilihan warna dan bahan serta pemilihan teknik manipulating fabric yang akan digunakan. Setelah proses sketsa selesai, desainer mempadupadankan tabrak motif pada material bahan karya rancangan busana dan melakukan tes warna serta mencari material logam ringan untuk studs yang dipilih sebagai material untuk manipulating fabric.

4. Desainer membuat pola karya rancangan busana dengan perhitungan yang disesuaikan dengan pola dasar. Setelah pola selesai, desainer memulai proses menjahit karya rancangan busana.

5. Karya rancangan busana yang telah selesai ditambahkan manipulating fabric yang telah dipilih yaitu pemasangan studs.


(2)

I.6

SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Bab I merupakan penjelasan latar belakang masalah yang meliputi inspirasi dan konsep karya rancangan busana. Rumusan masalah membahas tentang permasalahan yang timbul beserta solusi dalam proses pembuatan rancangan busana. Batasan masalah merupakan pemecahan masalah untuk rumusan masalah. Tujuan perancangan berisikan tujuan perancangan umum dan khusus mengenai perancangan busana, beserta kegunaan dan target pasar. Metode perancangan mengungkapkan metode secara ringkas, pendekatan desain dan prosedur praktek produksi. Sistematika penulisan merupakan penjelasan secara esai mengenai isi bab-bab dalam makalah.

Bab II Kerangka Teori

Dalam bab dua merupakan landasan teori yang menunjang konsep perancangan. Seperti pengertian fashion dan keterangan-keterangan pendukung disertai dengan sumber kutipan. Sehingga memperkuat argument dan terdapat bukti kebenarannya. Selain itu tediri juga dari teori fashion tentang sejarah dari konsep desain, teori busana tentang cara mengolah koleksi busana, dan teori tekstil tentang cara pembuatan dan penjaitan koleksi busana.

BAB III Deskripsi Objek Studi Perancangan

Pada bab tiga terdiri tadi deskripsi objek studi, teknis perancangan, identifikasi objek rancangan yang meliputi tema, konsep, dan identifikasi user (target market), serta deskripsi dan survey fungsi. Selain itu bab ini membahas tentang koleksi baju yang dirancang juga konsepnya, unsure desain objek yang tiap unsurnya terdiri dari definisi, identifikasi dan survey lapangan.

BAB IV Konsep Perancangan

Bab empat merupakan penjelasan aplikasi konsep dan tema pada perancangan seperti perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail fashion pada koleksi busana yang dibuat. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chat, material dan juga koleksi desain. Perancangan khusus berisi tentang setiap rancangan desainer dan setiap desain berisi tentang bahan, manipulating fabric dan pola. Perancangan detail menjelaskan keunikan dari koleksi busana dan manipulating fabric yang dibuat desainer.


(3)

BAB V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab lima selaku sebagai bagian bab yang terakhir berisi kesimpulan yang merangkum hasil perancangan dan merupakan jawaban akhir dari identifikasi masalah berdasarkan hasil perancangan. Dalam bab lima juga tersedia saran yang memberikan gagasan tambahan untuk memperbaiki dan menambah nilai guna rancangan sebagai solusi atas identifikasi masalah yang diangkat. Saran juga dapat dikatakan sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik di masa yang akan datang.


(4)

B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

V.1

KESIMPULAN

Dari keseluruhan proses perancangan tugas akhir berjudul The Afterworld maka kesimpulan yang didapat adalah :

Proses ini telah memberikan hasil yang maksimal dan inovasi – inovasi baru untuk membuat sesuatu yang berbeda. Penyampaian konsep dapat tercermin dengan baik pada koleksi busana, dengan ditunjang pemilihan warna, material yang digunakan, sampai detail manipulating fabric busana itu sendiri.

Berdasarkan penelitian dan fakta yang ada, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang konsumtif dan selektif. Hal tersebut menyebabkan tingkat kesadaran masyarakat untuk bersikap kritis akan penerimaan sesuatu yang baru. Apabila ingin bisa diterima oleh masyarakat, sesuatu yang baru itu harus memiliki sebuah keunikan (nilai tambah, nilai yang lebih baik dari pada sebelumnya), cara penyampaian yang tidak biasa juga dapat mempengaruhi masyarakat akan suatu hal baru, dan mengubah persepsi yang lama.

Dalam menciptakan sebuah tren fashion yang baru, ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam perancangan penyampaian pesan kepada masyarakat, yaitu mengkondisikan keadaan masyarakat saat ini, setelah itu kita baru dapat menyampaikan atau menciptakan pesan yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Baru setelah itu memberikan pengingat yang diharapkan dapat menjadi gaya hidup baru yang dapat diterima oleh masyarakat. Penciptaan dan proses penerimaan masyarakat dilakukan secara perlahan dengan menonjolkan image artis-artis terlebih dahulu. Hal tersebut akan mempengaruhi image tren yang akan dilihat oleh masyarakat. Setelah melakukan berbagai macam proses perencanaan dan perancangan, penulis berhasil mengolah inspirasi dan menciptakan ide dan konsep perancangan yang dapat menjadi inovasi dalam dunia fashion.


(5)

- Sehubungan dengan perancangan busana yang mengangkat tema abstrak dan visi yang berbeda, maka desainer harus dapat memberikan esensi rancangan secara maksimal sehingga masyarakat yang melihatnya dapat dibawa ke dalam dunia yang diciptakan oleh desainer.

- Penggunaan bahan dan pemilihan warna mempengaruhi image look pada rancangan busana.

- Material yang berbeda mulai dari jenis bahan, warna dan corak dapat dipadupadankan secara seimbang apabila penggabungannya dinilai cocok dan indah.

V.2

SARAN

Perkembangan zaman mempengaruhi alur fashion. Fashion menjadi semakin luas dan memiliki banyak aliran, membuat masyarakat memiliki lebih banyak pilihan. Pilihan yang banyak ini dapat mengakibatkan, masyarakat menjadi pasif karena terlalu banyak pilihan yang mereka konsumsi tanpa mereka cerna terlebih dahulu apa yang mereka konsumsi itu. Di saat seperti ini, desainer memiliki sebuah kewajiban untuk menciptakan sebuah terobosan yang baru dalam fashion dan menciptakan tren yang penuh dengan inovasi-inovasi yang menarik, sehingga setiap perancangan yang dilakukan akan memberikan hasil yang positif dan maksimal kepada kedua pihak, baik desainer mau pun masyarakat fashion. Desainer berharap laporan ini dapat memberikan manfaat, informasi, dan motivasi bagi semua desainer fashion, baik desainer muda dan desainer profesional.


(6)

D A F T A R P U S T A K A

Barnad, Malcolm. 2002. Fashion Sebagai Telekomunikasi. Jakarta Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna. Bandung : Penerbit ITB Listiyani, Chyntia. 2011. Penting! Aneka Istilah Fashion dan Artinya.

Thomas, Weston. 2001-2011. Theories of Fashion Costume and Fashion History. Wancik, MH. 2004. Bina Busana. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Lavine, Michael. 2009. Grunge. Taschen Colin, Gale. 2002. The Textile Book. Taschen

De Marly, Diana. 1980. The History of Couture. Taschen Martin, Richard. The Fashion Book. 2001. Taschen

Pustaka Maya :

Kamus Besar Indonesia online, http://bahasa.kemdiknas..go.id/kbbi/index.php,

Artikel online, http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/505-read-110620-teori-warna-dan-ahlinya.html