Membangun Hutanku.
Pikiran Rakyat
.
o
o Senin
OJan
0
18
19
OPeb
!£)
.Mar
7
21
OApr
o Kamis
Rabu
456
123
17
Selasa
22
OMei
8
23
9
OJun
Membangun
Jumat
10
24
12
11
25
OJul
o Sabtu
o Minggu
13
26
27
0 Ags
OSep
14
28
OOkt
T
Degradasi hutan
Di Jawa Barat, peran sektor
kehutanan penting untuk pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Hal inidapat diketahui dari besamya potensi hutan di Jawa Barat yang
meliputi areal lebih dari
700.000 hektare atau 23% dari
luas Jawa Barat, meskipun menurut UU 41/1999 tentang Kehutanan, luas hutan Jawa Barat
masih di bawah persyaratan luas minimal hutan, yaitu 30%
dari luas total wilayah. Gangguan terhadap hutan ditunjukkan dari 23% luas kawasan hutan, yang mempunyai t~akan
hutan utuh kurang dari 10%.
Fakta lain yang menunjukkan
seriusnya persoalan keberadaan hutan di Jawa Barat adalah
meningkatnya penyimpangan
rencana tata ruang wilayah
(RTRW). Sebagian penyimpangan tersebut teIjadi di kawasan hutan. Penyimpangan
RTRW dari tahun ke tahun
persentasenya meningkat. Pada
1995, penyimpangan terhadap
RTRWadalah 13%. Pada 1997,
angka penyimpangan meningkat dua kali menjadi 27% dari babkan oleh faktor teknis, yaitotal wilayah Jawa Barat (Pikir- tumasalah silvikultur, regulaan Rakyat, 7/7/1997). Pada si, dan kelembagaan.
2002, penyimpangan pemanfaApabila kegagalan program
atan ruang terhadap RTRW GNRHL disebabkan oleh niameningkat menjadi 35% (Pikir- salah teknis, seharusnya peran Rakyat, 28/8/2002), dan baikan teknis pelaksanaan
penyimpangan tersebut tidak program GNRHL telah dapat
jauh berbeda untuk tahun
menyelesaikan masalah. Fak2006, yaitu 33% (Pikiran Rak- . tanya setelah lebih dari dua
yat,25/6/2006).
puluh tahun, keberhasilan
Ancaman terhada~ keberprogram GNRHL belum seadaan hutan dipetberat de- perti yang diharapkan. Oleh
ngan fakta bahwa tingkat ke- karena itu, ke depan, persoalberhasilan program reboisasi
an-persoalan sosial, ekonomi,
dan penghijamin (GNRHL) di budaya sebagai penyebab keJawa Barat masih repdah. Da- gagalan perlu memperoleh
ri 32 juta pohon yang ditanam
perhatian lebih besar.
melalui program
GNRHL
2003, 19juta pohon (59%) tiReorientasj
dak mampu bertahan (Pikiran
Kegagalan pembangunan
Rakyat, 8/1/2007). Saat ini, kembali hutan selama ini terjaangka keberhasilan diperkiradi selain karena orientasi prokan kurang dari 50%. Secara jek, juga terlalu fokus pada manasional, fenomena kegagalan salah teknis. B~yak kasus meprogram reboisasi dan penghi- nunjukkan bahwa persoalan
jauan juga serupa, yaitu angka pembangunan hutan sering terkeberhasilan program reboisa- kait dengan aspek sosiaJ.-ekonosi sekitar 20% (Seminar Badan mi. Selama kemiskinan di desa
Planologi Dephut, 2005). Pe- belum dapat ditangani, peramnyebab kegagalan program
bahan hutan akan berlanjut.
tersebut dilapork_anle~ih dise- !lPaya pengenda}ia~ peram.:.
Kliping
Humos
ONov
16.
30
31
ODes
Hutanku
Oleh CHAY ASDAK
ANGGAL 20 Maret dicanangkan sebagai Hari
Kehutanan
Sedunia.
Hari itu diperingati karena hutan adalah sumber daya yang
menopang kehidupan manUsia.
Hutan menciptakan iklim mikro yang memungkinkan manusia menikmatl, tidak hanya kenyamanan yahg tercipta oleh. nya, tetapi juga menyediakan
jasa lingkungan dalam bentuk
keanekaan hayati dan air yang
menjadi sumber kehidupan manusia. Sayang sekali hutan tersebutsaatinisedangterancam
keberadaannya oleh manusia
'yang ironisnya kehidupannya
bergantung pada keberadaan
hutan. Oleh karena itu, pada
Hari Kehutanan ini mari kita
kontemplasi sejenak sambi! memikirkan bagaimana menyelamatkan hutan, dan dengan demikian, terjadi kelangsungan
kehidupan yang berkualitas di
tatar Sunda yang kita cintai ini.
15
29
Unpod
2009---
bahan hutan seharusnya fokus
pada penciptaan pekerjaan bagi warga desa hutan tersebut.
Sementara, hutannya sendiri
mampu tumbuh dengan sendi.rinya, sepanjang tidak diganggu
manusia ataupun temak.
Hasil penelitian
Coster
(1938) di Ciwidey, Jawa Barat
menunjukkan bahwa hanya dalam waktu kurang clari enam
bulan, fungsi hidrologis hutan
yang ditebang telah pulih kembali seperti sebelum penebangan. Hasil penelitianinijuga menunjukkan bahwa erosi meningkat hingga 140 kali sedangkan air larian meningkat hingga 4,5 kali ketika tumbuhan bawah dan serasah dihilangkan.
Ini konsisten dengan hasil penelitian
Lembaga Ekologi
(1983) di Jatiluhur dan penelitian As9.ak (2005) di Soreang.
Kesimpulan dari ketiga pen elitian ini adalah bahwa yang menentukan terganggunya rezim
hidrologi adalah tumbuhan bawah dan serasah. Keberadaan
pohon tanpa tumbuhan bawah
dan serasah bahkan meningkatkan air larian dan erosi.
Jawa Barat dengan karakter
alam rawan bencana alam, seharusnya tujuan program GNRHL diarahkan meningkatkan
pasokan air tanah dan mengurangi erosi. Apabilaini prioritasnya, penutupan vegetasi pada lahan kritis dalam bentuk
semak belukar cukup efektif.
Dengan curah hujan tinggi dan
tanah vulkanik yang.subur, untuk menumbuhkan hutan secara alami tidak terlalu sulit. Syaratnya, jangan diganggu dan biarkan alam bekerja berdasarkan kaidah-kaidahnya.
Oleh karena itu, ke depan, di--- progr _am_
.Rerluk.?n -reorientasi
GNRHL. Perlu evaluasi untuk . kepentingan menjaga hutan,
menentukan prioritas dan cara karbon yang tersimpan tersebut diberikan kepada warga
pembangunan hutan. Untuk
desa hutan. Status lahan hutan
hutan lindung dan hutan konservasi di wilayah terpeneil, re- tetap milik negara. Valas yang
habilitasi hutan dilakukan seca- diperoleh dari REDD adalah
ra alamiah. Penanaman pohon
milik warga desa hutan untuk
modal usaha. Dengan cara ini,
dapat dilakukan secara terbatas
masalah kredit bank usaha keuntuk meningkatkan keanekaan hayati. Dengan cara ini, mi- eil yang tidak mempunyai
liaran rupiah dapat dihemat,
agunan dapat terpeeahkan.
sedangkan tujuan substansial
Masyarakat desa hutan senang
GNRHL tercapai. Untuk wila- karena ada sumber pendapatan. Hutanjuga senang karena
yah dengan tekanan penduduk
terhadap hutan tinggi, pencip- tidak diganggu lagi. Semoga
taan pekeIjaan bagi warga desa hut'anku (yang hilang) dapat
tumbuh kembali. ***
hutan harns menjadi prioritas.
Keberhasilan program GNPenulis, staf pengajar FaRHL juga perlu dikaitkan dengan isu pemanasan global kultas Teknologilndustri Permelalui mekanisme Reducing .!anian da!]1J'J:.Mllpp.ad.
Emission from Deforestation
and Degradation
(RED D).
Esensi REDD adalah 'upaya
global untuk mengurangi emisi C02. Kewajiban pengurangan emisi ini diatur dengan eara keIja sarna antara negara
maju dan negara berkembang
yang mengimplementasikan
REDD. Prinsip REDD ialah
berusaha mengurangi emisi
C02 melalui pembangunan
hutan karena hutan berfungsi
sebagai penyimpan kaFbon.
Jumlah pengurangan emisi
C02 itu dihitung dan negara
berkembang dapat menjual
jumlah emisi C02 tersebut kepada negara maju. Salah satu
jenis projek REDD ialah program reboisasi di kawasan hutan yang rusak. Dengan reboisasi itu, hutan yang direhabilitasi menyerap C02 dari udara
dan menyimpannya
dalam
biomass a batang, ranting, daun, akar, dan serasah sehingga
kadar C02 dalam udara turun.
Agar penduduk merasa ber1..-_____
.
o
o Senin
OJan
0
18
19
OPeb
!£)
.Mar
7
21
OApr
o Kamis
Rabu
456
123
17
Selasa
22
OMei
8
23
9
OJun
Membangun
Jumat
10
24
12
11
25
OJul
o Sabtu
o Minggu
13
26
27
0 Ags
OSep
14
28
OOkt
T
Degradasi hutan
Di Jawa Barat, peran sektor
kehutanan penting untuk pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Hal inidapat diketahui dari besamya potensi hutan di Jawa Barat yang
meliputi areal lebih dari
700.000 hektare atau 23% dari
luas Jawa Barat, meskipun menurut UU 41/1999 tentang Kehutanan, luas hutan Jawa Barat
masih di bawah persyaratan luas minimal hutan, yaitu 30%
dari luas total wilayah. Gangguan terhadap hutan ditunjukkan dari 23% luas kawasan hutan, yang mempunyai t~akan
hutan utuh kurang dari 10%.
Fakta lain yang menunjukkan
seriusnya persoalan keberadaan hutan di Jawa Barat adalah
meningkatnya penyimpangan
rencana tata ruang wilayah
(RTRW). Sebagian penyimpangan tersebut teIjadi di kawasan hutan. Penyimpangan
RTRW dari tahun ke tahun
persentasenya meningkat. Pada
1995, penyimpangan terhadap
RTRWadalah 13%. Pada 1997,
angka penyimpangan meningkat dua kali menjadi 27% dari babkan oleh faktor teknis, yaitotal wilayah Jawa Barat (Pikir- tumasalah silvikultur, regulaan Rakyat, 7/7/1997). Pada si, dan kelembagaan.
2002, penyimpangan pemanfaApabila kegagalan program
atan ruang terhadap RTRW GNRHL disebabkan oleh niameningkat menjadi 35% (Pikir- salah teknis, seharusnya peran Rakyat, 28/8/2002), dan baikan teknis pelaksanaan
penyimpangan tersebut tidak program GNRHL telah dapat
jauh berbeda untuk tahun
menyelesaikan masalah. Fak2006, yaitu 33% (Pikiran Rak- . tanya setelah lebih dari dua
yat,25/6/2006).
puluh tahun, keberhasilan
Ancaman terhada~ keberprogram GNRHL belum seadaan hutan dipetberat de- perti yang diharapkan. Oleh
ngan fakta bahwa tingkat ke- karena itu, ke depan, persoalberhasilan program reboisasi
an-persoalan sosial, ekonomi,
dan penghijamin (GNRHL) di budaya sebagai penyebab keJawa Barat masih repdah. Da- gagalan perlu memperoleh
ri 32 juta pohon yang ditanam
perhatian lebih besar.
melalui program
GNRHL
2003, 19juta pohon (59%) tiReorientasj
dak mampu bertahan (Pikiran
Kegagalan pembangunan
Rakyat, 8/1/2007). Saat ini, kembali hutan selama ini terjaangka keberhasilan diperkiradi selain karena orientasi prokan kurang dari 50%. Secara jek, juga terlalu fokus pada manasional, fenomena kegagalan salah teknis. B~yak kasus meprogram reboisasi dan penghi- nunjukkan bahwa persoalan
jauan juga serupa, yaitu angka pembangunan hutan sering terkeberhasilan program reboisa- kait dengan aspek sosiaJ.-ekonosi sekitar 20% (Seminar Badan mi. Selama kemiskinan di desa
Planologi Dephut, 2005). Pe- belum dapat ditangani, peramnyebab kegagalan program
bahan hutan akan berlanjut.
tersebut dilapork_anle~ih dise- !lPaya pengenda}ia~ peram.:.
Kliping
Humos
ONov
16.
30
31
ODes
Hutanku
Oleh CHAY ASDAK
ANGGAL 20 Maret dicanangkan sebagai Hari
Kehutanan
Sedunia.
Hari itu diperingati karena hutan adalah sumber daya yang
menopang kehidupan manUsia.
Hutan menciptakan iklim mikro yang memungkinkan manusia menikmatl, tidak hanya kenyamanan yahg tercipta oleh. nya, tetapi juga menyediakan
jasa lingkungan dalam bentuk
keanekaan hayati dan air yang
menjadi sumber kehidupan manusia. Sayang sekali hutan tersebutsaatinisedangterancam
keberadaannya oleh manusia
'yang ironisnya kehidupannya
bergantung pada keberadaan
hutan. Oleh karena itu, pada
Hari Kehutanan ini mari kita
kontemplasi sejenak sambi! memikirkan bagaimana menyelamatkan hutan, dan dengan demikian, terjadi kelangsungan
kehidupan yang berkualitas di
tatar Sunda yang kita cintai ini.
15
29
Unpod
2009---
bahan hutan seharusnya fokus
pada penciptaan pekerjaan bagi warga desa hutan tersebut.
Sementara, hutannya sendiri
mampu tumbuh dengan sendi.rinya, sepanjang tidak diganggu
manusia ataupun temak.
Hasil penelitian
Coster
(1938) di Ciwidey, Jawa Barat
menunjukkan bahwa hanya dalam waktu kurang clari enam
bulan, fungsi hidrologis hutan
yang ditebang telah pulih kembali seperti sebelum penebangan. Hasil penelitianinijuga menunjukkan bahwa erosi meningkat hingga 140 kali sedangkan air larian meningkat hingga 4,5 kali ketika tumbuhan bawah dan serasah dihilangkan.
Ini konsisten dengan hasil penelitian
Lembaga Ekologi
(1983) di Jatiluhur dan penelitian As9.ak (2005) di Soreang.
Kesimpulan dari ketiga pen elitian ini adalah bahwa yang menentukan terganggunya rezim
hidrologi adalah tumbuhan bawah dan serasah. Keberadaan
pohon tanpa tumbuhan bawah
dan serasah bahkan meningkatkan air larian dan erosi.
Jawa Barat dengan karakter
alam rawan bencana alam, seharusnya tujuan program GNRHL diarahkan meningkatkan
pasokan air tanah dan mengurangi erosi. Apabilaini prioritasnya, penutupan vegetasi pada lahan kritis dalam bentuk
semak belukar cukup efektif.
Dengan curah hujan tinggi dan
tanah vulkanik yang.subur, untuk menumbuhkan hutan secara alami tidak terlalu sulit. Syaratnya, jangan diganggu dan biarkan alam bekerja berdasarkan kaidah-kaidahnya.
Oleh karena itu, ke depan, di--- progr _am_
.Rerluk.?n -reorientasi
GNRHL. Perlu evaluasi untuk . kepentingan menjaga hutan,
menentukan prioritas dan cara karbon yang tersimpan tersebut diberikan kepada warga
pembangunan hutan. Untuk
desa hutan. Status lahan hutan
hutan lindung dan hutan konservasi di wilayah terpeneil, re- tetap milik negara. Valas yang
habilitasi hutan dilakukan seca- diperoleh dari REDD adalah
ra alamiah. Penanaman pohon
milik warga desa hutan untuk
modal usaha. Dengan cara ini,
dapat dilakukan secara terbatas
masalah kredit bank usaha keuntuk meningkatkan keanekaan hayati. Dengan cara ini, mi- eil yang tidak mempunyai
liaran rupiah dapat dihemat,
agunan dapat terpeeahkan.
sedangkan tujuan substansial
Masyarakat desa hutan senang
GNRHL tercapai. Untuk wila- karena ada sumber pendapatan. Hutanjuga senang karena
yah dengan tekanan penduduk
terhadap hutan tinggi, pencip- tidak diganggu lagi. Semoga
taan pekeIjaan bagi warga desa hut'anku (yang hilang) dapat
tumbuh kembali. ***
hutan harns menjadi prioritas.
Keberhasilan program GNPenulis, staf pengajar FaRHL juga perlu dikaitkan dengan isu pemanasan global kultas Teknologilndustri Permelalui mekanisme Reducing .!anian da!]1J'J:.Mllpp.ad.
Emission from Deforestation
and Degradation
(RED D).
Esensi REDD adalah 'upaya
global untuk mengurangi emisi C02. Kewajiban pengurangan emisi ini diatur dengan eara keIja sarna antara negara
maju dan negara berkembang
yang mengimplementasikan
REDD. Prinsip REDD ialah
berusaha mengurangi emisi
C02 melalui pembangunan
hutan karena hutan berfungsi
sebagai penyimpan kaFbon.
Jumlah pengurangan emisi
C02 itu dihitung dan negara
berkembang dapat menjual
jumlah emisi C02 tersebut kepada negara maju. Salah satu
jenis projek REDD ialah program reboisasi di kawasan hutan yang rusak. Dengan reboisasi itu, hutan yang direhabilitasi menyerap C02 dari udara
dan menyimpannya
dalam
biomass a batang, ranting, daun, akar, dan serasah sehingga
kadar C02 dalam udara turun.
Agar penduduk merasa ber1..-_____