GANGGUAN CEMAS PADA MAHASISWA SEMESTER I DAN VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

1

GANGGUAN CEMAS PADA MAHASISWA SEMESTER I DAN VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Dyah Chandratika1, Susy Purnawati2
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1
Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana2
ABSTRAK
Penting untuk dilakukan penelitian mengenai gangguan cemas pada mahasiswa
kedokteran karena tingginya tingkat stres mahasiswa terutama pada tahun pertama
perkuliahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan perbedaan
skor gangguan cemas pada mahasiswa semester I dan VII serta untuk mengetahui
perbedaan skor gangguan cemas antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Desain penelitian ini adalah cross sectional analitik.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Sampel mengisi identitas,
kuesioner L-MMPI, kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Kemudian
dihitung prevalensi gangguan cemas tiap kelompok serta data dianalisis menggunakan
uji t-independen. Terdapat 15 orang (25,0%) mahasiswa semester I dan 7 orang (11,7%)
mahasiswa semester VII yang mengalami gangguan cemas. Dari hasil uji t-independen
antara skor gangguan cemas mahasiswa semester I dan VII diperoleh nilai p = 0,001

( 0,05)

VII.
Diskusi
Subjek

dalam

penelitian

ini

dibedakan berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Pada mahasiswa semester I
rerata umur subjek penelitian adalah
17,9 tahun dengan SD 0,49. Sedangkan
mahasiswa semester VII memiliki rerata
umur yaitu 21 tahun dengan SD 0,69.

8


Selain itu karakteristik subjek penelitian

kedokteran yang mengalami gangguan

juga

cemas.8

dibedakan

berdasarkan

jenis

kelamin. Terdapat 18 orang laki-laki

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa

(30,0%) dan 42 orang perempuan


terdapat

(70,0%) pada mahasiswa semester I.

antara skor gangguan cemas mahasiswa

Pada mahasiswa semester VII juga

semester I dan VII dengan nilai p =

diperoleh lebih sedikit sampel laki-laki

0,001 (< 0,05). Rata-rata skor Hamilton

yaitu 26 orang (43,3%) dibandingkan

Anxiety Rating Scale (HARS) untuk

perempuan 34 orang (56,7%). Hal ini


mahasiswa semester I lebih tinggi

selanjutnya

dibandingkan semester VII, sehingga

perbedaan
diantara

dapat
skor

dua

mempengaruhi
gangguan

kelompok


cemas

mahasiswa

tersebut.

perbedaan

mahasiswa semester I memiliki tingkat
kecemasan

yang

dibandingkan

Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa pada

yang bermakna

lebih


dengan

tinggi

mahasiswa

semester VII.

semester I terdapat 15 orang dari 60

Adapun

mahasiswa program studi pendidikan

mempengaruhi

dokter

gangguan cemas dan perbedaan skor


fakultas

kedokteran

yang

faktor

yang

perbedaan

dapat

prevalensi

mengalami gangguan cemas (25,0%).

gangguan


Sedangkan

prevalensi

semester I dan VII adalah adanya

gangguan cemas yang lebih rendah pada

tuntutan untuk beradaptasi terhadap

mahasiswa semester VII yaitu terdapat

lingkungan baru pada tahun pertama

7 orang dari 60 mahasiswa (11,7%). Hal

perkuliahan seperti misalnya untuk

ini sesuai dengan studi sebelumnya oleh


beradaptasi

Yusoff pada tahun 2012, yaitu terdapat

perkuliahan.9 Gangguan cemas pada

gangguan cemas yang lebih tinggi pada

mahasiswa salah satunya akibat dari

tahun

dimana

faktor psikososial. Mahasiswa merespon

mahasiswa

secara tidak tepat dan akurat terhadap


kedokteran mengalami gangguan cemas

stressor dalam hal ini adalah situasi

ringan pada awal perkuliahan dan 1,1%

lingkungan

perkuliahan

mengalami gangguan cemas sedang.

perkuliahan

yang baru. Selain itu

Dan

perkuliahan


ketidakakuratan respon tersebut juga

diperkirakan sekitar 11,5% mahasiswa

bisa disebabkan oleh perhatian selektif

diperoleh

pertama

diperkirakan

selama

perkuliahan
14,4%

menjalani

cemas

antara

mahasiswa

terhadap

proses

dan

proses

9

terhadap perincian negatif di dalam

lebih banyak dialami pada usia ≤ 20

lingkungan,

tahun.9

distorsi

pemrosesan

informasi, dan oleh pandangan yang
terlalu

negatif

tentang

Tidak

terdapat

hubungan

yang

kemampuan

signifikan antara jenis kelamin terhadap

seseorang untuk mengatasi stressor

gangguan cemas. Seperti hasil yang

tersebut.2

diperoleh pada tabel 5, pada mahasiswa

Selain itu faktor-faktor lain juga
dapat

mempengaruhi

timbulnya

semester I diperoleh p = 0,08 (> 0,05)
dan mahasiswa semester VII dengan p =

gangguan cemas. Dilihat dari usia

0,744

subjek penelitian terdapat perbedaan

terdapat perbedaan gangguan cemas

usia antara mahasiswa semester I dan

yang signifikan antara laki-laki dan

VII. Dari tabel 1 terlihat rerata usia

perempuan. Hal ini sesuai dengan

mahasiswa semester I yaitu 17,9 tahun

penelitian

sedangkan

mendapatkan hasil yaitu tidak terdapat

semester

rerata
VII

usia

adalah

mahasiswa
21,0

tahun.

(>0,05)

yang

berarti

Yusoff

(2013)

tidak

yang

hubungan antara jenis kelamin dengan
psikologis.11

Perbedaan usia ini dapat mempengaruhi

gangguan

sikap

situasi

penelitian lain oleh Yusoff pada tahun

kecemasan. Dimana remaja dengan usia

2012 menunjukkan bahwa mahasiswa

lebih tinggi atau remaja akhir memiliki

kedokteran perempuan memiliki derajat

kematangan berpikir yang lebih baik

kecemasan

dibandingkan remaja yang lebih muda.

dibandingkan

Hal ini berakibat pada pengambilan

juga signifikan berhubungan dengan

keputusan

penalaran

jenis kelamin (p = 0,007) dimana

kognitif, ataupun dapat mengontrol

mahasiswa perempuan memiliki tingkat

rangsangan dan emosi dengan baik pada

kecemasan

remaja akhir sehingga tingkat gangguan

Perbedaan gangguan cemas antara laki-

cemas

dalam

menghadapi

yang

menjadi

baik,

berkurang.10

Pada

yang

lebih

laki-laki.8

yang

Namun

tinggi

Kecemasan

lebih

tinggi.9

laki dan perempuan berbeda-beda jika

penelitian lain, didapatkan perbedaan

dibandingkan

gangguan cemas antara mahasiswa usia

Perbedaan hasil ini dapat disebabkan

≤ 20 tahun dengan mahasiswa berusia

karena dalam penelitian ini, sampel

>20 tahun namun tidak signifikan p =

diambil secara random pada semester I

0,06 (>0,05), dimana gangguan cemas

dan VII sehingga jumlah sampel laki-

dengan

studi

lain.

10

laki dan perempuan menjadi tidak

mahasiswa semester I dan VII diperoleh

seimbang yang dapat mempengaruhi

nilai p = 0,001 (

Dokumen yang terkait

REPUTASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA REPUTASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA MENURUT MAHASISWA ASAL MALAYSIA.

0 2 16

PENDAHULUAN REPUTASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA MENURUT MAHASISWA ASAL MALAYSIA.

1 4 27

PENUTUP REPUTASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA MENURUT MAHASISWA ASAL MALAYSIA.

0 3 10

KESIAPAN BELAJAR MANDIRI MAHASISWA TAHUN PERTAMA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS.

0 3 8

HUBUNGAN STRES PSIKOLOGIS TERHADAP SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS) PADA MAHASISWI SEMESTER I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 0 30

Prevalensi dan Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tahun 2015.

1 2 12

POLA KONSUMSI DAN EFEK SAMPING MINUMAN MENGANDUNG KAFEIN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 1 36

PERBANDINGAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2013 DENGAN MAHASISWA D1 BEA CUKAI SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA DENPASAR ANGKATAN 2013.

0 0 9

GANGGUAN CEMAS PADA MAHASISWA SEMESTER I

0 0 11

Tampilan KORELASI KUALITAS TIDUR TERHADAP TINGKAT DEPRESI, CEMAS, DAN STRES MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA BALI

0 0 6