Tinjauan Hukum Tentang Perjanjian Pembiayaan Dana Tunai Dikaitkan dengan PERPRES No 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan PMK No.84./PMK.12/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan.
TINJAUAN HUKUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN DANA
TUNAI DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9
TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO.84/PMK.012/2006
TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Ricardo Nathanael Ginting
110110090375
ABSTRAK
Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan
nasional merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang
adil dan makmur. Para pelaku pembangunan memerlukan modal yang
besar,
dalam
rangka
meneruskan
pembangunan
yang
berkesinambungan. Kebutuhan akan modal teratasi dengan hadirnya
lembaga pembiayaan, khususnya perusahaan pembiayaan. Seiring
dengan terus berkembangnya perusahaan pembiayaan di Indonesia,
maka berkembang pula jenis usaha yang dipasarkan kepada masyarakat,
yaitu pembiayaan dana tunai. Permasalahan muncul ketika pembiayaan
dana tunai memiliki karakteristik yang tidak sama dengan karakteristik
keempat jenis pembiayaan sebagaimana diatur di dalam Peraturan
Menteri
Keuangan
No.84/PMK.012/2006
tentang
Perusahaan
Pembiayaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pembiayaan dana tunai masuk ke dalam kategori jenis pembiayaan yang
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terkait dan mengetahui akibat hukum terhadap
lahirnya perjanjian pembiayaan dana tunai antara perusahaan
pembiayaan dengan konsumen.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Spesifikasi penelitian yang
digunakan adalah deskriptif analitis sehingga didapatkan gambaran yang
komprehensif melalui suatu proses analisis.
Bedasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui pertama, usaha
pembiayaan dana tunai tidak sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku mengenai perusahaan pembiayaan karena
perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus menjalankan
empat kegiatan usaha (pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak
piutang, dan usaha kartu kredit). Kedua lahirnya perjanjian pembiayaan
dana tunai antara perusahaan pembiayaan dengan konsumen berakibat
batal demi hukum.
iv
TUNAI DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9
TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO.84/PMK.012/2006
TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Ricardo Nathanael Ginting
110110090375
ABSTRAK
Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan
nasional merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang
adil dan makmur. Para pelaku pembangunan memerlukan modal yang
besar,
dalam
rangka
meneruskan
pembangunan
yang
berkesinambungan. Kebutuhan akan modal teratasi dengan hadirnya
lembaga pembiayaan, khususnya perusahaan pembiayaan. Seiring
dengan terus berkembangnya perusahaan pembiayaan di Indonesia,
maka berkembang pula jenis usaha yang dipasarkan kepada masyarakat,
yaitu pembiayaan dana tunai. Permasalahan muncul ketika pembiayaan
dana tunai memiliki karakteristik yang tidak sama dengan karakteristik
keempat jenis pembiayaan sebagaimana diatur di dalam Peraturan
Menteri
Keuangan
No.84/PMK.012/2006
tentang
Perusahaan
Pembiayaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pembiayaan dana tunai masuk ke dalam kategori jenis pembiayaan yang
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terkait dan mengetahui akibat hukum terhadap
lahirnya perjanjian pembiayaan dana tunai antara perusahaan
pembiayaan dengan konsumen.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Spesifikasi penelitian yang
digunakan adalah deskriptif analitis sehingga didapatkan gambaran yang
komprehensif melalui suatu proses analisis.
Bedasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui pertama, usaha
pembiayaan dana tunai tidak sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku mengenai perusahaan pembiayaan karena
perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus menjalankan
empat kegiatan usaha (pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak
piutang, dan usaha kartu kredit). Kedua lahirnya perjanjian pembiayaan
dana tunai antara perusahaan pembiayaan dengan konsumen berakibat
batal demi hukum.
iv