TANGGUNG JAWAB LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN ATAS PEMBERIAN DANA SEBAGAI PINJAMAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
ATAS PEMBERIAN DANA SEBAGAI PINJAMAN DIHUBUNGKAN
DENGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Rangga Kumala SM
NPM A10050280
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan
yang dilakukan oleh perusahaan Finansial, di samping kegiatan seperti
leasing, factoring, kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model
pembiayaan konsumen ini sudah jelas, bahwa para konsumen yang
membutuhkan bantuan dana. PT BFI Finance tidak hanya memiliki fungsi
sebagai perusahaan pembiayaan bagi masyarakat yang ingin membeli
kendaraan roda dua secara kredit, tapi juga berfungsi untuk memberikan
pinjaman dana segar/fresh money dengan jaminan kendaraan bermotor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis
Tanggung jawab Perusahaan Pembiayaan Konsumen di PT. BFI Finance
Indonesia Tbk. Terhadap Pihak ketiga yang kendaraan bermotornya
dijadikan jaminan dikaitkan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun
2009 Tentang Perusahaan Pembiayaan.
Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif, yaitu dengan cara melakukan inventarisasi hukum positif yang
berkaitan dengan perjanjian pembiaayaan konsumen di hubungkan
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009. Spesifikasi
penelitian pada penulisan ini adalah bersifat Deskriptif analisis yaitu
disamping menggambarkan tentang permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan
sebagai pihak pertama (kreditor) ketika menerima kendaraan dari pihak
kedua (debitor) untuk dijadikan jaminan pinjaman dana, hanya sebatas
pada memastikan bahwa debitor merupakan orang yang layak untuk
menerima pinjaman tersebut dan memiliki kemampuan dalam
mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Sedangkan untuk pihak ketiga tidak dilibatkan apabila
terjadi kredit macet pembayaran cicilan pinjaman yang dialami oleh pihak
kedua meskipun benda yang di jaminkan tersebut milik pihak ketiga.
i
ATAS PEMBERIAN DANA SEBAGAI PINJAMAN DIHUBUNGKAN
DENGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Rangga Kumala SM
NPM A10050280
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan
yang dilakukan oleh perusahaan Finansial, di samping kegiatan seperti
leasing, factoring, kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model
pembiayaan konsumen ini sudah jelas, bahwa para konsumen yang
membutuhkan bantuan dana. PT BFI Finance tidak hanya memiliki fungsi
sebagai perusahaan pembiayaan bagi masyarakat yang ingin membeli
kendaraan roda dua secara kredit, tapi juga berfungsi untuk memberikan
pinjaman dana segar/fresh money dengan jaminan kendaraan bermotor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis
Tanggung jawab Perusahaan Pembiayaan Konsumen di PT. BFI Finance
Indonesia Tbk. Terhadap Pihak ketiga yang kendaraan bermotornya
dijadikan jaminan dikaitkan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun
2009 Tentang Perusahaan Pembiayaan.
Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif, yaitu dengan cara melakukan inventarisasi hukum positif yang
berkaitan dengan perjanjian pembiaayaan konsumen di hubungkan
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009. Spesifikasi
penelitian pada penulisan ini adalah bersifat Deskriptif analisis yaitu
disamping menggambarkan tentang permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan
sebagai pihak pertama (kreditor) ketika menerima kendaraan dari pihak
kedua (debitor) untuk dijadikan jaminan pinjaman dana, hanya sebatas
pada memastikan bahwa debitor merupakan orang yang layak untuk
menerima pinjaman tersebut dan memiliki kemampuan dalam
mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Sedangkan untuk pihak ketiga tidak dilibatkan apabila
terjadi kredit macet pembayaran cicilan pinjaman yang dialami oleh pihak
kedua meskipun benda yang di jaminkan tersebut milik pihak ketiga.
i