TINGKAT PENGETAHUAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN BEJI KELURAHAN WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015.

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN BEJI KELURAHAN WATES KECAMATAN WATES

KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani

Oleh

Agung Dwi Cahyo 11604224024

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. (Erlani)

Menjadi yang terbaik dari yang terbaik. (Agung Dwi Cahyo)

Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah. (D’Masiv)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Seiring ucapan syukur ingin saya persembahkan karya sederhana ini untuk:  Terima kasih kepada Ibuku, Ibu Sumiyati yang sangat saya cintai dan doanya

yang tak pernah terhenti untukku, Bapak Sugeng Santoso yang dengan segenap jiwa raga selalu menyayangi, mencintai, mendo’akan, menjaga serta memberikan motivasi dan pengorbanan tak ternilai.

 Kakak Herlina dan Mas Bagio yang selalu memberikan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.


(7)

vii

TINGKAT PENGETAHUAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN BEJI KELURAHAN WATES KECAMATAN WATES

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

Oleh: Agung Dwi Cahyo NIM. 11604224024

ABSTRAK

Siswa kelas V SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo kurang mengetahui permainan bolavoli mini dikarenakan sarana dan prasarana serta rencana latihan bolavoli mini kurang terencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas V SDN Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tentang bolavoli mini.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan data berupa angket. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo dengan responden sejumlah 33 anak, 21 siswa putra dan 12 siswa putri. Analisis data menggunakan teknik deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang. Sebesar 3,03% (1 siswa) tingkat pengetahuan siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi, 9,09% (3 siswa) termasuk dalam kategori tinggi, 72,73% (24 siswa) termasuk dalam kategori sedang, 9,09% (3 siswa) termasuk dalam kategori rendah, dan 6,06 % (2 siswa) termasuk dalam kategori sangat rendah


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Hanya patut bersyukur kepada Allah S.W.T, karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul “Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V Sd Negeri Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015” dapat diselesaikan dengan lancar.

Penyusun tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A.,Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Amat Komari, M.Si.,Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Sriawan, M.Kes., Ketua Prodi PGSD Penjas, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas.

5. Bapak R. Sunardiyanta, M. Kes Selaku Penasehat Akademik, yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi kelancaran studi penulis.


(9)

ix

6. Bapak Drs. Sudardiyono, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang ikhlas membagi ilmunya.

8. Kepala Sekolah, Guru penjas serta siswa kelas 5 di SD Beji yang telah berkontribusi banyak dalam penelitian ini.

9. Keluarga besar PGSD Penjas Kelas B Angkatan 2011 terima kasih kebersamaannya.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis,


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ...i

HALAMAN PERSETUJUAN. ...ii

HALAMAN PERNYATAAN. ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI. ...x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Identifikasi Masalah ...6

C.Batasan Masalah ...6

D.Rumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...7

BAB II. KAJIAN TEORI A.Kajian Teori ... 9

1. Hakikat Pengetahuan ... 9

2. Tingkat Pengetahuan. ... 10

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan. ... 11

4. Hakikat Permainan Bolavoli Mini... 13


(11)

xi

6. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ...24

B.Penelitian yang Relevan ...26

C.Kerangka Berpikir ...27

BAB III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ...30

B.Populasi Penelitian. ...30

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian ...30

D.Instrumen Penelitian ...31

E. Teknik Pengumpulan Data. ...37

F. Teknik Analisis Data ...38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ...40

1. Analisis Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan. ...40

2. Analisis Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Internal. ...42

3. Analisis Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksternal... 44

B.Pembahasan... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ...51

B.Implikasi Hasil Penelitian ...51

C.Keterbatasan Hasil Penelitian ...52

D.Saran-saran ...52

DAFTAR PUSTAKA. ...54


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian ... 33

Tabel 2. Pembobotan Skor Opsi / Jawaban ... 34

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. ... 36

Tabel 4. Kreteria Skor Pengkategorian ... 39

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan ... 41

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Internal ... 43

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon ProgoTahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksternal ... 45


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Tingkatan Ranah Kognitif ... 11

Gambar2. Servis Bawah ... 17

Gambar 3. Servis Atas... 18

Gambar4. Sikap Passing Bawah ... 18

Gambar5. Posisi Tangan Pukulan Passing Bawah ... 19

Gambar6. Sikap Tangan Saat Passing Atas ... 20

Gambar 7. Rumus Uji Validitas. ... 35

Gambar 8. Rumus Uji Reliabilitas. ... 37

Gambar 9. Rumus Persentase. ... 38

Gambar 10.Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan ... 42

Gambar 11.Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasrkan Faktor Internal ... 44

Gambar 12.Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksternal... 46


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 57

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 60

Lampiran 3. Surat Keterangan Expert Judgement ... 61

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ... 63

Lampiran 5. Data Uji Coba ... 67

5.1 Uji Validitas. ... 67

5.2 Uji Reliabilitas. ... 68

Lampiran 6. Data Penelitian. ... 69

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ... 73


(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga (Depdiknas,2005:2). Di dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai ( sikap – mental – spiritual - sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitanya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup


(16)

2

sehat dan memiliki pengetahuan serta pengetahuan terhadap gerakan manusia.

Guru yang baik harus mempunyai rancangan pembelajaran yang baik salah satunya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat guru sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar siswa sesuai jenjang kelas masing-masing. Untuk kelas V materi permainan bola besar (voli mini) Kompetensi Inti 3 tentang pengetahuan yaitu memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. Sedangkan Kompetensi Dasar nya adalah 3.1 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar (bola voli). Sedangkan Kompetensi Inti 4 tentang keterampilan yaitu menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasarnya adalah 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar. Selain itu guru pendidikan jasmani diharuskan untuk dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur dan kerjasama) serta kebiasaan pola


(17)

3

hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi, dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pembelajaran harus dapat mendapatkan sentuhan ditaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerakan sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu suatu pembelajaran yang dilakukan juga harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

Era globalisasi sekarang ini manusia dituntut untuk dapat melakukan kegiatan olahraga, karena dapat meningkatkan prestasi maupun sebagai sarana bermain mengisi waktu luang serta menyalurkan bakat dan hobi mereka. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga popular dan telah berkembang di tanah air Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan olahraga bolavoli yang dilakukan oleh masyarakat baik di kota maupun di pedesaan.

Kejuaraan voli di Kabupaten Kulon Progo banyak dilaksanakan, termasuk kejuaraan antar pelajar Sekolah Dasar (SD). Kejuaraan yang rutin diadakan setiap tahun adalah dalam rangka Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA). Akan tetapi belum semua SD di Kabupaten Kulon Progo dapat


(18)

4

mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan setiap siswa di SD tersebut berbeda-beda. Bagi SD yang menaruh perhatian tinggi terhadap pembinaan prestasi bolavoli, biasanya sekolah tersebut menyelenggarakan program pembinaan melalui ekstrakurikuler bolavoli.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di SD khususnya materi permainan bolavoli mini, masih banyak siswa yang kurang memahami gerak dasar dalam permainan bolavoli mini. Jadi siswa gemar bermain voli mini tetapi kurang memahami bagaimana melakukan gerak dasar dengan baik dan benar. Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bolavoli, dengan bolavoli dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomi, fisiologis, kepribadian dan karakter akan tumbuh kearah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat (Suharno,1985: 2).

Pembelajaran permainan bolavoli yang tepat diajarkan pada siswa sekolah dasar adalah permainan bolavoli mini. Anak usia 8 sampai 11 tahun dapat mulai berlatih menggunakan berbagai bentuk permainan bolavoli. Permainan bolavoli mini terdapat gerakan loncat, memukul, passing atas, passing bawah, servis dan lain-lain. Gerakan tersebut merupakan suatu pola gerak dasar yang diperlukan dalam permainan bolavoli mini. Untuk dapat bermain bolavoli mini dengan baik, macam-macam gerakan tersebut di atas


(19)

5

harus dikuasai terlebih dahulu, karena gerakan tersebut sebagai dasar dalam bermain bolavoli mini.

Pentingnya teknik dasar gerak dalam permainan bolavoli mini tersebut, siswa di Sekolah Dasar Negeri Beji, Wates, Kulon Progo banyak siswa yang menyenangi permainan bolavoli mini, dilihat dari setiap ada waktu luang atau jam istirahat, banyak siswa yang bermain bolavoli mini. Dalam permainan bolavoli mini di Sekolah Dasar Negeri Beji sudah menggunakan bentuk permainan, namun masih juga banyak siswa yang belum paham tentang permainan bolavoli mini, pengetahuan tersebut belum merata sehingga akan berpengaruh pada kualitas permainan. Berdasarkan observasi keadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut kurang memadai sehingga siswa dan guru kurang maksimal dalam melaksanakan pembelajaran bolavoli mini.

Teknik dasar gerak bolavoli mini yang ada di sekolah dasar meliputi teknik, passing bawah, passing atas, servis, smash dan blok. Teknik dasar tersebut di Sekolah Dasar, sudah diperkenalkan pada siswa melalui pembelajaran penjas. Namun dari kenyataan tidak semua siswa kelas V Sekolah Dasar menguasai semuanya, dikarenakan tingkat pengetahuan masing-masing siswa berbeda. Hal ini dapat kita ketahui dari hasil penilaian dan evaluasi guru tentang materi bolavoli mini yang mengindikasikan bahwa tingkat siswa tentang permainan bolavoli mini berbeda-beda. Perbedaan pengetahuan ini akan berpengaruh pada kualitas permainan bolavoli mini. Siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, siswa justru


(20)

6

merasa bebas bergerak di lapangan, berlarian, saling kejar, dan berteriak sesuka hati sehingga latihan tidak efektif. Selain itu, program latihan yang dilaksanakan dirasa kurang terencana sehingga kurang dapat memaksimalkan proses pembelajaran permainan bolavoli mini.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan harapan untuk mengetahui “tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji, KelurahanWates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya fasilitas yang memadai di Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.

2. Belum adanya latihan terencana di Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo tahun 2015.

3. Kurangnya pengetahuan peserta didik tentang bolavoli mini. C. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini tidak menyimpang dari masalah sebenarnya maka, masalah dibatasi pada tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.


(21)

7 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Seberapa besar tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah mengenai tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan baru tentang bolavoli mini


(22)

8

b. Bagi peserta didik, dapat mengetahui dirinya sendiri mengenai tingkat pengetahuan permainan bolavoli mini

c. Bagi Guru, penelitian ini memberikan informasi terkait tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V dalam pembelajaran penjas, sehingga guru dapat mengusahakan pengajaran yang lebih tepat yang memungkinkan peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran dan dapat terus meningkatkan prestasinya dalam bermain bolavoli mini.


(23)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teori

1. Hakikat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003 : 121)

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan (Ensiklopedia bebas berbahasa (2015), Budaya .www. Wikipedia. Co.Id.(yang diunduh pada 26 September 2015 pukul 20.15 WIB). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Ensiklopedia bebas berbahasa (2015), Pengetahuan .www. Wikipedia. Co.Id.( yang diunduh pada 26 September 2015 pukul 20.15 WIB). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1401), pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui karena mempelajari ilmu. Segala sesuatu yang diketahui karena proses belajar yaitu mengalami, melihat, dan mendengar.


(24)

10

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui dari proses belajar, yaitu melalui proses penginderaan merasakan, mengalami, melihat, dan mendengarkan.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003:122-123) mempunyai 6 tingkat, yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Contoh, menyimpulkan meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan menggunakan rumus statistik dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk


(25)

11

keseluruhan yang baru. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.

Gambar 1. Tingkatan Ranah Kognitif ( Sumber : www.google.com/taksonomibloom )

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah kemampun diri dalam mengerti atau mengetahui dengan benar terhadap sesuatu. Dengan pengetahuan, siswa dapat mengetahui dan menerima makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil suatu proses belajar.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki seseorang menurut Sukmadinata (2007:41) yang dikutip oleh Noor Utomo (2013:10) dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :


(26)

12 a. Faktor internal

Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani diantaranya adalah keadaan indera seseorang, sedangkan faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta afektif dan kognitif.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dapat berupa:

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang akan datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

2) Paparan media massa

Melalui media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat media massa (TV, Radio, Majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi media.

3) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi lebih baik mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

4) Hubungan Sosial

Manusia adalah mahluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Hubungan sosial terbentuk karena adanya pengaruh lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa dipengaruhi oleh faktor internal (kesehatan, cacat tubuh, intelektual) dan faktor eksternal yang terdapat pada siswa (Hubungan sosial : keluarga, sekolah, masyarakat)


(27)

13 4. Hakikat Permainan Bolavoli Mini

Menurut Sri Mawarti (2009 : 70-71) dalam jurnal pendidikan jasmani indonesia menyatakan bahwa permainan bolavoli mini merupakan sebuah permainan bolavoli yang diperuntukkan kepada anak sekolah dasar, atau yang setara dengannya. Pemain utama dalam permainan ini adalah 4 orang dan pemain cadangan 2 orang umur maksimal 12 tahun. Dengan ukuran lapangan sebagai berikut :

a. Panjang lapangan 12 meter b. Lebar lapangan 6 meter c. Tinggi nek untuk 2.10 meter d. Tinggi net putri 2.00 meter

e. Panjang net 7 meter dan lebar 90 cm f. Bola yang digunakan adalah nomor 4

Sedangkan dalam buku penjasakes kelas IV dijelaskan bahwa permainan bolavoli mini merupakan bentuk modifikas dari bentuk permainan bolavoli biasa. Peraturan dan lapangan yang dipergunakan relatif lebih sederhana dan kecil.

Bolavoli adalah permainan yang sederhana tapi susah dipelajari. Oleh karenanya kita perlu menyesuaikan cara mengajar bagi para pemula. Bolavoli mini menyajikan sejenis bolavoli yang diselaraskan dengan kebutuhan dan kapasitas anak-anak usia 9 sampai 12 tahun sejalan dengan prinsip mengajar yang baik.


(28)

14

Bila anak-anak mempelajari teknik bolavoli, mereka membutuhkan praktek yang sering. Dalam permainan 6 orang jumlah sentuhan bola selama bermain bagi setiap anak tidak akan mencukupi demi pengembangan yang pesat. Tingkat ketrampilan dan kemampuan fisik pada tahap awal belajar bolavoli tidaklah cukupmemadai untuk bisa melangsungkan satu pertandingan. Bola rally akan cepat mati dan para pemainnya pun jadi bosan.

Bolavoli mini adalah cara terbaik untuk mempelajari ketrampilan dasar. Dengan cara ini tiap pemain lebih banyak menyentuh bola dan ukuran tempat bermain lebih kecil selaras bagi dasar ketrampilan ini. Anak-anak ukurang dari 12 tahun dapat ikut bermain voli. Dengan ikut bermain mreka akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan pehatiannya pada olahraga itu kendati nilai pedagogis yang akan membimbingnya untuk menemukan dan menghargai bolavoli biasa dan mereka akan menyukainya seumur hidupnya baik sebagai pemain maupun penonton.

Dengan bermain bolavoli mini anak-anak akan dapat ikut serta dalam bolavoli biasa dengan prasyarat mekanis yang optimal sehingga mencakup keseluruhan rangkaian gerak dan reaksi. Anak-anak cepat memahami teknik dan taktik elementer bolavoli. Mereka memperoleh kemampuan pokok bagi olahraga seperti: ketangkasan, ketrampilan, kemampuan melompat, tanggapan yang cepat serta mereka bisa mempelajari itu semua sewaktu mereka memainkannya.


(29)

15

Federaton Internationale deVolley-Ball (FIVB) atau Persatuan Bolavoli Internasianol telah membuat suatu peraturan resmi bolavoli mini yang didasarkan pada jalinan pengalaman, penyelidikan dan penerbitan ilmiah dari berbagai negara. Komisi Coach FIVB menasihatkan agar seluruh federasi nasional mentrapkan peraturan tersebut. Perubahan berdasarkan kreteria nasional diperbolehkan. Umumnya peraturan bolavoli mini sama dengan peraturan bolavoli biasa, hanya terdapat beberapa hal yang ditrapkan demi kebutuhan dan kemampuan para pemula muda, maka peraturan bolavoli mini disederhanakan.

Bolavoli mini bukan hanya dipergunakan sebagai perkenalan pada bolavoli bagi para pemula muda, tapi juga cocok untuk para pemula dewasa (dengan sedikit perubahan pada peraturannya, umpamanya mengenai tinggi net). Banyak pula dipakai sebagai permainan rekreasi dan untuk latihan para pemain top Memvoli bola dalam permainan Bolavoli mini berarti memantulkan atau memainkan bola di udara dengan tujuan mengarahkan bola jatuh di lapangan lawan dengan secepat mungkin. Memainkan bola dilakukan dengan sentuhan atau perkenaan pada bagian badan. Bagian badan yang boleh untuk memainkan bola sesuai aturan PBVSI yang berlaku sebelum Tahun 1995, adalah bagian badan lutut ke atas. Namun, peraturan setelah Tahun 1995 memperbolehkan seluruh bagian badan dapat memainkan bola, dengan syarat pantulan bola saat perkenaan bola bersih dan sempurna sesuai peraturan yang telah di tetapkan.


(30)

16

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bolavoli mini adalah permainan modifikasi dari permainan bolavoli yang sesungguhnya mulai dari cara bermain, aturan bermain sampai pada sarana dan prasaranana yang digunakan. Permainan bolavoli mini diperuntukkan untuk anak sekolah dasar usia dibawah 12 tahun.

a. Teknik Dasar Bolavoli Mini

Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan disamping unsur kondisi fisik dan mental. Salah satu teknik dasar pada permainan bolavoli mini adalah servis, passing bawah, passing atas, smash dan block.

1) Teknik Dasar Servis

Servis adalah pukulan yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadi setiap kesalahan seris juga merupakan serangan pertama kal bagi regu yang melakukan servis, ( Sukrisno, 2006:62).

Menururt Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 187) servis atau sajian adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola ke dalam permainan atau tindakan untuk menghidupkan bola ke dalam permainan. Selanjutnya, menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) servis


(31)

17

adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampui net ke daerah lawan.

Gambar 2. Servis Bawah

( sumber : http://ryanadi88.blogspot.com/2014/11/teknik-dasar-passing-bawah-bola-voli.html )

Gambar 3. Servis Atas

( sumber : http://ryanadi88.blogspot.com/2014/11/teknik-dasar-passing-bawah-bola-voli.html )

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa servis adalah pukulan bola pertama kali untuk memulai permainan. Servis merupakan pola serangan yang pertama. Cara melakukan adalah bolavoli dipukul dari belakang garis lapangan sebagai tanda permainan mulai berlangsung.

2) Teknik Dasar Passing

Passing adalah upaya pemain bolavoli dalam menerima bola dengan menggunakan gaya atau teknik tertentu. Fungsinya untuk menerima atau memainkan bola yang datang dari lawan atau teman beregu yang dipergunakan untuk menyerang dan memegang inisiatif


(32)

18

pertandingan. Pelaksanaan passing secara umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu passing bawah dan passing atas.

a) Passing Bawah

Passing bawah merupakan dasar dari permainan bolavoli. Passing bawah sangat banyak manfaatnya antara lain : menerima servis, menahan smash, dan memantulkan bola, (sukrisno,2006:60). Menurut Bachtiar (2004:2.18), passing bawah merupakan elemen utama untuk pertahanan regu. Dapat disimpulkan bahwa passing bawah merupakan dasar dari permainan bolavoli dan merupakan elemen untuk pertahanan regu.

Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 189) yang dimaksud dengan passing bawah ialah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung ke lapangan melalui di atas net.

Gambar 4. Sikap Passing Bawah

( sumber : http://ryanadi88.blogspot.com/2014/11/teknik-dasar-passing-bawah-bola-voli.html )


(33)

19

Gambar 5. Posisi tangan Pukulan Passing Bawah ( sumber :

http://galeripenjas.blogspot.com/2014/02/pembelajaran-bola-voli-passing-bawah.html ) b) Passing Atas

Teknik passing atas sangat efektif digunakan untuk mengambil bola-bola atas. Pada umumnya passing atas digunakan untuk mengumpan ke teman yang lain dalam tim, yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan.

Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 190) passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola (mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada kapan maupun langsung ditunjukkan ke lapangan lawan melalui atas jaring. Novi Lestari (2008: 175) menyatakan bahwa passing atas merupakan pukulan passing yang dilakukan pemain dengan menyentuh bola menggunakan kedua tangan di atas kepala.


(34)

20

Gambar 6. Sikap Tangan Saat Passing Atas

( sumber : http://galeripenjas.blogspot.com/2014/02/pembelajaran-bola-voli-passing-bawah.html )

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 25), cara melakukan teknik passing atas yang baik adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan kurang lebih 45°. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan.

3) Smash (spike)

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 31), menyatakan pukulan smash adalah pukulan keras, disebut juga spike merupakan suatu bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai dalam suatu tim. Menurut Sri Sunarsih (2006: 64) bahwa, smash adlah gerakan memukul bola dengan keras dan menukik kelapangan sehingga sulit dikembalikan lawan.

4) Bendungan (block)

Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menahan serangan lawan. Blok mempunyai tingkat keberhasilan yang sangat


(35)

21

kecil karena bola smash yang akan diblok arahnya dikendalikan oleh lawan (lawan selalu menghindari blok). Seiring dengan berkembangnya permainan, blok berubah menjadi senjata untuk mengumpulkan angka apabila dilakukan dan terkoordinir dengan baik.

Menurut Aip Syarifddin dan Muhadi (1991: 193) block adalah tindakan dalam usaha untuk menahan serangan lawan pada saat bola melewati atas jaring, dengan mempergunakan satu atau kedua tangan yang dilakukan seorang pemain atau oleh dua atau tiga orang pemain secara bersama-sama. Menurut Novi Lestari (2008: 106) blocking atau membendung bola adalah suatu keterampilan bertahan yang digunakan untuk menghentikan atau memperlambat serangan lawan di daerah jaring.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bolavoli mini itu merupakan salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah dasar. Teknik bermain bolavoli merupakan dasar untuk dapat bermain bolavoli. Dalam permainan bolavoli mini gerak dasar yang selalu dilakukan saat bermain voli adalah passing atas pasing bawah, servis atas servis bawah, smash dan blok.

5. Latihan Modifikasi

Menurut Lutan yang dikutip Samsudin (2008:9.3), Modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan, a. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. b. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mengikuti pelajaran. c. Siswa dapat


(36)

22

melakukan pola gerak secara benar. Alasan mengapa perlu dimodifikasi adalah keterbatasan sarana dan prasarana penjas yang ada di SD menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran penjas. Selain itu, modifikasi degunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SD dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Menurut Ngasmain dan Soepartono yang dikutip oleh Samsudin (2008:9.3), alasan utama perlunya modifikasi adalah a. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, b. Pendekatan pembelajaran jasmani selama ini kurang efektif, hanya bersifat lateral dan monoton, dan c. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang, hampir semua didesain untuk orang dewasa.

Gagasan pertama dalam pendekatan baru adalah melakukan modifikasi permainan bolavoli mini. Modifikasi permainan dalam olahraga memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) sesuai dengan kemampuan anak (umur, kesegaran jasmani, status kesehatan, tingkat keterampilan, dan pengalaman sebelumnya); (2) aman dimainkan; (3) memiliki beberapa aspek alternatif seperti ukuran berat dan bentuk peralatan, lapangan permainan, waktu bermain atau panjangnya permainan, peraturan, jumlah pemain, rotasi atau posisi pemain; (4) mengembangkan pemain dengan keterampilan olahraga yang relevan yang dapat dijadikan dasar pembinaan selanjutnya (Australian Sports Commission, 1996).


(37)

23

Modifikasi dalam olahraga penting untuk dikembangkan dengan beberapa alasan sebagai berikut: (1) secara fisik dan emosi anak-anak berbeda dengan orang dewasa sehingga tidak bisa bermain olah raga dengan peraturan dan perlatan orang dewasa; (2) dapat mengembangkan kemampuan anak tanpa risiko cedera; (3) mempercepat penguasaan keterampilan untuk beradaptasi dengan olahraga orang dewasa di kemudian waktu; (4) olahraga modifikasi sangat menyenangkan bagi anak-anak. Sedangkan tujuan dari modifikasi permainan adalah (1) dapat mengembangkan pola gerak yang benar; (2) menciptakan situasi yang menyenangkan; (3) mengembangkan lebih banyak lagi aktivitas; (4) meningkatkan partisipasi anak dalam berolahraga (Asep Suharta, 2007).

Modifikasi dalam olahraga dapat dilakukan terhadap faktor-faktor berikut (Asep Suharta, 2007):

a. Ukuran lapangan permainan dan panjangnya waktu permainan harus disesuaikan dengan keadaan fisik anak-anak.

b. Peralatan yang digunakan harus dalam batasbatas penguasaan (kontrol) anak-anak, ukuran dan komposisi bola harus mudah dan familiar untuk dimainkan, ketinggian sasaran dimodifikasi dengan cara menurunkannya.

c. Panjangnya waktu permainan. Konsentrasi dan faktor kesenangan pada anak-anak biasanya relatif pendek, agar anak-anak dapat berkonsentrasi penuh waktu permainan harus diperpendek.

d. Peraturan pertandingan. Modifikasi terhadap peraturan pertandingan dapat mengembangkan keterampilan dan menimbulkan rasa senang.

Abdulkadir Ateng (1992 : 4) mengemukakan sejumlah gagasan mengenai modifikasi permainan sebagai berikut:

a.Kurangi jumlah pemain dalam satu regu. b.Ukuran lapangan dikurangi atau diperkecil. c.Kurangi waktu permainan.


(38)

24

d.Rendahkan net atau gelang basket.

e.Pakai alat yang lebih cocok seperti bola yang lebih ringan.

f. Pakai garis-garis batas daerah, atau batas zone, untuk menekankan permainan posisi.

g.Ubah peraturan agar permainan dapat berjalan, misalnya pindahkan lebih ke depan daerah penjaga bolavoli, atau mainkan bola lebih dari tiga kali.

h.Tambah aturan bermain, jika belajar menghindari lawan atau merebut bola, tambahkan peraturan bahwa bola hanya boleh dilepas setelah melampaui seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa memodifikasi merupakan suatu langkah dan upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengantisipasi tentang kesulitan belajar anak dan masalah kekurangan sarana dan prasarana. Modifikasi merupakan upaya untuk meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.

6. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, ketrampilan motorik, ketrampilan berfikir, emosional, social, moral, pola hidup dan pengenalan terhadap lingkungan. Anak usia sekolah sangat membutuhkan pengalaman bergerak yang bermacam-macam, karena gerak merupakan kebutuhan dasar pada setiap makhluk hidup. Bermain merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka pertumbuhan. Model olahraga permainan merupakan salah satu model yang paling disukai oleh anak usia Sekolah Dasar.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu pendidikan pada suatu sekolah.


(39)

25

Untuk menentukan pembelajaran yang tepat maupun bahan ajar yang berguna bagi siswa, guru pendidikan jasmani perlu mengetahui karakterisitik siswa SD yang setara dengan anak kelas IV dan V menurut Tisnowati, dkk (2005: 8.40-8.41) adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik Jasmani

1) Mereka mulai menyadari dirinya secara fisik dan perbedaan sex mulai kelihatan.

2) Pertumbuhan tubuhnya mulai lambat. 3) Waktu reaksinya semakin bagus. 4) Koordinasi semakin baik.

5) Mereka kelihatan sehat dan kokoh.

6) Pertumbuhan tungkai lebih cepat daripada badan bagian atas. 7) Paru-paru hampir terbentuk secara penuh.

8) Laki-laki dan wanita mulai kelihatan perbedaannya dalam kekuatan ketrampilan.

b. Karakteristik Psikis/Mental

1) Mereka meyenangi bentuk kegiatan yang kompetitif. 2) Lebih tertarik pada permainan dengan bola.

3) Lebih tertarik pada permainan beregu. 4) Belum mengenal masalah kesehatan. 5) Waktu perhatian/konsentrasi lebih panjang.

6) Mereka sangat memikirkan kelompoknya dan menghargai prestasinya.

7) Sebagian cepat putus asa apabila gagal, sukar untuk disuruh mencoba kembali.

8) Merasa sudah besar (dewasa)

9) Kemampuan membaca lebih baik, mengahargai waktu sehingga senang apabila segala sesuatu tepat waktu.

c. Karakteristik Sosial

1) Rasa sosial dan perasaannya sesuai dengan pertumbuhan phisiknya.

2) Reaktif terhadap komentar dan kata-kata serta mudah terpancing.

3) Sangat kritis terhadap tindakan orang dewasa.

4) Siswa putra tidak begitu suka pada siswa putri, sedangkan siswa putri mulai menaruh perhatian kepada teman prianya yang lebih tua.

5) Mereka senang apabila dianggap oleh kelompoknya, bangga dengan prestasinya dan benci pada kegagalan atau berbuat salah. 6) Mereka akan bekerja keras apabila dapat dorongan dari orang

dewasa.


(40)

26

Ciri-ciri lain karakteristik kemampuan motorik anak pada masa usia sekolah dasar menurut Syamsu Yusuf (2004: 24-25), masa usia sekolah dasar sering disebut masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:

a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira usia 6 atau 7 tahun sampai usia 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain:

1) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi (apabila jasmaniahnya sehat banyak prestasi yang diperoleh).

2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.

3) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut namanya sendiri).

4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu

dianggap tidak penting.

6) Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.

b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira usia 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada usia ini adalah:

1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2) Amat realistik, ingin mengtahui, ingin belajar.

3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai nilai menonjolnya faktor-faktor (bakat khusus).

4) Sampai kira-kira usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.

5) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.


(41)

27

6) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasannya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar kelas V merupakan masa usia sekolah dasar yang berada pada tingkat kelas atas. Pada usia tersebut anak mulai aktif bergerak melakukan permainan-permainan yang digemari siswa. Anak mulai mempunyai keinginan dan ras ingin tahu mengenai suatu permainan atau hal baru yeng merea dapatkan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Siti Nuryantini (2010) dengan judul : “Minat siswa Sekolah Dasar Negeri

Palem Termulu Dlingo Bantul Terhadap Ekstrakurikuler Bolavoli”.

Jumlah responden 63 siswa menggunakan metode survey dengan teknik angket. Hasil penelitian adalah 52% mempunyai minat tinggi dengan jumlah siswa 33 orang, 28% mempunyai minat sedang dengan jumlah 18 orang dan 19% mempunyai minat rendah dengan jumlah siswa 12 orang, disimpulkan bahwa minat siswa termasuk kategori sedang.

Relevansinya penelitian Siti Nuryantini dengan penelitian ini adalah kesamaan variabel yang diukur dalam penelitian yaitu minat siswa dalam pembelajaran bolavoli.

2. Andi Purnama (2010) dengan judul “pengetahuan siswa kelas atas tentang permainan tradisional sekolah dasar Negeri 2 Kalimanah Kecamatan


(42)

28

penelitian deskriptif dengan metode survey dan pengambilan datanya dengan angket. Dari penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan sebagai berikut kategori baik 45%, kategori cukup baik 35%, kategori sangat baik 15%, kategori kurang baik 5%, dan kategori tidak baik 0%.

Untuk selanjutnya penelitian tersebut dijadikan acuan dalam menyusun penelitian ini, yaitu dengan mengambil referensi-referensi yang sesuai dari penelitian yang relevan tersebut Relevansi penelitian ini adalah kesamaan variabel yang dijadikan referensi katannya dengan pengetahuan siswa.

C. Kerangka Berpikir

Permainan bolavoli mini merupakan permainan modifikasi olahraga bolavoli yang sesungguhnya. Permainan bolavoli mini sangat cocok untuk dilakukan anak usia sekolah dasar, yang mana pada pelaksanaanya anak akan mudah mempelajari dan melakukan gerak dasar bolavoli yang sesungguhnya. Permainan bolavoli mini diajarkan pada anak usia sekolah dasar yang mempunyai tujuan supaya anak lebih matang dan siap lagi untuk memasuki tahap permainan bolavoli yang tingkatan meterinya lebih komplek.

Secara sederhana dapat dapat dirumuskan bahwa apabila gerak dasar sudah dipelajari sejak dini maka untuk mempelajari materi permainan bolavoli yang sesungguhnya anak tidak mengalami kesulitan yang berarti. Oleh karena itu penting kiranya guru mengetahui seberapa baik pengetahuan peserta didik tentang permainan bolavoli, supaya dapat dijadikan landasan


(43)

29

seorang guru kaitannya dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang lebih baik.

Penelitian ini mengungkapkan besarnya pengetahuan siswa tentang bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner berbentuk angket. Angket dalam penelitian berupa pertanyaan yang mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.


(44)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memberikan gambaran tentang obyek yang diteliti. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan angket sebagai instrumennya. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:243) pengertian dari penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis. Sehingga dalam penelitian ini akan memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji, KelurahanWates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015

B. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang ada pada penelitian. Hal senada juga dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji, Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 yang berjumlah 33 siswa, yaitu terdiri dari 21 siswa putra dan 12 siswa putri.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel, sehingga disebut dengan variabel tunggal.Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan bolavoli mini siswakelas V Sekolah Dasar Negeri Beji,


(45)

31

Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.

Untuk lebih jelasnya secara spesifik penjelasan tentang definisi operasional variabel yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu: Pengetahuan Bolavoli mini adalah segala sesuatu yang diketahui dari proses belajar, yaitu melalui proses penginderaan merasakan, mengalami, melihat, dan mendengarkan. Pengetahuan bolavoli mini merupakan suatu bentuk hasil belajar tentang permainan bolavoli mini atau modifikasi dari permainan bolavoli yang sesungguhnya mulai dari cara bermain, aturan bermain sampai pada sarana dan prasarana yang digunakan diukur menggunakan angket.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti didalam mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 262)

instrumen penelitian adalah “alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan data.” Di dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan

adalah kuesioner yang berupa angket. Angket pada penelitian ini merupakan angket tertutup sehingga responden cukup memilih jawaban yang telah disediakan. Suharsimi Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa

“angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”. Pengembangan instrumen tersebut didasarkan atas konstruksi teori yang telah disusun


(46)

32

sebelumnya, kemudian atas dasar teori tersebut dikembangkan tentang faktor-faktor yang ada pada variabel penelitian dan juga indikator-indikator variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk butir-butir pernyataan. Terkait dengan masalah pengembangan instrumen, Suharsimi Arikunto (2010: 135), menyatakan bahwa secara umum dalam menyusun instrumen penelitian terdapat beberapa tahap yaitu:

a. Mengadakan identifikasi terhadapa variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.

b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. c. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel. d. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen. f. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan

kata pengantar.

Menurut Sutrisno Hadi (1991:7-9), dalam menyusun suatu instrumen ada tiga langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

“mendefinisikan konstrak, menyidik faktor, dan menyusun butir-butir pernyataan.

1. Mendefinisikan Konstrak

Konstrak didalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015. 2. Menyidik Faktor

Berdasarkan kepada beberapa pendapat dan kajian teori dari para ahli seperti yang telah dijelaskan di atas dapat diambil suatu bentuk kesamaan pengertian tanggapan yaitu kemampuan seseorang untuk


(47)

33

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

3. Menyusun butir-butir pernyataan (Terlampir)

Sebelum butir-butir pernyataan disusun ke dalam angket. Pada tabel berikut ini akan dijabarkan mengenai kisi-kisi yang terdapat pada penelitian tentang tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian

Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah

Butir Tingkat

Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan

Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015

Internal a.Kesehatan 1,2*,3,4, 4 b.Cacat tubuh 5*,6*,7*,8,9*,10 6 c.Intelektual 11*,12,13,14*,15,

16,17*,18*,19*,20 10 Eksternal a.Keluarga 21,22,23*,24*,25 5

b.Sekolah 26,27,28,29,30, 31,32

7

c.Masyarakat 33,34,35* 3

Jumlah butir 35

Keterangan : * butir negatif

Setiap Penskoran yang dipergunakan adalah berdasarkan pada skala


(48)

34

Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Ragu (R)”, “Kurang Setuju (KS)”, dan “Tidak Setuju (TS)”. Alternatif jawaban “Ragu-ragu” dalam penelitian ini dihilangkan agar jawaban yang dihasilkan lebih meyakinkan. Pembobotan skor dari setiap jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Pembobotan Skor Opsi / Jawaban

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang Setuju 2 3

Tidak Setuju 1 4

1. Konsultasi (Kalibrasi Ahli/Expert Judgement)

Setelah butir-butir pernyataan selesai disusun, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan kepada ahli (Expert Judgement) atau kalibrasi ahli yang kompeten khususnya dalam bidang kompetensi guru. Sesudah melakukan serangkaian konsultasi dan diskusi mengenai instrumen penelitian yang digunakan (angket penelitian), maka instrumen tersebut dinyatakan layak dan siap untuk digunakan dalam mengambil data-data penelitian. Angket yang sudah jadi terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, setelah itu divalidasi oleh ahli dalam bidang bolavoli. Yang menjadi ahli dalam bidang permainan bolavoli mini adalah dosen FIK UNY yang bernama Ibu Sri Mawarti, M. Pd.

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data yang sesungguhnya, maka diperlukan uji instrumen untuk menguji validitas


(49)

35

dan reliabilitas instrumen yang digunakan.Uji validitas dan reliabilitas hasil ujicoba data diolah menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS16 for windows. Uji coba dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Gadingan kelas 5 yang berjumlah 22 siswa. Langkah-langkah uji coba sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 170) menyatakan bahwa validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan atau ketepatan instrumen masing-masing variabel.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS. 16 dengan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto. 2009: 171) yaitu:

rxy=

Keterangan:

rxy = korelasi momen tangkar N = cacah subjek uji coba

= sigma atau jumlah skor butir 2 = sigma x kuadrat

= sigma y atau skor faktor 2 = sigma y kuadrat

= sigma tangkar (perkalian) x dan y. Gambar 7. Rumus Uji Validitas (Sumber : Suharsimi Arikunto. 2009: 171)

Untuk mengukur validitas alat atau instrumen, digunakan teknik korelasi produk moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Kemudian setelah data uji coba terkumpul kemudian dianalisis dengan


(50)

36

bantuan Komputer SPSS 16. Butir dikatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel. Harga r table untuk responden 22 siswa adalah sebesar 0,423. Jadi dikatakan

valid apabila setiap butir harga r hasilnya ≥ 0,423.

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat 3 butir soal yang harga r hitung kurang dari r table (0,423). Pernyataan yang tidak valid terdapat pada butir nomer 3, 9 dan 11. Jadi terdapat 32 butir

pernyataan yang dinyatakan valid karena r hitung ≥ 0,423. Hasil perhitungan

selengkapnya terdapat pada lampiran. Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah

Butir Tingkat

Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan

Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015

Internal a.Kesehatan 1,2*,3 3

b.Cacat tubuh 4*,5* ,6*,7,8 5 c.Intelegensi 9,10,11*,12,13,

14*,15*,16*,17

9 Eksternal d.Keluarga 18,19,20*,21*,22 5

e.Sekolah 23,24,25,26,27, 28,29

7

f.Masyarakat 30,31,32* 3

Jumlah butir 32

Keterangan : *butir negatif b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. (Suharsimi Arikunto, 2010: 221).


(51)

37

Uji reliabilitas tersebut menggunakan program SPSS.16 dengan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007: 365), yaitu

Keterangan:

= mean kuadrat antara subjek = mean kuadrat kesalahan = varians total

Gambar 8. Rumus Uji Reliabilitas ( Sumber : Sugiyono, 2007: 365)

Menurut Arikunto (1998), penggunaan teknik Alpha-Cronbach akan menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien reliabilitas atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.

Berdasarkan hasil perhitungan kedua factor yaitu internal dan eksternal dinyatakan reliable, karena nilai koefisien alpha chronbach lebih besar dari 0,6. Nilai koefisien alpha chronbach factor internal sebesar 0,865, sedangkan factor eksternal sebesar 0,937. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian itu reliable atau handal karena nilai alpha chronbach lebih besar dari 0,6.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survey sedangkan teknik pengumpulan data untuk mengetahui tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015, dengan cara:

1. Peneliti membuat surat izin penelitian skripsi.


(52)

38

3. Peneliti mengedarkan kuesioner berupa angket kepada responden yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon

4. Selanjutnya angket diberikan kepada siswa kelas lima atau yang bersangkutan untuk diisi dan peneliti menunggu mereka mengerjakan. 5. Peneliti mengambil angket yang sudah selesai diisi tersebut dan tidak

lupa meminta tanda tangan sebagai bukti penyelesaian pengerjaan angket.

F. Teknik Analisis Data

Data pada penelitian tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase, yaitu data dari angket yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase. Didalam penelitian ini, teknik analisis data mempergunakan analisis deskriptif yang selanjutnya dimaknai. Analisis tersebut untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Kelurahan Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.

Teknik penghitungannya untuk setiap butir dalam angket menggunakan persentase, dengan memakai rumus menurut Anas Sudijono yang dikutip oleh Faradika Ratria P. (2010: 30-31) yaitu:

p= x 100% Keterangan: p = persentase

f = frekuensi yang sedang dicari n = jumlah total frekuensi

Gambar 9. Rumus Persentase ( Sumber : Anas Sudijono 2010: 30-31 )


(53)

39

Untuk pemaknaan pada skor yang telah ada, dibuat dengan kategori yang terdiri dari lima kelompok yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kriteria Skor yang digunakan untuk pengkategorian menggunakan rumus Saifuddin Azwar (2010: 108) yaitu:

Tabel 4. Kriteria Skor Pengkategorian

Norma Kategori

+ 1,5 SD Sangat Tinggi

M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD Tinggi M - 0,5 SD < X M + 0,5 SD Sedang M - 1,5 SD < X - 0,5 SD Rendah

M - 1,5 SD Sangat Rendah

Keterangan:

M = Rata- rata hitung (Mean) SD = Standar Deviasi


(54)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian perlu dideskripsikan dari setiap faktor-faktor dan subjek penelitian yang diteliti. Tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Hasil penelitian ini sebelumnya telah dilakukan uji coba terlebih dahulu yang menghasilkan tingkat validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Di bawah ini akan dideskripsikan secara keseluruhan ataupun berdasarkan setiap faktor-faktor yang mendasarinya. 1. Analisis Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji

Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan

Hasil dari penelitian secara keseluruhan diperoleh nilai maksimum sebesar 111 dan nilai minimum 49. Untuk rerata diperoleh nilai sebesar 87,12, sedangkan standar deviasi sebesar 9,94. Data selanjutnya dikategorikan sesuai dengan rumus yang pengkategoriannya di bagi menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.


(55)

41

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan

Interval Kategori Frekuensi Persentase

X>102,03 Sangat Tinggi 1 3,03%

92,09<X≤102,03 Tinggi 3 9,09%

82,15<X≤92,09 Sedang 24 72,73%

72,22<X≤82,15 Rendah 3 9,09%

X≤72,22 Sangat Rendah 2 6,06%

JUMLAH 33 100%

Tabel di atas menunjukkan seberapa besar persentase tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini secara keseluruhan. Sebanyak 1 responden atau 3,03% tingkat pengetahuan siswa secara keseluruhan atau faktor internal dan eksternal termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 24 responden atau 72,73% termasuk dalam kategori sedang, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori rendah, dan 2 responden atau 6,06 % termasuk dalam kategori sangat rendah. Nilai rerata skor tingkat pengetahuan siswa terhadap bolavoli min secara keseluruhan adalah sebesar 87,12 yang terletak pada interval 82,15<X≤92,09, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan termasuk pada kategori sedang. Berikut gambar diagram batangnya:


(56)

42 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 6,06% /2 siswa 9,09% /3 siswa 72,73% /24 siswa 9,09%

/ 3 siswa 3,03% /1 siswa Kategori Fr ekue ns i

Gambar 10. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan

2. Analisis Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Internal

Hasil dari penelitian secara keseluruhan diperoleh nilai maksimum sebesar 64 dan nilai minimum 22. Untuk rerata diperoleh nilai sebesar 46,21, sedangkan standar deviasi sebesar 7,95. Data selanjutnya dikategorikan sesuai dengan rumus yang pengkategoriannya di bagi menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.


(57)

43

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Internal

Interval Kategori Frekuensi Persentase

X>58,14 Sangat Tinggi 4 12.12%

50,19<X≤58,14 Tinggi 2 6.06%

42,24<X≤50,19 Sedang 19 57.58%

34,28<X≤42,24 Rendah 7 21.21%

X≤34,28 Sangat Rendah 1 3.03%

JUMLAH 33 100%

Tabel di atas menunjukkan tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini berdasarkan faktor internal. Sebanyak 4 responden atau 12,12% tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji berdasarkan faktor internal adalah termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 2 responden atau 6,06% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 19 responden atau 57,58% termasuk dalam kategori sedang, sebanyak 7 responden atau 21,21% termasuk dalam kategori rendah, dan 1 responden atau 3,03% termasuk dalam kategori sangat rendah. Nilai rerata faktor internal pengetahuan bolavoli mini adalah sebesar 46,21 yang terletak pada interval 42,24<X≤50,19, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini berdasarkan faktor internal. termasuk pada kategori sedang. Berikut gambar diagram batangnya:


(58)

44 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 3,03% /1 siswa 21,21% /7siswa 57,58% /19 siswa 6,06% / 2 siswa

12,12% /4 siswa Kategori Frek u e n si

Gambar 11.Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Internal

3. Analisis Identifikasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksternal

Hasil dari penelitian secara keseluruhan diperoleh nilai maksimum sebesar 51 dan nilai minimum 27. Untuk rerata diperoleh nilai sebesar 40,91, sedangkan standar deviasi sebesar 5,55. Data selanjutnya dikategorikan sesuai dengan rumus yang pengkategoriannya di bagi menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.


(59)

45

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasrkan Faktor Eksternal

Interval Kategori Frekuensi Persentase

X>49,24 Sangat Tinggi 2 6,06%

43,69<X≤49,24 Tinggi 6 18,18%

38,13<X≤43,69 Sedang 17 51,52%

32,58<X≤38,13 Rendah 4 12,12%

X≤32,58 Sangat Rendah 4 12,12%

JUMLAH 33 100%

Tabel di atas menunjukkan tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini berdasarkan faktor eksternal. Sebanyak 2 responden atau 6,06 % tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V SDN Beji berdasarkan faktor eksternal adalah termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 6 responden atau 18,18% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 17 responden atau 51,52% termasuk dalam kategori sedang, sebanyak 4 responden atau 12,12 % termasuk dalam kategori rendah, dan 4 responden atau 12,12 % termasuk dalam kategori sangat rendah. Nilai rerata skor tingkat pengetahuan berdasarkan faktor eksternal adalah sebesar 40,91 yang terletak pada interval 38,13<X≤43,69 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan bolavoli mini siswa kelas V SDN Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 berdasarkan faktor eksternal termasuk pada kategori sedang. Berikut gambar diagram batangnya:


(60)

46 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 12,12% /4 siswa 12,12% /4 siswa 51,52% /17 siswa 18,18% / 6 siswa

6.06% /2 siswa Kategori Frek u e n si

Gambar 12. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksternal

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang. Sebanyak 1 responden atau 3,03% tingkat pengetahuan siswa secara keseluruhan atau faktor internal dan eksternal termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 24 responden atau 72,73% termasuk dalam kategori sedang, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori rendah, dan 2 responden atau 6,06 % termasuk dalam kategori sangat rendah. Nilai rerata skor tingkat pengetahuan siswa terhadap bolavoli min secara keseluruhan


(61)

47

adalah sebesar 87,12 yang terletak pada interval 82,15<X≤92,09, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan termasuk pada kategori sedang.

Siswa kelas V SDN Beji Kecamatan Wates yang dalam hal ini adalah subjek penelitian, mempunyai tingkat pengetahuan tentang bolavoli mini termasuk dalam kategori sedang. Ini membuktikan bahwa siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran penjasorkes materi bolavoli mini tidak mengalami kesulitan belajar yang berarti pada materi permainan bolavoli mini. Siswa memiliki pengetahuan kategori sedang tentang bolavoli mini menunujukkan bahwa siswa dapat mengikuti pembelajaran bolavoli mini dengan baik Jika siswa mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang bolavoli mini, maka tujuan pembelajaran yang akan dicapai akan seiring baik dan hasilnya juga akan baik juga.

Tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini berdasarkan faktor internal termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 57,58%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor dalam individu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa terhadap bolavoli mini tergolong kategori yang cukup baik. Siswa mampu menerima dengan baik apa yang disampaiakan guru penjasorkes tentang materi bolavoli mini. Faktor yang berasal dari dalam individu / internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa meliputi kesehatan, cacat tubuh dan tingkat


(62)

48

intelegensi siswa. Apabila siswa mempunyai tingkat kesehatan yang baik makan seiring juga dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang bolavoli mini. Karena apabila siswa sakit siswa terganggu dari segi fisik dan mentalnya jugaa. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa tentang bolavoli mini. Selain itu cacat tubuh juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, karena konsep penjas itu adalah siswa bergerak aktif. Siswa bergerak aktif jika kondisi fisik dapat bekerja secara normal tidak mempunyai kekurangan atau cacat tubuh. Tingkat kepintaran atau intelegensi siswa dalam mempelajari konsep permainan bolavoli mini sangat menentukan tingkat pengetahuan siswa tentang bolavoli mini. Intelegensi ini tentu saja diperoleh pada saat siswa mendapatkan materi ataupun praktek di lapangan tentang bolavoli mini.

Faktor dari luar individu / eksternal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa tentang bolavoli mini siswa kelas V SD Beji termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang baik dan tidak mempunyai kesulitan yang berarti tentang pembelajaran bolavoli mini. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ini meliputi orang tua, sekolah, dan lingkungan. Cara mendidik orang tua dan suasana rumah mendukung kegiatan siswa dalam upaya memahami permainan bolavoli mini. Orang tua banyak yang mendukung siswa untuk bermain bolavoli mini dan suasana. Selain itu faktor sekolah seperti sarana dan prasarana


(63)

49

Pendidik dalam hal ini adalah guru penjasorkes hendaknya memiliki kemampuan atau kompetensi yang baik dalam berbagai bidang, termasuk dalam penyampaian materi agar supaya materi yang kita sampaikan dapat tersampaikan secara utuh dan tujuan daripada pembelajaran itu dapat diterima peserta didik dengan baik. Selain itu kemampuan penyampaian materi dengan baik seorang guru penjas harus juga diimbangi dengan kemampuan atau kompetensi lainnya seperti kepribadian seorang guru, penguasaan materi sebuah pembelajaran, dan kemampuan social guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan mengajar seorang guru penjas ditentukan oleh 4 kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seorang guru. Diantara kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik yaitu bagaimana guru dapat menyampaikan pembelajran dengan baik kepada siswanya, kompetensi kepribadian yaitu kemampuan yang dimiliki seorang guru yaitu sikap yang baik sebagai contoh yang dapat dipelajari siswnya. Kompetensi profesional yaitu kemampuan guru menguasai materi sesuai bidangnya, serta kompetensi sosial yaitu kemampuan guru dalam bersossialisasi dengan baik kepada siapapun. Dengan kemampuan tersebut penyampaian materi penjas khusus dalam permainan bolavoli mini dapat tersampaikan dengan baik. Sehingga harapannya apabila guru penjas mempunyai 4 kompetensi tersebut pengetahuan siswa tentang bolavoli mini dapat secara baik tersampaikan


(64)

50

dan benar-benar siswa memahami materi bolavoli mini yang disampaikan guru penjas.


(65)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa : tingkat pengetahuan siswa kelas V SDN Beji tentang bolavoli mini secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang. Sebanyak 1 responden atau 3,03% tingkat pengetahuan siswa secara keseluruhan atau faktor internal dan eksternal termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 24 responden atau 72,73% termasuk dalam kategori sedang, sebanyak 3 responden atau 9,09% termasuk dalam kategori rendah, dan 2 responden atau 6,06 % termasuk dalam kategori sangat rendah. Nilai rerata skor tingkat pengetahuan siswa terhadap bolavoli min secara keseluruhan adalah sebesar 87,12 yang terletak pada interval 82,15<X≤92,09, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Keseluruhan termasuk pada kategori sedang.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Dari kesimpulan di atas dapat ditemukan berapa implikasi yaitu : data mengenai Tingkat Pengetahuan Bolavoli Mini Siswa Kelas V SDN Beji Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi gambaran bagi siswa dan guru pendikan jasmani sekolah dasar khususnya SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo dan seluruh siswa dan guru penjas secara


(66)

52

umum untuk lebih memahami dan mengetahui apa yang menjadi kesulitan belajar siswa terkhusus untuk materi pembelajaran bolavoli mini. Sehingga guru dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa juga dapat memahami pembelajaran bolavoli mini dengan baik. Jadi semua pihak baik dari pihak guru penjas maupun siswa dapat menyampaikan, menerima dan memahami manfaat pembelajaran bolavoli mini dengan baik.

C. Keterbatasan Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal sesuai tujuan penelitian. Namun demikian masih dirasakan adanya kekurangan dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga sehingga penelitian ini hanya dilakukan pada ruang lingkup yang kecil yaitu siswa kelas V SDN Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo. Selain itu kurangnya data pendukung penelitian dan kurang maksimalnya data utama sehingga berpengaruh pada hasil penelitian.

D. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru

Melaksanakan pembelajaran dengan baik serta aman. Selain itu memberikan motivasi dan dorongan yang lebih sering terhadap siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan minat siswa terhadap pembelajaran penjas.


(67)

53 2. Sekolah

Pihak sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai dalam pengembangan pembelajaran dan memberikan dukungan moril bagi mereka yang berprestasi dan memiliki bakat bidang olahraga untuk lebih mengembangkannya.

3. Peneliti lain

Kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan siswa tentang bolavoli min hendaknya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggali data penelitian yang lebih bervariatif dan dihubungkan dengan unsur – unsur lainnya juga dengan jumlah sampel yang lebih banyak.


(1)

72

KESELURUHAN INTERNAL EKSTERNAL KESELURUHAN INTERNAL EKSTERNAL

1 86 43 43 SEDANG SEDANG SEDANG

2 90 48 42 SEDANG SEDANG SEDANG

3 82 43 39 RENDAH SEDANG SEDANG

4 92 47 45 SEDANG SEDANG TINGGI

5 74 36 38 RENDAH RENDAH RENDAH

6 86 46 40 SEDANG SEDANG SEDANG

7 85 47 38 SEDANG SEDANG RENDAH

8 83 41 42 SEDANG RENDAH SEDANG

9 83 38 45 SEDANG RENDAH TINGGI

10 92 47 45 SEDANG SEDANG TINGGI

11 99 51 48 TINGGI TINGGI TINGGI

12 92 41 51 SEDANG RENDAH SANGAT TINGGI

13 111 62 49 SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI TINGGI

14 78 39 39 RENDAH RENDAH SEDANG

15 89 51 38 SEDANG TINGGI RENDAH

16 94 50 44 TINGGI SEDANG TINGGI

17 85 42 43 SEDANG RENDAH SEDANG

18 72 43 29 SANGAT RENDAH SEDANG SANGAT RENDAH

19 49 22 27 SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH

20 91 60 31 SEDANG SANGAT TINGGI SANGAT RENDAH

21 90 60 30 SEDANG SANGAT TINGGI SANGAT RENDAH

22 89 39 50 SEDANG RENDAH SANGAT TINGGI

23 88 45 43 SEDANG SEDANG SEDANG

24 86 44 42 SEDANG SEDANG SEDANG

25 83 43 40 SEDANG SEDANG SEDANG

26 88 45 43 SEDANG SEDANG SEDANG

27 102 64 38 TINGGI SANGAT TINGGI RENDAH

28 89 47 42 SEDANG SEDANG SEDANG

29 87 46 41 SEDANG SEDANG SEDANG

30 89 48 41 SEDANG SEDANG SEDANG

31 89 50 39 SEDANG SEDANG SEDANG

32 91 48 43 SEDANG SEDANG SEDANG

33 91 49 42 SEDANG SEDANG SEDANG


(2)

73 Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Menjelaskan siswa yang bertanya karena belum jelas


(3)

74

Gambar 3. Suasana siswa sedang mengerjakan angket


(4)

75

Gambar 5. Keseriusan siswa dalam mengerjakan angket


(5)

76 Lampiran 8. Biodata Siswa

No Nama Kelas Jenis Kelamin Asal Sekolah

1 Nadila M.A 5 P SDN Beji Wates

2 Fitria Puspita 5 P SDN Beji Wates

3 Farid Aditama 5 L SDN Beji Wates

4 Firman Fitri A.S 5 L SDN Beji Wates

5 Yusuf Dwi S. 5 L SDN Beji Wates

6 Zidan Jihad M. 5 L SDN Beji Wates

7 M. Thoriq 5 L SDN Beji Wates

8 Yulianto Eki K. 5 L SDN Beji Wates

9 Noval Septian 5 L SDN Beji Wates

10 Seto Adi K. 5 L SDN Beji Wates

11 Anggadita Pratama 5 L SDN Beji Wates

12 Bima Aspariyanto 5 L SDN Beji Wates

13 Helmi Nofianto 5 L SDN Beji Wates

14 Fuad Muhammad 5 L SDN Beji Wates

15 Edy Nur Wicaksono 5 L SDN Beji Wates

16 Haditya M. 5 L SDN Beji Wates

17 Obet Galih P. 5 L SDN Beji Wates

18 Handika Suryatama 5 L SDN Beji Wates

19 Aziz Fadilah 5 L SDN Beji Wates

20 Merlyn Deviara C.K. 5 P SDN Beji Wates

21 Syafa Kautsarina 5 P SDN Beji Wates


(6)

77

23 Rahmah Hasanah 5 P SDN Beji Wates

24 Feryan Niamfaiz 5 L SDN Beji Wates

25 Aura Nazwa Salsabila 5 P SDN Beji Wates

26 Yoga Arya Pradana 5 L SDN Beji Wates

27 Aprianan Rohmah 5 P SDN Beji Wates

28 Salwa Nurul Fadilah 5 P SDN Beji Wates

29 Ledi Rahmawati 5 P SDN Beji Wates

30 Isrifiani Windi Nastiti 5 P SDN Beji Wates

31 Aulia Damayanti 5 P SDN Beji Wates

32 Lukman 5 L SDN Beji Wates

33 Ifa Nur Jannah 5 P SDN Beji Wates

Jumlah

L = 21 P = 12