T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
4.1.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti
perlu
melakukan persiapan dengan baik. Peneliti pertama kali
melakukan studi pendahuluan pada tanggal 06 Juli 2016
untuk mencari data dan observasi lapangan untuk
memperkuat topik penelitian yang sudah peneliti lakukan.
Peneliti kemudian membuat BAB I, II, dan III hingga
pembimbing
menyetujui
presentasi poster
yang
peneliti
untuk
dilaksanakan
mengikuti
pada
Maret
2016.
Setelah
mendapatkan
partisipan,
peneliti
melakukan pendekatan mulai tanggal 30 Juli 2016.
Peneliti datang ke tempat dimana partisipan ditahan
(Polres Salatiga) selama kurang lebih 2 jam, peneliti
melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan partisipan
terlebih dahulu. Setelah peneliti merasa sudah terjalin
hubungan saling percaya, peneliti melakukan wawancara
dengan panduan wawancara (interview guide) yang
sudah dibuat.
34
Dalam
melakukan
wawancara
maka
peneliti
menggunakan alat perekam berupa handphone untuk
merekam
hasil
wawancara
wawancara.
peneliti
sudah
Sebelum
meminta
melakukan
izin
untuk
menggunakan alat perekam kepada partisipan. Peneliti
juga menggunakan alat tulis untuk mencatat hasil
pengamatan selama wawancara.
Wawancara partisipan pertama (P1) dilakukan
pada tanggal 06 Agustus 2016, tepatnya pukul 14.3015.30 WIB di Polres Salatiga dengan melakukan
observasi kondisi dan respon partisipan. Wawancara
kedua pada (P1) dilakukan pada tanggal 27 Agustus
2016, pukul 15.00-15.30 WIB di Polres Salatiga.
Wawancara yang ketiga dilakukan pada tanggal 07
September 2016 pukul 15.00-15.20. Wawancara yang
keempat dilakukan pada tanggal 17 September 2016,
pukul 14.00-14.20. Wawancara yang kelima dilakukan
pada
tanggal
24
September
pukul
14.30-15.30.
Wawancara yang keenam dilakukan pada tanggal 25
Maret 2017
pukul 14.30-15.00 di Rumah Tahanan
(Rutan) Salatiga. Setelah data yang diperlukan cukup
dan telah dikonsultasikan kepada pembimbing, peneliti
melanjutkan wawancara ke partisipan selanjutnya
35
Wawancara partisipan kedua (P2) dilakukan pada
tanggal 13 Agustus, pukul 18.00-19.00 di kamar kost
partisipan di Jetis dengan melakukan observasi kondisi
kamar dan respon partisipan. Wawancara yang kedua
dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2016, pukul 19.0019.45 di kamar kost partisipan. Wawancara yang ketiga
dilakukan pada tanggal 13 September 2016 pukul 19.0019.30 di kamar kost partisipan. Wawancara yang
keempat dilakukan pada tanggal 22 September pukul
18.15-19.00 di kamar kost partisipan. Wawancara yang
kelima dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017 pukul
17.30-18.00 di kamar kost partisipan. Untuk memvalidasi
data hasil wawancara dari partisipan, peneliti melakukan
triangulasi pada tanggal 25 September 2016 kepada
teman dekat partisipan.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisa data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang
diperoleh
dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasian,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke damlam unit-unit, melakukan sintesa,
36
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain (Sugiyono, 2012). Setelah hasil wawancara dan
observasi sudah jenuh dan menjawab pertanyaan
penelitian maka peneliti melakukan analisa data. Proses
analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap
partisipan. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah,
langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema
dan
polanya.
menyusun dalam
Langkah
selanjutnya
adalah
satuan-satuan. Satuan-satuan
ini
kemudian dikategorisasikan sambil melakukan koding.
Tahap akhir dari analisa data adalah mengadakan
pemeriksaan
keabsahan
triangulasi.
37
data
dengan
melakukan
4.2.2 Deskripsi Partisipan
1. gambaran Umum P1
Nama
:F
Tempat, tanggal lahir
: Tobelo, 05 Mei 1995
Jenis kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Hukum
Angkatan
: 2013
Status
: Belum menikah
Agama
: Kristen
Alamat
: Kauman, Salatiga
Anak ke
: 3 dari 4 bersaudara
Partisipan berkuliah di UKSW Salatiga sejak tahun
2013,
sejak
mengkonsumsi
temannya,
awal
berkuliah
minuman
partisipan
keras
partisipan
sering
bersama
teman-
juga sudah mulai mengenal
minuman keras dari masih SMA hingga sekarang. Awal
partispan datang untuk kuliah, partisipan sering sekali
mengkonsumsi minuman keras bahkan dalam seminggu
bisa mengkonsumsi minuman keras sekitar 4 sampai 5
hari. Partisipan pernah diusir dari kontrakan atau kamar
kost nya akibat sering mengkonsumsi minuman keras di
kamar kost nya. Partisipan juga pernah berurusan
dengan pihak kepolisian akibat melakukan perkelahian
38
akibat dipengaruhi minuman keras, sekarang partisipan
sedang menjalani proses hukum akibat perkelahian
hingga korban meninggal, partisipan melakukan tindakan
tersebut di luar kesadaranya (dalam kondisi mabuk).
Setelah
kejadian
partisipan
memutuskan
untuk
mengurang minuman keras.
a. Laporan Observasi P1
Wawancara
dilakukan
pada
tanggal
06
agustus 2016, tepatnya pukul 14.30-15.30 WIB,
sebelum melakukan wawancara peneliti sudah
melakukan kontrak waktu dan menjelaskan tujuan
penelitian kepada partisipan. Peneliti datang ke
Polres Salatiga sekitar jam 14.15 WIB partisipan
sedang berdiri berjejeran bersama teman-temannya
ditempat besuk, saat melakukan wawancara wajah
partisipan terlihat merah, mata bengkak seperti habis
menangis, suaranya kedengaran kurang begitu
semangat, dan juga saat wawancara partisipan
terlihat kurang begitu tenang kepalanya sering
bergerak kiri dan kanan melihat orang yang datang
untuk besuk, wawancara yang kedua dilakukan di
tempat yang sama yaitu di Polres Salatiga, saat
peneliti datang partisipan sedang berdiri bersama
39
teman-temannya, saat jam besuk partisipan memberi
waktu untuk peneliti untuk bertanya dahulu sebelum
teman-temannya,
saat
melakukan
wawancara
partisipan menjawab pertanyaan sambil tersenyum,
pandangannya selalu terarah pada peneliti saat
wawancara berlangsung namun nada suaranya
masih sedikit lemas, jika ada temannya yang datang
partisipan
hanya
mengangkat
tangan
dan
tersenyum, wawancara yang ketiga dilakukan di
Polres salatiga, saat peneliti datang partisipan
sedang berbicara dengan temannya, saat melakukan
wawancara partisipan menjawab dengan nada suara
yang kecil, wajah sedih, namun tatapan matanya
selalu pada peneliti saat berbicara, saat wawancara
partisipan sering menganggukkan kepala ke atas
dan bawah dan kedua tangannya selalu memegang
trali, wawancara yang keempat, saat peneliti datang
partisipan sedang berdiri berjejeran bersama temantemannya di depan trali besi untuk menunggu orang
yang datang menjenguk mereka. Saat melakukan
wawancara
wajah
bersemangat,
suaranya
partisipan
matanya
tidak begitu
40
sedikit
terlihat
tidak
bengkak,
nada
bersemangat.
partisipan
kadang
saat
wawancara
kepalanya
sering
di
sandarkan di trali dan kedua tangannya selalu
memegang trali. wawancara yang kelima, saat
peneliti datang partisipan sedang di jenguk oleh
teman-teman nya setelah itu partisipan memanggil
peneliti untuk bergantian dengan teman nya yang
sudah selesai bercerita dengan partisipan, matanya
kelihatan bengkak dan suaranya kedengaran agak
kecil, saat menjawab pertanyaan kadang partisipan
mengkerutkan keningnnya namun pandangan selalu
terarah kepada peneliti, wawancara yang keenam,
Saat peneliti datang partisipan
bersama
teman-temannya,
sedang duduk
peneliti
bersalaman
dengan partisipan, kemudian partisipan tersenyum
sambil mempersilahkan peneliti untuk duduk dan
berbicara bersama-sama, saat itu peneliti meminta
waktu sebentar untuk wawancara P1, saat sedang
wawancara P1 menjawab dengan nada suara yang
tegas, pandangan selalu terarah kepada peneliti,
selalu tersenyum saat melakukan wawancara.
b. Narasi P1
Dari hasil kategori-kategori pada P1 (lihat
lampiran
2),
tahapan
41
selanjutnya
peneliti
membangun kategori tersebut dalam bentuk narasi
sebagai berikut.
Partisipan merupakan seorang mahasiswa
asal Halmahera Utara yang berkuliah di UKSW
Salatiga, partisipan mulai kuliah sejak tahun 2013.
Sebelum partisipan datang untuk kuliah di UKSW
Salatiga, partisipan sudah tahu dan sudah pernah
mengkonsumsi minuman keras. Sejak awal pertama
kuliah, partisipan sering mengkonsumsi minuman
keras bahkan hampir setiap hari, partisipan sering
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan
teman-temannya. Jika membeli minuman keras,
pertisipan menggunakan uang yang dikirim oleh
orang tua nya untuk keperluan sehari-harinya.
Partisipan mengerti dan
suka dengan
minuman keras, karena P1 sudah mengkonsumsi
minuman keras sejak masih di bangku SMA hingga
sekarang P1 kuliah masih sering mengkonsumsi
minuman keras bersama dengan teman-temannya.
P1 sering mengkonsumsi minuman keras
bersama dengan teman-teman dengan berbagai
etnis lainnya seperti etnis Jawa, Manado, Kupang
dll. P1 sering membeli minuman keras dengan
42
menggunakan
uang
dari
orang
tuanya
yang
seharusnya digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Karena keseringan mengkonsumsi minuman keras
membuat
partisian
sering
mendapat
masalah
seperti perkelahian.
Kejadian yang pertama dilakukan partisipan
bersama dengan teman-temannya
terjadi ketika
mereka sedang mengkonsumsi minuman keras
(Tuak).
Akibat
dari
kebanyakan
mengkonsumsi
minuman keras mengakibatkan P1 bersama temanteman tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan
tidak mendengarkan teguran orang lain, P1 merasa
tidak senang dengan teguran orang lain karena
mereka dianggap bercerita dengan suara yang
keras sehingga ditegur dan P1 tidak terima ditegur
seperti itu dan dalam kondisi yang sedang mabuk
mengakibatkan P1 tidak dapat berpikir dengan
positif sehinga P1 dan teman-temannya berkelahi
dengan orang tersebut hingga mereka semua
dibawa di kepolisian untuk menyelesaikan masalah,
masalah
tersebut
diselesaikan
menanggung hukuman pidana.
43
dan
tidak
Partisipan
melakukan
perkelahian
yang
kedua dalam kondisi yang sedang mabuk, P1 saat
itu sedang mengkonsumsi minuman keras bersama
dengan teman-temannya di dekat sawah, dan saat
mereka sedang minum-minum ada yang menegur
mereka karena terlalu ribut, namun teguran orang
ini dianggap tidak baik oleh P1
dan teman-
temannya sehingga mereka langsung memukul
orang tersebut hingga masalah tersebut harus
berurusan dengan pihak kepolisian, akibat masalah
tersebut
P1
dan
teman-temannya
diminta
membayar kepada korban tersebut sebesar 20 juta
rupiah,
namun
saat
itu
mereka
melakukan
penawaran hingga P1 dan teman-temannya hanya
membayar kerugian kepada korban sebesar 10 juta
rupiah. P1 dan teman-temannya diberi kesempatan
dalam satu minggu untuk melunasi uang tersebut
dan dalam waktu kurang lebih satu minggu P1 dan
teman-teman mengumpulkan uang mereka untuk
membayar tuntutan tersebut.
Minuman keras membuat P1 mendapatkan
dampak yang tidak baik, secara pribadi P1 sudah
dua kali diusir dari tempat
44
kos nya akibat
mengkonsumsi minuman keras dan menimbulkan
keributan akibat suara mereka yang keras membuat
orang disekitar merasa terganggu sehingga P1
harus dikeluarkan dari tempat kos nya. Saat
kehabisan minuman dan P1 dan teman-teman
masih ingin untuk mengkonsumsi minuman keras
namun tidak ada uang yang cukup untuk membeli
minuman keras mereka menukarkan minuman
keras dengan Handphone dari salah seorang teman
dan menebus kembali handphone tersebut dengan
masing-masing dari teman yang saat itu sedang
minum untuk patungan dan mengambil kembali
barang tersebut.
Dalam menjalani perkuliahan terkadang P1
tidak mengikuti perkuliahan tersebut akibat sedang
dalam kondisi mabuk dan tidak sempat untuk
berangkat kuliah namun masalah itu tidak terlalu
berpengaruhi terhadap perkuliahan P1 namun
dengan
adanya
masalah
perkelahian
yang
mengakibatkan korban meninggal sehingga P1
harus menanggung hukuman pidana sehingga
perkuliahan nya tidak dapat dilanjutkan sebagimana
biasanya.
45
Masalah yang serius yang harus di tanggung
oleh partisipan akibat mabuk, saat itu P1 dan 3
orang temannya sedang minum minuman keras
sekitar 10 liter (Tuak), setelah selesai minum, P1
dan teman-temannya berencana untuk karaoke, dan
saat itu juga mereka pergi ke tempat karaoke
tersebut, saat sedang karaoke salah satu teman
dari P1 keluar dari ruang dan tanpa sengaja melihat
teman cewek dari korban yang juga dikenal oleh
teman P1 tersebut, kemudian teman P1 menegur
cewek tersebut namun teman dari cewek tersebut
tidak senang karena ditegur oleh orang lain, saat itu
pun teman P1 dipukul oleh korban dan tanpa
sengaja P1 mendengar suara orang berkelahi dan
P1 langsung menghampiri mereka dan kemudian
korban memukul P1 dan teman-temannya, karena
sama-sama dalam kondisi mabuk dan tidak dapat
mengontrol diri dengan baik maka P1 tanpa berpikir
panjang langsung menghajar korban hingga terjatuh
ke lantai dan P1 terus menghajar korban dan
menginjak di belakang kepala nya korban hingga
korban tidak bisa bangun lagi, dan saat itu ada polisi
yang datang untuk mengamankan mereka dan P1
46
dan teman-temannya dibawa ke kantor polisi
bersama dengan teman-teman dari korban untuk
menyelesaikan masalah di kepolisian, dan korban
yang dipukul oleh P1 langsung dilarikan ke Rumah
Sakit dan beberapa jam kemudian koban meninggal
akibat cedera di belakang kepalanya yang sangat
parah, karnah korban meninggal dunia maka P1
dan 3 orang temannya diperiksa hingga P1 dan
salah satu temannya harus dijerat dalam penjara
dan harus menanggung hukuman pidana akibat
perilaku yang telah dilakukan P1 hingga korban
meninggal dunia.
Karena keseringan mengkonsumsi minuman
keras sehingga P1 mengalami masalah dengan
lambungnya hingga P1 muntah yang berlebihan dan
tidak mampu menahan sakit sehingga P1 harus
pergi ke poliklinik untuk berobat.
Perasaan orang tua dari P1 saat mendengar
kejadian tersebut, membuat orang tua P1 sedih dan
marah dan sedih karena P1 telah melakukan hal
tersebut, namun sejalan dengan hukuman yang
yang dijalani begitu berat membuat keduan orang
tua partisipan tidak menyimpan marah kepada
47
partisipan lagi sehingga mereka selalu memberikan
semangat dan perhatian kepada partisipan.
P1 berjanji kalau nanti setelah selesai
menjalani
hukuman
pidana,
P1
mau
untuk
mengurangi minuman keras dan tidak mau lagi
untuk membuat kekacauan seperti yang telah dia
lakukan sekarang. P1 sudah tidak mau lagi
menanggung masalah akibat minuman keras dan
membuat dia harus merasakan sakitnya saat
berada dalam penjara.
2. Gambaran Umum P2
Nama
:J
Tempat, tanggal lahir
: Tobelo 12 Januari 1993
Jenis kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Hukum
Angkatan
: 2012
Status
: Belum menikah
Agama
: Kristen
Alamat
: Kauman, Salatiga
Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara
48
Partisipan sedang menjalani kuliah di UKSW
Salatiga,
partisipan
berkuliah
sejak
tahun
2012,
partisipan berasal dari Halmahera Utara. Sejak awal
kuliah partisipan belum mengenal minuman keras namun
pada umur 20 tahun partisipan sudah mengenal
minuman keras dan sering minum bersama dengan
teman-temannya. Dari minuman keras juga partisipan
bisa mendapat banyak teman namun partisipan juga
pernah mendapat masalah akibat konsumsi minuman
keras.
a.
Laporan Observasi Partisipan Kedua
Wawancara dilakukan pada tanggal 13 Agustus
2016,
tepatnya
pukul
18.00-19.00
WIB,
sebelum
melakukan wawancara peneliti sudah melakukan kontrak
waktu
dan
menjelaskan
tujuan
penelitian
kepada
partisipan. Peneliti datang ke kos P2 sekitar pukul 17.50
WIB. Saat peneliti datang P2 sedang duduk santai di
depan kamar nya sambil menghisap rokok, kemudian P2
mengambil tempat duduk untuk peneliti, saat wawancara
P2 menjawab dengan suara yang tegas dan pandangan
yang terarah kepada peneliti, namun saat ada telpon dan
sms P2 meminta waktu sebentar untuk menjawab telpon
atau sms yang masuk. Selama wawancara berlangsung
49
P2 tidak berhenti menghisap rokok, ada 3 batang rokok
yang dihabiskan selama wawancara, wawancara yang
kedua dilakukan di tempat yang sama yaitu di kosnya P2.
Saat peneliti datang P2 sedang duduk di dalam
kamarnya, di dalam kamarnya ada 3 botol minuman Bir
yang sudah kosong dan 2 bungkus rokok yang ada di
meja kamarnya,
dan juga ada sekitar 10 botol bekas
minuman berlebel yang diletakan di rak di dinding
kamarnya sebagai hiasan.
Saat
wawancara P2
menjawab dengan suara yang kurang bersemangat dan
pandangannya terkadang mengarah ke atas sambil
menghisap rokok dan sering memalingkan kepalanya kiri
kanan
sampai
berbunyi.
Selama
wawancara
P2
menghabiskan kurang lebih 2 batang rokok, wawancara
yang ketiga dilakukan di tempat yang sama. Saat peneliti
datang P2 sedang duduk dalam kamarnya sambil
bermain permainan di komputernya, saat peneliti masuk
untuk melakukan wawancara P2 berhenti bermain
permainan dan mempersilahkan peneliti untuk duduk dan
melakukan
wawancara,
selama
wawancara
P2
menjawab semua pertanyaan dengan suara yang begitu
semangat dan pandangan selalu ke arah peneliti saat
wawancara berlangsung, P2 meminta ijin kepada peneliti
50
untuk menghisap rokok, selama wawancara P2 hanya
menghabiskan satu batang rokok saja, wawancara yang
keempat dilakukan di tempat yang sama. Saat peneliti
datang partisipan P2 sedang duduk di depan kamar nya
sambil menghisap rokok dan kemudian P2 mengambil
kursi untuk peneliti duduk, selama wawancara P2
menjawab dengan nada suara yang tegas, pandangan
selalu terarah pada peneliti, namun kadang P2 menjawab
pertanyaan sambil mengangguk-angguk kepalanya, dan
juga
mengangkat keningnya, selama wawancara P2
menghisap rokok sekitar 2 batang rokok, wawancara
yang kelima, dilakukan di tempat yang sama. Saat
peneliti datang partisipan 2 (Sdr.J) sedang membaca
buku di dalam kamar nya, saat peneliti datang P2
mempersilahkan
peneliti
masuk,
saat
wawancara
berlangsung P2 menjawab dengan suara yang tegas,
pandangan selalu kepada peneliti, dan saat wawancara
P2 terlihat sering senyum saat menjawab pertanyaan.
b.
Narasi P2
Dari hasil kategori-kategori pada P1 (lihat lampiran
2), tahapan selanjutnya peneliti membangun kategori
tersebut dalam bentuk narasi sebagai berikut.
51
Partisipan adalah seorang mahasiswa asal
Halmahera Utara yang saat ini sedang menjalani studi di
UKSW, P2 adalah seorang yang suka dengan minuman
keras, P2 mengenal minuman keras sejak berusia 20
tahun dan sampai sekarang P2 masih mengkonsumsi
minuman keras.
Uang yang digunakan P2 untuk
membeli minuman keras adalah uang dari hasil kerja P2
sendiri, P2 bekerja sebagai supir dan mempunyai tempat
makan sendiri dan dari hasil kerja nya itu P2 pakai untuk
keperluan dan membayar biaya kulia nya selama ini, dan
juga jika membeli minuman keras P2 menggunakan uang
hasil kerjanya tersebut.
P2
sering mengkonsumsi
minuman keras bersama dengan teman-temannya.
P2 mengatakan bahwa minuman keras adalah,
minuman yang mengandung alkohol, minuman yang jika
kita minum membuat kita menjadi mabuk dan hilang
kontrol dalam diri yaitu seperti berbicara sembarang,
berjalan tidak dengan sebagaimana biasanya. P2 sering
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan temantemannya , dari berbagai etnis seperti: etnis Jawa,
Maluku, Manado, NTT dll.
Selama P2 tinggal di kamar kos, P2 belum pernah
diusir karena melakukan kesalahan ataupun keributan
52
akibat minuman keras, selama P2 sedang dalam kondisi
mabuk P2 tidak pernah membuat keributan dengan
orang disekitar dimana dia tinggal, dan tidak pernah
melakukan perkelahian atau keributan saat sedang
mengkonsumsi minuman keras di kamarnya.
P2 pernah melakukan perkelahian di lingkungan
kampus saat sedang melihat pertandingan bola kaki
antar fakultas dan pada saat itu P2 sedang dalam kondisi
mabuk,
saat
pertandingan
berlangsung
ada
kesalahpahaman antara P2 dan teman nya sehingga
pada saat itu juga P2 melakukan perkelahian dengan
temannya
tersebut
di
dalam
lingkungan
kampus,
permasalahan tersebut dibawa sampai ke Pembantu
Rektor III (PR III) dan masalah tersebut diselesaikan
dengan baik dan persetujuan P2 dengan PR III saat itu
adalah, jika P2 melakukan hal yang sama dalam
lingkungan kampus lagi maka P2 akan dikeluarkan dari
kampus.
Akibat sering mengkonsumsi minuman keras,
terkadang P2 tidak mengikuti perkuliahan akibat sedang
dalam kondisi mabuk, namun P2 pernah masuk kelas
dengan kondisi sedang mabuk dan tidak bisa mengikuti
perkuliahan
dengan
baik.
53
Selain
itu
P2
pernah
melakukan perkelahian dengan orang yang tidak mereka
kenal, akibat sudah terpengaruh minuman keras dan
tidak dapat mengontrol diri dengan baik sehingga pada
saat P2 dan teman-teman nya sedang minum minuman
keras dan berbicara dengan nada suara yang keras dan
membuat orang yang saat itu sedang mengkonsumsi
minuman keras di sekitar mereka tidak suka dan akhirnya
menegur mereka namun P2 dan teman-teman tidak
menerima dengan baik teguran mereka dan akihirnya
membuat keributan dan bertengkar hingga permasalah
tersebut harus berurusan dengan pihak kepolisian, dan
permasalah tersebut dia selesaikan dengan damai dan
P2 dan teman-temannya membayar kesalahan mereka
kepada korban dan mereka pun berdamai sehingga
masalah tersebut tidak berlanjut panjang .
Setelah mengkonsumsi minuman keras partisipan
merasa sakit pada lambungnya hingga muntah yang
berlebihan, partisipan sudah pernah beberapa kali
merasakan sakit pada lambungnnya, setelah mengurangi
minuman keras partisipan sudah tidak merasakan sakit
seperti sebelumnya.
P2 sudah dua kali nya melakukan perkelahian
bersama dengan teman-temannya sementara dalam
54
kondisi
yang
sedang mabuk,
permasalahan
yang
pertama, P2 melakukan perkelahian akibat mabuk hingga
berurusan
dengan
pihak
kepolisian
namun
tidak
menanggung hukuman pidana. Permasalahan yang
kedua yaitu saat P2 dan teman-temannya sedang
mengkonsumsi minuman keras hingga mabuk dan
melanjutkan nongkrong sambil karoke di tempat karoke,
saat tiba di tempat karaoke P2 sudah tidak menahan
kantuk dan langsung tidur di tempat tersebut, saat P2
kaget karena mendengar keributan yang dilakukan teman
minum nya P2 sudah melakukan perkelahian dengan
orang lain maka P2 terbangun dan pada saat itu P2
sudah melihat ada pihak kepolisian yang sudah datang
untuk mengamankan masalah tersebut dan pada saat itu
P2 dan teman-temannya beserta korban dibawa ke
kantor Polres Salatiga dan diminta keterangan, dan pada
akhirnya P2 tidak dinyatakan bersalah karena pada saat
itu P2 tidak melakukan kekerasan sama sekali namun P2
tetap diselidiki saat itu, dan setelah melakukan proses
demi proses P2 tidak dinyatakan bersalah dan tidak
menanggung
hukuman
pidana
seperti
dua
orang
temannya yang harus menanggung hukuman tersebut di
dalam rumah tahanan.
55
Saat mendapat kejadian hingga harus berurusan
dengan pihak kepolisian membuat orang tua dari P2
merasa
sangat
sedih
mendengar
anaknya
telah
melakukan hal tersebut, mabuk-mabukan dan melakukan
perkelahian dengan orang lain, saat itu P2 memberi tahu
orang tuanya dan meminta maaf atas segala perilaku
yang telah dia lakukan membuat orang tuanya sedih.
Sebelum mendapat masalah yang kedua yang
telah P2 alami bersama teman-temannya di tempat
karaoke, P2 tidak mau untuk mengurangi minuman keras
karena sudah terbiasa minum dan sudah sulit untuk
melepasnya, namun setelah kejadian yang kedua ini
yang menyebabkan ada korban yang meninggal akibat
dipukul oleh teman baik dari P2 sehingga membuat P2
ada niat yang timbul untuk mulai mengurang minuman
keras dan tidak mau untuk melakukan perkelahian lagi.
4.3 Hasil
a.
Pemahaman partisipan tentang minuman keras
Kedua partisipan mempunyai pemahaman yang sama
tentang minuman keras, menurut P1 minuman keras itu
minuman yang jika diminum membuat kita pusing dan
mabuk dan pendapat P2 tidak jauh berbeda dengan P1
yaitu, minuman keras minuman yang memabukan yang
56
jika di minum membuat kita kehilangan kontrol saat
berbicara dan juga membuat pusing.
b.
Perilaku kekerasan yang dilakukan terjadi ketika sudah
mengkonsumsi minuman beralkohol
P1 pernah melakukan perkelahian beberapa kali, yang
pertama saat P1 dalam keadaan mabuk dan melakukan
perkelahian dengan orang lain yang saat itu menegur
mereka karena mabuk dan berbicara dengan suara yang
keras, yang kedua P1 melakukan perkelahian juga dengan
orang yang saat itu sedang minum di samping mereka,
perkelahian terjadi P1 diitegur dan teguran tersebut
dianggap menyinggung dan menimbulkan perkelahian,
dan yang ketiga, saat itu P1 sedang mabuk dan
melakukan perkelahian hingga korba meninggal dunia. Hal
yang sama dialami oleh P2 juga pernah melakukan
perkelahian saat dalam keadaan mabuk, perkelahian
tersebut terjadi di lingkungan kampus saat P2 sedang
melihat pertandingan bola kaki, perkelahian berikut nya
terjadi karena ditegur juga saat dalam keadaan mabuk dan
membuat keributan dengan orang lain, dan perkelahian
berikutnya P2 tidak melakukan perkelahian namun saat itu
berada di tempat kejadian bersama teman-temannya.
57
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan, saat
partisipan sedang mengkonsumsi minuman keras mereka
juga sering menghisap rokok, rokok yang dihabiskan
sekitar dua batang rokok dalam 1 atau 2 jam, jika mereka
menghabiskan 5 sampai 6 jam untuk mengkonsumsi
minuman keras maka jumlah rokok yang dihisap akan
semakin bertambah, partisipan juga tidak bisa mengurangi
rokok karena telah menjadi kebiasaan bagi partisipan.
Begitu juga dengan minuman keras jika partisipan
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan temanteman maka minuman yang dihabiskan akan lebih banyak
dari pada partisipan mengkonsumsi minum sendirian.
c.
Dampak yang terjadi akibat konsumsi minuman keras
Karena sering mengkonsumsi minuman keras P1
pernah beberapa kali diusir dari kamar kos akibat masalah
yang sama yaitu sering mengkonsumsi minuman keras
dan membuat orang di sekitar tidak nyaman dengan
keributan mereka, perilaku tersebut membuat hubungan
P1 dengan orang sekitar dia tinggal tidak nyaman. P1
pernah tidak mengikuti perkuliahan akibat sedang dalam
kondisi mabuk. Sedangkan P2 tidak pernah di usir dari
kamar kos nya karena P2 tidak pernah membuat keributan
di kamar kos nya. Terkadang P2 tidak mengikuti
58
perkuliahan karena dalam kondisi yang sedang mabuk.
Dampak kesehatan yang dialami oleh kedua partisipan
yaitu masalah pada bagian lambung akibat sering
mengkonsumsi minuman keras, P1 pernah mengalami
muntah yang berlebihan setelah mengkonsumsi minuman
keras, saat mengalami masalah tersebut P1 langsung
pergi memeriksakan dirinya di Poliklinik dan ternyata P1
mengalami gangguan pada lambung akibat keseringan
mengkonsumsi minuman keras dan lupa makan. P2 juga
pernah mengalami masalah dengan lambung sudah tiga
kali, masalah pada lambung yang P2 rasakan saat setelah
mengkonsumsi minuman keras dan saat mau makan P2
tidak bisa makan dengan baik namun P2 mengalami sakit
pada lambung hingga muntah dan saat itu P2 langsung
pergi ke dokter untuk berobat, dan saat mengurangi
minuman keras P2 tidak pernah mengalami sakit pada
lambungnnya lagi.
d.
Permasalahan
yang
harus
berurusan
dengan
kepolisian
Akibat minuman keras, P1 pernah beberapa kali
berurusan dengan pihak kepolisian karena melakukan
perkelahian,
yang
pertama
P1
berurusan
dengan
kepolisian namun masalah tersebut dapat diselesaikan
59
dengan damai dan tidak merugikan P1 maupun temantemannya, masalah yang kedua yang berurusan dengan
kepolisian hingga P1 dan teman-teman harus membayar
kerugian
sebesar 10 juta kepada korban dan masalah
terselesaikan, dan masalah yang ketiga, P1 melakukan
perkelahian hingga korban yang dipukul meninggal dunia
dan masalah tersebut membuat P1 harus menanggung
hukuman nya dan harus menjalani hukuman pidana yang
telah ditentukan. P2 pernah melakukan perkelahian hingga
harus berurusan dengan pihak kepolisian, masalah
tersebut membuat P2 dan teman-teman harus membayar
kerugian kepada korban dan masalah selesai, masalah
yang kedua P2 terjadi saat P2 dan teman-teman sedang
dalam kondisi mabuk dan terjadi perkelahian hingga
masalah tersebut harus diselesaikan dengan
pihak
kepolisian namun saat itu P2 tudak melakukan tindakan
kekerasan apapun sehingga P2 tidak menanggung
hukuman pidana seperti kedua temannya.
e.
Reaksi orang tua terhadap masalah yang dialami
partisipan
Kedua orang tua dari P1 sangat sedih dan mara
karena perilaku yang dilakukan P1 membuat P1 harus
menanngung hukuman pidana, namun sejalannya dengan
hukuman yang ditanggung P1, namun setelah beberapa
60
saat orang tua P1 tidak lagi marah dan selalu memberikan
kekuatan kepada P1 untuk tetap sabar dalam menghadapi
hukuman yang ditanggung.
Respon dari orang tua P2 marah dan juga sedih
dengan apa yang telah dilakukan oleh P2.
f.
Ada rencana partisipan kedepannya untuk mengurangi
konsumsi minuman keras.
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan,
sebelum mengalami masalah hingga korban meninggal,
kedua partisipan sering mengkonsumsi minuman keras
bahkan bisa 3 sampa 4 kali dalam seminggu, partisipan
juga bisa menghabiskan minuman sekitar 5 sampai 10
botol Tuak, 2 sampai 3 botol Ciu dengan empat sampai
lima orang dalam satu hari. setelah mengalami masalah
tersebut P2 sudah mengurang minum minuman keras
namun
tidak
bisa
berhenti
sepenuh
nya
untuk
mengkonsumsi minuman keras. Jika ada teman yang
mengajak partisipan untuk minum, partisipan masih ikut
dalam mengkonsumsi minuman keras, karena sudah
menjadi kebiasaan bagi partisipan dalam mengkonsumsi
minuman keras membuat partisipan sulit untuk berhenti
mengkonsumsi minuman keras.
4.4 Pembahasan
61
Bagian
ini menjabarkan
interpretasi
hasil
temuan
penelitian yang kemudian akan dibandingkan dengan konsep,
teori dan penelitian terdahulu untuk melengkapi pembahasan
interpretasi hasil penelitian.
a. Pemahaman partisipan tentang minuman keras
Kedua partisipan mengetahui tentang minuman keras,
menurut kedua partisipan minuman keras adalah minuman
yang membuat pusing dan mabuk hingga kehilangan kontrol
diri. Hal ini sejalan dengan penelitian Suseno, dkk (2014),
bahwa minuman keras bisa menyebabkan seseorang yang
mengkonsumsinya kehilangan kesadaran, tidak mampu
mengontrol perkataan dan tindakan mereka. Selain itu
Soetjiningsih (2004) menjelaskan perilaku minum-minuman
keras adalah bentuk tindakan terhadap penyelahgunaan zat
berupa alkohol sehingga mengalami ketidaksadaran yang
dapat meningkatkan gairah keberanian, reaksi dan tidak
mampu
mengontrol
diri,
disertai
dengan
konsekuensi
timbulnya masalah terhadap hukum, sosial, fisik dan
psikologi.
b. Perilaku kekerasan yang dilakukan ketika sudah
mengkonsumsi minuman beralkohol
62
P1 pernah melakukan perkelahian beberapa kali, yang
pertama P1 melakukan perkelahian dengan orang yang
sedang menegur mereka karena dianggap mengganggu
orang disekitar dengan suara mereka yang begitu keras saat
berbicara, perkelahian yaang kedua terjadi karena P1 dan
teman-temannya minum sambil berbicara dengan suara yang
keras membuat orang lain merasa terganggu hingga menegur
mereka, teguran tersebut membuat P1 dan teman-teman
merasa
tersinggung
hingga
menimbulkan
perkelahian,
kejadian yang ketiga terjadi akibat P1 dan teman-teman
sudah begitu mabuk, saat itu mereka melakukan perkelahian
hingga korban meninggal dunia. Hal ini sejalan dengan
penelitian Suseno, (2014) yang menemukan bahwa orang
yang mengkonsumsi minuman keras akan mengalami
gangguan mental organik yang mengganggu fungsi berpikir,
merasakan
dan
berperilaku.
Mereka
biasanya
akan
mengalami perubahan perilaku seperti ingin berkelahi atau
melakukan tindakan kekerasan lainnya.
Hal yang sama dialami oleh P2 juga pernah beberapa
kali melakukan
perkelahian, yang pertama P2 melakukan
perkelahian di lingkungan kampus saat pertandingan bola
berlangsung, dan kejadian berikutnya terjadi juga dalam
kondisi sedang mabuk dan ditegur hingga menimbulkan
63
perkelahian. Menurut Nadeak (2003), para pecandu alkohol
melakukan tindakan kriminalitas Karena kandungan alkohol
yang menekan pusat pengendalian diri seseorang sehingga
yang bersangkutan menjadi lebih berani dan agresif, serta
emosi dan kontrol diri yang sangat labil, bisa berubah kapan
saja.
Dari hasil observasi yang peneliti dapat bahwa jika
partisipan sedang mengkonsumsi minuman keras bersama
dengan
teman-temanya,
dikonsumsi
akan
maka
jauh
lebih
minuman
banyak
keras
yang
dibandingkan
mengkonsumsi minuman keras sendirian saja. Partisipan aktif
dalam menghisap rokok, partisipan sering menghisap rokok
saat santai dan juga saat dalam mengkonsumsi minuman
keras, rokok yang dihabiskan kurang lebih 7-10 batang rokok
yang dihabiskan sehari bahkan bisa lebih dari itu, partisipan
tidak pernah bisa berhenti menghisap rokok karena telah
terbiasa. Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah
berhenti
merokok
karena
dua
alasan,
yaitu
faktor
ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan faktor psikologis
yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu
jika berhenti merokok (Aula, 2010).
c. Dampak yang terjadi akibat konsumsi minuman
beralkohol
64
P1 pernah diusir dari kamar kos karena sering membuat
orang disekitar merasa terganggu dengan keributan P1 dan
teman-teman. Sedangkan P2 tidak pernah diusir dari kamar
kos karena selama ini P2 tidak pernah melakukan keributan
di kamar kosnya. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat
dari Sudarsono (2008) tentang perilaku menyimpang seperti
perkelahian, kriminalitas dll, yang mengganggu ketentraman
dan
kenyamanan
masyarakat
sebagai
akibat
perilaku
penyalahgunaan alkohol karena sulit mengendalikan pikiran
dan perilakunya.
Dampak kesehatan yang dialami kedua partisipan yaitu
pernah beberapa kali melakukan pemeriksaan di Poliklinik
karena merasa sakit pada lambung sehabis konsumsi
minuman keras, kedua partisipan mengalami muntah yang
berlebihan
sehabis
makan.
Menurut
Nadusel
(2006),
minuman keras dalam jumlah yang banyak dan waktu yang
lama dapat menimbulkan gangguan pola kesehatan fisik.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan menahun dapat
meningkatkan tekanan darah, kerusakan otak, jantung dan
serta hepatitis. Resiko kanker mulut, tenggorokan meningkat
serta akan merusak dinding lambung dan gastrointestinal
(Swart, 2002). Dampak minuman keras telah terbukti menjadi
penyebab dari berbagai penyakit. Dari penyakit yang
65
sederhana sampai yang sangat berbahaya seperti liver akan
merusak jaringan hati gangguan penyerapan zat makanan
dan mengakibatkan kurang gizi, meningkatkan tekanan darah
membuat denyut jantung menjadi tidak normal. Otak bisa
mengakibatkan
hilangnya
sempoyongan,
mengganggu
menurunkan
kemampuan
pengendalian
diri,
kemampuan
intelektual,
membuat
berbicara,
mengakibatkan
hilangnya ingatan, menyebabkan amnesia dan merusak
jaringan saraf (Mohammad, 2006). Kerusakan urat saraf atau
yang disebut polyneuropathy lain juga berhubungan dengan
sakit radang kantong perut dan pengerasan pada bagian hati
(Dordjososwono, 2007 dalam Ulfah, 2005).
d. Permasalahan yang harus berurusan dengan
kepolisian
Akibat minuman keras, P1 pernah dua kali berurusan dengan
pihak kepolisian, dan masalah perkelahian yang ketiga terjadi
saat dalam kondisi mabuk dan P1 melakukan perkelahian
hingga
korban
meninggal
dunia
sehingga
P1
harus
menanggung hukuman pidana yang telah ditentukan. Begitu
juga dengan P2 pernah melakukan dua kali perkelahian saat
dalam kondisi mabuk hingga berurusan dengan pihak
kepolisian namun tidak menanggung hukuman pidana.
Menurut (Azza, 2007 dalam Rini, 2008) minuman keras atau
66
miras mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran,
sehingga kerap melakukan tindakan kejahatan di luar
kesadaran
seperti
mencuri,
memperkosa,
bahkan
membunuh. Hal ini sejalan dengan penelitian Krahe (2005).
Pengaruh alkohol dengan perilaku agresif pada narapidana
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
minum minuman beralkohol dengan perilaku agresif pada
narapidana.
e. Reaksi orang tua terhadap masalah yang dialami
partisipan
Kedua orang tua masing-masing partisipan merasa sedih dan
marah, namun setelah beberapa saat, orang tua sudah tidak
lagi marah dan selalu memberikan kekuatan kepada
partisipan. Hal ini sejalan dengan penelitian Frihastuti (2012)
yang menyatakan bahwa penerimaan orang tua dapat
mendatangkan dampak positif. Semakin tinggi kontrol orang
tua, maka akan semakin rendah perilaku minuman keras.
Selanjutnya Peggyrori (2015) menjelaskan komunikasi yang
baik, penuh pengertian, saling menghargai dan menyayangi,
serta ingin selalu membahagiakan merupakan solusi yang
baik bagi konflik antara orang tua dan anak yang memilih
mengkonsumsi minuman keras.
67
f.
Ada
rencana
partisipan
kedepannya
untuk
mengurangi konsumsi minuman beralkohol
Dari hasil wawancara kedua partisipan memiliki niat untuk
mengurangi
minuman
keras,
karena
sudah
banyak
pengalaman yang buruk seperti perkelahian dan lain-lain
akibat
minuman
keras.
Menurut
Sulistyowati
(2012)
pemahaman akan baik buruk, sesuatu yang boleh dan yang
tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan ajaran
agar selanjutnya sebuah sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Selain itu Peggyrori (2015)
menjelaskan pendidikan yang baik pada seseorang sangat
mempengaruhi cara berpikir sehingga ia menjadi tahu mana
yang baik mana yang buruk, termasuk mengetahui dampak
penyalahgunaan minuman keras akan membawa dampak
yang tidak baik buat kesehatan fisik dan psikis seseorang.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, partisipan 2
belum bisa berhenti untuk mengkonsumsi minuman keras
namun sudah mengurangi dari yang awalnya 5 sampai 10
botol sekarang kurang lebih 3 sampai 4 botol yang
dikonsumsi partisipan bersama teman-temannya, pernyataan
dari hasil wawancara partisipan mengatakan akan berhenti
68
mengkonsumsi minuman keras namun dari hasil observasi
yang peneliti lihat partisipan belum berhenti namun hanya
mengurangi jumlah minuman yang sering dikonsumsi nya.
Faktor-faktor internal penyebab penyalahgunaan alkohol
antara lain adalah karena seseorang itu sendiri ketagihan,
yang membuatnya tidak dapat berkata tidak terhadap alkohol
(Jauhari, 2004). Pendapat tersebut sejalan dengan (Nadusel,
2006) alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah
cairan
yang
bila
dikonsumsi
dapat
menyebabkan
ketergantungan fisik maupun psikis seseorang menjadi
ketagihan.
69
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
4.1.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti
perlu
melakukan persiapan dengan baik. Peneliti pertama kali
melakukan studi pendahuluan pada tanggal 06 Juli 2016
untuk mencari data dan observasi lapangan untuk
memperkuat topik penelitian yang sudah peneliti lakukan.
Peneliti kemudian membuat BAB I, II, dan III hingga
pembimbing
menyetujui
presentasi poster
yang
peneliti
untuk
dilaksanakan
mengikuti
pada
Maret
2016.
Setelah
mendapatkan
partisipan,
peneliti
melakukan pendekatan mulai tanggal 30 Juli 2016.
Peneliti datang ke tempat dimana partisipan ditahan
(Polres Salatiga) selama kurang lebih 2 jam, peneliti
melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan partisipan
terlebih dahulu. Setelah peneliti merasa sudah terjalin
hubungan saling percaya, peneliti melakukan wawancara
dengan panduan wawancara (interview guide) yang
sudah dibuat.
34
Dalam
melakukan
wawancara
maka
peneliti
menggunakan alat perekam berupa handphone untuk
merekam
hasil
wawancara
wawancara.
peneliti
sudah
Sebelum
meminta
melakukan
izin
untuk
menggunakan alat perekam kepada partisipan. Peneliti
juga menggunakan alat tulis untuk mencatat hasil
pengamatan selama wawancara.
Wawancara partisipan pertama (P1) dilakukan
pada tanggal 06 Agustus 2016, tepatnya pukul 14.3015.30 WIB di Polres Salatiga dengan melakukan
observasi kondisi dan respon partisipan. Wawancara
kedua pada (P1) dilakukan pada tanggal 27 Agustus
2016, pukul 15.00-15.30 WIB di Polres Salatiga.
Wawancara yang ketiga dilakukan pada tanggal 07
September 2016 pukul 15.00-15.20. Wawancara yang
keempat dilakukan pada tanggal 17 September 2016,
pukul 14.00-14.20. Wawancara yang kelima dilakukan
pada
tanggal
24
September
pukul
14.30-15.30.
Wawancara yang keenam dilakukan pada tanggal 25
Maret 2017
pukul 14.30-15.00 di Rumah Tahanan
(Rutan) Salatiga. Setelah data yang diperlukan cukup
dan telah dikonsultasikan kepada pembimbing, peneliti
melanjutkan wawancara ke partisipan selanjutnya
35
Wawancara partisipan kedua (P2) dilakukan pada
tanggal 13 Agustus, pukul 18.00-19.00 di kamar kost
partisipan di Jetis dengan melakukan observasi kondisi
kamar dan respon partisipan. Wawancara yang kedua
dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2016, pukul 19.0019.45 di kamar kost partisipan. Wawancara yang ketiga
dilakukan pada tanggal 13 September 2016 pukul 19.0019.30 di kamar kost partisipan. Wawancara yang
keempat dilakukan pada tanggal 22 September pukul
18.15-19.00 di kamar kost partisipan. Wawancara yang
kelima dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017 pukul
17.30-18.00 di kamar kost partisipan. Untuk memvalidasi
data hasil wawancara dari partisipan, peneliti melakukan
triangulasi pada tanggal 25 September 2016 kepada
teman dekat partisipan.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisa data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang
diperoleh
dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasian,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke damlam unit-unit, melakukan sintesa,
36
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain (Sugiyono, 2012). Setelah hasil wawancara dan
observasi sudah jenuh dan menjawab pertanyaan
penelitian maka peneliti melakukan analisa data. Proses
analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap
partisipan. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah,
langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema
dan
polanya.
menyusun dalam
Langkah
selanjutnya
adalah
satuan-satuan. Satuan-satuan
ini
kemudian dikategorisasikan sambil melakukan koding.
Tahap akhir dari analisa data adalah mengadakan
pemeriksaan
keabsahan
triangulasi.
37
data
dengan
melakukan
4.2.2 Deskripsi Partisipan
1. gambaran Umum P1
Nama
:F
Tempat, tanggal lahir
: Tobelo, 05 Mei 1995
Jenis kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Hukum
Angkatan
: 2013
Status
: Belum menikah
Agama
: Kristen
Alamat
: Kauman, Salatiga
Anak ke
: 3 dari 4 bersaudara
Partisipan berkuliah di UKSW Salatiga sejak tahun
2013,
sejak
mengkonsumsi
temannya,
awal
berkuliah
minuman
partisipan
keras
partisipan
sering
bersama
teman-
juga sudah mulai mengenal
minuman keras dari masih SMA hingga sekarang. Awal
partispan datang untuk kuliah, partisipan sering sekali
mengkonsumsi minuman keras bahkan dalam seminggu
bisa mengkonsumsi minuman keras sekitar 4 sampai 5
hari. Partisipan pernah diusir dari kontrakan atau kamar
kost nya akibat sering mengkonsumsi minuman keras di
kamar kost nya. Partisipan juga pernah berurusan
dengan pihak kepolisian akibat melakukan perkelahian
38
akibat dipengaruhi minuman keras, sekarang partisipan
sedang menjalani proses hukum akibat perkelahian
hingga korban meninggal, partisipan melakukan tindakan
tersebut di luar kesadaranya (dalam kondisi mabuk).
Setelah
kejadian
partisipan
memutuskan
untuk
mengurang minuman keras.
a. Laporan Observasi P1
Wawancara
dilakukan
pada
tanggal
06
agustus 2016, tepatnya pukul 14.30-15.30 WIB,
sebelum melakukan wawancara peneliti sudah
melakukan kontrak waktu dan menjelaskan tujuan
penelitian kepada partisipan. Peneliti datang ke
Polres Salatiga sekitar jam 14.15 WIB partisipan
sedang berdiri berjejeran bersama teman-temannya
ditempat besuk, saat melakukan wawancara wajah
partisipan terlihat merah, mata bengkak seperti habis
menangis, suaranya kedengaran kurang begitu
semangat, dan juga saat wawancara partisipan
terlihat kurang begitu tenang kepalanya sering
bergerak kiri dan kanan melihat orang yang datang
untuk besuk, wawancara yang kedua dilakukan di
tempat yang sama yaitu di Polres Salatiga, saat
peneliti datang partisipan sedang berdiri bersama
39
teman-temannya, saat jam besuk partisipan memberi
waktu untuk peneliti untuk bertanya dahulu sebelum
teman-temannya,
saat
melakukan
wawancara
partisipan menjawab pertanyaan sambil tersenyum,
pandangannya selalu terarah pada peneliti saat
wawancara berlangsung namun nada suaranya
masih sedikit lemas, jika ada temannya yang datang
partisipan
hanya
mengangkat
tangan
dan
tersenyum, wawancara yang ketiga dilakukan di
Polres salatiga, saat peneliti datang partisipan
sedang berbicara dengan temannya, saat melakukan
wawancara partisipan menjawab dengan nada suara
yang kecil, wajah sedih, namun tatapan matanya
selalu pada peneliti saat berbicara, saat wawancara
partisipan sering menganggukkan kepala ke atas
dan bawah dan kedua tangannya selalu memegang
trali, wawancara yang keempat, saat peneliti datang
partisipan sedang berdiri berjejeran bersama temantemannya di depan trali besi untuk menunggu orang
yang datang menjenguk mereka. Saat melakukan
wawancara
wajah
bersemangat,
suaranya
partisipan
matanya
tidak begitu
40
sedikit
terlihat
tidak
bengkak,
nada
bersemangat.
partisipan
kadang
saat
wawancara
kepalanya
sering
di
sandarkan di trali dan kedua tangannya selalu
memegang trali. wawancara yang kelima, saat
peneliti datang partisipan sedang di jenguk oleh
teman-teman nya setelah itu partisipan memanggil
peneliti untuk bergantian dengan teman nya yang
sudah selesai bercerita dengan partisipan, matanya
kelihatan bengkak dan suaranya kedengaran agak
kecil, saat menjawab pertanyaan kadang partisipan
mengkerutkan keningnnya namun pandangan selalu
terarah kepada peneliti, wawancara yang keenam,
Saat peneliti datang partisipan
bersama
teman-temannya,
sedang duduk
peneliti
bersalaman
dengan partisipan, kemudian partisipan tersenyum
sambil mempersilahkan peneliti untuk duduk dan
berbicara bersama-sama, saat itu peneliti meminta
waktu sebentar untuk wawancara P1, saat sedang
wawancara P1 menjawab dengan nada suara yang
tegas, pandangan selalu terarah kepada peneliti,
selalu tersenyum saat melakukan wawancara.
b. Narasi P1
Dari hasil kategori-kategori pada P1 (lihat
lampiran
2),
tahapan
41
selanjutnya
peneliti
membangun kategori tersebut dalam bentuk narasi
sebagai berikut.
Partisipan merupakan seorang mahasiswa
asal Halmahera Utara yang berkuliah di UKSW
Salatiga, partisipan mulai kuliah sejak tahun 2013.
Sebelum partisipan datang untuk kuliah di UKSW
Salatiga, partisipan sudah tahu dan sudah pernah
mengkonsumsi minuman keras. Sejak awal pertama
kuliah, partisipan sering mengkonsumsi minuman
keras bahkan hampir setiap hari, partisipan sering
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan
teman-temannya. Jika membeli minuman keras,
pertisipan menggunakan uang yang dikirim oleh
orang tua nya untuk keperluan sehari-harinya.
Partisipan mengerti dan
suka dengan
minuman keras, karena P1 sudah mengkonsumsi
minuman keras sejak masih di bangku SMA hingga
sekarang P1 kuliah masih sering mengkonsumsi
minuman keras bersama dengan teman-temannya.
P1 sering mengkonsumsi minuman keras
bersama dengan teman-teman dengan berbagai
etnis lainnya seperti etnis Jawa, Manado, Kupang
dll. P1 sering membeli minuman keras dengan
42
menggunakan
uang
dari
orang
tuanya
yang
seharusnya digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Karena keseringan mengkonsumsi minuman keras
membuat
partisian
sering
mendapat
masalah
seperti perkelahian.
Kejadian yang pertama dilakukan partisipan
bersama dengan teman-temannya
terjadi ketika
mereka sedang mengkonsumsi minuman keras
(Tuak).
Akibat
dari
kebanyakan
mengkonsumsi
minuman keras mengakibatkan P1 bersama temanteman tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan
tidak mendengarkan teguran orang lain, P1 merasa
tidak senang dengan teguran orang lain karena
mereka dianggap bercerita dengan suara yang
keras sehingga ditegur dan P1 tidak terima ditegur
seperti itu dan dalam kondisi yang sedang mabuk
mengakibatkan P1 tidak dapat berpikir dengan
positif sehinga P1 dan teman-temannya berkelahi
dengan orang tersebut hingga mereka semua
dibawa di kepolisian untuk menyelesaikan masalah,
masalah
tersebut
diselesaikan
menanggung hukuman pidana.
43
dan
tidak
Partisipan
melakukan
perkelahian
yang
kedua dalam kondisi yang sedang mabuk, P1 saat
itu sedang mengkonsumsi minuman keras bersama
dengan teman-temannya di dekat sawah, dan saat
mereka sedang minum-minum ada yang menegur
mereka karena terlalu ribut, namun teguran orang
ini dianggap tidak baik oleh P1
dan teman-
temannya sehingga mereka langsung memukul
orang tersebut hingga masalah tersebut harus
berurusan dengan pihak kepolisian, akibat masalah
tersebut
P1
dan
teman-temannya
diminta
membayar kepada korban tersebut sebesar 20 juta
rupiah,
namun
saat
itu
mereka
melakukan
penawaran hingga P1 dan teman-temannya hanya
membayar kerugian kepada korban sebesar 10 juta
rupiah. P1 dan teman-temannya diberi kesempatan
dalam satu minggu untuk melunasi uang tersebut
dan dalam waktu kurang lebih satu minggu P1 dan
teman-teman mengumpulkan uang mereka untuk
membayar tuntutan tersebut.
Minuman keras membuat P1 mendapatkan
dampak yang tidak baik, secara pribadi P1 sudah
dua kali diusir dari tempat
44
kos nya akibat
mengkonsumsi minuman keras dan menimbulkan
keributan akibat suara mereka yang keras membuat
orang disekitar merasa terganggu sehingga P1
harus dikeluarkan dari tempat kos nya. Saat
kehabisan minuman dan P1 dan teman-teman
masih ingin untuk mengkonsumsi minuman keras
namun tidak ada uang yang cukup untuk membeli
minuman keras mereka menukarkan minuman
keras dengan Handphone dari salah seorang teman
dan menebus kembali handphone tersebut dengan
masing-masing dari teman yang saat itu sedang
minum untuk patungan dan mengambil kembali
barang tersebut.
Dalam menjalani perkuliahan terkadang P1
tidak mengikuti perkuliahan tersebut akibat sedang
dalam kondisi mabuk dan tidak sempat untuk
berangkat kuliah namun masalah itu tidak terlalu
berpengaruhi terhadap perkuliahan P1 namun
dengan
adanya
masalah
perkelahian
yang
mengakibatkan korban meninggal sehingga P1
harus menanggung hukuman pidana sehingga
perkuliahan nya tidak dapat dilanjutkan sebagimana
biasanya.
45
Masalah yang serius yang harus di tanggung
oleh partisipan akibat mabuk, saat itu P1 dan 3
orang temannya sedang minum minuman keras
sekitar 10 liter (Tuak), setelah selesai minum, P1
dan teman-temannya berencana untuk karaoke, dan
saat itu juga mereka pergi ke tempat karaoke
tersebut, saat sedang karaoke salah satu teman
dari P1 keluar dari ruang dan tanpa sengaja melihat
teman cewek dari korban yang juga dikenal oleh
teman P1 tersebut, kemudian teman P1 menegur
cewek tersebut namun teman dari cewek tersebut
tidak senang karena ditegur oleh orang lain, saat itu
pun teman P1 dipukul oleh korban dan tanpa
sengaja P1 mendengar suara orang berkelahi dan
P1 langsung menghampiri mereka dan kemudian
korban memukul P1 dan teman-temannya, karena
sama-sama dalam kondisi mabuk dan tidak dapat
mengontrol diri dengan baik maka P1 tanpa berpikir
panjang langsung menghajar korban hingga terjatuh
ke lantai dan P1 terus menghajar korban dan
menginjak di belakang kepala nya korban hingga
korban tidak bisa bangun lagi, dan saat itu ada polisi
yang datang untuk mengamankan mereka dan P1
46
dan teman-temannya dibawa ke kantor polisi
bersama dengan teman-teman dari korban untuk
menyelesaikan masalah di kepolisian, dan korban
yang dipukul oleh P1 langsung dilarikan ke Rumah
Sakit dan beberapa jam kemudian koban meninggal
akibat cedera di belakang kepalanya yang sangat
parah, karnah korban meninggal dunia maka P1
dan 3 orang temannya diperiksa hingga P1 dan
salah satu temannya harus dijerat dalam penjara
dan harus menanggung hukuman pidana akibat
perilaku yang telah dilakukan P1 hingga korban
meninggal dunia.
Karena keseringan mengkonsumsi minuman
keras sehingga P1 mengalami masalah dengan
lambungnya hingga P1 muntah yang berlebihan dan
tidak mampu menahan sakit sehingga P1 harus
pergi ke poliklinik untuk berobat.
Perasaan orang tua dari P1 saat mendengar
kejadian tersebut, membuat orang tua P1 sedih dan
marah dan sedih karena P1 telah melakukan hal
tersebut, namun sejalan dengan hukuman yang
yang dijalani begitu berat membuat keduan orang
tua partisipan tidak menyimpan marah kepada
47
partisipan lagi sehingga mereka selalu memberikan
semangat dan perhatian kepada partisipan.
P1 berjanji kalau nanti setelah selesai
menjalani
hukuman
pidana,
P1
mau
untuk
mengurangi minuman keras dan tidak mau lagi
untuk membuat kekacauan seperti yang telah dia
lakukan sekarang. P1 sudah tidak mau lagi
menanggung masalah akibat minuman keras dan
membuat dia harus merasakan sakitnya saat
berada dalam penjara.
2. Gambaran Umum P2
Nama
:J
Tempat, tanggal lahir
: Tobelo 12 Januari 1993
Jenis kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Hukum
Angkatan
: 2012
Status
: Belum menikah
Agama
: Kristen
Alamat
: Kauman, Salatiga
Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara
48
Partisipan sedang menjalani kuliah di UKSW
Salatiga,
partisipan
berkuliah
sejak
tahun
2012,
partisipan berasal dari Halmahera Utara. Sejak awal
kuliah partisipan belum mengenal minuman keras namun
pada umur 20 tahun partisipan sudah mengenal
minuman keras dan sering minum bersama dengan
teman-temannya. Dari minuman keras juga partisipan
bisa mendapat banyak teman namun partisipan juga
pernah mendapat masalah akibat konsumsi minuman
keras.
a.
Laporan Observasi Partisipan Kedua
Wawancara dilakukan pada tanggal 13 Agustus
2016,
tepatnya
pukul
18.00-19.00
WIB,
sebelum
melakukan wawancara peneliti sudah melakukan kontrak
waktu
dan
menjelaskan
tujuan
penelitian
kepada
partisipan. Peneliti datang ke kos P2 sekitar pukul 17.50
WIB. Saat peneliti datang P2 sedang duduk santai di
depan kamar nya sambil menghisap rokok, kemudian P2
mengambil tempat duduk untuk peneliti, saat wawancara
P2 menjawab dengan suara yang tegas dan pandangan
yang terarah kepada peneliti, namun saat ada telpon dan
sms P2 meminta waktu sebentar untuk menjawab telpon
atau sms yang masuk. Selama wawancara berlangsung
49
P2 tidak berhenti menghisap rokok, ada 3 batang rokok
yang dihabiskan selama wawancara, wawancara yang
kedua dilakukan di tempat yang sama yaitu di kosnya P2.
Saat peneliti datang P2 sedang duduk di dalam
kamarnya, di dalam kamarnya ada 3 botol minuman Bir
yang sudah kosong dan 2 bungkus rokok yang ada di
meja kamarnya,
dan juga ada sekitar 10 botol bekas
minuman berlebel yang diletakan di rak di dinding
kamarnya sebagai hiasan.
Saat
wawancara P2
menjawab dengan suara yang kurang bersemangat dan
pandangannya terkadang mengarah ke atas sambil
menghisap rokok dan sering memalingkan kepalanya kiri
kanan
sampai
berbunyi.
Selama
wawancara
P2
menghabiskan kurang lebih 2 batang rokok, wawancara
yang ketiga dilakukan di tempat yang sama. Saat peneliti
datang P2 sedang duduk dalam kamarnya sambil
bermain permainan di komputernya, saat peneliti masuk
untuk melakukan wawancara P2 berhenti bermain
permainan dan mempersilahkan peneliti untuk duduk dan
melakukan
wawancara,
selama
wawancara
P2
menjawab semua pertanyaan dengan suara yang begitu
semangat dan pandangan selalu ke arah peneliti saat
wawancara berlangsung, P2 meminta ijin kepada peneliti
50
untuk menghisap rokok, selama wawancara P2 hanya
menghabiskan satu batang rokok saja, wawancara yang
keempat dilakukan di tempat yang sama. Saat peneliti
datang partisipan P2 sedang duduk di depan kamar nya
sambil menghisap rokok dan kemudian P2 mengambil
kursi untuk peneliti duduk, selama wawancara P2
menjawab dengan nada suara yang tegas, pandangan
selalu terarah pada peneliti, namun kadang P2 menjawab
pertanyaan sambil mengangguk-angguk kepalanya, dan
juga
mengangkat keningnya, selama wawancara P2
menghisap rokok sekitar 2 batang rokok, wawancara
yang kelima, dilakukan di tempat yang sama. Saat
peneliti datang partisipan 2 (Sdr.J) sedang membaca
buku di dalam kamar nya, saat peneliti datang P2
mempersilahkan
peneliti
masuk,
saat
wawancara
berlangsung P2 menjawab dengan suara yang tegas,
pandangan selalu kepada peneliti, dan saat wawancara
P2 terlihat sering senyum saat menjawab pertanyaan.
b.
Narasi P2
Dari hasil kategori-kategori pada P1 (lihat lampiran
2), tahapan selanjutnya peneliti membangun kategori
tersebut dalam bentuk narasi sebagai berikut.
51
Partisipan adalah seorang mahasiswa asal
Halmahera Utara yang saat ini sedang menjalani studi di
UKSW, P2 adalah seorang yang suka dengan minuman
keras, P2 mengenal minuman keras sejak berusia 20
tahun dan sampai sekarang P2 masih mengkonsumsi
minuman keras.
Uang yang digunakan P2 untuk
membeli minuman keras adalah uang dari hasil kerja P2
sendiri, P2 bekerja sebagai supir dan mempunyai tempat
makan sendiri dan dari hasil kerja nya itu P2 pakai untuk
keperluan dan membayar biaya kulia nya selama ini, dan
juga jika membeli minuman keras P2 menggunakan uang
hasil kerjanya tersebut.
P2
sering mengkonsumsi
minuman keras bersama dengan teman-temannya.
P2 mengatakan bahwa minuman keras adalah,
minuman yang mengandung alkohol, minuman yang jika
kita minum membuat kita menjadi mabuk dan hilang
kontrol dalam diri yaitu seperti berbicara sembarang,
berjalan tidak dengan sebagaimana biasanya. P2 sering
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan temantemannya , dari berbagai etnis seperti: etnis Jawa,
Maluku, Manado, NTT dll.
Selama P2 tinggal di kamar kos, P2 belum pernah
diusir karena melakukan kesalahan ataupun keributan
52
akibat minuman keras, selama P2 sedang dalam kondisi
mabuk P2 tidak pernah membuat keributan dengan
orang disekitar dimana dia tinggal, dan tidak pernah
melakukan perkelahian atau keributan saat sedang
mengkonsumsi minuman keras di kamarnya.
P2 pernah melakukan perkelahian di lingkungan
kampus saat sedang melihat pertandingan bola kaki
antar fakultas dan pada saat itu P2 sedang dalam kondisi
mabuk,
saat
pertandingan
berlangsung
ada
kesalahpahaman antara P2 dan teman nya sehingga
pada saat itu juga P2 melakukan perkelahian dengan
temannya
tersebut
di
dalam
lingkungan
kampus,
permasalahan tersebut dibawa sampai ke Pembantu
Rektor III (PR III) dan masalah tersebut diselesaikan
dengan baik dan persetujuan P2 dengan PR III saat itu
adalah, jika P2 melakukan hal yang sama dalam
lingkungan kampus lagi maka P2 akan dikeluarkan dari
kampus.
Akibat sering mengkonsumsi minuman keras,
terkadang P2 tidak mengikuti perkuliahan akibat sedang
dalam kondisi mabuk, namun P2 pernah masuk kelas
dengan kondisi sedang mabuk dan tidak bisa mengikuti
perkuliahan
dengan
baik.
53
Selain
itu
P2
pernah
melakukan perkelahian dengan orang yang tidak mereka
kenal, akibat sudah terpengaruh minuman keras dan
tidak dapat mengontrol diri dengan baik sehingga pada
saat P2 dan teman-teman nya sedang minum minuman
keras dan berbicara dengan nada suara yang keras dan
membuat orang yang saat itu sedang mengkonsumsi
minuman keras di sekitar mereka tidak suka dan akhirnya
menegur mereka namun P2 dan teman-teman tidak
menerima dengan baik teguran mereka dan akihirnya
membuat keributan dan bertengkar hingga permasalah
tersebut harus berurusan dengan pihak kepolisian, dan
permasalah tersebut dia selesaikan dengan damai dan
P2 dan teman-temannya membayar kesalahan mereka
kepada korban dan mereka pun berdamai sehingga
masalah tersebut tidak berlanjut panjang .
Setelah mengkonsumsi minuman keras partisipan
merasa sakit pada lambungnya hingga muntah yang
berlebihan, partisipan sudah pernah beberapa kali
merasakan sakit pada lambungnnya, setelah mengurangi
minuman keras partisipan sudah tidak merasakan sakit
seperti sebelumnya.
P2 sudah dua kali nya melakukan perkelahian
bersama dengan teman-temannya sementara dalam
54
kondisi
yang
sedang mabuk,
permasalahan
yang
pertama, P2 melakukan perkelahian akibat mabuk hingga
berurusan
dengan
pihak
kepolisian
namun
tidak
menanggung hukuman pidana. Permasalahan yang
kedua yaitu saat P2 dan teman-temannya sedang
mengkonsumsi minuman keras hingga mabuk dan
melanjutkan nongkrong sambil karoke di tempat karoke,
saat tiba di tempat karaoke P2 sudah tidak menahan
kantuk dan langsung tidur di tempat tersebut, saat P2
kaget karena mendengar keributan yang dilakukan teman
minum nya P2 sudah melakukan perkelahian dengan
orang lain maka P2 terbangun dan pada saat itu P2
sudah melihat ada pihak kepolisian yang sudah datang
untuk mengamankan masalah tersebut dan pada saat itu
P2 dan teman-temannya beserta korban dibawa ke
kantor Polres Salatiga dan diminta keterangan, dan pada
akhirnya P2 tidak dinyatakan bersalah karena pada saat
itu P2 tidak melakukan kekerasan sama sekali namun P2
tetap diselidiki saat itu, dan setelah melakukan proses
demi proses P2 tidak dinyatakan bersalah dan tidak
menanggung
hukuman
pidana
seperti
dua
orang
temannya yang harus menanggung hukuman tersebut di
dalam rumah tahanan.
55
Saat mendapat kejadian hingga harus berurusan
dengan pihak kepolisian membuat orang tua dari P2
merasa
sangat
sedih
mendengar
anaknya
telah
melakukan hal tersebut, mabuk-mabukan dan melakukan
perkelahian dengan orang lain, saat itu P2 memberi tahu
orang tuanya dan meminta maaf atas segala perilaku
yang telah dia lakukan membuat orang tuanya sedih.
Sebelum mendapat masalah yang kedua yang
telah P2 alami bersama teman-temannya di tempat
karaoke, P2 tidak mau untuk mengurangi minuman keras
karena sudah terbiasa minum dan sudah sulit untuk
melepasnya, namun setelah kejadian yang kedua ini
yang menyebabkan ada korban yang meninggal akibat
dipukul oleh teman baik dari P2 sehingga membuat P2
ada niat yang timbul untuk mulai mengurang minuman
keras dan tidak mau untuk melakukan perkelahian lagi.
4.3 Hasil
a.
Pemahaman partisipan tentang minuman keras
Kedua partisipan mempunyai pemahaman yang sama
tentang minuman keras, menurut P1 minuman keras itu
minuman yang jika diminum membuat kita pusing dan
mabuk dan pendapat P2 tidak jauh berbeda dengan P1
yaitu, minuman keras minuman yang memabukan yang
56
jika di minum membuat kita kehilangan kontrol saat
berbicara dan juga membuat pusing.
b.
Perilaku kekerasan yang dilakukan terjadi ketika sudah
mengkonsumsi minuman beralkohol
P1 pernah melakukan perkelahian beberapa kali, yang
pertama saat P1 dalam keadaan mabuk dan melakukan
perkelahian dengan orang lain yang saat itu menegur
mereka karena mabuk dan berbicara dengan suara yang
keras, yang kedua P1 melakukan perkelahian juga dengan
orang yang saat itu sedang minum di samping mereka,
perkelahian terjadi P1 diitegur dan teguran tersebut
dianggap menyinggung dan menimbulkan perkelahian,
dan yang ketiga, saat itu P1 sedang mabuk dan
melakukan perkelahian hingga korba meninggal dunia. Hal
yang sama dialami oleh P2 juga pernah melakukan
perkelahian saat dalam keadaan mabuk, perkelahian
tersebut terjadi di lingkungan kampus saat P2 sedang
melihat pertandingan bola kaki, perkelahian berikut nya
terjadi karena ditegur juga saat dalam keadaan mabuk dan
membuat keributan dengan orang lain, dan perkelahian
berikutnya P2 tidak melakukan perkelahian namun saat itu
berada di tempat kejadian bersama teman-temannya.
57
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan, saat
partisipan sedang mengkonsumsi minuman keras mereka
juga sering menghisap rokok, rokok yang dihabiskan
sekitar dua batang rokok dalam 1 atau 2 jam, jika mereka
menghabiskan 5 sampai 6 jam untuk mengkonsumsi
minuman keras maka jumlah rokok yang dihisap akan
semakin bertambah, partisipan juga tidak bisa mengurangi
rokok karena telah menjadi kebiasaan bagi partisipan.
Begitu juga dengan minuman keras jika partisipan
mengkonsumsi minuman keras bersama dengan temanteman maka minuman yang dihabiskan akan lebih banyak
dari pada partisipan mengkonsumsi minum sendirian.
c.
Dampak yang terjadi akibat konsumsi minuman keras
Karena sering mengkonsumsi minuman keras P1
pernah beberapa kali diusir dari kamar kos akibat masalah
yang sama yaitu sering mengkonsumsi minuman keras
dan membuat orang di sekitar tidak nyaman dengan
keributan mereka, perilaku tersebut membuat hubungan
P1 dengan orang sekitar dia tinggal tidak nyaman. P1
pernah tidak mengikuti perkuliahan akibat sedang dalam
kondisi mabuk. Sedangkan P2 tidak pernah di usir dari
kamar kos nya karena P2 tidak pernah membuat keributan
di kamar kos nya. Terkadang P2 tidak mengikuti
58
perkuliahan karena dalam kondisi yang sedang mabuk.
Dampak kesehatan yang dialami oleh kedua partisipan
yaitu masalah pada bagian lambung akibat sering
mengkonsumsi minuman keras, P1 pernah mengalami
muntah yang berlebihan setelah mengkonsumsi minuman
keras, saat mengalami masalah tersebut P1 langsung
pergi memeriksakan dirinya di Poliklinik dan ternyata P1
mengalami gangguan pada lambung akibat keseringan
mengkonsumsi minuman keras dan lupa makan. P2 juga
pernah mengalami masalah dengan lambung sudah tiga
kali, masalah pada lambung yang P2 rasakan saat setelah
mengkonsumsi minuman keras dan saat mau makan P2
tidak bisa makan dengan baik namun P2 mengalami sakit
pada lambung hingga muntah dan saat itu P2 langsung
pergi ke dokter untuk berobat, dan saat mengurangi
minuman keras P2 tidak pernah mengalami sakit pada
lambungnnya lagi.
d.
Permasalahan
yang
harus
berurusan
dengan
kepolisian
Akibat minuman keras, P1 pernah beberapa kali
berurusan dengan pihak kepolisian karena melakukan
perkelahian,
yang
pertama
P1
berurusan
dengan
kepolisian namun masalah tersebut dapat diselesaikan
59
dengan damai dan tidak merugikan P1 maupun temantemannya, masalah yang kedua yang berurusan dengan
kepolisian hingga P1 dan teman-teman harus membayar
kerugian
sebesar 10 juta kepada korban dan masalah
terselesaikan, dan masalah yang ketiga, P1 melakukan
perkelahian hingga korban yang dipukul meninggal dunia
dan masalah tersebut membuat P1 harus menanggung
hukuman nya dan harus menjalani hukuman pidana yang
telah ditentukan. P2 pernah melakukan perkelahian hingga
harus berurusan dengan pihak kepolisian, masalah
tersebut membuat P2 dan teman-teman harus membayar
kerugian kepada korban dan masalah selesai, masalah
yang kedua P2 terjadi saat P2 dan teman-teman sedang
dalam kondisi mabuk dan terjadi perkelahian hingga
masalah tersebut harus diselesaikan dengan
pihak
kepolisian namun saat itu P2 tudak melakukan tindakan
kekerasan apapun sehingga P2 tidak menanggung
hukuman pidana seperti kedua temannya.
e.
Reaksi orang tua terhadap masalah yang dialami
partisipan
Kedua orang tua dari P1 sangat sedih dan mara
karena perilaku yang dilakukan P1 membuat P1 harus
menanngung hukuman pidana, namun sejalannya dengan
hukuman yang ditanggung P1, namun setelah beberapa
60
saat orang tua P1 tidak lagi marah dan selalu memberikan
kekuatan kepada P1 untuk tetap sabar dalam menghadapi
hukuman yang ditanggung.
Respon dari orang tua P2 marah dan juga sedih
dengan apa yang telah dilakukan oleh P2.
f.
Ada rencana partisipan kedepannya untuk mengurangi
konsumsi minuman keras.
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan,
sebelum mengalami masalah hingga korban meninggal,
kedua partisipan sering mengkonsumsi minuman keras
bahkan bisa 3 sampa 4 kali dalam seminggu, partisipan
juga bisa menghabiskan minuman sekitar 5 sampai 10
botol Tuak, 2 sampai 3 botol Ciu dengan empat sampai
lima orang dalam satu hari. setelah mengalami masalah
tersebut P2 sudah mengurang minum minuman keras
namun
tidak
bisa
berhenti
sepenuh
nya
untuk
mengkonsumsi minuman keras. Jika ada teman yang
mengajak partisipan untuk minum, partisipan masih ikut
dalam mengkonsumsi minuman keras, karena sudah
menjadi kebiasaan bagi partisipan dalam mengkonsumsi
minuman keras membuat partisipan sulit untuk berhenti
mengkonsumsi minuman keras.
4.4 Pembahasan
61
Bagian
ini menjabarkan
interpretasi
hasil
temuan
penelitian yang kemudian akan dibandingkan dengan konsep,
teori dan penelitian terdahulu untuk melengkapi pembahasan
interpretasi hasil penelitian.
a. Pemahaman partisipan tentang minuman keras
Kedua partisipan mengetahui tentang minuman keras,
menurut kedua partisipan minuman keras adalah minuman
yang membuat pusing dan mabuk hingga kehilangan kontrol
diri. Hal ini sejalan dengan penelitian Suseno, dkk (2014),
bahwa minuman keras bisa menyebabkan seseorang yang
mengkonsumsinya kehilangan kesadaran, tidak mampu
mengontrol perkataan dan tindakan mereka. Selain itu
Soetjiningsih (2004) menjelaskan perilaku minum-minuman
keras adalah bentuk tindakan terhadap penyelahgunaan zat
berupa alkohol sehingga mengalami ketidaksadaran yang
dapat meningkatkan gairah keberanian, reaksi dan tidak
mampu
mengontrol
diri,
disertai
dengan
konsekuensi
timbulnya masalah terhadap hukum, sosial, fisik dan
psikologi.
b. Perilaku kekerasan yang dilakukan ketika sudah
mengkonsumsi minuman beralkohol
62
P1 pernah melakukan perkelahian beberapa kali, yang
pertama P1 melakukan perkelahian dengan orang yang
sedang menegur mereka karena dianggap mengganggu
orang disekitar dengan suara mereka yang begitu keras saat
berbicara, perkelahian yaang kedua terjadi karena P1 dan
teman-temannya minum sambil berbicara dengan suara yang
keras membuat orang lain merasa terganggu hingga menegur
mereka, teguran tersebut membuat P1 dan teman-teman
merasa
tersinggung
hingga
menimbulkan
perkelahian,
kejadian yang ketiga terjadi akibat P1 dan teman-teman
sudah begitu mabuk, saat itu mereka melakukan perkelahian
hingga korban meninggal dunia. Hal ini sejalan dengan
penelitian Suseno, (2014) yang menemukan bahwa orang
yang mengkonsumsi minuman keras akan mengalami
gangguan mental organik yang mengganggu fungsi berpikir,
merasakan
dan
berperilaku.
Mereka
biasanya
akan
mengalami perubahan perilaku seperti ingin berkelahi atau
melakukan tindakan kekerasan lainnya.
Hal yang sama dialami oleh P2 juga pernah beberapa
kali melakukan
perkelahian, yang pertama P2 melakukan
perkelahian di lingkungan kampus saat pertandingan bola
berlangsung, dan kejadian berikutnya terjadi juga dalam
kondisi sedang mabuk dan ditegur hingga menimbulkan
63
perkelahian. Menurut Nadeak (2003), para pecandu alkohol
melakukan tindakan kriminalitas Karena kandungan alkohol
yang menekan pusat pengendalian diri seseorang sehingga
yang bersangkutan menjadi lebih berani dan agresif, serta
emosi dan kontrol diri yang sangat labil, bisa berubah kapan
saja.
Dari hasil observasi yang peneliti dapat bahwa jika
partisipan sedang mengkonsumsi minuman keras bersama
dengan
teman-temanya,
dikonsumsi
akan
maka
jauh
lebih
minuman
banyak
keras
yang
dibandingkan
mengkonsumsi minuman keras sendirian saja. Partisipan aktif
dalam menghisap rokok, partisipan sering menghisap rokok
saat santai dan juga saat dalam mengkonsumsi minuman
keras, rokok yang dihabiskan kurang lebih 7-10 batang rokok
yang dihabiskan sehari bahkan bisa lebih dari itu, partisipan
tidak pernah bisa berhenti menghisap rokok karena telah
terbiasa. Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah
berhenti
merokok
karena
dua
alasan,
yaitu
faktor
ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan faktor psikologis
yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu
jika berhenti merokok (Aula, 2010).
c. Dampak yang terjadi akibat konsumsi minuman
beralkohol
64
P1 pernah diusir dari kamar kos karena sering membuat
orang disekitar merasa terganggu dengan keributan P1 dan
teman-teman. Sedangkan P2 tidak pernah diusir dari kamar
kos karena selama ini P2 tidak pernah melakukan keributan
di kamar kosnya. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat
dari Sudarsono (2008) tentang perilaku menyimpang seperti
perkelahian, kriminalitas dll, yang mengganggu ketentraman
dan
kenyamanan
masyarakat
sebagai
akibat
perilaku
penyalahgunaan alkohol karena sulit mengendalikan pikiran
dan perilakunya.
Dampak kesehatan yang dialami kedua partisipan yaitu
pernah beberapa kali melakukan pemeriksaan di Poliklinik
karena merasa sakit pada lambung sehabis konsumsi
minuman keras, kedua partisipan mengalami muntah yang
berlebihan
sehabis
makan.
Menurut
Nadusel
(2006),
minuman keras dalam jumlah yang banyak dan waktu yang
lama dapat menimbulkan gangguan pola kesehatan fisik.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan menahun dapat
meningkatkan tekanan darah, kerusakan otak, jantung dan
serta hepatitis. Resiko kanker mulut, tenggorokan meningkat
serta akan merusak dinding lambung dan gastrointestinal
(Swart, 2002). Dampak minuman keras telah terbukti menjadi
penyebab dari berbagai penyakit. Dari penyakit yang
65
sederhana sampai yang sangat berbahaya seperti liver akan
merusak jaringan hati gangguan penyerapan zat makanan
dan mengakibatkan kurang gizi, meningkatkan tekanan darah
membuat denyut jantung menjadi tidak normal. Otak bisa
mengakibatkan
hilangnya
sempoyongan,
mengganggu
menurunkan
kemampuan
pengendalian
diri,
kemampuan
intelektual,
membuat
berbicara,
mengakibatkan
hilangnya ingatan, menyebabkan amnesia dan merusak
jaringan saraf (Mohammad, 2006). Kerusakan urat saraf atau
yang disebut polyneuropathy lain juga berhubungan dengan
sakit radang kantong perut dan pengerasan pada bagian hati
(Dordjososwono, 2007 dalam Ulfah, 2005).
d. Permasalahan yang harus berurusan dengan
kepolisian
Akibat minuman keras, P1 pernah dua kali berurusan dengan
pihak kepolisian, dan masalah perkelahian yang ketiga terjadi
saat dalam kondisi mabuk dan P1 melakukan perkelahian
hingga
korban
meninggal
dunia
sehingga
P1
harus
menanggung hukuman pidana yang telah ditentukan. Begitu
juga dengan P2 pernah melakukan dua kali perkelahian saat
dalam kondisi mabuk hingga berurusan dengan pihak
kepolisian namun tidak menanggung hukuman pidana.
Menurut (Azza, 2007 dalam Rini, 2008) minuman keras atau
66
miras mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran,
sehingga kerap melakukan tindakan kejahatan di luar
kesadaran
seperti
mencuri,
memperkosa,
bahkan
membunuh. Hal ini sejalan dengan penelitian Krahe (2005).
Pengaruh alkohol dengan perilaku agresif pada narapidana
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
minum minuman beralkohol dengan perilaku agresif pada
narapidana.
e. Reaksi orang tua terhadap masalah yang dialami
partisipan
Kedua orang tua masing-masing partisipan merasa sedih dan
marah, namun setelah beberapa saat, orang tua sudah tidak
lagi marah dan selalu memberikan kekuatan kepada
partisipan. Hal ini sejalan dengan penelitian Frihastuti (2012)
yang menyatakan bahwa penerimaan orang tua dapat
mendatangkan dampak positif. Semakin tinggi kontrol orang
tua, maka akan semakin rendah perilaku minuman keras.
Selanjutnya Peggyrori (2015) menjelaskan komunikasi yang
baik, penuh pengertian, saling menghargai dan menyayangi,
serta ingin selalu membahagiakan merupakan solusi yang
baik bagi konflik antara orang tua dan anak yang memilih
mengkonsumsi minuman keras.
67
f.
Ada
rencana
partisipan
kedepannya
untuk
mengurangi konsumsi minuman beralkohol
Dari hasil wawancara kedua partisipan memiliki niat untuk
mengurangi
minuman
keras,
karena
sudah
banyak
pengalaman yang buruk seperti perkelahian dan lain-lain
akibat
minuman
keras.
Menurut
Sulistyowati
(2012)
pemahaman akan baik buruk, sesuatu yang boleh dan yang
tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan ajaran
agar selanjutnya sebuah sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Selain itu Peggyrori (2015)
menjelaskan pendidikan yang baik pada seseorang sangat
mempengaruhi cara berpikir sehingga ia menjadi tahu mana
yang baik mana yang buruk, termasuk mengetahui dampak
penyalahgunaan minuman keras akan membawa dampak
yang tidak baik buat kesehatan fisik dan psikis seseorang.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, partisipan 2
belum bisa berhenti untuk mengkonsumsi minuman keras
namun sudah mengurangi dari yang awalnya 5 sampai 10
botol sekarang kurang lebih 3 sampai 4 botol yang
dikonsumsi partisipan bersama teman-temannya, pernyataan
dari hasil wawancara partisipan mengatakan akan berhenti
68
mengkonsumsi minuman keras namun dari hasil observasi
yang peneliti lihat partisipan belum berhenti namun hanya
mengurangi jumlah minuman yang sering dikonsumsi nya.
Faktor-faktor internal penyebab penyalahgunaan alkohol
antara lain adalah karena seseorang itu sendiri ketagihan,
yang membuatnya tidak dapat berkata tidak terhadap alkohol
(Jauhari, 2004). Pendapat tersebut sejalan dengan (Nadusel,
2006) alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah
cairan
yang
bila
dikonsumsi
dapat
menyebabkan
ketergantungan fisik maupun psikis seseorang menjadi
ketagihan.
69