Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva tetap terhadap Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research purpose to collecting, proccessing, also to analizing data, wich related to fixed assets depreciation method and company income tax PT Kererta Api Indonesia (Persero) on 2009, thus obtained description about the influence of fixed assets depreciation method for company income tax.

This research using descriptive analysis method, with primary data collection techniques in that the dataobtained from sources directly (not through an intermediary data). Statistic tools on this research is hypothesis test with regretion coeficient, korelasi person, determination coeficient and t test with SPSS 17.0.

Based on research result, obtained result r1 is 15% the changing of depreciation method is commercially influenced by the company income tax and r2 is 37% the changing of depreciation method is fiscally influenced by the company income tax. From the result of t test obtained teh amount of taccount r1 is 0,421 and r2 is -0,197, while the amount of ttabel is 2,228 and significance level α = 0,05. The

final conclution are taccount ≤ ttabel H0 rejected and Ha accepted. Keyword: Fixed Assets Depreciation Method


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah serta menganalisis data yang berhubungan dengan metode penyusutan aktiva tetap dan pajak penghasilan badan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009, sehingga diperoleh gambaran tentang pengaruh Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Pajak Penghasilan Badan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dengan tekhnik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber langsung (tidak melalui data perantara). Adapun alat statistik yang digunakan adalah dengan pengujian hipotesis menggunakan koefisien regresi, korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji t menggunakan SPSS 17.0.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil r1 sebesar 15% perubahan metode penyusutan secara komersial dipengaruhi oleh pajak penghasilan badan dan r2 sebesar 37% perubahan metode penyusutan secara fiskal dipengaruhi oleh pajak penghasilan badan. Dari hasil uji t menunjukkan besarnya thitung r1 sebesar 0,421dan r2 sebesar -0,197, sedangkan besarnya ttabel sebesar 2,228 dan taraf signifikasi α = 0,05. Kesimpulannya thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima. Kunci: Metode Penyusutan Aktiva Tetap


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

2.1 Pengertian Pajak... 7

2.2 Pengertian Pajak Penghasilan ... 8


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Objek Pajak Penghasilan ... 10

2.2.3 Klasifikasi Objek Pajak Penghasilan ... 12

2.2.4 Bukan Objek Pajak Penghasilan ... 15

2.2.5 Perhitungan Pajak Penghasilan ... 18

2.3 Pengertian Aktiva Tetap ... 19

2.3.1 Klasifikasi Aktiva Tetap ... 20

2.3.2 Pengakuan Aktiva Tetap ... 21

2.3.3 Konsep Dasar Penilaian Aktiva ... 23

2.4 Penyusutan Aktiva ... 25

2.5 Kerangka Pemikiran... 35

2.6 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 45

3.1 Objek Penelitian ... 45

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan ... 47

3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 49

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 57

4.2 Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Besarnya Pengenaan Pajak Penghasilan Badan Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) ... 81

4.2.1 Koefisien Regresi ... 81

4.2.2 Korelasi Pearson ... 84

4.2.3 Koefisiensi Determinasi ... 86

4.2.4 Uji t ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 95


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran... 43


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri ... 18

Tabel II Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Wajib Pajak BUT: 19 Tabel III Kelompok Harta, Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap ... 27

Tabel IV Tabel Koreksi Fiskal ... 41

Tabel V Ikhtisar variabel, sub variabel, indikator, dan skala pengukuran... 53

Tabel VI Rincian Aktiva Tetap DAOP I per 31 Desember 2009 ... 58

Tabel VII Rincian Aktiva Tetap DAOP II per 31 Desember 2009 ... 59

Tabel VIII Rincian Aktiva Tetap DAOP III per 31 Desember 2009 ... 60

Tabel IX Rincian Aktiva Tetap DAOP IV per 31 Desember 2009... 61

Tabel X Rincian Aktiva Tetap DAOP V per 31 Desember 2009 ... 63

Tabel XI Rincian Aktiva Tetap DAOP VI per 31 Desember 2009... 64

Tabel XII Rincian Aktiva Tetap DAOP VII per 31 Desember 2009 ... 65

Tabel XIII Rincian Aktiva Tetap DAOP VIII per 31 Desember 2009 ... 66

Tabel XIV Rincian Aktiva Tetap DAOP IX per 31 Desember 2009... 67

Tabel XV Penyusutan Aktiva Tetap Komersil ... 69

Tabel XVI Daftar Penyusutan Harta Berwujud Yang Diperoleh Tahun 1995 Dan Sesudahnya ... 73

Tabel XVII Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal ... 76

Tabel XVIII Perhitungan Laba-Rugi (Perhitungan Versi SPT) 2009 ... 78

Tabel XIX Analisis Perbandingan Jumlah Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2009 ... 80


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel XX Analisis Perbandingan Jumlah Pajak Penghasilan Tahun 2009 .... 80 Tabel XXI Analisis Perbandingan Jumlah Laba Setelah Pajak PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Tahun 2009 ... 81 Tabel XXII Hasil Regresi Linier Sederhana Perhitungan Biaya Penyusutan

Secara Fiskal ... 82 Tabel XXIII Hasil Regresi Linier Sederhana Perhitungan Biaya Penyusutan

Secara Komersial ... 83 Tabel XXIV Koefisien Korelasi Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dengan

Pajak Penghasilan Badan ... 85 Tabel XXV Interpretasi Koefisien Korelasi ... 86 Tabel XXVI Koefisien Determinasi Biaya Penyusutan Komersil Terhadap

Pajak Penghasilan ... 87 Tabel XXVII Koefisien Determinasi Biaya Penyusutan Fiskal terhadap Pajak

Penghasilan ... 87 Tabel XXVIII Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Secara Komersil

Terhadap Besarnya Pengenaan Pajak Penghasilan ... 88 Tabel XXIX Metode Penyusutan Aktiva Tetap Secara Fiskal Terhadap


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Penyusutan Harta Berwujud Yang Diperoleh Tahun 1995 dan Sesudahnya Tahun 2009 (Fiskal)

Rincian Aktiva Tetap Daop I Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop II Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop III Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop IV Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop V Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop VI Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop VII Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop VIII Per Desember 2009 (Komersial) Rincian Aktiva Tetap Daop IX Per Desember 2009 (Komersial)


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Aktiva tetap merupakan salah satu bagian utama dari aktiva perusahaan, karena sifatnya yang signifikan dalam laporan keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada laporan perusahaan.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (Revisi 2007) disebutkan definisi aktiva tetap sebagai berikut:

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Manfaat suatu aktiva tetap harus ditelaah secara periodik, dan jika ada perbedaan yang cukup signifikan antara nilai saat ini dan estimasi sebelumnya, maka harus dilakukan penyesuaian.

Salah satu masalah yang timbul di dalam perusahaan adalah penyusutan aktiva tetap. Karena perlunya pengetahuan tersendiri untuk menangani soal perpajakan bagi semua pihak yang terlibat.

Pemerintah telah mengadakan beberapa kali reformasi pajak yang menghasilkan produk Undang-undang pajak yang baru. Tujuan diadakannya revisi tersebut adalah untuk menciptakan struktur perpajakan yang sederhana, adil dan penuh dengan kepastian hokum. Setelah diberlakukan Undang-undang No. 10 Tahun 1994 terhutang pajak penghasilan yang kemudian di revisi dengan


(11)

Undang-BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

undang No. 17 Tahun 2000 dan selanjutnya mengalami perubahan dan penyesuaian dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 yang mengatur pajak perorangan (pribadi), maupun badan (perusahaan). Undang-undang ini menuntut peran aktif wajib pajak dalam menghitung, membayar pajak terhutang, dan memasukan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan.

Penyusutan aktiva tetap diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008, pasal 11 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), menjelaskan bahwa:

1. Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.

2. Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.

3. Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut.

Penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan Pasal 11 Ayat (6) UU No. 36 Tahun 2008, semua aktiva dikelompokan menjadi empat golongan harta, sesuai dengan masa manfaatnya. Untuk masing-masing golongan harta ditentukan persentase


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

penyusutan dan persentase tersebut diterapkan atas suatu jumlah yang menjadi dasar penyusutan. Apabila dalam suatu tahun pajak, tidak ada tambahan aktiva yang ditarik dari pemakaian, maka jumlah harga sisa buku tahun lalu menjadi jumlah awal tahun ini langsung dapat dikalikan dengan persentase tarif penyusutan. Dalam hal terjadi penarikan aktiva dari pemakaian selalu mengakibatkan perubahan dalam menentukan jumlah penyusutan dan nilai buku. Jika ditinjau dari perbandingan nilai buku dan perbedaan laba rugi tahun berjalan, maka dapat dilihat bahwa UU No. 36 Tahun 2008 lebih menguntungkan daripada perhitungan menurut akuntansi. Berdasarkan perkiraan-perkiraan inilah, maka berikut ini penulis tertarik untuk membahas secara deskriptif mengenai masalah perbandingan penyusutan aktiva tetap menurut akuntansi dengan UU. No 36 Tahun 2008, serta pengaruhnya terhadap penentuan laba kena pajak, dengan membatasi permasalahan yang timbul bagi akuntansi aktiva tetap berwujud dan penyusutannya.

Agar dapat diperbandingkan, maka aspek-aspek penilaian aktiva tetap yang dibahas dibatasi pada aspek yang hanya terdapat baik dalam akuntansi maupun perpajakan. Perbedaan yang terdapat antara akuntansi dengan perpajakan mengakibatkan laba kena pajak yang dihitung menurut akuntansi berbeda dengan ketentuan perpajakan, sehingga menimbulkan koreksi atas penghasilan/laba menurut akuntansi agar diperoleh laba fiscal sebagai dasar perhitungan pajak.

Koreksi yang timbul diantaranya adalah koreksi atas aktiva tetap berwujud karena adanya perbedaan dalam penentuan umur ekonomis dan metode penyusutan serta perbedaan prinsip yang dianut antara perusahaan dengan perpajakan. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan waktu yang sifatnya sementara dalam arti bahwa perbedaan waktu yang terjadi di suatu periode kelak akan hilang


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

pada periode berikutnya, serta perbedaan tetap yang sifatnya tetap dalam arti bahwa dengan berlanjutnya, perbedaan tersebut tidak akan hilang.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan penumpang. Sejarah perkeretaapian Indonesia merupakan bagian dari perjalanan hidup bangsa Indonesia mulai dari akhir paruh kedua abad ke-19 hingga saat ini. Salah satu hal yang cukup penting bagi keberhasilan PT. Kereta Api (Persero) adalah sarana dan prasarana sebagai alat produksi. Diantara sarana dan prasarana tersebut ada yang di katagorikan sebagai aktiva tetap. Aktiva tetap yang dimiliki PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Aktiva Tetap (Produktif)  Sarana Gerak

 Prasarana  Fasilitas

2. Aktiva Tetap dalam Penyelesaian 3. Tanah KSO

4. Aktiva Tetap Non Produktif

 Aktiva Tetap Dihentikan dari Operasi  Tanah di Lintas Non Operasi

 Aktiva Tetap Dikuasai Pihak Ketiga

Seperti halnya di perusahaan swasta, pembahasan penyusutan tidak lepas dari persoalan untung rugi bagi perusahaan. Meskipun PT. Kereta Api (Indonesia) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang di subsidi oleh pemerintah,


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

tetapi dalam menjalankan beberapa kegiatan operasinya, PT. Kereta Api juga mencari profit.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) belum menyesuaikan perhitungan tarif penyusutan aktiva tetapnya menurut perpajakan. Sehingga terjadi penyesuaian fiscal positif yang terdapat pada selisih penyusutan komersial diatas penyusutan fiskal.

Dengan adanya perbedaan perhitungan antara metode penyusutan aktiva tetap menurut Undang-undang Perpajakan dengan metode penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Besarnya Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada

PT. Kereta Api Indonesia (Persero))”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghitung biaya penyusutan? 2. Seberapa jauh pengaruh penerapan perhitungan biaya penyusutan terhadap pajak

penghasilan badan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penyusutan aktiva tetap terhadap besarnya pengenaan pajak penghasilan badan pada suatu perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi pihak perusahaan, bagi peneliti, maupun bagi pihak lain adalah:

Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat bagi manajemen pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan penyusutan aktiva tetap.

Bagi peneliti, bertambahnya pengetahuan tentang perpajakan terutama untuk masalah penyusutan aktiva tetap dilihat dari sisi UU Perpajakan dan Standar Akuntansi Keuangan.

Bagi pihak lain, menambah keputusan yang diperlukan untuk peneliti-peneliti yang lain yang memiliki topik yang sama sehingga dapat dijadikan perbandingan.


(16)

90 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan yang disajikan sebelumnya, untuk menjawab permasalahan yang teridentifikasi maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan dua jenis metode penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu penyusutan secara komersial dan penyusutan secara fiskal. Perbedaan konsep penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal ini berakibat pada besarnya biaya yang diakui dan mengurangi jumlah penghasilan.

2. Besarnya pengaruh penerapan perhitungan biaya penyusutan terhadap pajak penghasilan badan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat dilihat berdasarkan hasil pengujian statistik, besarnya koefisien determinasi, yaitu:

 Koefisiensi determinasi sebesar 0,150. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 15% perubahan Pajak Penghasilan dipengaruhi oleh biaya penyusutan secara Komersil dan sebesar 85% dipengaruhi oleh variabel lainnya

 Koefisiensi determinasi sebesar 0,037. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 37% perubahan Pajak Penghasilan badan dipengaruhi oleh biaya penyusutan secara fiskal dan sebesar 63% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan pula bahwa biaya penyusutan aktiva tetap berpengaruh positif terhadap Pajak Penghaslan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero),


(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91

Universitas Kristen Maranatha

dimana jika biaya penyusutan aktiva tetap naik maka tingkat Pajak Penghasilan akan naik juga, dengan nilai t hitung:

- r1 sebesar 0,421 - r2 sebesar -0,197

sedangkan besarnya t tabel sebesar 2,228.

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan sebagai bahan masukan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero), antara lain:

1. Bahwa metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah cukup baik dan memadai dalam pencatatannya, keadaan seperti ini harus dipertahaankan untuk kemajuan perushaan karena nilai suatu aktiva tetap yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan.

2. Selama ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan laporan keuangan secara tahunan, ada baiknya jika perusahaan melakukan laporan keuangan triwulanan atau setiap enam bulan sekali agar aktiva tetap perusahaan lebih terjaga dan lebih terkontrol.

3. Untuk menghindari sanksi atau hukum, sebaiknya dalam melakukan perencanaan pajak penghasilan badan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan perpajakan harus ditingkatkan lagi. Kesuksesan suatu perencanaan pajak juga didukung dengan kepetuhan wajib pajak terhadap Undang-undang.

4. Dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan badan bukan hanya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi harus disertai dengan


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92

Universitas Kristen Maranatha

ketelitian untuk menghindari kesalahan perhitungan yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan juga.


(19)

93 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Hendrikson, Eldon S. (2003). Accounting Theory 6th Edition. Toppan Company, Ltd,. Tokyo, Japan.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 September 2007. Salemba Empat. Jakarta.

Indriantoro, Nur Bambang Soepomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta

Mardiasmo. (2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta. Nazir, Moh. (2002). Metode Analisis Deskriptif. Erlangga. Yogyakarta. Nazir, Moh. (2006). Desain Penelitian. Erlangga. Jakarta.

Resmi, Siti. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta. Sudjana. (2006). Metoda Statistika Edisi Revisi. Trasito. Bandung.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Suwardjono. (2003(. Akuntansi Pengantar. BPFE. Yogyakarta.

Weygandt, Kieso dan Kimmel. (2008). Intermedite Accounting: 14st Edition. Peraturan-peraturan

Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (Revisi 2007) Tentang Asset Tetap

Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 Tentang Penyusutan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 Tentang Pendapatan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan


(20)

94

Universitas Kristen Maranatha

Situs-situs Internet: www.ortax.com www.pajakonline.com www.scribd.com


(1)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penyusutan aktiva tetap terhadap

besarnya pengenaan pajak penghasilan badan pada suatu perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi pihak perusahaan, bagi peneliti, maupun bagi pihak lain adalah:

Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat bagi manajemen pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan penyusutan aktiva tetap.

Bagi peneliti, bertambahnya pengetahuan tentang perpajakan terutama untuk masalah penyusutan aktiva tetap dilihat dari sisi UU Perpajakan dan Standar Akuntansi Keuangan.

Bagi pihak lain, menambah keputusan yang diperlukan untuk peneliti-peneliti yang lain yang memiliki topik yang sama sehingga dapat dijadikan perbandingan.


(2)

90 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan yang disajikan sebelumnya, untuk menjawab permasalahan yang teridentifikasi maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan dua jenis metode penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu penyusutan secara komersial dan penyusutan secara fiskal. Perbedaan konsep penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal ini berakibat pada besarnya biaya yang diakui dan mengurangi jumlah penghasilan.

2. Besarnya pengaruh penerapan perhitungan biaya penyusutan terhadap pajak penghasilan badan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat dilihat berdasarkan hasil pengujian statistik, besarnya koefisien determinasi, yaitu:

 Koefisiensi determinasi sebesar 0,150. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 15% perubahan Pajak Penghasilan dipengaruhi oleh biaya penyusutan secara Komersil dan sebesar 85% dipengaruhi oleh variabel lainnya

 Koefisiensi determinasi sebesar 0,037. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 37% perubahan Pajak Penghasilan badan dipengaruhi oleh biaya penyusutan secara fiskal dan sebesar 63% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan pula bahwa biaya penyusutan aktiva tetap berpengaruh positif terhadap Pajak Penghaslan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero),


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91

Universitas Kristen Maranatha dimana jika biaya penyusutan aktiva tetap naik maka tingkat Pajak Penghasilan akan naik juga, dengan nilai t hitung:

- r1 sebesar 0,421

- r2 sebesar -0,197

sedangkan besarnya t tabel sebesar 2,228.

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan sebagai bahan masukan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero), antara lain:

1. Bahwa metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah cukup baik dan memadai dalam pencatatannya, keadaan seperti ini harus dipertahaankan untuk kemajuan perushaan karena nilai suatu aktiva tetap yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan.

2. Selama ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan laporan keuangan secara tahunan, ada baiknya jika perusahaan melakukan laporan keuangan triwulanan atau setiap enam bulan sekali agar aktiva tetap perusahaan lebih terjaga dan lebih terkontrol.

3. Untuk menghindari sanksi atau hukum, sebaiknya dalam melakukan perencanaan pajak penghasilan badan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan perpajakan harus ditingkatkan lagi. Kesuksesan suatu perencanaan pajak juga didukung dengan kepetuhan wajib pajak terhadap Undang-undang.

4. Dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan badan bukan hanya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi harus disertai dengan


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92

Universitas Kristen Maranatha ketelitian untuk menghindari kesalahan perhitungan yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan juga.


(5)

93 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Hendrikson, Eldon S. (2003). Accounting Theory 6th Edition. Toppan Company, Ltd,. Tokyo, Japan.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 September 2007. Salemba Empat. Jakarta.

Indriantoro, Nur Bambang Soepomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta

Mardiasmo. (2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta. Nazir, Moh. (2002). Metode Analisis Deskriptif. Erlangga. Yogyakarta. Nazir, Moh. (2006). Desain Penelitian. Erlangga. Jakarta.

Resmi, Siti. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta. Sudjana. (2006). Metoda Statistika Edisi Revisi. Trasito. Bandung.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Suwardjono. (2003(. Akuntansi Pengantar. BPFE. Yogyakarta.

Weygandt, Kieso dan Kimmel. (2008). Intermedite Accounting: 14st Edition. Peraturan-peraturan

Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (Revisi 2007) Tentang Asset Tetap

Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 Tentang Penyusutan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 Tentang Pendapatan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan


(6)

94

Universitas Kristen Maranatha

Situs-situs Internet:

www.ortax.com www.pajakonline.com www.scribd.com