Perbandingan Beberapa Metoda Diagnosis Filariasis Bankrofti.

ABSTRAK
P"'RBANDINGAN BEBERAPA METODA
DIAGNOSIS FILARIASIS BANKROFfI
Natalia, 2004, Pembimbing I : Meilinah Hidayat~ dr, M.Kes
Pembimbing II : Susy Tjahjani, dr~ M.Kes
Di lndonesia filariasis baokrofti tersebar luas bampir di seluruh propinsi dan dan
beberapa laporan kasus filariasis didapatkan bahwa spesies Wuchereria bancrofii paling
sering menimbulkan infeksi terutama di daerah tropis. Diagnosis filariasis bankrofti
cukup sulit sedangkan metoda yang saat ini sering digunakan kurang praktis, karena
lmtuk meJakukan pemeriksaan sarnpeJ darnh hams diambil saat cacing bergerak naik
menuju ke darnh perifer atan ujung jari. Tujuan penulisan Karya Tulis llmiah ini adaJah
untuk mengetahui metoda terbaik untuk diagnosis filariasis baokrofti agar penyakit ini
dapat didiagnosis lebih dini sehingga mempermudal1 terapinya. Selain itu dapat
mencegah penyebaran lebih lanjut dan prevalensi penyakit tersebut dapat diturul1kan.
Pada Karya Tulis llmiah ini diuraikan beberapa macam metoda yang digunakan
untuk mendeteksi filariasis bankrofti, antara lain metoda untuk medeteksi parasit, metoda
imunoJogis, metoda molekuJar dan metoda radiologis, beserta keuntungan dan
kerugiannya.
Di daerah endemis metoda yang paling banyak digunakan adalah metoda
pemeriksaan sediaan daral1 tepi. Metoda yang dianggap sebagai "gold standard" untuk
daerah dengan fasilitas laboratorium yang k\IDing memadai adalah metoda gabungan

konsentrasi Knott dan membran filtrasi, tapi untuk daerah dengan fasilitas laboratorium
yang baik metoda CFA dianggap sebagai "gold .\tandard", sedangkan untuk daerah
pedesaan metoda yang dianggap paling baik adalah metoda sediaan apus darah.

IV

ABSTRACT

COMPARISON OF THE BANCROFTIAN FILARIASIS DIAGNOSIS blETHODS
Natalia, 2004, Counsellor I : Meilinah Hidayat, dr, M .Kes
CounseOor II : Susy Tjahyani, dr, M.Kes
In Inmmesia

bancr(?ftian .filaria.'ii.'! ha..'! been found

in almost

every province.

In


manY.filariasis cases which have been reported the Wuchereria bancrofti species is the
most common

etiology,

especially

in tropical areas. Dia!,Yflosis of bancro.ftian filariasis

is

rather diJJlcult, and the nowadays methods being w'ed are not practical, because the
blood sample must be taken at night, when the worm moves to the peripheral blood or
.finger tips blood. The aim of this paper is to know the best method to diagnose
bancrQftiall ji/ariasi.', ill order to make all earlier diagnosis, so that the therapy will be
much easier, the epid£my can bc prevented, and the prevalence will be reduced.
This paper describes some Qf the methods used to detect bancrQftian .filariasis,
which are: parasite-detecting methods, immunologic methods, molecular methods. and
radiologic method,;.

In the endemic areas, the most common method is peripheral blood smear
examination. The method that is considered as the gold standard for areaW.Pubmed.com.

13 Maret 2004

Yamaguchi T. 1992. Atla~..Berwarna Parasitologi Klinik. EGC. Jakarta. Hal
186

.

Wibowo H., Supali T. 1996. Penggunaan Polymerase Chain Reaction Untuk
Deteksi Brugia Malayi. A/q;alah Parasitologi Indonesia. 9(2 ):67-68

·

WHO. 2004. Available Monitoring (Diagnostic). http://www. WHO.int. 13
Maret 2004

·


Zaman. V and Keong. L. A 1982. Handbook

of Medical Parasitology.

ADIS Health Science Press. New York. Hal 207

·

Zhong M., Me Carty J., Bierwert L. 1996. A Polymerase Chain Reaction

Assay for detection of the parasit Wuchereria bancrotti in human blood
sample. http://www.NcbiN1m.Nih.gov. 13 maret 2004

34