Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga Tahun 2012/2013 T1 132009008 BAB IV

(1)

26 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penulis melakukan penelitian di SMK Pelita Salatiga dengan subjek seluruhnya adalah siswa kelas XI. Berikut adalah tabel rekapitulasi data siswa SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

Tabel 4.1

Data Siswa SMK Pelita Salatiga Kelas XI Tahun Ajaran 2012/2013 No. Kelas Jumlah siswa

1. AK 10

2. PH 31

3. TKJ 27

Total 68

Berdasarkan tabel 4.1 deskripsi dari seluruh subjek penelitian yaitu kelas XI. Pada kelas XI Akuntansi terdapat 10 subjek penelitian, untuk kelas XI Perhotelan terdapat 31 subjek penelitian, dan di kelas XI Tehnik Komputer dan Jaringan terdapat 27 subjek penelitian. Jadi total seluruh subjek penelitian adalah 68 orang siswa.

Tabel 4.2

Data Siswa SMK Pelita Salatiga Kelas XI Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 31 2 Perempuan 37


(2)

27 Berdasarkan tabel 4.2 deskripsi dari seluruh subjek penelitian yaitu sebanyak 68 orang, terdapat 31 subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki dan 37 subjek penelitian berjenis kelamin perempuan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Penelitian

Pada tanggal 8 Maret 2013 penulis menyerahkan surat ijin kepada pihak SMK Pelita Salatiga. Berdasarkan surat izin yang telah diterima dari pihak Universitas dan diserahkan kepada Kepala SMK Pelita Salatiga, maka penulis mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian di SMK Pelita Salatiga.

4.2.2 Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada hari Jumat tanggal 9 Maret 2013 dengan subjek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga dengan jumlah 68 siswa. Dengan bantuan guru BK yang meminta ijin untuk menggunakan jam pelajaran penulis membagikan skala Keterbukaan Diri dan angket Penggunaan Fitur Facebook. Karena beberapa siswa tidak berangkat dan sekolah akan diliburkan selama 2 (dua) minggu maka penulis melakukan penelitian kembali pada tanggal 26 Maret 2013.


(3)

28 4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Penggunaan Fitur Facebook

Untuk mengetahui tingkat penggunaan fitur Facebook maka dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan atau menggolongkan apakah penggunaan fitur Facebook siswa termasuk dalam kategori lengkap, cukup lengkap, tidak lengkap dan tidak pernah.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Penggunaan Fitur Facebook

Kategori Frekuensi Prosentase Menggunakan Semua Fitur 5 7,35% Menggunakan 12-16 Fitur 56 82,35% Menggunakan 7-11 Fitur 7 10,30%

Menggunakan ≤ 6 Fitur - -

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa penggunaan fitur Facebook dalam kategori menggunakan semua fitur terdapat 5 siswa dengan prosentase sebesar 7,35%. Selanjutnya untuk penggunaan 12-16 fitur Facebook terdapat 56 siswa dengan prosentase sebesar 82,35%. Sedangkan untuk penggunaan 7-11 fitur Facebook terdapat 7 siswa dengan prosentase sebesar 10,30%.

4.3.2 Keterbukaan Diri

Untuk mengetahui tingkat keterbukaan diri maka dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan atau menggolongkan apakah keterbukaan diri siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah.


(4)

29 Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Keterbukaan Diri

Kategori Rentang Skor Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi 216-176 24 35,29%

Tinggi 175-135 44 64,71%

Rendah 134-94 - -

Sangat Rendah 93-53 - -

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri dengan kategori sangat tinggi terdapat 24 siswa dengan prosentase sebesar 35,29%. Sedangkan kategori keterbukaan diri dengan kategori tinggi terdapat 43 siswa dengan prosentase sebesar 64,71%.

4.4 Analisis dan Hasil Penelitian 4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah data yang dianalisis memiliki nilai residual yang berada di sekitar nol (data normal) atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas variabel penggunaan fitur Facebook dan keterbukaan diri menggunakan tehnik One Sample Kolmogorov Smirnov Test.


(5)

30 Tabel 4.5

Uji Normalitas Penggunaan Fitur Facebook

Dari tabel 4.5 diperoleh data mean 13,91 dan standar deviasi sebesar 1,66. Dengan asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,075 yang menunjukkan bahwa data penggunaan fitur

Facebook adalah normal karena nilai sig > 0,50. Tabel 4.6

Uji Normalitas keterbukaan diri One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Fitur_FB

N 68

Normal Parametersa Mean 13.9118

Std. Deviation 1.66380 Most Extreme Differences Absolute .155

Positive .155

Negative -.153

Kolmogorov-Smirnov Z 1.281

Asymp. Sig. (2-tailed) .075

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ktrbkan_diri

N 68

Normal Parametersa Mean 169.8382

Std. Deviation 14.13539

Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .092

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .761

Asymp. Sig. (2-tailed) .608


(6)

31 Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa mean data keterbukaan diri adalah 169,83 dan memiliki standar deviasi sebesar 14,13. Selanjutnya nilai Asym. Sig (2-tailed) adalah 0,608 yang berarti nilai sig > 0,50, menunjukkan bahwa data keterbukaan diri adalah normal.

4.4.2 Analisis regresi

Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel terikat (dependen) dan satu variabel bebas (independen) disebut regresi sederhana. Untuk mengetahui regresi antara variabel penggunaan fitur Facebook dengan variabel keterbukaan diri, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS for Window release 16.0. Dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 4.7

Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook Terhadap Keterbukaan Diri

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5381.229 1 5381.229 44.362 .000a

Residual 8005.991 66 121.303

Total 13387.221 67

a. Predictors: (Constant), VAR00001 b. Dependent Variable: VAR00002

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis dengan teknik regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS for Window release 16.0, diperoleh nilai p=0,000 yang artinya p<0,05. Sedangkan Ftabel = F(α;v1,v2) = F(α;1,66), dengan v1 = k = 1 dan v2 = n


(7)

32

– (k + 1) = 68 - (1+1) = 68 – 2 = 66, diperoleh Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98 yang

berarti bahwa ada pengaruh penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri. Tabel 4.8

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,634. Nilai ini menunjukkan bahwa antara penggunaan fitur Facebook dengan keterbukaan diri mempunyai hubungan yang tergolong kuat.

4.5 Uji Hipotesa

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga. Untuk menguji hipotesis dengan membandingkan Ftabel

pada tingkat kepercayaan 95%dengan df pembilang = 1 dan df penyebut 66 yaitu sebesar 3,98. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Regresi Linear Sederhana bahwa p=0,000<0,050 dengan Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook

terhadap keterbukaan diri. Artinya semakin banyak fitur Facebook yang digunakan maka tingkat keterbukaan diri semakin tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang penulis diajukan diterima.

Model Summaryb

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change 1 .634a .402 .393 11.01376 .402 44.362 1 66 .000 a. Predictors: (Constant), Fitur_FB


(8)

33 4.6 Pembahasan

Berdasarkan olah data yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga dalam kategori tinggi terdapat 24 siswa dengan prosentase sebesar 35,29%. Sedangkan kategori keterbukaan diri dengan kategori tinggi terdapat 43 siswa dengan prosentase sebesar 64,71%. Data ini menggambarkan bahwa siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga memiliki tingkat keterbukaan diri dalam kategori tinggi.

Di samping hasil analisa yang lain juga menunjukkan p=0,000<0,050 dengan Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98 yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan

penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri. Artinya, semakin semakin banyak siswa menggunakan fitur Facebook maka tingkat keterbukaan dirinya semakin tinggi. Dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,634. Nilai ini menunjukkan bahwa antara penggunaan fitur Facebook dengan keterbukaan diri mempunyai hubungan yang tergolong kuat. Hal ini sejalan dengan temuan yang ditulis oleh Hidayat (2010) yang meneliti tentang hubungan antara penggunaan

Facebook dengan keterbukaan diri di kalangan pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri siswa SMA Negeri 2 Purwakarta mempunyai nilai yang signifikan. Hal tersebut, didasarkan pada faktor intensitas penggunaan Facebook dan penggunaan kontent atau isi Facebook yang masing-masing masuk ke dalam kategori rendah tapi pasti dan kategori cukup berarti. Begitupula dengan penelitian yang dilakukan oleh Acquisti dan Gross (2006) yang didalamnya menerangkan bahwa anggota


(9)

34 menyimpulkan bahwa pengguna Facebook dari kalangan remaja cenderung memperlihatkan profil dirinya secara terbuka, namun terkadang banyak profil yang dibuat bukan berdasarkan kenyataan karena terkait dengan privasi. Namun privasi bukanlah faktor utama responden menggunakan fitur Facebook, dan informasi yang disajikan mayoritas riil, khususnya posting yang ditulis di status.

Menurut Saputra (2012), interaksi di Facebook melibatkan proses komunikasi yang disebut komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang melibatkan dua orang atau dalam group kecil yang terdiri dari beberapa orang. Adanya komunikasi interpersonal jelas menimbulkan pengaruh yang besar terhadap intensitas hubungan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Faktor-faktor verbal (status atau komentar) dan non-verbal (penampilan pada foto profil, album, maupun ekspresi tulisan) sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Satu bentuk terpenting dari komunikasi interpersonal adalah dimana seseorang dapat melibatkan pembicaraan tentang dirinya sendiri, atau membuka diri yang sering disebut Self Disclosure atau keterbukaan diri. Dengan menggunakan fitur yang ada pada Facebook seseorang dapat dengan mudah mengungkapkan diri baik melalui pembaharuan status, info diri, mengunggah foto, catatan, maupun dalam melakukan obrolan. Oleh karena itu peran Facebook juga dapat mempengaruhi keterbukaan diri seseorang. Namun perlu diketahui bahwa tidak jarang pengguna Facebook terlalu membuka diri dan kurang memperhatikan segi privasi, sehingga informasi yang seharusnya tidak disampaikan menjadi konsumsi publik. Seperti yang sering terjadi di lapangan, kebanyakan remaja mengungkapkan perasaan baik itu menyenangkan maupun


(10)

35 yang kurang menyenangkan, dan ketika mengungkapkan perasaan yang kurang menyenangkan para remaja tidak jarang menggunakan kata-kata yang kurang sesuai sehingga proses pengungkapan diri menjadi sesuatu yang negatif. Pengungkapan diri remaja yang kurang tepat ini dapat menimbulkan masalah baik kepada diri remaja sendiri maupun pihak lain yang berkaitan atau pihak tertentu yang memanfaatkan keadaan, seperti beberapa kasus penipuan yang terjadi melalui hubungan pertemanan lewat Facebook. Disamping itu, kegiatan memperbaharui status, mengunggah foto, mengobrol atau melihat dinding orang lain bisa sangat mengasyikan dan membuat lupa waktu. Hal itulah yang sering dirasakan para anggota Facebook. Mengakses Facebook membuat sebagian orang melupakan aktivitas lain yang seharusnya dilakukan.

Beberapa hal yang menjadi kemungkinan mengapa hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan R = 0,634, diantaranya karena ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya keterbukaan diri. Faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri menurut DeVito (2007) antara lain 1) besarnya kelompok, pengungkapan diri lebih banyak terjadi pada lingkungan dalam kelompok kecil daripada pada kelompok besar, Facebook dapat diketegorikan dalam kelompok besar jika informasi yang disampaikan dapat dilihat secara publik, 2) perasaan menyukai, keterbukaan diri dapat berjalan lebih baik jika diungkapkan kepada orang yang disukai, karena dengan menyukai maka seseorang dapat percaya, 3) efek diadik, komentar dalam Facebook dapat menjadi tanggapan atas pengungkapan diri seseorang, 4) kompetensi, orang yang kompeten lebih memiliki banyak hal positif untuk diungkapkan, 5) kepribadian,


(11)

36 orang dengan kepribadian ekstrovert lebih mudah mengungkapkan diri daripada orang dengan kepribadian introvert, 6) topik, bahan pembicaraan juga mempengaruhi keterbukaan diri, semakin pribadi dan negatif suatu topik maka semakin kecil kemungkinan untuk mengungkapkan diri, 7) jenis kelamin, pria dinilai kurang terbuka dibanding wanita. Semua faktor tersebut saling terkait satu sama lain, seperti bagaimana topik pembicaraan yang juga mempengaruhi siapa yang akan menanggapi (jenis kelamin), dan seberapa besarnya kelompok yang juga mempengaruhi kepribadian seseorang.


(1)

31 Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa mean data keterbukaan diri adalah 169,83 dan memiliki standar deviasi sebesar 14,13. Selanjutnya nilai Asym. Sig (2-tailed) adalah 0,608 yang berarti nilai sig > 0,50, menunjukkan bahwa data keterbukaan diri adalah normal.

4.4.2 Analisis regresi

Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel terikat (dependen) dan satu variabel bebas (independen) disebut regresi sederhana. Untuk mengetahui regresi antara variabel penggunaan fitur Facebook dengan variabel keterbukaan diri, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS for Window release 16.0. Dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 4.7

Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook Terhadap Keterbukaan Diri

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5381.229 1 5381.229 44.362 .000a

Residual 8005.991 66 121.303 Total 13387.221 67

a. Predictors: (Constant), VAR00001 b. Dependent Variable: VAR00002

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis dengan teknik regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS for Window release 16.0, diperoleh nilai p=0,000 yang artinya p<0,05. Sedangkan Ftabel = F(α;v1,v2) = F(α;1,66), dengan v1 = k = 1 dan v2 = n


(2)

32

– (k + 1) = 68 - (1+1) = 68 – 2 = 66, diperoleh Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98 yang berarti bahwa ada pengaruh penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,634. Nilai ini menunjukkan bahwa antara penggunaan fitur Facebook dengan keterbukaan diri mempunyai hubungan yang tergolong kuat.

4.5Uji Hipotesa

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga. Untuk menguji hipotesis dengan membandingkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%dengan df pembilang = 1 dan df penyebut 66 yaitu sebesar 3,98. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Regresi Linear Sederhana bahwa p=0,000<0,050 dengan Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri. Artinya semakin banyak fitur Facebook yang digunakan maka tingkat keterbukaan diri semakin tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang penulis diajukan diterima.

Model Summaryb

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change 1 .634a .402 .393 11.01376 .402 44.362 1 66 .000 a. Predictors: (Constant), Fitur_FB


(3)

33 4.6Pembahasan

Berdasarkan olah data yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga dalam kategori tinggi terdapat 24 siswa dengan prosentase sebesar 35,29%. Sedangkan kategori keterbukaan diri dengan kategori tinggi terdapat 43 siswa dengan prosentase sebesar 64,71%. Data ini menggambarkan bahwa siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga memiliki tingkat keterbukaan diri dalam kategori tinggi.

Di samping hasil analisa yang lain juga menunjukkan p=0,000<0,050 dengan Fhitung = 44.362 > Ftabel = 3,98 yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri. Artinya, semakin semakin banyak siswa menggunakan fitur Facebook maka tingkat keterbukaan dirinya semakin tinggi. Dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,634. Nilai ini menunjukkan bahwa antara penggunaan fitur Facebook dengan keterbukaan diri mempunyai hubungan yang tergolong kuat. Hal ini sejalan dengan temuan yang ditulis oleh Hidayat (2010) yang meneliti tentang hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri di kalangan pelajar. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri siswa SMA Negeri 2 Purwakarta mempunyai nilai yang signifikan. Hal tersebut, didasarkan pada faktor intensitas penggunaan Facebook dan penggunaan kontent atau isi Facebook yang masing-masing masuk ke dalam kategori rendah tapi pasti dan kategori cukup berarti. Begitupula dengan penelitian yang dilakukan oleh Acquisti dan Gross (2006) yang didalamnya menerangkan bahwa anggota Facebook menunjukkan keterbukaan diri yang luas. Hasil penelitian ini juga


(4)

34 menyimpulkan bahwa pengguna Facebook dari kalangan remaja cenderung memperlihatkan profil dirinya secara terbuka, namun terkadang banyak profil yang dibuat bukan berdasarkan kenyataan karena terkait dengan privasi. Namun privasi bukanlah faktor utama responden menggunakan fitur Facebook, dan informasi yang disajikan mayoritas riil, khususnya posting yang ditulis di status.

Menurut Saputra (2012), interaksi di Facebook melibatkan proses komunikasi yang disebut komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang melibatkan dua orang atau dalam group kecil yang terdiri dari beberapa orang. Adanya komunikasi interpersonal jelas menimbulkan pengaruh yang besar terhadap intensitas hubungan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Faktor-faktor verbal (status atau komentar) dan non-verbal (penampilan pada foto profil, album, maupun ekspresi tulisan) sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Satu bentuk terpenting dari komunikasi interpersonal adalah dimana seseorang dapat melibatkan pembicaraan tentang dirinya sendiri, atau membuka diri yang sering disebut Self Disclosure atau keterbukaan diri. Dengan menggunakan fitur yang ada pada Facebook seseorang dapat dengan mudah mengungkapkan diri baik melalui pembaharuan status, info diri, mengunggah foto, catatan, maupun dalam melakukan obrolan. Oleh karena itu peran Facebook juga dapat mempengaruhi keterbukaan diri seseorang. Namun perlu diketahui bahwa tidak jarang pengguna Facebook terlalu membuka diri dan kurang memperhatikan segi privasi, sehingga informasi yang seharusnya tidak disampaikan menjadi konsumsi publik. Seperti yang sering terjadi di lapangan, kebanyakan remaja mengungkapkan perasaan baik itu menyenangkan maupun


(5)

35 yang kurang menyenangkan, dan ketika mengungkapkan perasaan yang kurang menyenangkan para remaja tidak jarang menggunakan kata-kata yang kurang sesuai sehingga proses pengungkapan diri menjadi sesuatu yang negatif. Pengungkapan diri remaja yang kurang tepat ini dapat menimbulkan masalah baik kepada diri remaja sendiri maupun pihak lain yang berkaitan atau pihak tertentu yang memanfaatkan keadaan, seperti beberapa kasus penipuan yang terjadi melalui hubungan pertemanan lewat Facebook. Disamping itu, kegiatan memperbaharui status, mengunggah foto, mengobrol atau melihat dinding orang lain bisa sangat mengasyikan dan membuat lupa waktu. Hal itulah yang sering dirasakan para anggota Facebook. Mengakses Facebook membuat sebagian orang melupakan aktivitas lain yang seharusnya dilakukan.

Beberapa hal yang menjadi kemungkinan mengapa hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan R = 0,634, diantaranya karena ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya keterbukaan diri. Faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri menurut DeVito (2007) antara lain 1) besarnya kelompok, pengungkapan diri lebih banyak terjadi pada lingkungan dalam kelompok kecil daripada pada kelompok besar, Facebook dapat diketegorikan dalam kelompok besar jika informasi yang disampaikan dapat dilihat secara publik, 2) perasaan menyukai, keterbukaan diri dapat berjalan lebih baik jika diungkapkan kepada orang yang disukai, karena dengan menyukai maka seseorang dapat percaya, 3) efek diadik, komentar dalam Facebook dapat menjadi tanggapan atas pengungkapan diri seseorang, 4) kompetensi, orang yang kompeten lebih memiliki banyak hal positif untuk diungkapkan, 5) kepribadian,


(6)

36 orang dengan kepribadian ekstrovert lebih mudah mengungkapkan diri daripada orang dengan kepribadian introvert, 6) topik, bahan pembicaraan juga mempengaruhi keterbukaan diri, semakin pribadi dan negatif suatu topik maka semakin kecil kemungkinan untuk mengungkapkan diri, 7) jenis kelamin, pria dinilai kurang terbuka dibanding wanita. Semua faktor tersebut saling terkait satu sama lain, seperti bagaimana topik pembicaraan yang juga mempengaruhi siapa yang akan menanggapi (jenis kelamin), dan seberapa besarnya kelompok yang juga mempengaruhi kepribadian seseorang.


Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5